Keterbatasan Penelitian Sejarah dan Keberadaan Buruh Pengepul Kelapa Sawit di Blok C Desa Ramin

3.6. Jadwal Penelitian

No Kegiatan Bulan ke 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1. Pra Observasi √ 2. ACC judul √ 3. Penyusunan Proposal penelitian √ √ √ 4. Seminar Proposal Penelitian √ 5. Revisi Proposal Penelitian √ √ 6. Penelitian ke Lapangan √ √ 7. Pengumpulan dan Analisis Data √ 8. Penulisan Laporan Akhir √ √ 9. Sidang Meja Hijau √

3.7 Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan dalam penelitian ini yaitu masih kurangnya kemampuan baik teori dan praktek serta pengalaman yang dimiliki oleh peneliti untuk melakukan penelitian. Keterbatasan yang lain adalah keterbatasan waktu saat melakukan wawancara dengan informan, hal ini disebabkan kegiatan informan yang penuh dengan kesibukan. Karena informan dalam penelitian ini adalah buruh pengepul buah kelapa sawit yang jam kerjanya tidak menentu serta lokasi tempat kerja yang cukup jauh. Selain itu, ada pula buruh yang enggan untuk dilakukan wawancara karena sibuk. Maka dari itu peneliti berinisiatif datang kerumah informan serta berkeliling perkebunan mencari buruh pengepul buah kelapa sawit yang sedang bekerja. Selain dari permasalahan teknis penelitian dan kendala dilapangan, peneliti menyadari juga keterbatasan dalam proses penelitian yaitu mengenai alat dokumentasi yang kurang baik sehingga peneliti menggunakan cara manual dengan mencatat informasi dan hal-hal yang penting pada saat wawancara dengan informan. Hal ini menyebabkan lambatnya proses penelitian yang dilakukan dan keterbatasan dalam melakukan penelitian ilmiah serta terbatasnya juga referensi buku, jurnal dan tulisan lainnya yang menyangkut informasi terkait dengan penelitian yang mau diteliti kurang dikuasai oleh peneliti. Walaupun demikian peneliti selalu berusaha untuk melakukan kegiatan penelitian ini semaksimal mungkin agar data yang diperoleh dan hasil yang ingin dicapai dalam penelitian ini dapat terjawab dengan maksimal dan positif sesuai dengan tujuan penelitian dari awal. BAB IV DESKRIPSI WILAYAH DAN INTERPRETASI DATA

4.1. Deskripsi Lokasi Penelitian

4.1.1 Lokasi Penelitian

Desa Ramin Kecamatan Kumpeh Ulu Kabupaten Muaro Jambi terletak diwilayah pinggiran kota, yaitu Kota Jambi. Jarak tempuh dari Desa Ramin ke Kecamatan Kumpeh Ulu sekitar 31 kilometer sedangkan jarak tempuh dari desa ke Kabupaten Muaro Jambi sekitar 80 kilometer dan jarak tempuh dari desa ke Kota Jambi sekitar 33 kilometer. Desa ini memiliki wilayah sekitar 3.325 hayang terdiri dari 2 dusun, yaitu Dusun Bangun Jaya dan Dusun Setia Jaya serta memiliki 11 Rukun Tetangga RT dengan batas-batas wilayah: a. Sebelah utara berbatasan dengan Desa Teluk Raya. b. Sebelah selatan berbatasan dengan Desa Teluk Raya. c. Sebelah barat berbatasan dengan Desa Kemingking Dalam. d. Sebelah timur berbatasan dengan Desa Teluk Raya. Penduduk Desa Ramin berjumlah sekitar 1.325 jiwa yang terdiri dari laki-laki sekitar 714 jiwa dan perempuan sekitar 611 jiwa dengan jumlah Kepala Keluarga sekitar 361 KK. Mata pencaharian yang ada di Desa Ramin yaitu mayoritas petani kelapa sawit, berkebun, petani padi.

