Deskripsi Data HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Kemampuan Berpikir Kreatif Matematik Siswa SD Pada Aspek Elaborasi Kelas Kontrol No. Interval Frekuensi Presentase f i Kumulatif 1 33-37 5 5 20 2 38-42 4 9 16 3 43-47 2 11 8 4 48-52 6 17 24 5 53-57 4 21 16 6 58-62 4 25 16 Jumlah 25 100 Tabel 4.2 bahwa siswa yang diajarkan dengan menggunakan pembelajaran konvensional mendapat nilai terbanyak pada rentang 48 sampai 52 sebesar 24 6 orang dari 25 siswa. Distribusi frekuensi hasil tes kemampuan berpikir kreatif matematik siswa SD pada aspek elaborasi kelompok kontrol dapat digambarkan dalam bentuk grafik histogram berikut ini: Gambar 4.2 Histogram Frekuensi Kemampuan Berpikir Kreatif Matematik Siswa SD Pada Aspek Elaborasi Kelompok Kontrol 2 4 6 8 33-37 38-42 43-47 48-52 53-57 58-62 frekuens i Nilai Data Kelas Kontrol Sebaran dari hasil tes kemampuan berpikir kreatif matematik siswa SD pada aspek elaborasi pada kelas kontrol ditunjukkan dengan skor varians 79,42 dengan skor simpangan baku adalah 8,91 Berdasarkan uraian mengenai tes Kemampuan Berpikir Kreatif Matematik Siswa SD Pada Aspek Elaborasi dikelas eksperimen dan kelas kontrol, ditemukan adanya perbedaan yang disajikan pada tabel berikut: Tabel 4.3 Perbandingan Kemampuan Berpikir Kreatif Matematik Siswa SD Pada Aspek Elaborasi Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Statistik Kelas Eksperimen Kontrol Jumlah siswa n 25 25 Nilai Maksimum X mak 90 60 Nilai MinimumX min 65 35 Mean 76,60 47,40 Modus 70,25 50,83 Median 70,67 48,75 Varians 53,58 79,42 Simpangan Baku 7,32 8,91 Tabel 4.3 menunjukkan bahwa nilai rata-rata kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan nilai rata-rata kelas kontrol dengan selisih 29,2 76,60 47,40. Sama halnya dengan nilai rata-rata, modus, median kelas eksperimen lebih beragam dari pada nilai kelas kontrol. Nilai siswa tertinggi dari dua kelas tersebut terdapat pada kelas eksperimen dengan nilai 90, sedangkan nilai terendah terdapat pada kelas kontrol dengan nilai 35.

B. Pengujian Persyaratan Analisis Data

Data hasil tes yang diperoleh masih berbentuk data mentah oleh karena itu agar data tersebut dapat menjawab pertanyaan peneliti maka dilakukan analisis terhadap data tersebut. Data penelitian yang akan dianalisis adalah rata-rata skor kemampuan berpikir kreatif matematik siswa SD pada aspek elaborasi pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Analisis dan pembahasan data hasil tes diberikan pada uraian berikut:

1. Uji Normalitas

Sebelum menguji perbedaan rata-rata posttest dengan uji t, terlebih dahulu kedua kelompok diuji normalitas dan homogenitasnya. Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah penyebaran skor posttest kedua kelompok berdistribusi normal atau tidak, dengan ketentuan bahwa kelompok berdistribusi normal jika memenuhi kriteria L hitung ≤ L tabel diukur pada taraf signifikan dan tingkat kepercayaan tertentu.

a. Uji Normalitas Kelas Eksperimen

Hasil perhitungan uji normalitas diperoleh L hitung = 0,117. Dari tabel nilai kritis uji Lilifors diperoleh nilai L tabel dengan n = 25, taraf signifikan α = 5 adalah 0,173 karena L hitung ≤ L tabel 0,117 ≤ 0,173 maka H diterima, ini berarti bahwa nilai Kemampuan Berpikir Kreatif Matematik Siswa SD Pada Aspek Elaborasi siswa kelas eksperimen berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

b. Uji Normalitas Kelas Kontrol

Hasil perhitungan uji normalitas diperoleh L hitung = 0,157. Dari tabel nilai kritis uji Lilifors diperoleh nilai L tabel dengan n = 25, taraf signifikan α = 5 adalah 0,173 karena L hitung ≤ L tabel 0,157 ≤ 0,173 maka H diterima, ini berarti bahwa nilai Kemampuan Berpikir Kreatif Matematik Siswa SD Pada Aspek Elaborasi siswa kelas kontrol berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Untuk lebih jelasnya, hasil perhitungan uji normalitas antara kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 4.4 Hasil Perhitungan Uji Normalitas Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Kelas Jumlah Sampel n L hitung L tabel α=5 Kesimpulan Eksperimen 25 0,117 0,173 Terima H , Berdistribusi normal Kontrol 25 0,157 0,173 Karena L hitung pada kedua kelas kurang dari L tabel , maka disimpulkan bahwa kedua kelompok tersebut berasal dari populasi berdistribusi normal.

