Tolak ukur untuk menginterpretasikan derajat reliabilitas alat evaluasi yang digunakan dibuat oleh Guilford sebagai berikut :
Tabel 3.5 Kriteria Koefisien Reliabilitas
Besarnya
r
Tingkat reliabilitas
0,00 ≤ 0,20
0,20 ≤ 0,40
0,40 ≤ 0,60
0,60 ≤ 0,80
0,80 ≤ 1,00
Sangat rendah Rendah
Sedang Tinggi
Sangat tinggi
Dengan kualifikasi koefisien realibilitas sama seperti instrumen tes uraian
pada Tabel 3.4. Adapun hasil keseluruhan realibilitas seluruh butir soal yang
sudah dinyatakan valid sebesar 0,629 dan termasuk ke dalam kriteria realibilitas tinggi. Lihat lampiran 10
3. Uji Tingkat Kesukaran Butir Soal
Uji tingkat kesukaran butir soal bertujuan untuk mengetahui bobot soal yang sesuai dengan kriteria perangkat soal yang diharuskan untuk mengukur
tingkat kesukaran. Untuk menghitung indeks kesukaran suatu butir soal digunakan rumus sebagai berikut :
9
Keterangan : P
= Indeks kesukaran butir soal B
= Jumlah siswa yang menjawab soal dengan benar JS
= Jumlah seluruh siswa peserta tes
9
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 2009,h.208
Klasifikasi indeks kesukaran IK yang digunakan adalah :
10
0,00 IK 0,30 = soal sukar
0,30 IK 0,70 = soal sedang
0,70 IK 1,00 = soal mudah
Berdasarkan hasil pengujian tingkat kesukaran soal, dari 5 soal tes yang diujikan, 60 atau sebanyak 3 soal termasuk dalam kriteria sedang, dan sebanyak
40 atau 2 soal termasuk dalam kriteria mudah. Untuk lebih jelasnya, berikut ini merupakan tabel hasil perhitungan tingkat kesukaran tes kemampuan berpikir
kreatif matematik siswa SD pada aspek elaborasi. Lihat lampiran 11
Tabel 3.6 Hasil Perhitungan Tingkat Kesukaran Kemampuan Berpikir Kreatif
Matematik Siswa SD Pada Aspek Elaborasi
Butir Soal Keterangan
1 Sedang
2 Mudah
3 Sedang
4 Sedang
5 Mudah
4. Uji Daya Pembeda
Uji daya pembeda bertujuan untuk mengetahui kemampuan soal dalam membedakan kemampuan siswa. Untuk mengetahui daya pembeda soal,
digunakan rumus :
11
10
Ibid., h.210
11
Ibid., h.213
Keterangan : DP = daya pembeda pada tiap soal
BA = banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab yang menjawab soal
itu dengan benar BB = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu dengan benar
JA = banyaknya peserta kelompok atas
JB = banyaknya peserta kelompok bawah
PA = = proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar
PB = = proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar
Dengan klasifikasi daya pembeda yang digunakan adalah :
12
0,00 DP 0,20 : jelek
0,20 DP 0,40 : cukup
0,40 DP 0,70 : baik
0,70 DP 1,00 : baik sekali
Berdasarkan hasil hasil uji daya pembeda, dari 5 soal tes yang diujikan, sebanyak 5 soal atau 100 termasuk dalam kriteria cukup. Berikut ini merupakan
tabel hasil perhitungan daya pembeda tes kemampuan berpikir kreatif matematik siswa SD pada aspek elaborasi. Lihat lampiran 12
Tabel 3.7 Hasil Perhitungan Uji Daya Pembeda Kemampuan Berpikir Kreatif
Matematik Siswa SD Pada Aspek Elaborasi Butir Soal
Keterangan
1 Cukup
2 Cukup
3 Cukup
4 Cukup
5 Cukup
12
Ibid., h.218
G. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah uji perbedaan dua rata-rata populasi independent dengan menggunakan uji t dengan taraf signifikan α = 0,05
untuk menguji hipotesis. Sedangkan syarat dari uji t adalah kedua kelompok harus berasal dari populasi yang berdistribusi normal dan mempunyai varians yang
homogen. Oleh sebab itu sebelum melakukan uji t perlu analisis normalitas dan homogenitas.
1. Uji Prasyarat Analisis a Uji Normalitas
Uji normalitas data ini dilakukan untuk mengetahui apakah sampel yang diteliti berasal dari populasi berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas
yang digunakan adalah Uji Liliefors.
