Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

yang termasuk kategori sukar, maka anak-anak menjadi malas atau enggan untuk menemukan cara penyelesaian beserta jawabannya. Selain itu, motivasi belajar matematika terlihat kurang, sehingga anak- anak mudah lupa tentang materi yang baru dipelajarinya kemarin di sekolah. Sedangkan menurut salah satu siswa dari sekolah tersebut yang bernama Widya Warokah kelas 6B mengungkapkan bahwa matematika dianggap sebagai pelajaran yang kurang menarik dan sulit dipahami, sehingga mengakibatkan rasa ketakutan saat pelajaran matematika berlangsung. Kemudian, masalah yang dihadapi lainnya adalah siswa masih bingung dalam menyelesaikan soal uraian yang membutuhkan penalaran saat mengerjakan. Dalam mengatasi masalah ini, dapat diajukan beberapa solusi penyelesaiannya, misalnya dengan memperbaiki cara mengajar guru di dalam kelas dengan menggunakan metode serta teknik pembelajaran yang menarik dan menyenangkan, hal itu maksudkan agar minat siswa terhadap pelajaran matematika dapat berubah menjadi suka dan menyenangi pelajaran matematika. Salah satu teknik pembelajaran yang dapat diterapkan dalam rangka menumbuhkan minat siswa terhadap pelajaran matematika dan meningkatkan kemampuan siswa dalam berpikir kreatif yaitu dengan menggunakan Mind Map. Dengan Mind Map materi yang rumit dapat menjadi mudah dan sederhana. Apabila siswa sering kali harus menghafal daftar panjang yang dibuat lewat teknik mencatat konvensional, maka dengan Mind Map secara mental siswa dapat membangun sebuah gambar yang dapat dibayangkan. Ketika gambar tersebut muncul dalam benak siswa, maka seluruh penjelasan yang terkandung didalamnya akan terjelaskan. Pada tahap jenjang sekolah dasar, pelajaran matematika memiliki peranan penting yakni salah satu mata pelajaran yang harus dikuasai oleh siswa sebagai penunjang penguasaan materi matematika pada jenjang berikutnya, apabila pada tahap SD kemampuan dasar matematika siswa tidak kuat, maka akan terus terbawa ke jenjang berikutnya. Adapun tujuan umum pemberian mata pelajaran matematika dari tingkat SD sampai tingkat perguruan tinggi menurut R.Soedjadi, yaitu: 7 a. Mempersiapkan siswa agar sanggup menghadapi perubahan keadaan di dalam kehidupan dunia yang selalu berkembang, melalui latihan bertindak atas dasar pemilihan secara logis, rasional, kritis, cermat, jujur, dan efektif. b. Mempersiapkan siswa agar dapat menggunakan matematika dan pola pikir matematika dalam kehidupan sehari-hari. Dan dalam mempelajari berbagai ilmu pengetahuan. Dalam hal ini, guru memiliki peranan penting dalam mengatasi kendala yang terjadi didalam proses belajar mengajar, karena guru bertindak sebagai fasilitator siswa di kelas, kemudian kemampuan guru dalam memberikan materi pelajaran sangat mempengaruhi keberhasilan siswa dalam menguasai pelajaran. Oleh karena itu, seorang guru haruslah orang yang memiliki instink sebagai pendidik, mengerti, dan memahami peserta didik, serta guru harus menguasai secara mendalam minimal satu bidang keilmuan 8 . Terutama pada guru matematika perlu memahami dengan cara mengembangkan berbagai model dan keterampilan dalam kegiatan belajar mengajar. Serta bagaimana memilih strategi pembelajaran yang tepat berupa metode dan teknik pembelajaran. Metode dan teknik pembelajaran yang telah dipilih guru dapat berfungsi untuk mengoptimalkan peranan siswa saat proses pembelajaran berlangsung, yaitu dengan menerapkan teknik mencatat dengan menggunakan peta pikiran Mind Map. Menurut Buzan, Mind Map adalah cara mencatat yang kreatif, efektif, dan secara harfiah akan memetakan pikiran-pikiran kita. 9 Mind Map merupakan suatu teknik mencatat kreatif materi yang dipelajari dan mencatat informasi yang diperoleh dari buku bacaan. Pencatatan dengan menggunakan Mind Map akan membuat kegiatan mencatat siswa menjadi kreatif, menarik, menyenangkan, dan 7 R.Soedjadi, Kiat Pendidikan Matematika Di Indonesia Konstansi Keadaan Masa Kini Menuju Harapan Masa Depan, Jakarta : DEPDIKNAS, 2000, h.43. 8 Iif Khoiru Ahmadi, Strategi Pembelajaran Sekolah Berstandar Internasional Dan Nasional, Jakarta: PT. Prestasi Pustakaraya, 2010, h.55. 9 Tony Buzan, Buku Pintar Mind Map, Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama, 2012, h.4. meningkatkan pemahaman. Mind Map dapat membuat siswa berkonsentrasi kepada subjek materi yang diberikan, sehingga membantu siswa untuk mendapatkan pemahaman dan pengertian. 10 Dengan menggunakan Mind Map dalam pembelajaran matematika di sekolah dasar, maka siswa dapat lebih mudah memahami konsep matematika serta daya pemahaman konsep siswa dapat meningkat, dan anggapan bahwa matematika adalah pelajaran yang membosankan dapat berubah menjadi menarik. Kelebihan dari penggunaan teknik mencatat dengan menggunakan Mind Map, yaitu Mind Map dapat membantu cara berpikir seseorang, menyederhanakan materi atau bahan yang rumit menjadi lebih sederhana, dapat membantu kinerja otak bagian sebelah kanan dan kiri agar lebih sinergis atau secara keseluruhan karena cara kerja Mind Map sama dengan cara otak kita bekerja. Sehingga dapat terlihat dari penggunaan Mind Map kemampuan berpikir kreatif matematik siswa dapat muncul dan meningkat. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk meneliti tentang “Pengaruh Teknik Mencatat Menggunakan Peta Pikiran Mind Map Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Matematik Siswa SD Pada Aspek Elaborasi” di kelas VI SDN Sukabumi Selatan 01 Kebon Jeruk Jakarta Barat.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka permasalahan penelitian dapat diidentifikasi sebagai berikut: 1. Penggunaan metode dan teknik pembelajaran yang masih konvensional 2. Siswa kurang aktif pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung 10 Dulfi Asrianti, “Pengaruh penerapan metode mind map disertai handout terhadap pemahaman konsep matematis siswa kelas VIII SMPN 1 RAO SELATAN Tahun Pelajaran 20122013”, dalam Jurnal Matematika Pendidikan Matematika, http:scholar.google.co.idscholar?hl=idas_sdt=0q=jurnal+penerapan+teknik+mencatat+28 mind+map29+terhadap+hasil+belajar+siswa .h.2, 3. Matematika dianggap sebagai pelajaran yang membosankan dan sulit 4. Siswa merasa ketakutan saat pelajaran matematika berlangsung 5. Hasil belajar matematika rendah 6. Rendahnya kemampuan berpikir kreatif matematik siswa pada aspek elaborasi.