4.1.2 Sejarah Singkat Desa Ramin

Desa Ramin terbentuk pada tahun 1992 yang merupakan ex transmigrasi UPT kumpeh 1 Kumpeh Ulu.Desa Ramin terletak ditengah dari Desa Teluk Raya, dikarenakan dahulunya Desa Ramin memang wilayah dari Desa Teluk Raya.Hal ini sesuai dengan daftar tempat-tempat serta tahun masuk transmigrasi yang ada di Kabupaten Muaro Jambi yang dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1 Jumlah Transmigran Menurut Tahun Penempatan di Kabupaten Muaro Jambi No Lokasi Penempatan Tahun Penempatan Kepala Keluarga Jiwa 1 Kumpeh I 19831984 500 2.005 2 Kumpeh II 19841985 500 2.430 3 Petaling 19841985 350 1.783 4 Rawa Pudak 19901991 300 1.343 5 Sungai Gelam I 19901991-19951996 450 1.909 6 Sungai Gelam II 2001 300 1.379 7 Sungai Gelam III 20022003 489 1.994 8 Sungai Bahar I 19841985 500 1.951 9 Sungai Bahar II 19841985 500 2.197 10 Sungai Bahar III 19881989 514 2.292 11 Sungai Bahar IV 19891990 500 2.040 12 Sungai Bahar V 19891990 750 3.134 13 Sungai Bahar VI 19891990 579 2.539 14 Sungai Bahar VII 19901991 550 2.177 15 Sungai Bahar VIII 19901991 450 1.876 16 Sungai Bahar IX 19901991 505 2.135 17 Sungai Bahar X 19901991 421 1.322 18 Sungai Bahar XI 19911992 495 2.034 19 Sungai Bahar XII 19931994 500 2.013 20 Sungai Bahar XIII 19931994 500 2.203 21 Sungai Bahar XIV 19941995 400 1.695 22 Sungai Bahar XV 19941995 600 2.477 23 Sungai Bahar XVI 19941995 500 2.147 24 Sungai Bahar XVII 19941995 465 2.073 25 Sungai Bahar XVIII 19941995 550 2.367 26 Sungai Bahar XIX 19951996 250 1.093 27 Sungai Bahar XX 19951996 430 2009 28 Sungai Bahar XXI 19961997 400 1717 29 Sungai Bahar XXII 19961997 570 2.437 30 Arang-Arang 2005 250 955 31 G. karyaJebusS. Aur 20082009 200 760 Sumber:Dinas Sosial, Ketenaagakerjaan dan Transmigrasi Provinsi Jambi Tahun 2011 Seiring waktu berjalan, maka diadakan pemekaran wilayah sehingga terbentuklah Desa Ramin.Adapun nama-nama Kepala Desa yang pernah menjabat di Desa Ramin ini dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2 Nama-Nama Kepala Desa yang Pernah Menjabat di Desa Ramin T a h u n Dipimpin N a m a Keterangan 1989-1992 Kepala Desa Khusni HS Binaan Transmigrasi 1992 Kepala Desa Murni Pilihan Masyarakat 1992-1995 Kepala Desa Dahril Penanggung Jawab Sementara 1995-2003 Kepala Desa Tukimin Pilihan Masyarakat 2003-2008 Kepala Desa Fauzi M Pilihan Masyarakat 2008-2013 Kepala Desa Tukimin Pilihan Masyarakat 2013-2014 Kepala Desa Ir. Suwarso Penanggung jawab sementara 2014-2019 Kepala Desa M . A M I N. S Pilihan Masyarakat Sumber :Data Desa Ramin tahun 2014

4.1.3 Sarana dan Prasarana Desa

Sarana dan prasarana desa adalah suatu pelengkap desa yang berfungsi sebagai fasilitas masyarakat dalam menjalankan aktivitas dan fungsinya di desa. Hubungan dengan penelitian ini adalah untuk mengetahui apa saja sarana dan prasarana yang terdapat di Desa Ramin yang sering digunakan oleh masyarakat yang tergabung dalam komunitas buruh pengepul buah kelapa sawit. Adapun yang menjadi sarana dan prasarana di Desa Ramin dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3 Sarana dan Prasarana Desa Ramin Sarana Jumlah Satuan Panjang jalan aspal 6000 Meter Pendidikan Anak Usia Dini PAUD 2 Unit Sekolah Dasar SD 2 Unit Sekolah Menengah Pertama SMP 1 Unit Sekolah Menengah Atas SMA - - Masjid 2 Unit Mushola 11 Unit Gereja - - Posyandu 2 Unit Lapangan sepak bola 1 Unit Usaha simpan pinjam 1 Unit Poskamling 11 Unit Puskesmas 2 Unit Angkutan desa - - Warung kelotong 17 Unit Perahusampan 109 Unit Jembatan 7 Unit Area perkuburan 2 Unit Madrasah 1 Unit Pasar tradisional 1 Unit Pasar modern - Unit Posyandu lansia 2 Unit Sumber: Data Desa Ramin tahun 2014

4.1.3 Partisipasi Masyarakat

Partisipasi masyarakat Desa Ramin Kecamatan Kumpeh Ulukhususnya di Blok C dalam keamanan maupun pembangunan di Desa Ramin Blok C, hal ini terbukti dengan adanya kelompok ronda yang dilakukan oleh masyarakat secara bergiliran serta perbaikan jalan yang rusak hasil dari swadaya murni masyarakat yang berbentuk materi maupun non materi masyarakat dalam bentuk gotong royong tenagayang di bantu alat berat yang disewa dari iuran warga masyarakat.

