Profil UMKM di KWBT

pasokan bahan didapat darinya. Usahanya yaitu mengolah bahan dan membentuk pola hingga jadi. Sehingga awal bisnisnya hanya bermodal kejujuran dari mitra tersebut, bahkan perusahaan itu memberikan pinjaman untuk permodalan seperti pendirian pabrik, alat-alat kerja, dsb. tanpa meminta bunga sepeser pun. Dari situ, tingkat produksi pun juga makin meningkat. Hal ini sama-sama menguntungkan bagi kedua belah pihak. Akhirnya setelah 10 tahun berjalan, pihak perusahaan memberhentikan kontrak karena kondisi pasar yang sudah tidak stabil, barang-barang asal Cina masuk pasaran dengan harga yang jauh lebih murah. Pak Ibad tak mau menyerah, dengan memanfaatkan hasil-hasil yang diperolehnya saat kerjasama, ia mulai menyusun strategi untuk pengembangan bisnisnya. Ia mulai berdikari dan mengajak tetangganya membuat pola, dimulai dari pengguntingannya hingga penjahitan. Apabila ada warga yang belum bisa menjahit, maka hanya dipersilahkan hanya sampai pola. Ada banyak pilihan kerjasama yang ditawarkan Pak Ibad. Hingga saat ini usaha tas oleh Pak Ibad semakin digemari Desa Tegalwaru sebagai usaha rumahan karena tidak perlu ke Jakarta dan bisa mengerjakannya di rumah sambil berkumpul dengan keluarga. Sekarang usahanya ini lebih banyak dipimpin oleh anaknya, yaitu Fadli. Pemilihan kerja yang dilakukan warga Desa Tegalwaru sesuai permintaan warga sendiri dan kemauan menjadi pengrajin tas. Pak Ibad dan Fadli membantu memfasilitasinya. Hasil produksi tas Tegalwaru ini banyak dipasarkan di Jakarta maupun luar Jawa, bahkan pernah juga sampai ke luar negeri. Para pengunjung Desa Tegalwaru juga bisa memesan desain sesuai kebutuhan. b. Pembibitan Ikan Pak Bidin Pak Bidin merupakan salah satu pelaku usaha yang juga sudah cukup lama menjalankan usahanya, ia memulai usaha pembibitan ikan patin sekitar tahun 2000, awalnya ia beternak ikan mas dan lele, namun karena potensi patin lebih tinggi dan menguntungkan, akhirnya dia fokus kepada pembibitan patin. Pada awalnya, Pak Bidin hanya mempunyai 10 akuarium untuk pembibitan ini. Karyawannya hanya satu. Lalu, ketika melihat peluang yang lebih besar pada saat panennya, kemudian ia menambahkan lagi akuariumnya sampai dengan berjumlah 50 buah dengan anak buah 2 orang. Sekarang kurang lebih ia mempunyai 100 akuarium dengan 4 orang karyawan. Namun, karyawan-karyawannya ini tidak setiap waktu ia pakai, ia memakainya ketika sedang panen dan untuk memberi makan bibit ikan. Masa-masa sulit dari pembibitan patin ini adalah pada bulan 7-10 sebab telornya ini sangat jarang, dan pada masa bulan ini ia tidak memakai karyawan, ia dan istrinya yang langsung mengurusinya. Sedangkan pada bulan selain itu, telur- telur banyak dihasilkan, sehingga ketika panen pun juga sangat banyak sekali. Adapun mengenai pemasarannya, sekarang sudah sangat luas, permintaan terus meningkat namun produksi ikannya kurang. Pak Bidin mempunyai pelanggan tetap yang berasal dari Jawa, Lampung, Palembang, bahkan sampai ke Kalimantan. Dalam menjalankan usahanya, hampir seluruh modalnya diperoleh sendiri dari kantong pribadi Pak Bidin dan hanya 2 kali melakukan peminjaman dari bank, yaitu sebesar 15 juta yang ia gunakan juga untuk membantu karyawannya, dan ia juga menjadi kafalah atas temannya yang meminjam uang 100 juta atas nama Pak Bidin. c. Wayang Golek Pak Aris Pak Aris merupakan satu-satunya pelaku UMKM di Tegalwaru yang mempunyai usaha di bidang pembuatan dan jasa servis Wayang Golek. Ia memulai usahanya