D. Kualitas Hasil Pemeriksaan
Dalam Peraturan Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia Nomor 01 Tahun 2007 tentang Standar Pemeriksaan Keuangan Negara, dijelaskan
tentang Laporan Hasil Pemeriksaan LHP yang merupakan bagian dari kualitas hasil pemeriksaan.
Laporan Hasil Pemeriksaan yang memuat adanya kelemahan dalam pengendalian intern, kecurangan, penyimpangan dari ketentuan dalam
pengendalian peraturan perundang-undangan, dan ketidakpatutan, harus dilengkapi tanggapan dari pimpinan atau pejabat yang bertanggung jawab
pada entitas yang diperiksa mengenai temuan dan rekomendasi serta tindakan koreksi yang direncanakan.
Laporan sebaiknya dibuat tepat pada waktunya, karena laporan yang sudah
lewat waktu kurang manfaatnya dan isi dari laporan itu tidak memihak obyektif serta dapat dipertanggung jawabkan dengan bukti-bukti yang cukup kuat untuk
memenuhi syarat-syarat formil, informal, dan material Karo-Karo, 2006 : 20. Suatu laporan yang baik haruslah berisikan prinsip yang dikenal dengan
prinsip 10 sepuluh C, yaitu: 1.
Correct, yaitu laporan harus menyajikan angka-angka yang tepat. 2.
Complete, yaitu data yang disajikan dalam laporan harus lengkap. 3.
Consice, yaitu laporan yang disajikan harus singkat. 4.
Clear, yaitu laporan yang disajikan harus lengkap. 5.
Comprehensive, yaitu laporan harus berisikan data yang menyeluruh. 6.
Comparative, yaitu laporan sedapat mungkin disajikan dalam perbandingan.
7. Celerity, yaitu bentuk laporan harus diatur sedemikian rupa sehingga
mudah disajikan.
Universitas Sumatera Utara
8. Candid, yaitu laporan harus bersifat jujur.
9. Considerate, yaitu laporan harus mempunyai pertimbangan terhadap
sesuatu atau memperhatikan tujuan penyajian laporan tersebut. 10.
Coordination, yaitu laporan sedapat mungkin memperhatikan hubungannya satu sama lain.
Laporan pemeriksa intern atau laporan badan pengawas dapat dibuat seperti berikut:
1. Laporan atau tunjukkan mengenai kesalahan yang ditemukan secara
terperinci. 2.
Buat perincian bagaimana yang seharusnya terjadi, bila tidak terjadi kesalahan tersebut.
3. Buat perincian bagaimana besarnya pengaruh dari kesalahan tersebut.
4. Berikan rekomendasi bagaimana cara untuk memperbaiki temuan atau
kesalahan tersebut.
Jika telah dibuat laporan yang terperinci seperti yang disebutkan di atas, maka sebagai penutup dari laporan tersebut dibuat penilaian umum mengenai
seluruh pemeriksaan pada periode yang diperiksa dan saran atau rekomendasi dari pemeriksa intern kepada pimpinan perusahaan. Bila pemeriksaan dilakukan oleh
badan pengawas di koperasi maka saran dan rekomendasi ditujukan kepada pengurus Karo-Karo, 2006:22.
Universitas Sumatera Utara
Cara yang paling efektif untuk menjamin bahwa suatu laporan hasil pemeriksaan telah dibuat secara wajar, lengkap, dan obyektif adalah dengan
mendapatkan reviu dan tanggapan dari penjabat yang bertanggung jawab pada entitas yang diperiksa. Tanggapan atau pendapat dari pejabat yang bertanggung
jawab tidak hanya mencakup kelemahan dalam pengendalian intern, kecurangan, penyimpangan terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan, atau tidak
ketidakpatutan yang dilaporkan oleh pemeriksa, tetapi juga tindakan perbaikan yang direncanakan. Pemeriksa harus memuat komentar pejabat tersebut dalam
laporan hasil pemeriksaannya. Pemeriksa harus meminta pejabat yang bertanggung jawab untuk
memberikan tanggapan tertulis terhadap temuan, simpulan, dan rekomendasi, termasuk tindakan perbaikan yang direncanakan oleh manajemen entitas yang
diperiksa. Tanggapan yang diperoleh harus dievaluasi secara seimbang dan obyektif.
Tanggapan yang berupa suatu janji atau rencana untuk tindakan perbaikan tidak boleh diterima sebagai alasan untuk menghilangkan temuan yang signifikan atau
rekomendasi yang berkaitan. Apabila tanggapan dari entitas yang diperiksa bertentangan dengan
temuan, simpulan, atau rekomendasi dalam dalam laporan hasil pemeriksaan dan menurut pemeriksa, tanggapan tersebut tidak benar atau apabila rencana tindakan
perbaikannya tidak sesuai dengan rekomendasi, maka pemeriksa harus menyampaikan ketidaksetujuannya atas tanggapan dan rencana tindakan
perbaikan tersebut beserta alasannya. Ketidaksetujuan tersebut harus disampaikan
Universitas Sumatera Utara
secara seimbang dan obyektif. Sebaliknya, pemeriksa harus memperbaiki laporannya apabila pemeriksa berpendapat bahwa tanggapan tersebut benar.
Pelaksanaan pemeriksaan yang didasarkan pada Standar Pemeriksaan akan meningkatkan kredibilitas informasi yang dilaporkan atau diperoleh dari entitas
yang diperiksa melalui pengumpulan dan pengujian bukti secara obyektif. Apabila pemeriksa melaksanakan pemeriksaan dengan cara ini dan melaporkan hasilnya
sesuai dengan Standar Pemeriksaan maka hasil pemeriksaan tersebut akan dapat mendukung peningkatan mutu pengelolaan dan tanggung jawab keuangan Negara
serta pengambilan keputusan Penyelenggara Negara. Pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab keuangan Negara juga merupakan salah satu unsur penting
dalam rangka terciptanya akuntabilitas publik. Hal ini sesuai dengan tujuan Standar Pemeriksaan tersebut, yaitu untuk menjadi ukuran mutu bagi para
pemeriksa dan organisasi pemeriksa dalam melaksanakan pemeriksaan atas pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara BPK, 2007:10.
E. Tinjauan Penelitian Terdahulu