Kondisi Umum Desa Tegalwaru

Dalam bidang pendidikan, boleh dikatakan bahwa tingkat pendidikan di Desa Tegalwaru masih terbilang rendah karena mayoritas penduduknya adalah lulusan Pendidikan Sekolah Dasar yaitu sebanyak 1.235 orang, diikuti oleh SMPSLTP berjumlah 219 orang. Adapun selain pendidikan formal, Desa Tegalwaru juga memerhatikan pendidikan penduduknya lewat pendidikan khusus yang meliputi pondok pesantren, madrasah, sekolah luar biasa, dan kursus keterampilan. Berikut adalah data mengenai jumlah penduduk Desa Tegalwaru dalam bidang pendidikan : Tabel 4.3 Jumlah Penduduk Desa Tegalwaru berdasarkan pendidikan No. Jenis Pendidikan Pendidikan Jumlah 1 Lulusan Pendidikan Umum Taman Kanak-kanak 55 orang 2 Sekolah Dasar 1.235 orang 3 SMPSLTP 219 orang 4 SMASLTA 93 orang 5 Akademi D1-D3 27 orang 6 Sarjana S1-S3 51 orang 7 Lulusan Pendidikan Khusus Pondok Pesantren 45 orang 8 Madrasah 35 orang 9 Pendidikan Keagamaan 10 orang 10 Sekolah Luar Biasa - Orang 11 Kursus Keterampilan 50 orang Sumber : Profil Desa Tegalwaru Tahun 2012 Dari tabel di atas tergambar bahwa pendidikan yang didapatkan oleh warga Desa Tegalwaru sangat mempengaruhi jenis pekerjaan sehari-hari di Desa Tegalwaru, dimana mayoritas penduduk desa bekerja sebagai petani dan pengrajin tas. Penduduk Desa Tegalwaru juga banyak yang mengikuti kursus keterampilan, sehingga dengan bekal tersebut banyak warga yang berinisiatif membuka usaha sendiri. Efeknya juga adalah warga lainnya juga ikut termotivasi untuk membuka usaha. d. Sarana dan prasarana di Desa Tegalwaru Ada berbagai macam sarana prasarana yang terdapat di Desa Tegalwaru, sarana prasarana ini berguna untuk mendukung kegiatan-kegiatan masyarakat Desa Tegalwaru maupun tamu pendatang. Prasarana ini meliputi lapangan sepakbola sebanyak 3 buah, lapangan volly 3 buah, lapangan bulu tangkis 6 buah, lapangan tenis meja 4 buah, dan kolam renang sebanyak 1 buah. Sarana prasarana di bidang kesehatan, pendidikan, dan keagamaan di Desa Tegalwaru dapat dikatakan sudah terpenuhi bagi kebutuhan warganya. Sedangkan untuk bidang kesenian kebudayaan maupun sosial belum terpenuhi kebutuhannya. Mengenai sarana prasarana Desa Tegalwaru di bidang kesehatan, terdapat Poliklinik atau balai pelayanan masyarakat sebanyak 2 buah dan puskesmas pembantu sebanyak 1 buah. Lokasi balai pelayanan masyarakat salah satunya berada dalam wilayah Kantor Kepala Desa sehingga memudahkan akses warga ke lokasi itu. Sementara untuk kegiatan keagamaan di Desa Tegalwaru terbilang aktif. Hal ini dilihat dari kegaitan-kegiatan keagamaan masyakarakat seperti majlis taklim yang berjumlah 39 kelompok dengan anggota sebanyak 780 orang. Jumlah masjid sendiri yang ada di Desa Tegalwaru berjumlah 15 buah dan musholla nya sebanyak 20 buah. Masjid dan mushollah ini juga sering dijadikan tempat kegiatan belajar agama dan pengajian.

2. Potensi UMKM di Desa Tegalwaru

Desa Tegalwaru terkenal sebagai lumbung berbagai produksi pertanian serta wirausaha. Desa ini memiliki jumlah penduduk 12.409 jiwa dan sebagian besar berprofesi sebagai petani dan wirausaha pengrajin. Lingkungan yang asri di daratan Gunung Salak Endah memberikan keuntungan bagi para petani dalam menggarap lahan pertaniannya. Berbagai jenis UMKM dapat ditemukan di Desa Tegalwaru, hal ini menjadi kebanggaan tersendiri bagi warganya dan menjadi daya tarik bagi masyarakat luar untuk berkunjung ke Kampung Wisata Bisnis Tegalwaru untuk melihat dan mempelajari usaha yang berbasis homeindustry sehingga juga mendapatkan motivasi berwirausaha. Melalui pendirian Yayasan Kuntum Indonesia, Ibu Tatiek mengajak para pelaku usaha yang ada di Desa Tegalwaru untuk bergabung dan memajukan potensi UMKM sebagai Kampung Wisata Bisnis Tegalwaru. Tujuan mendirikan KWBT ini sendiri juga untuk mengatasi kendala pemasaran yang dihadapi banyak pelaku usaha di Desa Tegalwaru. Selain dengan banyaknya UMKM yang terdapat disini, Kampung Wisata Bisnis Tegalwaru juga menawarkan potensi lain di wilayahnya meliputi; udara yang sejuk, panorama alam yang indah, tempat berkumpul dan bermain keluarga, tempat ibadah, kebun sayur, kebun buah, peternakan kelinci, budidaya jamur tiram, budidaya tanaman obat dan lidah buaya dan sebagainya.

