Limbah Cair Transuranium Penyerapan uranium dengan pengkompleks Na2CO3 menggunakan resin Amberlite Ira-400 Cl dan Imobilisasi dengan resin Epoksi

uranium 50 mgl yang terbentuk ketika bahan baku UF 6 dan atau UO 2 NO 3 2 dikonversikan menjadi amonium uranil karbonat AUK Aisyah, 2004. Gambar 2. Limbah aktivitas tinggi dan TRU yang timbul dari kegiatan di BATAN Sumber : Aisyah, 2004

2.4. Pengolahan Limbah Radioaktif

Pengelolaan limbah radioaktif adalah kegiatan yang meliputi pengumpulan dan pengelompokan limbah, pemantauan di instalasi penimbul limbah, transportasi ke instalasi pengolah limbah, pemantauan limbah sebelum diolah, pengolahan, pemantauan limbah hasil olahan, transportasi limbah hasil olahan ke tempat penyimpanan sementara, penyimpanan lestari disposal dan pemantauan lingkungan. Pengolahan limbah adalah mengubah bentuk dan sifat limbah, dengan alat-alat proses. Pada umumnya pengolahan limbah radioaktif meliputi 2 tahap, yaitu reduksi volume dan solidifikasi. BATAN Strategi daur terbuka tidak ada proses olah ulang Limbah Aktivitas TinggiTransuranium Produksi Radioisotop Limbah cair dari produksi Mo 99 yang mengandung sisa U dan hasil belah Instalasi Radiometalurgi • LATTRU cair dan padat yang berasal dari hasil pengujian bahan bakar paska radiasi • LCATTRU yang berasal dari hasil pelarutan bahan bakar paska iradiasi PT. BATAN Teknologi Limbah yang mengandung uaranium 50 mgl Reaktor G.A. Siwabesi Bahan bakar bekas reexportISSF 1 Reduksi volume digunakan untuk memperkecil volume, sehingga memudahkan proses selanjutnya. Reduksi volume limbah cair dilakukan antara lain dengan proses koagulasi, flokulasi, penukar ion, dan evaporasi, sedangkan untuk limbah padat dilakukan antara lain dengan proses insenerasi dan kompaksi. Limbah hasil reduksi volume yang berupa flok, resin bekas, konsentrat evaporator diimobilisasi dengan bahan matriks yang sesuai. 2 Imobilisasi yaitu mengikat radionuklida dalam limbah hasil reduksi volume dengan matriks tertentu sehingga tidak mudah larut dan lepas ke lingkungan, jika hasil imobilisasi kontak dengan air. Bahan matriks yang digunakan untuk imobilisasi yaitu semen, bitumen, polimer, gelas, dan keramik.

2.5. Definisi Penukar Ion

Penukar ion adalah suatu zat padat yang mempunyai ion yang dapat saling dipertukarkan dengan ion dari suatu larutan yang mempunyai muatan yang sama. Penukar ion mempunyai gugus yang mudah terionisasi, sehingga dapat mengalami reaksi pertukaran apabila penukar ion kontak dengan larutan.

2.5.1. Resin Penukar Ion

Resin penukar ion adalah suatu polimer yang terdiri dari dua bagian yaitu matriks resin yang sukar larut dan gugus fungsional. Gugus fungsional adalah gugus yang mengandung ion-ion yang dapat saling dipertukarkan. Sebagai zat penukar ion, resin mempunyai karakteristik yang berguna dalam analisis kimia, antara lain kemampuan menggembung swelling, kapasitas penukaran dan selektivitas penukaran ion. Penggunaannya dalam analisis kimia misalnya untuk menghilangkan ion-ion pengganggu, memperbesar konsentrasi jumlah ion-ion renik, proses deionisasi air atau demineralisasi air, memisahkan ion-ion logam dalam campuran dengan kromatografi penukar ion. Resin penukar ion dibedakan menjadi dua yaitu penukar kation dan penukar anion. Penukar ion mengandung bagian-bagian aktif dengan ion yang dapat ditukar. Bagian aktif semacam itu misalnya adalah Bernasconi, 1995 : 1. Pada penukar kation kelompok-kelompok asam sulfo – SO 3 - H + dengan sebuah ion H + yang dapat ditukar 2. Pada penukar anion kelompok-kelompok amonium kuartener –N- CH 3 3 + OH - dengan sebuah ion OH - yang dapat ditukar Terdapat 4 jenis resin yang sering dipergunakan dalam pengolahan air : 1. Resin kation asam kuat terbuat dari plastik atau senyawa polimer yang direaksikan dengan beberapa jenis asam seperti asam sulfat, asam fosfat, dan sebagainya. Resin kation asam kuat ini mempunyai ion hidrogen R - , H + , dengan adanya ion H + yang bermuatan positif maka resin ini sering dipergunakan untuk mengambil ion-ion yang bermuatan positif. Montgomery, 1985 2. Resin kation asam lemah terbuat dari plastik atau polimer yang direaksikan dengan grup asam karbonil dengan demikian grup COOH - sebagai penyusun resin. Resin kation asam lemah diperlukan kehadiran alkalinitis untuk melepas ion hidrogen dari resin. Montgomery, 1985 3. Resin anion basa kuat terbuat dari plastik atau polimer yang direaksikan dengan gugus senyawa amina atau amonium.