2.9. Karakteristik Imobilisasi
Untuk mengetahui kualitas hasil imobilisasi maka perlu dilakukan uji
pelindihan, densitas, kemudian dilakukan pengujian terhadap kuat tekan. a. Uji pelindihan
Uji pelindihan merupakan salah satu karakteristik uji blok polimer- limbah yang penting untuk mengevaluasi limbah hasil imobilisasi, karena
tujuan akhir imobilisasi limbah adalah meminimalkan potensi terlepasnya radionuklida yang ada dalam limbah ke lingkungan. Untuk mengukur uji
pelindihan dapat dilakukan dengan dua metode yaitu uji pelindihan dipercepat dan uji pelindihan jangka panjang. Uji pelindihan dipercepat digunakan untuk
penelitian jangka pendek untuk meneliti pengaruh beberapa parameter dan mengevaluasi kualitas hasil imobilisasi. Pengujian ini dilakukan pada suhu
100 °C dan tekanan 1 atm guna mempercepat pelindihan dengan cara mengekstrak sampel dengan alat sokhlet. Pengujian pelindihan jangka panjang
dilakukan menggunakan ukuran polimer limbah yang sesungguhnya dan simulasi kondisi lingkungan dalam penyimpanan lestari.
Ditinjau dari cara air pelindih melarutkan atau mengekstraksi radionuklida ada 2 macam yaitu secara statik dan secara dinamik. Secara statik
apabila ekstraksi radionuklida oleh air pelindih dalam kondisi air menggenang stagnant, sedangkan secara dinamik yaitu air pelindih mengalami pergantian
secara kontinyu mengalir. Parameter yang berpengaruh terhadap uji pelindihan yaitu kecepatan aliran, waktu pelindihan, temperatur pelindihan,
komposisi air pelindih yang meliputi keasaman dan konsentrasi ion terlarut, daya larut dan radiolisis.
Laju pelindihan dapat ditentukan dengan persamaan sebagai berikut :
t A
W L
i i
. =
dimana : Li
= laju pelindihan komponen i g.cm
-2
.hari
-1
Wi = berat cuplikan terlindih g
A = luas permukaan cuplikan cm
2
t = interval waktu pelindihan hari.
b. Uji Densitas
Densitas merupakan salah satu parameter blok polimer limbah yang dibutuhkan untuk memprediksi keselamatan transportasi, penyimpanan
sementara interm storage, dan penyimpanan lestari Aisyah; Martono, H, 2006. Densitas dari blok polimer-limbah ditentukan dengan persamaan:
v m
= ρ
dimana : =
ρ densitas gramcm
3
m = massa sampel gram v = volume sampel cm
3
c. Kuat Tekan
Kuat tekan adalah gaya maksimum yang dibutuhkan untuk menghancurkan benda uji dibagi dengan luas permukaan yang mendapatkan
tekanan. Kuat tekan blok polimer-limbah merupakan parameter penting untuk evaluasi karena jatuh atau mengalami benturan. Untuk menjamin keselamatan
penanganan transportasi dan penyimpanan lestari, kuat tekan harus memenuhi
standar IAEA sehingga apabila terjatuh atau mengalami benturan tidak menimbulkan kerusakan yang serius Martono dkk, 2006.
Kuat tekan bahan dapat dihitung dengan persamaam berikut:
A Pmaks
r
= σ
dimana :
r
σ = kuat tekan kNcm
2
P
maks
= beban tekanan maksimum kN A
= luas penampang cm
2
3.1. Spektrofotometer UV-Visible
Spektrofotometri digunakan untuk mengukur jumlah cahaya yang diabsorbsi atau ditransmisikan oleh molekul-molekul di dalam larutan. Ketika panjang
gelombang cahaya ditransmisikan melalui larutan, sebagian energi cahaya tersebut akan diserap diabsorbsi. Besarnya kemampuan molekul-molekul zat terlarut
untuk mengabsorbsi cahaya pada panjang gelombang tertentu dikenal dengan istilah absorbansi A, yang setara dengan nilai konsentrasi larutan tersebut dan
panjang berkas cahaya yang dilalui biasanya 1 cm dalam spektrofotometer ke suatu titik dimana persentase jumlah cahaya yang ditransmisikan atau diabsorbsi
diukur dengan phototube Hermanto, 2008. Pengukuran memakai spektrofotometer ini bertujuan untuk menentukan
absorbansi suatu zat. Semua molekul dapat mengabsorbsi radiasi dalam daerah UV-tampak karena mereka mengandung elektron, baik sekutu maupun
menyendiri, yang dapat dieksitasikan ke tingkat energi yang lebih tinggi. Prinsip dasar spektrofotometer UV-Visible ditunjukkan pada Gambar 10.