baik  siapa  dan  apa  yang  menyebabkan  seseorang  disebut  sebagai  tokoh masyarakat,  disebabkan  oleh  beberapa  hal.  Satu  diantaranya  adalah
kiprahnya  di  masyarakat  sehingga  yang  bersangkutan  ditokohkan  oleh masyarakat yang berada di lingkungannya
Dengan  ketokohan  itu,  maka  masyarakat  memilihnya  untuk menduduki  posisi-posisi  tertentu  dalam  masyarakat  mulai  dari  ketua  RT,
ketua  RW,  ketua  organisasi  kepemudaan,  ketua  masjid,  pemimpin organisasi  kemasyarakatan  yang  berakar  di  masyarakat  seperti  Nahdatul
Ulama, Muhammadiyah, Persis, dan lain-lain, termasuk tokoh agama tokoh adat,  tokoh  organisasi  kedaerahan,  tokoh  lingkungan,  tokoh  dari  suatu
kawasan, tokoh keturunan darah biru, tokoh pekerja, tokoh pergerakan, dan lain-lain.
2.5. Hakekat Budaya dalam Masyarakat
2.5.1   Definisi Budaya
Kata budaya diambil dari bahasa sansekerta yaitu buddhayah yang mempunyai arti bahwa segala sesuatu yang ada hubungannya dengan akal
dan  budi  manusia.  Secara  harfiah,  budaya  ialah  cara  hidup  yang  dimiliki sekelompok  masyarakat  yang  diwariskan  secara  turun  temurun  kepada
generasi  berikutnya.  Adapun  perbedaan  antara  agama,  suku,  politik, pakaian,  lagu,  bahasa,  bangunan,  maupun  karya  seni  itu  akan  membuat
terbentuknya suatu budaya. Effat  al-Syarqawi  mendefinisikan  budaya  berdasarkan  dari  sudut
pandang  Agama  Islam,  Ia  menjelaskan  bahwa  budaya  adalah  khazanah
sejarah  sekelompok  masyarakat  yang  tercermin  didalam  kesaksian  dan berbagai nilai yang menggariskan bahwa suatu kehidupan harus mempunyai
makna dan tujuan rohaniah sumber: seputarpengetahuan.com. Adapun  budaya  lokal  juga  sering  disebut  budaya  daerah
merupakan  istilah  yang    biasanya    digunakan  untuk    membedakan  suatu budaya  dari  budaya nasional Indonesia dan budaya global. Budaya lokal
adalah budaya yang dimiliki oleh masyarakat yang menempati lokalitas atau daerah  tertentu  yang  berbeda  dari  budaya  yang  dimiliki  oleh  masyarakat
yang berada di tempat yang  lain Setiyawan, 2012. Permendagri  Nomor  39  Tahun  2007  pasal  1  mendefinisikan
budaya  daerah  sebagai  “suatu  sistem  nilai  yang  dianut  oleh komunitaskelompok  masyarakat  tertentu  di  daerah,  yang  diyakini  akan
dapat  memenuhi  harapan-harapan  warga  masyarakatnya  dan  di  dalamnya terdapat  nilai-nilai,  sikap  tata  cara  masyarakat  yang  diyakini  dapat
memenuhi kehidupan warga masyarakatnya”. Di Indonesia istilah budaya lokal juga sering disepadankan dengan
budaya  etniksubetnik.  Setiap  bangsa,  etnik,  dan  sub  etnik  memiliki kebudayaan yang mencakup tujuh unsur, yaitu: bahasa, sistem pengetahuan,
organisasi  sosial,  sistem  peralatan  hidup  dan  teknologi,  sistem  mata pencaharian, sistem religi, dan kesenian. Namun demikian, sifat-sifat khas
kebudayaan  hanya  dapat  dimanifestasikan  dalam  unsur-unsur  terbatas, terutama melalui bahasa, kesenian, dan upacara. Unsur-unsur yang lain sulit
untuk  menonjolkan  sifat-sifat  khas  kebudayaan  suatu  bangsa  atau  suku bangsa.
Sementara  dalam  kasus  ini,  peneliti  mencoba  mengamati  adanya legitimasi budaya pada pengembangan kurikulum penididikan agama Islam,
dalam hal ini adalah budaya keagamaan masyarakat setempat.
2.5.2   Klasifikasi Simbolik Budaya Keagamaan Masyarakat Nyatnyono