2. Uji Homogenitas

Setelah dilakukan uji normalitas, diketahui bahwa kedua kelompok sampel pada penelitian ini dinyatakan berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Selanjutnaya dilakukan uji homogenitas dengan menggunakan Uji Fisher. Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah data sampel memiliki varians yang sama homogen atau berbeda heterogen. Kriteria pengujian yang digunakan yaitu kedua kelompok dikatakan homogen apabila F hitung ≤ F tabel diukur pada taraf signifikan dan tingkat kepercayaan tertent Tabel 4.5 Hasil Perhitungan Uji Homogenitas Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Statistik Posttest Eksperimen Kontrol N 25 25 α 5 5 Varians 53,58 79,42 F hitung 1,48 F tabel 1,98 Kesimpulan Homogen Dari data tersebut diketahui bahwa hasil posttest kedua kelas sampel memiliki F hitung ≤ F tabel yang berarti data yang diperoleh memiliki varians yang homogen.

3. Pengujian Hipotesis

Hasil uji normalitas dan uji homogenitas menunjukkan data berdistribusi normal dan memiliki varians homogen, sehingga untuk pengujian hipotesis dilakukan uji-t. Setelah melakukan perhitungan menggunakan uji-t, maka diperoleh t hitung dari hasil tes adalah 12,80. Dengan menggunakan tabel distribusi t pada taraf signifikasi 5 dan derajat kebebasan db = 48, diperoleh harga t tabel dari hasil tes adalah 2,01. Hasil perhitungan uji hipotesis disajikan pada tabel berikut ini: Tabel 4.6 Hasil Uji Kesamaan Dua Rata-Rata Kelas Eksperimen dan Kontrol Statistik Kelas Eksperimen Kelas Kontrol N 25 25 X bar 76,60 47,40 S² 53,58 79,42 S gabungan 8,15 t hitung 12,80 t tabel 2,01 perbandingan 12,80 2,01 Dari Tabel 4.6 terlihat bahwa t hitung t tabel 12,80 2,01, maka dapat disimpulkan bahwa H ditolak dan H a diterima atau dengan kata lain rata-rata kemampuan berpikir eksperimen lebih tinggi dari pada kelas kontrol.

C. Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil uji hipotesis, menunjukkan bahwa terdapat perbedaan antara kemampuan berpikir kreatif matematik siswa SD pada aspek elaborasi yang diajarkan dengan teknik mencatat menggunakan Mind Map dengan kemampuan berpikir kreatif matematik siswa SD pada aspek elaborasi yang diajarkan dengan menggunakan teknik mencatat konvensional. Hal ini terjadi karena adanya perbedaan perlakuan pada kedua kelompok tersebut. Proses pembelajaran yang dilakukan di kelas eksperimen yaitu dengan teknik mencatat menggunakan Mind Map ini adalah siswa diberi kesempatan untuk mengeluarkan ide pemikiran pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung. Selain itu, siswa juga dijembatani agar dapat menemukan pemahaman konsep materi luas bangun datar segi banyak melalui teknik Mind Map. Sehingga dalam pembelajaran menggunakan teknik Mind Map dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa pada aspek elaborasi. Dalam kegiatan pembelajaran ini, terlihat siswa antusias mengikuti pembelajaran dikelas, hal ini dapat dilihat dari cara siswa mengerjakan tugas dalam bentuk Mind Map serta LKS yang diberikan guru. Setiap kelompok terlihat lebih aktif dalam kegiatan diskusi serta mengerjakan tugas yang diberikan secara bersama-sama. Berikut ini adalah kegiatan pembelajaran dikelas dengan menggunakan teknik Mind Map: Gambar 4.3 Siswa saat melakukan diskusi kelompok Kegiatan pembelajaran yang dapat melatih siswa untuk mengeluarkan pendapat serta saling berkomunikasi antar sesamanya adalah dengan melakukan kegiatan diskusi kelompok. Dengan diskusi kelompok yang dilakukan seperti diatas, maka siswa dapat lebih aktif dalam mengungkapkan buah pemikiran masing-masing dalam menyelesaikan masalah yang diberikan guru berupa lembar