Uji Normalitas Uji Multikolinearitas

Tabel 4.3 Hasil Pengujian Reliabilitas Reliability Statistics Cronbachs Alpha Cronbachs Alpha Based on Standardized Items N of Items .967 .968 4 Sumber : Data Olahan SPSS, 2008 Pengujian reliabilitas yang dilakukan dengan Cronbach’s Alpha menunjukkan kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini dapat digunakan sebagai alat ukur yang konstan. Nilai Cronbach’s Alpha sebesar 0,967 menyatakan bahwa kuesioner sangat reliabel untuk digunakan sebagai alat ukur penelitian karena lebih besar dari 0,60 atau 0,9670,60.

3. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas

Pengujian Normalitas dilakukan dengan menggunakan pengujian Kolmogorov-Smirnov. Pengujian dengan metode ini menyatakan jika nilai Kolmogorov-Smirnov memiliki probabilitas lebih besar dari 0,05 Santoso, 2005, maka variabel penelitian tersebut dinyatakan berdistribusi normal. Tabel 4.4 disusun berdasarkan lampiran 7. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.4 Pengujian Normalitas Variabel Nilai p Tingkat Pendidikan X1 0.424 Pendidikan Berkelanjutan X2 0.230 Independensi Pemeriksa X3 0.838 Kualitas Hasil Pemeriksaaan Y 0.128 Sumber : Data Olahan SPSS, 2008 Berdasarkan hasil pengujian yang terdapat di dalam lampiran, semua variabel yang digunakan telah berdistribusi normal. Hasil yang sama diperoleh dengan menggambar Q-Q Plot seperti yang ditunjukkan pada gambar 4.1. Plot menunjukkan walau ada sedikit data outlier namun mayoritas data berada di sekitar garis acuan normalitas. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas. Hasil yang diperoleh menunjukkan masing-masing variabel penelitian memiliki nilai yang membentuk asumsi distribusi normal. Data yang berdistribusi normal dapat digunakan untuk penarikan kesimpulan karena data sudah menyebar dengan karakteristik menyerupai populasi yang diwakili. Universitas Sumatera Utara Gambar 4.1 Normal Q-Q Plot Sumber : Data Olahan SPSS, 2008

b. Uji Multikolinearitas

Multikolinearitas dapat timbul jika variabel bebas saling berkorelasi satu sama lain, sehingga multikolinearitas hanya dapat terjadi pada regresi berganda. Hal ini mengakibatkan perubahan tanda koefisien regresi serta mengakibatkan fluktuasi yang besar pada hasil regresi. Uji multikolinearitas diperlukan untuk mengetahui ada tidaknya variabel independen yang memiliki kemiripan dengan variabel independen lain Universitas Sumatera Utara dalam satu model. Kemiripan antara variabel independen dalam suatu model akan menyebabkan terjadinya korelasi yang sangat kuat antara suatu variabel independen dengan variabel independen lainnya. Selain itu, deteksi terhadap multikolinearitas yang bertujuan untuk menghindari kebiasan dalam proses pengambilan kesimpulan mengenai pengaruh pada uji parsial masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen Nugroho, 2005:58. Tabel 4.5 Pengujian Multikolinearitas Variabel Tolerance Variance Inflaction Factor VIF Tingkat Pendidikan X1 0.983 1.017 Pendidikan Berkelanjutan X2 0.907 1.102 Independensi Pemeriksa X3 0.908 1.101 Sumber : Data Olahan SPSS, 2008 Deteksi multikolinearitas pada suatu model dapat dilihat dari beberapa hal Nugroho, 2005:58, antara lain: 1 Jika nilai Variance Inflaction Factor VIF tidak lebih dari 10 dan nilai tolerance tidak kurang dari 0,1 maka model dapat dikatakan terbebas dari multikolinearitas. VIF = 1Tolerance, jika VIF = 10 maka Tolerance = 110 = 0,1. Semakin tinggi VIF, semakin rendah tolerance. 2 Jika nilai koefisien korelasi antar masing-masing variabel independen kurang dari 0,7 maka model dapat dikatakan bebas dari asumsi klasik multikolinearitas. Jika lebih dari 0,7 maka Universitas Sumatera Utara diasumsikan terjadi korelasi yang sangat kuat antar variabel independen sehingga terjadi multikolinearitas. 3 Jika nilai koefisien determinan, baik dilihat dari R 2 maupun R- Square diatas 0,60 namun tidak ada variabel independen yang berpengaruh terhadap variabel dependen maka model terkena multikolinearitas. Berdasarkan output yang terdapat pada lampiran 8 yang ditunjukkan di dalam tabel 4.5, terlihat bahwa hasil uji melalui Variance Inflaction Factor VIF pada hasil ouput SPSS tabel Coefficients, masing-masing variabel independen memiliki VIF tidak lebih dari 10 dan nilai Tolerance tidak kurang dari 0,1 maka dapat dinyatakan model regresi linier berganda terbebas dari asumsi klasik statistik dan dapat digunakan dalam penelitian.

