dan keyakinan tidak ragu dan berani dalam menyampaikan pendapat serta dapat mempertahankan pendapat yang menjadi keyakinannya.
b. Indikator Kemampuan Berpikir Kreatif
Indikator kemampuan berpikir kreatif yang digunakan dalam penelitian ini adalah kemampuan berpikir kreatif menurut Munandar yang
diuraikan pada tabel berikut.
13
Tabel 2.1 Indikator Kemampuan Berpikir Kreatif
Pengertian Perilaku
Lancar : Mencetuskan
banyak gagasan, jawaban, penyelesaian masalah, atau
pertanyaan; memberikan
banyak cara atau saran untuk melakukan berbagai
hal; selalu memikirkan lebih dari satu jawaban.
Mengajukan banyak pertanyaan; menjawab dengan sejumlah jawaban jika ada pertanyaan;
mempunyai banyak gagasan mengenai suatu masalah; lancar mengungkapkan gagasan-
gagasannya; bekerja lebih cepat dan melakukan lebih banyak daripada anak-anak lain; dapat
dengan cepat
melihat kesalahan
atau kekurangan pada suatu obyek atau situasi.
Luwes : Menghasilkan
gagasan, jawaban,
atau pertanyaan yang bervariasi;
dapat melihat suatu masalah dari sudut pandang yang
berbeda-beda; mencari
banyak alternatif atau arah yang berbeda-beda; mampu
mengubah cara pendekatan atau cara pemikiran.
Memberikan aneka ragam penggunaan yang tidak lazim terhadap suatu obyek; memberikan
macam-macam penafsiran
interpretasi terhadap suatu gambar, cerita, atau masalah;
menerapkan suatu konsep atau asas dengan cara
yang berbeda-beda;
memberi pertimbangan terhadap situasi, yang berbeda
dari yang diberikan orang lain; dalam membahasmendiskusikan suatu situasi selalu
mempunyai posisi
yang berbeda
atau bertentangan dari mayoritas kelompok; jika
13
S.C. Utami Munandar, op.cit., h.88-90.
diberikan suatu masalah biasanya memikirkan macam-macam cara yang berbeda-beda untuk
menyelesaikannya; menggolongkan hal-hal menurut pembagian kategori yang berbeda-
beda; mampu mengubah arah berpikir secara spontan.
Orisinil :
Mampu melahirkan ungkapan yang
baru dan unik; memikirkan cara yang tidak lazim untuk
mengungkapkan diri;
mampu membuat
kombinasi-kombinasi yang tidak lazim dari bagian-
bagian atau unsur-unsur. Memikirkan masalah-masalah atau hal-hal
yang tidak pernah terpikirkan oleh orang lain; mempertanyakan cara-cara yang lama dan
berusaha memikirkan cara-cara yang baru; memilih a-simetri dalam menggambar atau
membuat disain; memilih cara berpikir yang lain dari yang lain; mencari pendekatan yang
baru dari yang stereotip; setelah membaca atau mendengar gagasan-gagasan; bekerja untuk
menemukan penyelesaian yang baru; lebih senang mensintesis daripada menganalisa
situasi.
Elaborasi :
Mampu memperkaya
dan mengembangkan
suatu gagasan
atau produk;
menambahkan atau
memperinci detil-detil dari suatu obyek, gagasan, atau
situasi sehingga menjadi lebih menarik
Mencari arti yang lebih mendalam terhadap jawaban atau pemecahan masalah dengan
melakukan langkah-langkah yang terperinci; mengembangkan atau memperkaya gagasan
orang lain; mencoba atau menguji detil-detil untuk melihat arah yang akan ditempuh;
mempunyai rasa keindahan yang kuat sehingga tidak puas dengan penampilan yang kosong
atau sederhana; menambahkan garis-garis, warna-warna, dan detil-detil bagian-bagian
terhadap gambarnya sendiri atau gambar orang lain.