C. Pembatasan Masalah

Agar tidak melebar pemahaman tentang variabel-variabel yang terkait dalam penelitian ini, maka dilakukan pembatasan masalah sebagai berikut : 1. Penelitian dilakukan pada siswa kelas VI di SDN Sukabumi Selatan 01 Kebon Jeruk Jakarta Barat 2. Mind Map yang digunakan adalah catatan yang berbentuk peta pikiran yang menggabungkan kinerja otak kanan dan kiri pada manusia. Mind Map yang dihasilkan oleh siswa berbentuk gambar yang dicabang- cabangkan dari pusat gambar sebagai gagasan utama. Mind Map tersebut berfungsi sebagai alat untuk mempermudah siswa dalam pembelajaran matematika, sehingga dapat terlihat tingkat berpikir kreatif siswa dari Mind Map yang dihasilkan. 3. Berpikir kreatif siswa yang diukur dikhususkan pada aspek berpikir elaborasi, yaitu siswa dapat menyelesaikan masalah dengan membuat bagian-bagian yang lebih rinci dari masalah yang dihadapi dengan melihat kemampuan menjawab instrumen penelitian yang berbentuk soal uraian.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan pada pembatasan masalah di atas, adapun permasalahan dalam penelitian ini adalah: 1. Apakah teknik mencatat menggunakan peta pikiran Mind Map berpengaruh terhadap kemampuan berpikir kreatif matematik siswa SD pada aspek elaborasi ? 2. Bagaimana kemampuan berpikir kreatif siswa yang diajar dengan menggunakan Mind Map dan yang diajarkan dengan menggunakan catatan konvensional?