c. Uji Heteroskedastisitas

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Akuntabilitas, Kompetensi dan Independensi Pemeriksa Terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaan Pada Inspektorat Kota Medan

0 34 92

Pengaruh Pengalaman Kerja, Independensi, Objektivitas, Integritas Dan Kompetensi Terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaan

1 27 66

Pengaruh Keahlian Audit Dan Independensi Pemeriksa Terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaan Di Inspektorat Kabupaten Tapanuli Utara

6 76 110

Analisis Pengaruh Latar Belakang Pendidikan Kecakapan Profesional, Pendidikan Berkelanjutan, Dan Independensi Pemeriksa Terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaan (Studi Empiris Pada Bawasko Medan)

2 28 109

PENGARUPROFESI PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN, PENGETAHUAN, KECAKAPAN PROFESIONAL, PENDIDIKAN BERKELANJUTAN, INDEPENDENSI, KEPATUHAN PADA KODE ETIK TERHADAP KUALITAS HASIL PEMERIKSAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN PENGALAMAN KERJA SEBAGAI VARIABEL MODERATING.

0 6 16

PENDAHULUAN PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN, PENGETAHUAN, KECAKAPAN PROFESIONAL, PENDIDIKAN BERKELANJUTAN, INDEPENDENSI, KEPATUHAN PADA KODE ETIK TERHADAP KUALITAS HASIL PEMERIKSAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN PENGALAMAN KERJA SEBAGAI VARIABEL MODERATING.

0 3 9

LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN, PENGETAHUAN, KECAKAPAN PROFESIONAL, PENDIDIKAN BERKELANJUTAN, INDEPENDENSI, KEPATUHAN PADA KODE ETIK TERHADAP KUALITAS HASIL PEMERIKSAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN PENGALAMAN KERJA SEBAGA

0 5 26

KESIMPULAN DAN SARAN PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN, PENGETAHUAN, KECAKAPAN PROFESIONAL, PENDIDIKAN BERKELANJUTAN, INDEPENDENSI, KEPATUHAN PADA KODE ETIK TERHADAP KUALITAS HASIL PEMERIKSAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN PENGALAMAN KERJA SEBAGAI VARIABEL MODERATING

0 2 34

PENGARUH OBYEKTIFITAS, INTEGRITAS, KOMPETENSI DAN INDEPENDENSI PEMERIKSA TEHADAP KUALITAS HASIL PEMERIKSAAN DALAM PENGAWASAN KEUANGAN DAERAH : STUDI PADA INSPEKTORAT KABUPATEN KUDUS

0 0 15

Pengaruh Independensi Pemeriksa, Standar Pelaporan, Pendidikan Berkelanjutan dan Keahlian Auditor Inspektorat Daerah terhadap Kualitas Audit

0 0 10