Berdistribusi normal Non-Multikolinearitas, artinya antara variabel independen dalam Non-Autokorelasi, artinya kesalahan pengganggu dalam model Homoskedastisitas, artinya variance variabel independen dari satu

menggunakan teknik Cronbach Alpha Karo-Karo, 2006:36. Pengujian ini menentukan konsistensi jawaban responden atas suatu instrumen penelitian. Reliabilitas suatu konstruk variabel dikatakan baik jika memiliki nilai Cronbach’s Alpha 0,60. Uji Validitas dan Reliabilitas dilakukan kepada 31 responden yaitu staf pada Badan Pengawasan Daerah Kabupaten Dairi.

2. Uji Asumsi Klasik

Untuk dapat melakukan analisis regresi berganda perlu pengujian asumsi klasik sebagai persyaratan dalam analisis agar data-data dapat bermakna dan bermanfaat. Peneliti melakukan uji asumsi klasik terlebih dahulu sebelum melakukan pengujian hipotesis. Menurut Ghozali 2005:123, asumsi klasik yang harus dipenuhi adalah:

a. Berdistribusi normal

b. Non-Multikolinearitas, artinya antara variabel independen dalam

model regresi tidak memiliki korelasi atau hubungan secara sempurna ataupun mendekati sempurna.

c. Non-Autokorelasi, artinya kesalahan pengganggu dalam model

regresi tidak saling berkorelasi.

d. Homoskedastisitas, artinya variance variabel independen dari satu

pengamatan ke pengamatan lain adalah konstan atau sama. Menurut Kuncoro 2006, inti metode Ordinary Least Square mengestimasi suatu garis regresi dengan jalan meminimalkan jumlah dari kuadrat kesalahan setiap observasi terhadap garis tersebut. Adapun uji asumsi klasik model regresi berganda dengan metode penaksiran OLS Ordinary Least Square sebagai berikut : Universitas Sumatera Utara

a. Uji Normalitas

Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, variabel terikat atau variabel bebas atau keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak Ghozali, 2005:110. Uji ini ditujukan untuk mendapatkan kepastian terpenuhinya syarat normalitas yang akan menjamin dapat dipertanggungjawabkannya langkah-langkah analisis statistik sehingga kesimpulan yang diambil dapat dipertanggungjawabkan. Model regresi yang baik adalah yang memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Pedoman tentang data tersebut mendekati atau merupakan distribusi normal dapat didasarkan pada analisis grafik dan analisis statistik. Analisis grafik dapat dilakukan dengan melihat grafik histogram yang membandingkan data observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal atau mengikuti kurva berbentuk lonceng dan grafik normal probability plot P-Plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data titik-titik pada sumbu diagonal dari grafik atau dengan melihat histogram dari residualnya, jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal akan menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. Pengujian data pada penelitian ini juga menggunakan One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test untuk menguji normalitas data masing-masing variabel Karo-Karo, 2006:36. Universitas Sumatera Utara

b. Uji Multikolinearitas

Uji Multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas independen. Multikolinearitas merupakan suatu fenomena adanya korelasi yang sempurna antara variabel-variabel bebas diantara satu dengan lainnya. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel bebas. Dalam hal ini kita sebut variabel-variabel bebas ini tidak ortogonal yaitu variabel bebas yang nilai korelasi diantara sesamanya sama dengan nol. Jika terjadi Multikolinearitas, akan mengakibatkan timbulnya kesalahan standar penaksir dan probabilitas untuk memerima hipotesis yang salah menjadi semakin besar. Untuk mendeteksi adanya Multikolinearitas digunakan juga nilai Variance Inflation Factor VIF untuk masing-masing variabel bebas. Jika nilai VIF lebih besar dari 10 maka variabel tersebut dikatakan mempunyai Multikolinearitas dengan variabel lainnya. Akan tetapi, jika nilai Variance Inflaction Factor VIF tidak lebih dari 10 dan nilai tolerance tidak kurang dari 0,1 maka model dapat dikatakan terbebas dari multikolinearitas.