13
= F – S
Keterangan: = Harga mutlak terbesar
F = Peluang angka baku
S = Proporsi angka baku
Sebelum kita melakukan pengujian normalitas, maka hal yang perlu dilakukan adalah dengan membuat tabel distribusi frekuensi, dengan langkah-
langkah dibawah ini, yaitu:
14
1 Menentukan skor terbesar dan terkecil 2 Menentukan rentangan R dengan cara:
R = skor terbesar – skor terkecil
3 Menentukan banyaknya kelas K dengan cara: K = 1 + 3,3 log n
4 Menentukan panjang kelas p dengan cara: P =
13
Sudjana, Metode Statistika, Bandung: Tarsito, 2005, Cet.3, h.466
14
Ibid., h. 45
5 Membuat tabulasi penolong yaitu tabel distribusi frekuensi 6 Mencari rata-rata Mean
7 Mencari nilai yang sering muncul Modus Mo = BB + p
8 Mencari nilai tengah Median Me = BB + p
[ ]
9 Mencari Varians s² =
10 Mencari simpangan baku S =
√ Adapun langkah-langkah dalam uji Lilifors adalah sebagai berikut:
a. Urutkan data sampel dari yang terkecil hingga yang terbesar b. Tentukan nilai
dari tiap-tiap data dengan menggunakan rumus:
Keterangan: = skor baku
= data yang diperoleh X
= nilai rata-rata SD
= standar deviasi c. Tentukan nilai Z
tabel
berdasarkan nilai d. Tentukan nilai F
berdasarkan Z
tabel
Jika negatif -, maka 0,5
– Z
tabel
Jika positif +, maka 0,5 + Z
tabel
e. Tentukan nilai S dengan rumus:
S
f. Hitung selisih F
S kemudian tentukan harga mutlaknya
g. Ambil data terbesar diantara harga-harga mutlak tersebut ini kita namakan h. Memberikan interpretasi
, dengan membandingkan dengan .
adalah harga yang diambil dari tabel harga kritis uji Liliefors
i. Ambil kesimpulan berdasarkan harga
dan yang telah didapat. Apabila
L
hitung
L
tabel
, maka diterima atau data berdistribusi normal. Dan apabila
L
hitung
L
tabel
, maka ditolak atau data tidak berdistribusi normal.
j. Hipotesis:
Terima H , jika L
hitung
L
tabel
data berdistribusi normal Tolak H
, jika L
hitung
L
tabel
data tidak berdistribusi normal
b Uji Homogenitas
Uji homogenitas ini bertujuan untuk mengetahui apakah kedua kelompok sampel mempunyai varians yang sama homogen atau tidak. Uji
homogenitas yang digunakan adalah Uji Fisher dengan rumus sebagai berikut :
15
F
= dimana
S²
=
∑ ∑
Keterangan : ²
= kelompok yang mempunyai varians besar ²
= kelompok yang mempunyai varians kecil Kriteria pengujian :
Jika F
hitung
F
tabel
, maka diterima, yang berarti varians kedua populasi
homogen Jika F
hitung
F
tabel
, maka ditolak, yang berarti varians kedua populasi tidak
homogen
15
Ibid., h.249
Langkah-langkah yang dapat ditempuh untuk melakukan uji Fisher adalah: 1 Mencari nilai varians terbesar dan nilai varians terkecil dengan rumus:
s² = 2 Menentukan F
hitung
dengan rumus: F
hitung
=
=
3 Menentukan nilai F
tabel
dengan rumus: dk pembilang = n
– 1 untuk varians terbesar dk penyebut = n - 1 untuk varians terkecil
dengan taraf signifikan α = 5 0,05, kemudian dicari pada tabel tabel F 4 Membandingkan nilai F
hitung
dengan nilai F
tabel
, dengan kriteria pengujian: Jika F
hitung
F
tabel
, maka diterima, yang berarti varians kedua populasi
homogen Jika F
hitung
F
tabel
, maka ditolak, yang berarti varians kedua populasi tidak
homogen. 5 Hipotesis:
Terima H , jika F
hitung
F
tabel
varians kedua populasi homogen Tolak H
, jika
F
hitung
F
tabel
varians kedua populasi tidak homogen
Hasil uji homogenitas akan disajikan pada BAB IV.
2. Uji Hipotesis
Setelah uji normalitas dan uji homogenitas dilakukan, maka selanjutnya dilakukan pengujian hipotesis. Hipotesis diuji dengan menggunakan uji-t. Rumus
yang digunakan untuk melakukan uji-t adalah:
16
t =
̅̅̅̅ ̅ √
dengan
̅̅̅̅
∑
dan
̅
∑
sedangkan
s
gab
= √
16
Ibid., h.238-239