Pembahasan Hasil Penelitian HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Gambar 4.4 Contoh Mind Map yang dibuat oleh siswa Pada saat kegiatan pembelajaran di kelas, ditemukan hal-hal unik atau menarik saat kegiatan belajar mengajar berlangsung tepatnya di kelas eksperimen yang diajarkan dengan menggunakan Mind Map yaitu anak terlihat lebih tanggap dan cepat dalam menyelesaikan masalah yang diberikan melalui gambar yang harus dikerjakan dengan menggunakan peta pikiran Mind Map. Ternyata Mind Map yang dihasilkan anak mulai dari pertemuan pertama hingga kedelapan mengalami kemajuan, anak lebih terlihat menikmati kegiatan belajar, seperti anak yang suka gambar lebih cenderung membuat Mind Map dapat terlihat lebih menarik, sudah mulai terlihat anak tidak menunjukkan rasa bosan saat pembelajaran berlangsung. Kemudian, dari Mind Map yang dihasilkan terlihat pula kemajuan dari cara berpikir siswa, mulai dari menggali ide-ide sehingga dapat menghasilkan perbedaan dengan siswa lainnya, kemudian siswa dapat merinci dan mengembangkan ide tersebut menjadi satu hasil karya. Hal tersebut dapat menunjukkan bahwa belajar dengan menggunakan Mind Map dapat memicu kemampuan anak dalam berpikir kreatif pada aspek elaborasi. Pada kelas kontrol, pembelajaran yang dilakukan dengan cara mencatat konvensional lebih terasa membosankan, karena siswa secara pasif hanya menerima materi yang disampaikan guru mulai dari membaca, mendengarkan, mencatat dan menghapal, tanpa memberikan masukan berupa ide-ide ke dalam pembelajaran. Oleh karena itu, dapat di katakan bahwa pemilihan metode dan teknik pembelajaran yang tepat akan membantu dalam jalannya proses pembelajaran di kelas. Pembelajaran yang diterapkan pada kelas kontrol, yang menggunakan teknik mencatat secara konvensional adalah dengan metode ceramah, tanya jawab dan latihan. Pertama-tama guru hanya menerangkan materi yang akan dipelajari siswa pada hari itu, serta memberikan beberapa contoh, kemudian keterlibatan siswa dalam kegiatan pembelajaran hanya sebatas mendengar dan menulis apa yang diperintahkan guru. Apabila ada yang belum dimengerti atau kurang paham, siswa dapat bertanya kepada guru. Dengan demikian, siswa yang diajarkan dengan teknik mencatat konvensional hanya belajar dengan hafalan dan tidak mengerti isi dari materi yang diajarkan guru. Namun, adapun kelebihan dari kelas kontrol adalah siswa dapat mengerjakan soal-soal yang diberikan guru, apabila soal yang diberikan sama dengan contoh yang ditunjukkan, tetapi jika siswa diberikan soal yang berbeda dengan contoh yang ditunjukkan, maka siswa masih mengalami kesulitan dalam menyelesaikan dan menemukan jawabannya. Berdasarkan uraian diatas, menunjukkan bahwa perlakuan berbeda yang diberikan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat menghasilkan hasil akhir yang berbeda pula. Kelas eksperimen yang diajarkan dengan menggunakan teknik mencatat Mind Map berbeda dengan kelas kontrol yang diajarkan dengan teknik mencatat konvensional. Kemampuan berpikir kreatif matematik siswa pada aspek elaborasi dalam penelitian ini dapat terlihat dari hasil jawaban siswa. Kemampuan berpikir kreatif matematik siswa pada aspek elaborasi yang dimaksud adalah kemampuan siswa dalam menyelesaikan masalah dengan cara memperinci bagian-bagian dari masalah terebut sehingga dapat memperoleh pemahaman yang lebih jelas dengan menemukan jawaban yang berbeda dengan yang lainnya ketika menjawab soal. Rata-rata siswa kelas eksperimen menjawab soal dengan cara yang sistematis atau berurutan sedangkan pada kelas kontrol rata-rata siswa menjawab soal tidak dengan cara yang berurutan. Berikut ini adalah salah satu contoh jawaban dari siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol: Gambar 4.5 Contoh Jawaban Pada Kelas Eksperimen Untuk Mengukur Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Gambar 4.6 Contoh Jawaban Pada Kelas Kontrol Untuk Mengukur Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Pada soal tes ini siswa dituntut agar dapat mengemukakan gagasannya serta dapat menyelesaikan soal tersebut dengan caranya sendiri, sehingga dapat menghasilkan jawaban yang berbeda dengan orang lain. Dari hasil gambar pada kelas eksperimen dapat dilihat bahwa siswa memiliki kemampuan berpikir kreatif matematik siswa pada aspek elaborasi yaitu siswa dapat memperinci jawaban serta dapat menemukan cara menyelesaikan soal yang berbeda dengan orang lain. Sedangkan pada kelas kontrol, masih banyak siswa yang belum mengerti maksud dari soal yang diberikan dan kebanyakan dari mereka menjawab tanpa memperhatikan apa yang ditulisnya. Selain itu, pada kelas kontrol masih banyak siswa yang belum bisa menemukan jawaban dari soal yang diberikan dengan caranya sendiri. Berdasarkan pembahasan diatas, dapat terlihat bahwa terdapat pengaruh antara siswa yang diajarkan menggunakan teknik mencatat Mind Map dengan siswa yang diajarkan menggunakan teknik mencatat konvensional. Hal ini disebabkan karena pada kelas eksperimen yang diajarkan menggunakan teknik mencatat Mind Map dirancang agar siswa dapat mengemukakan pendapatnya dengan cara memperinci yang didapat sehingga masalah yang diberikan dapat terpecahkan dan dapat ditemukan jawaban yang berbeda dengan orang lain. Dengan demikian ternyata terbukti bahwa penggunaan teknik mencatat dengan Mind Map peta pikiran berpengaruh terhadap kemampuan berpikir kreatif matematik siswa pada aspek elaborasi.