Pada penelitian ini indikator kemampuan berpikir kreatif yang akan menjadi tolak ukur berdasar pada indikator kemampuan berpikir kreatif menurut
Munandar pada aspek elaborasi yaitu: a.
Dapat memperinci jawaban yaitu dengan menemukan rumus mencari luas bangun datar segi banyak serta dapat memperkayanya dengan
mengembangkan rumus yang telah ditemukan secara benar b.
Dapat menemukan cara alternatif lain untuk mendapatkan jawaban yang benar
c. Dapat menyelesaikan soal dengan caranya sendiri sehingga dapat
menemukan jawaban yang benar Uraian indikator berpikir kreatif matematik aspek elaborasi diatas
diharapkan dapat tercapai melalui pembelajaran matematika dengan menggunakan peta pikiran Mind Map.
c. Cara Mengembangkan Berpikir Kreatif Anak
Terdapat tiga hal yang dapat mengembangkan kreativitas anak didik, meliputi segi kognitif, afektif, dan psikomotorik.
14
1 Pengembangan kognitif, antara lain dilakukan dengan merangsang
kelancaran, kelenturan, dan keaslian dalam berpikir 2
Pengembangan afektif, antara lain dilakukan dengan memupuk sikap dan minat untuk bersibuk diri secara kreatif
3 Pengembangan psikomotorik, dilakukan dengan menyediakan sarana dan
prasarana pendidikan yang memungkinkan siswa mengembangkan keterampilannya dalam membuat karya-karya yang produktif dan inovatif.
Berpikir kreatif dapat dikatakan sebagai berpikir divergen yaitu dalam berpikir divergen meliputi perkembangan dari kelancaran fluency, kelenturan
flexibility, keaslian originality, dan keterincian elaboration dalam berpikir.
15
14
Conny Semiawan, dkk, op. cit., h.10.
15
Ibid., h.41.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa berpikir kreatif sebagai berpikir divergen adalah suatu pemikiran yang dapat menghasilkan kemungkinan jawaban terhadap
suatu masalah yang bervariasi atau berbeda-beda.
d. Pengertian Matematika
Matematika memiliki implementasi yang sangat luas dalam kehidupan sehari-hari baik dalam pengembangan keilmuan maupun pengembangan
kemampuan kognitif, oleh karena itu matematika dimasukan sebagai mata pelajaran yang wajib dari jenjang pendidikan dasar sampai pendidikan menengah,
bahkan perguruan tinggi pun masih digunakan dalam kegiatan perkuliahan. Kata matematika berasal dari perkataan latin mathematika yang mulanya
diambil dari perkataan Yunani yaitu mathematike yang berarti mempelajari. Perkataan itu mempunyai asal katanya mathema yang berarti pengetahuan atau
ilmu knowledge, science. Kata mathematike berhubungan pula dengan kata lainnya yang hampir sama, yaitu mathein atau mathenein yang artinya belajar
berpikir. Jadi berdasarkan asal katanya, maka perkataan matematika berarti ilmu pengetahuan yang didapat dengan berpikir bernalar.
16
Berikut ini adalah beberapa definisi mengenai matematika menurut para ahli :
17
1 Russefendi 1988 : 23 Matematika terorganisasikan dari unsur-unsur yang tidak didefinisikan,
definisi-definisi, aksioma-aksioma, dan dalil-dalil, dimana dalil-dalil setelah dibuktikan kebenarannya berlaku secara umum, karena itulah matematika sering
disebut ilmu deduktif. 2 Kline 1973
Matematika itu bukan pengetahuan menyendiri yang dapat sempurna karena dirinya sendiri, tetapi adanya matematika itu terutama untuk membantu manusia
dalam memahami dan menguasai permasalahan sosial, ekomoni, dan alam
16
Erna Suwangsih, Model Pembelajaran Matematika, Bandung: UPI Press, 2006, h.3.
17
Ibid., h.4.