Sifat-Sifat Unsur Uranium Penyerapan uranium dengan pengkompleks Na2CO3 menggunakan resin Amberlite Ira-400 Cl dan Imobilisasi dengan resin Epoksi

2.3. Limbah Cair Transuranium

Limbah transuranium disebut juga alpha bearing waste adalah limbah yang mengandung satu atau lebih radionuklida pemancar alfa, dalam jumlah di atas yang diperkenankan dan sedikit hasil belah. Limbah Cair Aktivitas Tinggi LCAT umumnya dihasilkan pada ekstraksi siklus I proses olah ulang bahan bakar bekas reaktor nuklir, sedangkan Limbah Cair Transuranium LCTRU dihasilkan pada ektraksi siklus II proses tersebut. Skema proses olah ulang bahan bakar bekas ditunjukkan pada Gambar 1 Martono H, 2007. Pelarutan dengan larutan HNO 3 6 - 8 M Ekstraksi siklus I Ekstraksi siklus II Gambar 1. Skema proses olah ulang bahan bakar bekas Hasil belah dan sedikit aktinida LCAT Aktinida dan sedikit hasil belah U, Pu Imobilisasi dengan polimer Imobilisasi dengan gelas borosilikat Aktinida lain dan U, Pu sedikit dan hasil belah sedikit LCTRU Bahan Bakar Bekas Hasil Pelarutan Bahan Bakar Komposisi LCAT, komponen utama adalah hasil belah fission product yang terkontaminasi aktinida. Pada umumnya LCTRU berupa pelarut bekas dari proses olah ulang bahan bakar bekas. Limbah tersebut banyak mengandung aktinida dan sedikit hasil belah, oleh karena itu LCTRU memiliki toksisitas yang tinggi dan berumur panjang. Demikian pula LCAT juga berumur panjang Martono H, 1999. Limbah cair TRU ini menurut pengolahannya digolongkan sebagai limbah aktivitas rendah, sedangkan menurut penyimpanannya digolongkan sebagai limbah aktivitas tinggi yaitu penyimpanan dalam tanah deep repository 500-1000 m di bawah permukaan tanah dalam jangka lama sampai jutaan tahun. Limbah radioaktif aktivitas rendah berumur pendek penyimpanannya secara tanah dangkal Shallow-land burial 10 m di bawah permukaan tanah Aisyah, 2004. Di BATAN terdapat limbah yang dikategorikan sebagai limbah transuranium TRU yaitu limbah yang berasal dari Instalasi Radiometalurgi IRM baik berupa limbah padat maupun limbah cair. Limbah dari IRM dan limbah yang timbul dari produksi Mo 99 di Instalasi Produksi Radioisotop IPR, dan limbah dari PT. BATAN Teknologi dengan skema seperti yang disajikan pada Gambar 2. Di Instalasi Radiometalurgi IRM, limbah padat TRU yang timbul mempunyai aktivitas total 1,965 Bqmg, dengan jumlah yang relatif sedikit dan sampai saat ini limbah tersebut masih tersimpan dalam hot cell. Di Instalasi Produksi Radioisotop, limbah rafinat ditimbulkan dari ekstraksi produksi isotop Mo. Isotop Mo dibuat dari iradiasi target uranium 93 U 235 dalam reaktor. Selain itu limbah radioaktif pemancar alfa yang ditimbulkan dari produksi elemen bakar nuklir oleh PT. BATAN Teknologi adalah limbah dengan kandungan uranium 50 mgl yang terbentuk ketika bahan baku UF 6 dan atau UO 2 NO 3 2 dikonversikan menjadi amonium uranil karbonat AUK Aisyah, 2004. Gambar 2. Limbah aktivitas tinggi dan TRU yang timbul dari kegiatan di BATAN Sumber : Aisyah, 2004

2.4. Pengolahan Limbah Radioaktif

Pengelolaan limbah radioaktif adalah kegiatan yang meliputi pengumpulan dan pengelompokan limbah, pemantauan di instalasi penimbul limbah, transportasi ke instalasi pengolah limbah, pemantauan limbah sebelum diolah, pengolahan, pemantauan limbah hasil olahan, transportasi limbah hasil olahan ke tempat penyimpanan sementara, penyimpanan lestari disposal dan pemantauan lingkungan. Pengolahan limbah adalah mengubah bentuk dan sifat limbah, dengan alat-alat proses. Pada umumnya pengolahan limbah radioaktif meliputi 2 tahap, yaitu reduksi volume dan solidifikasi. BATAN Strategi daur terbuka tidak ada proses olah ulang Limbah Aktivitas TinggiTransuranium Produksi Radioisotop Limbah cair dari produksi Mo 99 yang mengandung sisa U dan hasil belah Instalasi Radiometalurgi • LATTRU cair dan padat yang berasal dari hasil pengujian bahan bakar paska radiasi • LCATTRU yang berasal dari hasil pelarutan bahan bakar paska iradiasi PT. BATAN Teknologi Limbah yang mengandung uaranium 50 mgl Reaktor G.A. Siwabesi Bahan bakar bekas reexportISSF