imobilisasi lebih kecoklatan. Hal ini dapat terjadi karena semakin tinggi kandungan limbah akan diikuti dengan semakin banyaknya resin penukar ion
yang digunakan. Pada proses imobilisasi ini, terjadi pengikatan secara fisik antara matrik –
matrik penyusun resin yang jenuh uranil karbonat dengan resin epoksi. Didalam proses pemadatan, tidak terjadi adanya reaksi kimia antar bahan penyusun yang
satu dengan yang lainnya karena dalam proses pembuatan hanya melalui proses pencetakan dan pengeringan dalam suhu kamar 26–27
C. Sehingga tidak mempengaruhi kandungan uranium yang terdapat dalam limbah tersebut.
4.3.2. Uji Pelindihan
Pada penelitian ini, uji pelindihan dilakukan dengan cara statik yaitu uji pelindihan yang dilakukan dalam kondisi air menggenang stagnant. Metode
yang digunakan dalam uji ini dilakukan dengan mencelupkan blok-polimer limbah hasil imobilisasi ke dalam air destilat selama 6 jam pada temperatur 100 °C dan
tekanan 1 atm, kemudian air tersebut di analisis untuk menentukan terlepasnya unsur limbah ke dalam air. Adanya perbedaan konsentrasi uranium antara blok
hasil imobilisasi dengan air pelindih mengakibatkan terjadinya difusi. Difusi terjadi dari konsentrasi uranium yang tinggi blok hasil imobilisasi ke larutan
dengan konsentrasi uranium yang lebih rendah dalam hal ini air pelindih. Uji pelindihan dipengaruhi oleh perbedaan konsentrasi awal dari blok hasil
imobilisasi dan air pelindih serta temperatur air pelindih. Berikut merupakan tabel hasil uji pelindihan blok polimer-limbah hasil imobilisasi.
Tabel 9. Hasil uji pelindihan blok polimer-limbah hasil imobilisasi
Waste Loading Laju pelindihan gram. cm
-2
. hari
-1
10 20
30 40
50 ND
ND ND
ND ND
ND
Keterangan : ND : Not Detected
Berdasarkan Tabel 9 diatas, waste loading 0, 10, 20, 30, 40, dan 50 berat tidak terdeteksi oleh alat spektrofotometer UV-Vis sehingga dapat dikatakan
tidak ada limbah uranium yang terlepas ke dalam air dan dapat disimpulkan bahwa resin epoksi yang digunakan dalam penelitian ini ternyata mampu untuk
mengimmobilisasi limbah radioaktif uranium yang terdapat dalam limbah, agar tidak menyebar luas keluar dalam artian membatasi pergerakan limbah uranium.
Hal ini disebabkan adanya dua barrier penghalang yaitu uranium saling berikatan dengan resin amberlite IRA-400 Cl dan adanya bahan penyusun lain
yaitu resin epoksi. Limbah uranium yang diikat oleh resin amberlite IRA-400 Cl membentuk suatu ikatan ion yang sangat kuat dan bentuk ion uranil karbonat
uranium yang dikomplekskan dengan Na
2
CO
3
ukuran ionnya besar oleh karena itu pada proses difusi gerakannya lambat sehingga ion uranil karbonat sukar untuk
terlindih sehingga air pelindih tidak mengandung uranium demikian juga dengan adanya resin epoksi yang digunakan untuk mengungkung resin yang jenuh dengan
uranil karbonat Martono, dkk, 2007. Polimer resin epoksi tersebut merupakan bahan pengikat yang dapat memadatkan bahan penyusun dalam proses
imobilisasi. Epoksi disini berperan sebagai perekat atau bending agent. Berfungsi