D. Keterbatasan Penelitian

Penulis menyadari bahwa dalam penelitian ini masih terdapat keterbatasan, yang diantaranya adalah: 1. Penelitian ini hanya diajukan untuk pembelajaran matematika pada pokok bahasan luas bangun datar segi banyak, sehingga belum bisa digeneralisasikan dengan materi bahasan lainnya 2. Pengontrolan variabel dalam penelitian ini hanya mengukur satu aspek kemampuan berpikir kreatif yaitu aspek elaborasi, sedangkan aspek lainnya tidak dikontrol 3. Kondisi siswa yang terbiasa belajar dengan cara konvensional merasa bingung dan sempat kaku pada awal proses pembelajaran yang menggunakan teknik Mind Map dalam kegiatan belajar, karena siswa belum terbiasa 4. Masih ada beberapa siswa yang pasif saat proses pembelajaran di kelas, dan masih ada siswa yang mendominasi saat kegiatan diskusi kelompok dilakukan 58

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Teknik mencatat menggunakan peta pikiran Mind Map berpengaruh terhadap kemampuan berpikir kreatif matematik pada aspek elaborasi. Hal ini ditunjukkan dari hasil uji-t pada taraf signifikan 0,05 diperoleh hasil t hitung t tabel yaitu 12,80 2,01. Dari hasil pengujian yang diperoleh menunjukkan bahwa nilai t hitung berada di daerah penerimaan H a sehingga H ditolak. Maka rata-rata kemampuan berpikir kreatif matematik siswa SD pada aspek elaborasi di kelas eksperimen yang diajarkan dengan menggunakan peta pikiran Mind Map, lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata kemampuan berpikir kreatif matematik siswa SD pada aspek elaborasi di kelas kontrol yang diajarkan dengan pembelajaran konvensional. 2. Kemampuan berpikir kreatif matematik siswa dikelas eksperimen yang diajarkan dengan menggunakan Mind Map dapat terlihat dari rata-rata nilai tes yang diperoleh adalah 76,60. Siswa terlihat aktif sehingga dapat mengungkapkan pendapatnya dalam kegiatan belajar mengajar, siswa dapat menyelesaikan masalah yang terdapat dalam soal dengan cara merinci dan mengembangkan konsep materi yang telah dipelajari, hasil Mind Map yang dibuat oleh siswa terlihat menarik. Sedangkan pada kelas kontrol rata-rata kemampuan berpikir kreatif matematik siswa adalah 47,40, yaitu siswa masih kurang aktif dalam kegiatan belajar mengajar, kemudian siswa hanya terpaku pada contoh soal yang diberikan guru, sehingga apabila siswa diberikan soal dengan model yang berbeda maka siswa pada kelas kontrol belum mampu menyelesaikan soal yang diberikan.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan diatas, peneliti dapat memberikan saran-saran sebagai berikut: 1. Sekolah dapat meningkatkan mutu pendidikan dengan menyediakan sarana dan prasarana bagi guru dalam mengembangkan teknik pembelajaran sehingga proses pembelajaran dapat lebih bermakna. 2. Guru dapat menggunakan teknik mencatat dengan peta pikiran Mind Map di dalam pembelajaran matematika, agar proses belajar dikelas dapat lebih menarik dan bervariasi, sehingga siswa menjadi semangat dalam mengikuti kegiatan pembelajaran 3. Siswa diharapkan untuk ikut berpartisipasi secara aktif dalam kegiatan pembelajaran, agar tujuan pembelajaran dapat tercapai 4. Perlu adanya penelitian lebih lanjut dengan mencoba konsep matematika lainnya untuk mengetahui apakah teknik mencatat menggunakan peta pikiran Mind Map berpengaruh terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa pada aspek yang lain DAFTAR PUSTAKA Abdurrahman, Mulyono. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: PT Rineka Cipta. 2003. Aditya, Kreshna. 14 Desember 2012. http:www.bincangedukasi.comgawat- darurat-pendidikan.html . Ahmadi, Iif Khoiru. Strategi Pembelajaran Sekolah Berstandar Internasional Dan Nasional. Jakarta: PT Prestasi Pustakarya. 2010. Arikunto, Suharsimi. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. 2006. . Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. 2010. Asrianti, Dulfi. “Pengaruh penerapan metode mind map disertai handout terhadap pemahaman konsep matematis siswa kelas VIII SMPN 1 RAO SELATAN Tahun Pelajaran 20122013”, dalam Jurnal Matematika Pendidikan Matematika, http:scholar.google.co.idscholar?hl=idas_sdt=0q=jurnal+penerapan+teknik +mencatat+28mind+map29+terhadap+hasil+belajar+siswa . Buzan, Tony. Buku Pintar Mind Map. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. 2012. . Buku Pintar Mind Map Untuk Anak Agar Anak Mudah Menghafal dan Berkonsentrasi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Cet. III. 2010. Fathani, Abdul Halim. Membuat Belajar Matematika Menjadi Bergairah. Diposting oleh redaksi pada 07 December 2007.