E. Tujuan Penelitian

Di dalam suatu penelitian, tujuan merupakan salah satu alat kontrol yang dapat dijadikan sebagai petunjuk sehingga penelitian ini dapat berjalan sesuai dengan yang diinginkan. Maka penelitian ini bertujuan: 1. untuk mengetahui apakah teknik mencatat menggunakan peta pikiran Mind Map berpengaruh terhadap kemampuan berpikir kreatif matematik siswa SD pada aspek elaborasi. 2. Untuk mengetahui bagaimana kemampuan berpikir kreatif siswa yang diajar dengan menggunakan Mind Map dan yang diajarkan dengan menggunakan catatan konvensional.

F. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan penulis dari penelitian ini adalah sebagai berikut 1. Bagi sekolah, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam memperbaiki dan memperbaharui kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan di sekolah. 2. Bagi guru, hasil penelitian ini dapat memotivasi untuk lebih meningkatkan cara mengajar serta dapat menyampaikan pelajaran matematika dengan teknik pembelajaran menggunakan Mind Map. 3. Bagi siswa, hasil penelitian ini dapat mengembangkan cara berpikir kreatif matematik siswa terutama pada aspek elaborasi sehingga dapat meningkatkan hasil belajarnya dalam mata pelajaran matematika 4. Bagi penulis, hasil penelitian ini dapat menjadi bekal pengetahuan mengenai teknik mencatat menggunakan peta pikiran Mind Map yang dapat mempengaruhi kemampuan berpikir kreatif matematik siswa SD pada aspek elaborasi. 9

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Deskripsi Teoritik 1. Kemampuan Berpikir Kreatif Matematik

a. Pengertian Kemampuan Berpikir Kreatif

Kemampuan merupakan kesanggupan dari seseorang dalam mengatasi masalah dengan apa yang dimiliki oleh dirinya sendiri. Menurut Conny Semiawan Kemampuan adalah daya untuk melakukan suatu tindakan sebagai hasil dari pembawaan dan latihan. Kemampuan menunjukkan bahwa suatu tindakan dapat dilaksanakan sekarang. 1 Dalam setiap diri individu atau perorangan memilki kemampuan yang berbeda-beda, misalnya dari cara berpikir setiap individu. Berpikir menurut Costa dan Rajendran, adalah suatu proses kognitif, suatu aktivitas mental untuk memperoleh pengetahuan. Dalam proses itu terjadi kegiatan penggabungan antara persepsi dan unsur-unsur yang ada dalam pikiran serta kegiatan manipulasi mental karena adanya rangsangan dari luar yang membentuk suatu pemikiran dan penalaran. 2 Alisuf Sabri mengemukakan bahwa berpikir adalah aktivitas jiwa yang mempunyai kecenderungan final final tendency yaitu pemecahan persoalan yang dihadapi. Untuk mencapai tujuan itu dalam kegiatan berpikir kita menggunakan pengalaman-pengalaman yang telah ada pada diri kita. 3 Sedangkan menurut Siegler, berpikir thinking adalah pemrosesan informasi. Maksud dari pemrosesan informasi adalah ketika anak merasakan perceive, melakukan penyandian encoding, menginterpretasikan, dan 1 Conny Semiawan, dkk, Memupuk Bakat dan Kreativitas Siswa Sekolah Menengah, Jakarta: PT Gramedia, 2000, h.1. 2 Hilda Karli dalam Jurnal Pendidikan Penabur - No.18Tahun ke-11Juni 2012, Model Pembelajaran untuk Mengembangkan Keterampilan Berpikir, http:www.bpkpenabur.or.idfilesHlm2056-6620Model20Pembelajaran.pdf , diakses 30 Januari 2013 12:25, h.58 3 M. Alisuf Sabri, Pengantar Psikologi Umum Perkembangan, Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 2006, h.77.