Pembiayaan Syariah TINJAUAN TEORITIS
3. Klasifikasi Pembiayaan
Pembiayaan pada dasarnya dapat diklasifikasikan menurut beberapa aspek, di antaranya:
a. Menurut sifat penggunaannya, pembiayaan dapat dibagi menjadi dua hal sebagai
berikut :
15
1 Pembiayaan produktif, yaitu pembiayaan yang ditunjukan untuk
memenuhi produksi dalam arti luas, yaitu untuk peningkatan usaha, baik usaha produksi, perdagangan, maupun investasi.
2 Pembiayaan konsumtif, yaitu pembiayaan yang digunakan untuk
memenuhi kebutuhan konsumsi, yang akan habis digunakan untuk memenuhi kebutuhan.
b. Menurut keperluannya, pembiayaan produktif dapat dibagi menjadi dua hal
berikut :
16
1 Pembiayaan modal kerja, yaitu pembiayaan untuk memenuhi kebutuhan:
a peningkatan produksi, baik secara kuantitatif, yaitu jumlah hasil produksi, maupun secara kualitatif, yaitu peningkatan kualitas atau mutu
hasil produksi, dan b untuk keperluan perdagangan atau peningkatan utility of place dari suatu barang.
2 Pembiayaan investasi, yaitu untuk memenuhi kebutuhan barang-barang
modal capital goods serta fasilitas-fasilitas yang erat kaitannya dengan
15
Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syariah dari Teori ke Praktik, Jakarta : Gema Insani Press, 2006, h.160.
16
Ibid. h.160-161
itu. Secara umum, jenis-jenis pembiayaan dapat digambarkan sebagai berikut :
17
Gambar 2.1 Jenis Pembiayaan
c. Pembiayaan menurut jangka waktunya dibedakan menjadi :
18
1 Pembiayaan jangka waktu pendek 1 bulan - 1 tahun 2 Pembiayaan jangka waktu menengah 1-5 tahun
3 Pembiayaan jangka waktu panjang kurang lebih 5 tahun Di dalam perbankan syariah, pembiayaan adalah salah satu jenis kegiatan
usaha bank syariah. Yang dimaksud dengan pembiayaan adalah penyediaan dana atau tagihan yang dipersamakan dengan itu berupa :
19
a. Transaksi bagi hasil dalam bentuk mudharabah dan musyarokah;
b. Transaksi sewa-menyewa dalam bentuk ijarah atau sewa beli dalam bentuk
ijarah muntahiya bittamlik; c.
Transaksi jual beli dalam bentuk piutang qard; dan
17
Ibid. h.161
18
Muhammad, Manajemen Pembiayaan Bank Syariah, Yogyakarta : UUP AMP YKPN, 2005, h.22.
19
A. Wangsawidjaja Z., Pembiayaan Bank Syariah, Jakarta, Kompas Gramedia, 2012, h.78
PEMBIAYAAN
Produktif
Investasi Konsumtif
Modal Kerja
d. Transaksi sewa-menyewa jasa dalam bentuk ijarah untuk transaksi
multijasa. Dengan demikian, nasabah bisa memilih jenis pembiayaan yang paling
tepat atau cocok dari klasifikasi pembiayaan yang telah disebutkan di atas. Mereka bisa memilih pembiayaan dari segi sifat penggunaan, keperluan, maupun
jangka waktu. 4.
Sumber-Sumber Pembiayaan pada UMKM Sumber-sumber pembiayaan pada usaha mikro, kecil, dan menengah bisa
didapatkan dari lembaga keuangan perbankan dan non bank. Adapun rinciannya sebagai berikut :
a. Lembaga Bank
Lembaga keuangan bank yaitu lembaga keuangan yang berbentuk bank. Sedangkan definisi bank itu sendiri telah dijelaskan dalam Undang-
undang Nomor 10 Tahun 1998, pasal 1 ayat 2 yaitu sebagai berikut: “Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam
bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup
rakyat banyak”.
20
Dalam mengembankan usahanya, ada dua jenis bank pilihan bagi para calon debitur untuk mengajukan pembiayaan, yaitu :
20
Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, Edisi ke-6 Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2005, h.396
1 Bank konvensional. Undang-Undang Nomor 21 tahun 2008 tentang
Perbankan Syariah mendefinisikan bank konvensional sebagai bank yang menjalankan kegiatan usahanya secara konvensional dan berdasarkan
jenisnya terdiri dari Bank Umum Konvensional dan Bank Perkreditan Rakyat.
21
2 Bank Syariah. Undang-Undang Nomor 21 tahun 2008 tentang Perbankan
Syariah yang mendefinisikan bank syariah sebagai Bank yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah dan menurut jenisnya terdiri
atas Bank Umum Syariah dan Bank Perkreditan Rakyat Syariah”.
22
Baik bank konvensional maupun bank syariah telah berusaha untuk memberikan fasilitas pembiayaan kepada para calon peminjam dana. Namun,
banyak dari pelaku UMKM yang enggan mengajukan pembiayaan ke bank karena merasa terhambat oleh persyaratan administratif yang diberikan oleh
bank. Persyaratan-persyaratan tersebut yang cenderung tidak dapat dipenuhi oleh pelaku UMKM, seperti adanya agunan untuk pembiayaan. Berbelitnya birokrasi
juga menjadi alasan pengusaha kecil untuk tidak mengajukan pembiayaannya. b.
