AKUNTABILITAS Analisa Penerapan GCG di Yayasan Kuntum Indonesia
membutuhkan, dan memberikan pelatihan kepada para UMKM. Namun masih kurang dalam hal ketaatan pada perundang-undangan.
Pengurus yayasan membuat ADART yang dijadikan pedoman peraturan yang wajib ditaati oleh seluruh pihak yang terlibat di dalam yayasan. UMKM pun yang
menjadi mitra yayasan harus juga mematuhi peraturan yang berlaku pada yayasan. Yayasan memberikan bentuk kepedulian yang amat besar kepada masyarakat
Desa Tegalwaru, beberapa bentuk kegiatan sosial yang diberikan yaitu adanya pembagian sembako pada bulan ramadhan, kemudian ada santunan dan bantuan
kepada anak yatim, kemudian ada juga program penyuluhan gizi kepada masyarakat. Yayasan juga memastikan bahwa kegiatan yang dilakukan oleh UMKM di KWBT
sendiri itu ramah lingkungan, salah satu bentuknya adalah ketika ada pabrik nata de coco, memang polusi udara yang ditimbulkan membuat indra penciuman kurang
nyaman. Atas itu, dibuatkanlah septiktank kering agar polusinya tidak kemana-mana. Kemudian juga, ada pabrik yang waktu itu melakukan pencemaran udara dan
mendapat komplain dari masyarakat, akhirnya pabrik itu pun ditutup. Sekarang pelaku UMKM pun sudah cerdas, tidak perlu diberitahu lagi, mereka tahu apa yang
perlu dilakukan agar masyarakat tidak merasa dirugikan. Kemudian bentuk tanggung jawab dari yayasan juga untuk melakukan
pengembangan UMKM di Kampung Wisata Bisnis Tegalwaru ini dengan memberikan pelatihan-pelatihan kepada para UMKM di KWBT ini. Dari mulai
pelatihan pembiayaan, administrasi, sampai kepada perpajakan. Hal ini dilakukan demi berkembangnya UMKM-UMKM di KWBT.
Bentuk tanggung jawab lainnya yaitu yayasan bersedia memberikan pinjaman pembiayaan kepada para pelaku UMKM di KWBT yang kehabisan modal atau pun
tidak ada modal sama sekali tetapi mempunyai niat berwirausaha. Tentunya, pinjamannya juga dalam jumlah yang terbatas karena disesuaikan juga dengan
keadaan kas yayasan. Walaupun hal itu bersifat pinjaman, tetapi banyak juga dana yang tidak kembali lagi ke yayasan dari warga yang meminjamnya.
Sikap dan tanggung jawab kepada masyarakat sudah sangat baik dilaksanakan. Peraturan yayasan pun juga ada dalam bentuk ADART maupun peraturan lainnya
yang menjadi pedoman pelaksanaan kegiatan. Namun, dari segi ketaatan pada undang-undang yang berlaku, yayasan belum bisa mengantongi izin sampai kepada
kemenhukam, Yayasan Kuntum Indonesia ini baru mendapatkan izin dari akta notaris, hal ini disebabkan karena waktu perizinan pendirian di 2007 menjelang di
2008 itu belum diberlakukan sampai kepada kemenhukam. Lalu, untuk saat ini belum dilaksanakan juga karena ada beberapa kendala, salah satunya adalah dana.
4. Aspek Independensi
Independensi memiliki arti yayasan harus dikelola secara independen sehingga masing-masing organ dalam yayasan tidak saling mendominasi dan tidak
dapat diintervensi oleh pihak lain. Indikator yang digunakan dalam aspek ini yaitu pengaruh internal fungsi dan tugas dan juga pengaruh dari eksternal.
Tabel 4.7 Penilaian Aspek Independensi Yayasan Kuntum Indonesia
No Aspek GCG
Terpenuhi Kurang
Terpenuhi Tidak
Terpenuhi