c. Uji Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual suatu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut Universitas Sumatera Utara homoskedastisitas, dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi homoskedastisitas Ghozali, 2005:105. Salah satu asumsi pokok dalam model regresi linear klasik ialah bahwa variance setiap disturbans term yang dibatasi oleh nilai tertentu mengenai variabel- variabel bebas adalah berbentuk suatu nilai konstan yang sama dengan α. Untuk menguji heteroskedastisitas ini, peneliti menggunakan uji metode grafik, dengan melihat ada tidaknya pola tertentu yang tergambar pada output SPSS yaitu gambar Scatter-Plot antara variabel dependen yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID. Dasar pengambilan keputusan Karo-Karo, 2006:37, adalah: 1 Jika pola penyebaran data membentuk pola tertentu yang teratur bergelombang melebar, kemudian menyempit, maka terjadi heteroskedastisitas. 2 Jika tidak terdapat pola yang jelas, sebaran data di atas dan di bawah angka nol pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas yaitu model regresi yang homoskedastisitas.

3. Analisis Regresi Linier Berganda

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Akuntabilitas, Kompetensi dan Independensi Pemeriksa Terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaan Pada Inspektorat Kota Medan

0 34 92

Pengaruh Pengalaman Kerja, Independensi, Objektivitas, Integritas Dan Kompetensi Terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaan

1 27 66

Pengaruh Keahlian Audit Dan Independensi Pemeriksa Terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaan Di Inspektorat Kabupaten Tapanuli Utara

6 76 110

Analisis Pengaruh Latar Belakang Pendidikan Kecakapan Profesional, Pendidikan Berkelanjutan, Dan Independensi Pemeriksa Terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaan (Studi Empiris Pada Bawasko Medan)

2 28 109

PENGARUPROFESI PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN, PENGETAHUAN, KECAKAPAN PROFESIONAL, PENDIDIKAN BERKELANJUTAN, INDEPENDENSI, KEPATUHAN PADA KODE ETIK TERHADAP KUALITAS HASIL PEMERIKSAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN PENGALAMAN KERJA SEBAGAI VARIABEL MODERATING.

0 6 16

PENDAHULUAN PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN, PENGETAHUAN, KECAKAPAN PROFESIONAL, PENDIDIKAN BERKELANJUTAN, INDEPENDENSI, KEPATUHAN PADA KODE ETIK TERHADAP KUALITAS HASIL PEMERIKSAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN PENGALAMAN KERJA SEBAGAI VARIABEL MODERATING.

0 3 9

LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN, PENGETAHUAN, KECAKAPAN PROFESIONAL, PENDIDIKAN BERKELANJUTAN, INDEPENDENSI, KEPATUHAN PADA KODE ETIK TERHADAP KUALITAS HASIL PEMERIKSAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN PENGALAMAN KERJA SEBAGA

0 5 26

KESIMPULAN DAN SARAN PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN, PENGETAHUAN, KECAKAPAN PROFESIONAL, PENDIDIKAN BERKELANJUTAN, INDEPENDENSI, KEPATUHAN PADA KODE ETIK TERHADAP KUALITAS HASIL PEMERIKSAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN PENGALAMAN KERJA SEBAGAI VARIABEL MODERATING

0 2 34

PENGARUH OBYEKTIFITAS, INTEGRITAS, KOMPETENSI DAN INDEPENDENSI PEMERIKSA TEHADAP KUALITAS HASIL PEMERIKSAAN DALAM PENGAWASAN KEUANGAN DAERAH : STUDI PADA INSPEKTORAT KABUPATEN KUDUS

0 0 15

Pengaruh Independensi Pemeriksa, Standar Pelaporan, Pendidikan Berkelanjutan dan Keahlian Auditor Inspektorat Daerah terhadap Kualitas Audit

0 0 10