sejak berumur 12 tahun. Pada awalnya ia sangat hobbi menonton wayang Golek, kemudian ia iseng-iseng membuat wayang Golek, banyak juga temannya yang meminta dibuatkan. Ia mempelajarinya secara otodidak. Kemudian lama-kelamaan banyak orang yang memesannya untuk dbuatkan. Dari sinilah ia mulai mendalami pembuatan Golek ini, dari hobbi bisa menghasilkan uang, dari situ ia tambah semangat membuat Golek. Dalam membuat wayang ini, mula-mulanya Pak Aris sendiri yang membuat. Kemudian ketika usahanya ini mulai berkembang, ia mengajarkan istri dan anaknya untuk membuat wayang Golek ini dan akhirnya merekalah yang membantu Pak Aris menyelesaikan pesanannya, selain itu, ia juga dibantu oleh beberapa karyawannya yang dipanggil ketika pesanan sedang banyak. Walaupun dari segi pengalamannya usaha Pak Aris ini sudah sangat lama, namun usaha ini bisa dikatakan masih belum cukup kuat untuk berdiri sendiri karena hanya masih mengandalkan pesanan dan orang yang menyukai wayang Golek pun terbilang sedikit dan hanya orang-orang tertentu saja. Syukurnya orderan itu terus berdatangan ketika ia sudah bergabung dengan YKI dan KWBT mulai dikenal. Jadi sekarang dengan ia tinggal di rumah saja sudah menerima pesanan, beda halnya dengan dahulu sebelum bergabung, ia menjual wayang Golek buatannya harus ke Jakarta, dan itu juga harganya lebih murah dibandingkan orang yang memesan langsung. Dia pernah mempunyai jaringan orang luar negeri, yang menjadi supplier besarnya, namun karena peristiwa bom bali waktu itu, akhirnya orang tersebut bangkrut dan efeknya juga dirasakan oleh Pak Aris. Begitu juga ketika ia mempunyai supplier asal Jogja yang membantu memasarkannya, pada waktu itu barangnya dibawa ke JW Marriot dan naasnya itu bertepatan dengan peristiwa bom JW Marriot juga, akhirnya ia pun juga hanya memasrahkan saja barangnya yang ikut hancur. Dalam memproduksi wayangnya, Pak Aris punya ketentuan kepada pelanggannya untuk membayar DP terlebih dahulu, itu akan dibelikannya bahan- bahan baku wayang, kemudian jika masih kurang maka Pak Aris akan ke Yayasan dan meminjam uang dari situ sesuai kebutuhan yang diperlukan.

B. Profil Yayasan Kuntum Indonesia

1. Informasi Yayasan Nama : Yayasan Kuntum Indonesia. Alamat Sekretariat : Kampung Pulekan No 31 Desa Tegalwaru kecamatan Ciampea Kabupaten Bogor – Jawa Barat Kantor Pemasaran : Jl. H. Mad Nur No. 43 Desa Jampang Kecamatan Kemang, Kabupaten Bogor – Jawa Barat Telphone : 0251 8621751 Handphone : 081382433432 Tanggal Berdiri : 18 Juni 2008 Situs Web : www.facebook. Kampoeng Wisatabisnis Tegalwaru www.kampoengwisatabisnistegalwaru.blogspot.com www.tegalwarukreatif.com Anggota UMKM : - Peternakan Kelinci - Budi Daya Ikan Lele - Peternakan kambing - Home Industri Tas - Sari Sehat dan tanaman Herbal - Home Industri Aksesoris - Budi Daya Jamur - Home Industri Kerupuk - Budi Daya Ikan Mas - Home Industri Nata de Coco, Selai Kelapa, Arang - Budi Daya Ikan Patin - Home Industri Wayang Golek - Home Industri Pandai Besi 2. Sejarah Yayasan Kuntum Indonesia Yayasan Kuntum Indonesia adalah sebuah lembaga yang dibuat dan digunakan sebagai dasar dalam proses pelaksanaan Kampung Wisata Bisnis Tegalwaru. Berdirinya yayasan ini dimotori oleh dua orang, salah satunya adalah seorang wanita penduduk asli yang tinggal di Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru yang bernama Tatiek Kancaniati. Beliaulah yang sampai saat ini berkonsentrasi penuh dalam memajukan wisata kampung ini. Ide awal pada