Lembaga Non Bank Lembaga Keuangan Bukan Bank merupakan Badan usaha bukan bank
ataupun bukan perusahaan asuransi, yang kegiatan usahanya langsung ataupun tidak langsung menghimpun dana dari masyarakat dengan jalan mengeluarkan
21
Ahmad Ifham S., Buku Pintar Ekonomi Syariah, Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama, 2010, h.147
22
Ibid., h.150
surat berharga dan menyalurkannya untuk pembiayaan investasi perusahaan, baik berupa pinjaman maupun berupa penyertaan modal.
23
1 Koperasi Simpan Pinjam
Koperasi merupakan badan usaha yang anggotanya terdiri atas orang- orang yang mempunyai tujuan yang sama. Koperasi simpan pinjam merupakan
lembaga sejenis koperasi yang didirikan kooperatif oleh kelompok tertentu, misalnya kelompok petani, kelompok supir taksi, yang kegiatannya menghimpun
dan menyalurkan dana kepada anggotanya; tujuan lembaga ini bukan semata- mata mencari keuntungan, tetapi terutama ditujukan untuk kesejahteraan
anggotanya.
24
2 Baitul Mal wat Tamwil BMT
Baitul Mal wat Tamwil adalah lembaga keuangan mikro yang dioperasikan dengan prinsip bagi hasil, menumbuhkembangkan bisnis usaha
mikro dalam rangka mengangkat derajat dan martabat serta membela kepentingan kaum fakir miskin, ditumbuhkan atas prakarsa dan modal awal dari
tokoh-tokoh masyarakat setempat dengan berlandaskan pada sistem ekonomi yang salaam: keselamatan berintikan keadilan, kedamaian, dan kesejahteraan.
25
Sejak awal berdirinya, BMT-BMT dirancang sebagai lembaga ekonomi. Dapat dikatakan bahwa BMT merupakan suatu lembaga ekonomi
rakyat, yang secara konsepsi dan secara nyata memang lebih fokus kepada
23
Ibid, h.472
24
Ibid., h.423
25
Ibid ., h.174
masyarakat bawah yang miskin dan nyaris miskin poor and near poor. BMT-BMT berupaya membantu pengembangan usaha mikro dan usaha kecil,
terutama bantuan permodalan. Untuk melancarkan usaha mambantu permodalan tersebut, yang biasa dikenal dengan istilah pembiayaan
financing dalam khazanah keuangan modern, maka BMT juga berupaya menghimpun dana, terutama sekali berasal dari masyarakat lokal di
sekitarnya.
26
Sesuai dengan pengertian istilahnya, BMT melaksanakan dua jenis kegiatan, yaitu Bait al-Mal dan Bait at-Tamwil. Sebagai Bait al-Mal, BMT
menerima titipan zakat, infak, sedekah serta menyalurkan tasaruf sesuai dengan peraturan dan amanahnya. Sedangkan sebagai Bait at-Tamwil, BMT
bergiat mengembangkan usaha-usaha produktif dan investasi dalam meningkatkan kualitas kegiatan pengusaha kecil dengan mendorong kegiatan
menabung dan menunjang pembiayaan ekonomi.
27
3 Bank KelilingRentenir
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, rentenir berarti orang yang mencari nafkah dengan membungakan uang; tukang riba; pelepas uang; lintah
darat.
28
Dalamtransaksi simpan-pinjam dana, secara konvensional, si pemberi pinjaman mengambil tambahan dalam bentuk bunga tanpa adanya suatu
26
Euis Amalia, Keadilan Distributif dalam Ekonomi Islam Penguatan Peran LKM dan UKM di Indonesia, Jakarta : Rajawali Press, 2009, h.83
27
Ibid., h.85
28
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 2007, cet. Ke-3, h.949
penyeimbang yang diterima si peminjam kecuali kesempatan dan faktor waktu yang berjalan selama proses peminjaman tersebut. Yang tidak adil disini adalah
si peminjam diwajibkan untuk selalu, tidak boleh tidak, harus, mutlak, dan pasti untung dalam setiap penggunaan kesempatam tersebut.
29
Riba adalah hukumnya haram. Di dalam al-quran ada ayat yang menjelaskan tentang keharaman riba,
yakni bisa kita temui dalam surat Arruum, Annisaa, Ali Imran, dan Albaqarah. Dengan demikian, rentenirlintah darat dapat diartikan sebagai orang atau
badan yang usahanya memberikan pinjaman dana kepada orang atau badan lain dengan mengenakan bunga yang sangat tinggi. Pemberian pinjaman ini biasanya
dilakukan dengan cara memanfaatkan kelemahan atau kesulitan hidup dari peminjamnya; seorang lintah darat tidak jarang mengancam bahkan tak segan-
segan mengambil barang-barang milik peminjam apabila terjadi keterlambatan pembayaran.
30
4 Pegadaian
Secara umum pengertian usaha gadai adalah kegiatan menjaminkan barang-barang berharga kepada pihak tertentu, guna memperoleh sejumlah uang
dan barang yang dijaminkan akan ditebus kembali sesuai dengan perjanjian antara nasabah dengan lembaga gadai.
31
Pegadaian adalah lembaga keuangan nonbank yang termasuk dalam klasifikasi perantara investasi investment
29
Muhammad Syafi’i Antonio, BankSyariah dari Teori ke Praktik, Jakarta : Gema
Insani Press, 2006, h.38
30
Ahmad Ifham S., Buku Pintar Ekonomi Syariah, Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama, 2010, h.477
31
Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, Edisi ke-6 Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2005, h.246
intermediary. Pegadaian banyak dimanfaatkan oleh masyarakat dan pengusaha golongan kecil dan menengah sebagai alternatif sumber pendanaan selain bank.
32