3. Profil UMKM di KWBT

Jumlah Pelaku UMKM di Kampung Wisata Bisnis Tegalwaru ini sangat beragam dan banyak jumlahnya. Berdasarkan hasil wawancara dengan Ibu Tatiek, dari berbagai macam jenis usaha yang ada di KWBT ini, mayoritas pelaku UMKM disini adalah pada bidang industri kreatif karena banyaknya sumber daya manusia yang berpengalaman juga kreatif dan potensi desa yang begitu besar, sehingga dengan hal itu diolahlah menjadi suatu produk bisnis. Pelaku UMKM disini mayoritasnya adalah laki-laki dikarenakan kaum laki-laki di Desa Tegalwaru lebih tertarik untuk membuka bisnis rumahan didampingi oleh istrinya dibandingkan harus bekerja dengan orang lain. Walaupun berdasarkan data kependudukan Tegalwaru 2012, lulusan SD menjadi yang paling tinggi, namun tidak terjadi pada pelaku UMKM di Tegalwaru, sebab disini kebanyakan dari mereka adalah lulusan SLTA karena kesadaran pendidikannya juga semakin meningkat. Pada awal pendirian Kampung Wisata Bisnis Tegalwaru ini memang sebelumnya sudah ada beberapa UMKM yang eksis disini, namun setelah pendiriannya banyak UMKM-UMKM baru yang lahir dan bertumbuh. Adapun dari segi pendapatan perbulan, UMKM disini sangat beragam dari mulai ratusan ribu sampai puluhan juta. Secara geografis, Desa Tegalwaru terdiri dari 6 RW dan 38 RT, dan masing- masing RW memiliki spesifikasi usaha mayarakat. Berdasarkan hasil survei penelitian, di RW 01 beberapa warga memilih alternatif pencaharian keluarganya sebagai pengrajin anyaman bambu dan bilik. RW 02 terdapat pengrajin pandai besi dan pesanan golok ukir. RW 03 karena wilayahnya yang masih luas oleh lahan pertanian, menjadikan warga RW 03 ini menggarap lahan mereka dengan tanaman obat, buah, dan tanaman hias. Usaha selanjutnya di RW 04 berbagai industri pembuatan selai kelapa dan pembiakan ikan patin. Dari limbah industri selai kelapa, berpotensi melahirkan aneka usaha seperti briket arang, nata de coco, dan hiasanaksesoris. Di RW 05 pun terdapat industei rumahan berupa pengolahan kecap, cuka, saus, dan minuman orson. Walaupun menggunakan media produksi yang sangat sederhana telah memberikan income keluarga yang cukup menjanjikan. Kemudian terakhir di RW 06 masyarakat dominan sebagai pedagang dan tukang bangunan tapi di beberapa area terdapat budidaya tanaman DAS yang telah cukup banyak diakui banyak pihak. Berikut adalah beberapa profil UMKM yang dipilih berdasarkan purposive sampling oleh penulis, yang juga direkomendasikan oleh Ketua Yayasan Kuntum Indonesia : a. Kerajinan Tas Pak Ibad Kerajinan tas merupakan mayoritas usaha yang ada di Desa Tegalwaru. Salah satu pelaku UMKM ini yang sudah banyak dikenal oleh masyarakat adalah Pak Ibad. Dia banyak mempekerjakan warga desa untuk ikut membuat tas sehingga ia juga dikenal bos besar para pekerja tas. Sejarah usaha ini berdiri adalah awalnya ia bekerja sebagai karyawan pada salah satu pabrik tas di Jakarta, ia menekuninya selama 17 tahun disana. Hingga suatu hari terjadi kerusuhan Mei 1998 dan ini titik awal ia hengkang dari Jakarta dan bertekad untuk membuka usaha membuat tas di desanya sendiri. Pengalaman Pak Ibad di Jakarta menjadi modal awal untuk membuka usaha, ia bekerjasama dengan anak perusahaan dari salah satu perusahaan besar. Semua