tahun 2008 didirikan bisnis ini adalah dimulai dari keinginan membantu masyarakat di sekitar tempat tinggalnya mendapatkan penghasilan tambahan, ada harapan lain yang ingin dicapai, paling tidak daerahnya dapat menjadi alternatif destinasi ecotourism yang dapat dikenal sampai mancanegara. Obrolan dan nasehat dari beberapa teman dekatnya ditambah dengan dukungan dari Rumah Kreatifitas Ekonomi – Mekar Mitra Mandiri sebagai LSM yang fokus pada pemberdayaan ekonomi masyarakat, akhirnya tercetus ide untuk mewujudkan salah satu perkampungan yang ada di Desa Tegalwaru Kecamatan Ciampea Kabupaten Bogor ini, menjadi Kampung Wisata Bisnis sekaligus sebagai proyek percontohan yang mungkin akan dikembangkan juga untuk daerah lainnya di Kabupaten Bogor atau Kabupaten di daerah lainnya. Yayasan Kuntum Indonesia merupakan yayasan yang berada di pedesaan, awal berdirinya Yayasan ini pada tanggal 18 Juni 2008 sejak itu dituntut untuk bisa berkiprah lebih banyak dalam melayani masyarakat terutama dalam membantu meningkatkan kapasitas pemberdayaan ekonomi masyarakat melalui programnya yaitu ”Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru” KWBT. Potensi masyarakat yang ada di sekitar Tegalwaru sebagian besar adalah pengrajin UMKM yang memiliki omset dan produksi yang sangat variatif dan baik merupakan nilai jual KWBT untuk mengembangkan kualitas dan pemasaran UMKM dan pencitraan Desa Tegalwaru sebagai Desa Mandiri. Dilatarbelakangi oleh potret kemiskinan masyarakat yaitu pengetahuan mereka yang rendah, pembinaan yang kurang merata, produktivitas rendah, akses informasi dan kualitas SDM serta daya saing yang rendah. Hal itu menjadi sebuah ironi bagi negara yang sudah merdeka dan melihat kenyataan di luar sana masih banyak pula orang-orang yang membutuhkan lahan pekerjaan, sesunguhnya banyak potensi yang dimiliki oleh seseorang nemun terkadang belum tergali, baik dari kaum muda atau tua karena tak diketahui atau keterbatasan sehingga mengendap dalam diri. Anak-anak dan remaja adalah rentang usia yang sangat menentukan di kehidupan masa depan, terkadang proses pencarian jati diri itulah yang menjerumuskan seseorang ke dalam pergaulan yang tidak menguntungkan. Berawal dari hal tersebut didirikannya Yayasan Kuntum Indonesia untuk memberikan ruang kepada anak-anak dan remaja bahkan para orang dewasa untuk mengekspresikan diri terutama untuk perkembangan jiwa entrepreneur, dan turut serta berperan aktif dalam rangkaian kegiatan yang mengusung kepedulian terhadap pendidikan dan perekonomian anak bangsa dengan mengadakan program pembelajaran wirausaha di Kampung Wisata Bisnis Tegalwaru dan pemahaman tentang sebuah produk yang berbasis home industry. 3. Visi dan Misi Yayasan Kuntum Indonesia a. Visi 1. Mengembankan Potensi Sumber Daya Masyarakat dan Alam 2. Meningkatkan Kemandirian Masyarakat Berbasis Modal Sosial yang Ada b. Misi 1. Meningkatkan Pengetahuan Masyarakat Melalui Pendampingan kewirausahaan dan Leadership 2. Memberikan Pembiayaan Usaha dan Menghilangkan Ketergantungan Terhadap Ekonomi Ribawi 3. Memberikan Pelayanan Sosial Masyarakat 4. Tujuan Yayasan Kuntum Indonesia a. Mengembangkan Potensi Sumber Daya Masyarakat dan Alam b. Meningkatkan Kemandirian Masyarakat Berbasis Modal Sosial yang Ada c. Meningkatkan Pengetahuan Masyarakat Melalui Pendampingan Kewirausahaan dan Leadership d. Memberikan Pembiayaan Usaha dan Menghilangkan Ketergantungan Terhadap Ekonomi Ribawi e. Memberikan Pelayanan Sosial Masyarakat