Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

2. Sekolah, keadaan sekolah tempat belajar turut mempengaruhi tingkat keberhasilan belajar. Kualitas guru, metode mengajarnya, kesesuaian kurikulum dengan kemampuan anak, keadaan fasilitasperlengkapan di sekolah, keadaan ruangan, jumlah murid per kelas, pelaksanaan tata tertib sekolah, dan sebagainya, semua ini turut mempengaruhi keberhasilan belajar anak. 3. Masyarakat, keadaan masyarakat juga menentukan prestasi belajar. Bila di sekitar tempat tinggal keadaan masyarakatnya terdiri dari orang-orang yang berpendidikan, terutama anak-anaknya rata-rata bersekolah tinggi dan moralnya baik, hal ini akan mendorong anak lebih giat belajar. Tetapi sebaliknya, apabila tinggal di lingkungan banyak anak-anak yang nakal, tidak bersekolah dan pengangguran, hal ini akan mengurangi semangat belajar atau dapat dikatakan tidak menunjang sehingga motivasi belajar berkurang. 4. Lingkungan sekitar, keadaan lingkungan tempat tinggal, juga sangat penting dalam mempengaruhi prestasi belajar. Keadaan lingkungan, bangunan rumah, suasana sekitar, keadaan lalu lintas, iklim dan sebagainya. Misalnya, bila bangunan rumah penduduk sangat rapat, akan mengganggu belajar. Keadaan lalu lintas yang membisingkan, suara hiruk-pikuk orang sekitar, suara pabrik, polusi, udara, iklim yang terlalu panas, semuanya ini akan mempengaruhi kegairahanbelajar. Sebaliknya, te,pat yang sepi dengan iklim yang sejuk, ini akan menunjang proses belajar. 34 Secara umum hasil belajar siswa dipengaruhi oleh faktor-faktor yang datang dari dalam diri siswa intern dan faktor yang datang dari luar diri siswa ekstern, kedua faktor tersebut selalu berinteraksi, sehingga dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa. 34 M. Dalyono, Psikologi Pendidikan..., h. 60

4. Indikator Prestasi Belajar

Indikator prestasi belajar siswa dalam penelitian ini akan diperoleh dari penilaian yang ditinjau dari aspek kognitif, afektif dan psikomotorik, yang dirangkum dalam nilai raport siswa dalam bidang studi PAI.

C. Pendidikan Agama Islam

1. Pengertian Pendidikan Agama Islam

Pendidikan agama merupakan kata majemuk yang terdiri dari kata “pendidikan” dan “agama”. Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, pendidikan berasal dari kata didik. Dengan diberi awalan “pen-” dan akhiran “- an”, yang berarti perbuatan hal, cara mendidik. Sedangkan arti mendidik itu sendiri adalah memelihara dan memberi latihan ajaran, pimpinan mengenai akhlak dan kecerdasan. 35 Pendidikan Islam secara sederhana dapat diartikan sebagai “proses pembimbingan, pembelajaran atau pelatihan terhadap manusia anak, generasi muda agar nantinya menjadi orang Islam yang berkehidupan serta mampu melaksanakan peran dan tugas-tugas hidup sebagai muslim. Dengan singkat pendidikan Islam dapat dikatakan sebagai proses pembimbingan, pembelajaran atau pelatihan agar manusia menj adi seorang muslim.” 36 Abd. Rochman Shaleh dalam buku Pendidikan Agama dan Keagamaan menyatakan bahwa: Pendidikan Islam diartikan juga sebagai usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik dalam meyakini, memahami, menghayati, dan mengamalkan agama Islam melalui kegiatan, bimbingan, pengajaran atau latihan dengan memperhatikan tuntunan untuk menghormati agama lain dalam hubungan antarumat beragama dalam masyarakat untuk mewujudkan persatuan nasional. 37 35 W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1976, h. 250. 36 Tim Dosen IAIN Sunan Ampel Malang, Dasar-dasar Kependidikan Islam, Surabaya: Karya Abditama, 1996, h. 6. 37 Abd. Rochman Shaleh, Pendidikan Agama dan Keagamaan, Jakarta: Gemawindu Pancaperkasa, 2000, h. 31. Pendidikan Islam merupakan upaya sadar untuk mengarahkan pertumbuhan dan perkembangan anak dengan segala potensi yang dianugerahkan oleh Allah kepadanya agar mampu mengemban amanat dan tanggung jawab sebagai khalifah Allah di bumi dalam pengabdiannya kepada Allah. Selanjutnya, Zakiah Daradjat dkk. memberikan pengertian Pendidikan Agama Islam sebagai berikut: Pendidikan Agama Islam adalah pendidikan dengan melalui ajaran-ajaran agama Islam, yaitu berupa bimbingan dan asuhan terhadap anak didik agar nantinya setelah selesai dari pendidikan ia dapat memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran-ajaran agama Islam yang telah diyakininya secara menyeluruh, serta menjadikan ajaran agama Islam itu sebagai pandangan hidup demi keselamatan dan kesejahteraan hidup di dunia maupun di akhirat kelak. 38 Dengan memperhatikan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa Pendidikan Agama Islam adalah suatu proses edukatif yang mengarah kepada pembentukan akhlak atau kepribadian. Kepribadian yang dimaksud adalah kepribadian muslim, yaitu pengamalan sepenuhnya atas ajaran Allah dan Rasul-Nya.

2. Tujuan Pendidikan Agama Islam

Tujuan adalah sesuatu yang diharapkan akan tercapai setelah kegiatan selesai dilaksanakan. Maka pendidikan merupakan suatu usaha dan kegiatan yang berproses melalui tahap-tahap dan tingkatan-tingkatan, tujuannya bertahap dan bertingkat. Tujuan pendidikan bukanlah suatu benda yang berbentuk tetap dan statis, tetapi ia merupakan suatu keseluruhan dari kepribadian seseorang berkenaan dengan seluruh aspek kehidupannya. Tujuan merupakan faktor yang sangat penting dalam suatu kegiatan atau usaha. Demikian pula halnya dengan proses pendidikan, karena kegiatan tanpa adanya tujuan akan menimbulkan ketidaktentuan dalam pelaksanaannya. Seorang pendidik dengan segenap kemampuannya akan menggiring para peserta didiknya pada suatu tujuan akhir. 38 Zakiah Darajat, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 1996, h. 86. Abdul Majid dan Dian Andayani dalam buku Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi: Konsep dan Implementasi Kurikulum 2004, menyatakan bahwa: Pendidikan Agama Islam di sekolahmadrasah bertujuan untuk menumbuhkan dan meningkatkan keimanan melalui pemberian dan pemupukan pengetahuan, penghayatan, pengamalan serta pengalaman peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang dalam hal keimanan, ketakwaannya, berbangsa dan bernegara, serta untuk dapat melanjutkan pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi. 39 Pendidikan Agama Islam mengarah pada pengembangan bakat-bakat manusia dan membangkitkan nilai-nilai kebajikan yang mulia pada dirinya. Tujuan ini merupakan pondasi utama tempat dibangunnya kepribadian manusia. Oleh karena itu, dalam pandangan Islam, seperangkat sistem pendidikan yang perwujudannya melalui orang tua, guru, lembaga pendidikan dan negara mempunyai arti yang sangat penting. Tujuan Pendidikan Agama Islam selaras dengan tujuan hidup manusia, sebagaimana telah difirmankan Tuhan dalam Sûrah al-Dzâriyât51: 56 berikut:        “Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku. ” 40 Dengan demikian, penulis mengambil kesimpulan bahwa tujuan Pendidikan Agama Islam adalah berusaha mendidik pribadi muslim agar bertakwa dan beribadah dengan baik kepada Allah SWT untuk memperoleh kebahagiaan dunia dan akhirat.

3. Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam

Secara garis besar ruang lingkup agama Islam terdiri dari bidang akidah, ibadah dan akhlak. Adapun bidang lainnya dapat diberikan setelah anak dapat memahami dan menerapkan ketiga bidang utama di atas. 39 Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi: Konsep dan Implementasi Kurikulum 2004, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004, h. 135. 40 Al- Qur’an dan Terjemahnya, Bandung: Mizan Pustaka, 2009, H. 524 Menurut Zuhairini ajaran pokokmIslam meliputi masalah keimanan aqidah, keislaman Syariah dan masalah akhlak yang penjelasannya sebagai berikut: a. Aqidah adalah bersifat itiqad batin mengajarkan keesaan Allah SWT Esa sebagai Tuhan yang mencipta dan mengatur alam ini. b. Syariah adalah berhubungan dengan amal lahir dalam rangka mentaati semua peraturan dan hukumnya guna mengatur antara manusia dengan Tuhan dan mengtur hidup dan kehidupan manusia. c. Akhlak adalah suatu amalan yang bersifat pelengkap penyempurna bagi kedua amal diatas, mengajarkan tentang cara pergaulan hidup manusia. 41 Beberapa ulama pendapat tentang ruang lingkup pendidikan agama Islam yang diberikan kepada peserta didik adalah sebagai berikut: a. Menurut „Umar ibn Khattâb, seorang anak hendaknya diajarkan berenang, berkuda, dan lain-lain. Semua ini diajarkan setelah sang anak mengetahui prinsip-prinsip agama Islam, menghafal al-Quran dan mempelajari hadis. b. Ibn Sînâ mengemukakan bahwa pendidikan anak sebaiknya dimulai dengan mempelajari al-Quran kemudian diajarkan syair-syair pendek yang berisi tentang kesopanan, di samping diberikan petunjuk dan bimbingan agar mereka dapat mengamalkan ilmunya sesuai bakat dan kemampuannya c. Abû Thawam berpendapat bahwa setelah anak hafal al-Quran hendaknya ia diajarkan menulis, berhitung dan berenang 42 Dari pendapat para ulama di atas dapat dipahami bahwa ruang lingkup pendidikan Islam yang paling utama adalah al-Quran, baik keterampilan membaca, menghafal, menganalisis dan sekaligus mengamalkan ajaran yang terkandung di dalam al-Quran agar tertanam dalam jiwa peserta didik sejak dini. 41 Zuhairini, Metode Khusus Pendidikan Agama Islam, Surabaya: Usaha Nasional, 1993, Cet. Ke-8, h. 11. 42 Armai Arief, Pengantar Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Ciputat Press, 2000, h. 19.