4.2. Profil Informan

Buruh pengepul kelapa sawit di Blok C Desa Ramin tidak hanya bertugas untuk mengantarkan buah kelapa sawit ke tengkulak atau toke yang menampung, namun diantara mereka pula ada yang merangkap sebagai buruh panen yang telah diberi kepercayaan dari pemilik kelapa sawit untuk memananen. Berikut nama-nama informan yang terdiri dari buruh pengepul buah kelapa sawit, pemilik kelapa sawit, toke atau tengkuak di Blok C desa Ramin serta Kepala Desa Ramin yang telah diwawancarai.

1. Informan Pertama

Nama : Paeran Jenis kelamin : laki-laki Umur : 50 tahun Agama : Islam Suku : Jawa Alamat : Desa Ramin Blok C Rt 06 Pak Peran dahulunya merupakan penduduk kecamatan Sungai Bahar, pak Paeran beserta istri dan 4 orang anaknya kemudian pindah ke Desa Ramin pada tahun 2009.Pak Paeran bercerita bahwasannya pada awal-awal beliau di Desa Ramin masih terbawa kebiasaan buruknya sewaktu tinggal di Kecamatan Sungai Bahar yaitu bermain judi, ribut dengan istrinya sering terjadi. Awal mulanya pak Paeran diajak oleh pak Bambang yang memang merupakan penduduk asli Desa Ramin. Berbagai kendala dialami oleh pak Paeran ketika belajar mengepul buah kelapa sawit dengan sepeda motor seperti terjatuh, tidak bisa menyeimbangkan beban dan bahkan pernah juga pak paeran masuk kedalam parit saluran air bersama sepeda motornya. Namun perlahan seiring berjalannya waktu serta dengan semangat dan kerja keras pak Paeran menekuni pekerjaannya sebagai buruh pengepul buah kelapa sawit bersama pak Bambang dan pak Bahrudin.Dalam sehari pak Peran dan rekannya dapat melakukan pengepulan buah kelapa sawit rata-rata 5-7 kavling sawit dengan upah Rp. 100.000-150.000ton sawit. Pak Paeran mengatakan bahwasanya trust atau kepercayaan serta kejujuran merupakan modal utama dalam kegiatan pengepulan, sebab bila sekali saja membuat kesalahan maka orang lainpun tidak akan percaya dan memberikan kepercayaan untuk mengepulkan buah kelapa sawit ke toke atau pengepul.

2. Informan Kedua

Nama : Bambang Jenis kelamin : laki-laki Umur : 45 tahun Agama : Islam Suku : Jawa Alamat : Desa Ramin Blok C Rt 06 Pak Bambang merupakan warga asli Desa Ramin, pak Bambang tinggal bersama istri dan 2 orang anaknya.Bersama rekannya pak Bahrudin dan pak Paeran, pak Bambang mengepulbuah kelapa sawit milik warga desa Ramin. Tak jarang kelompok lainyang kewalahan dalam pekerjaan mereka pula meminta bantuan kepada kelompok pak Bambang jika buah kelapa sawit sedang banyak dan begitu pula sebaliknya. Kebersamaan dan rasa kekeluargaanpun mereka tunjukkan saat berlangsungnya acara pernikahan anak pak Paeran, mereka sepakat berhenti sejenak meluangkan waktunya untuk membantu pada saat prosesi pernikahan anak pak Paeran.Kegiatan pengepulanmereka berikan kepada kelompok lain, hal ini dilakukan agar kelapa sawit yang telah dipanen dapat ditimbang secepatnya sehingga pemiliknya tidak kecewa serta disisi lain secara tidak langsung memberikan bantuan kepada kelompok lain. Biasanya sebelun pergi melakukan pekerjaannya mereka berkumpul dirumah pak Paeran, karena rumah pak Peran merupak jalan poros untuk menuju perkebunan kelapa sawit. Menurut pak Bambang jaringan perlu diterapkan dan dikembangkan dalam berbagai hal terlebih dalam hal pekerjaan karena bila tidak ada jaringan maka akan susah mendapatkan informasi dalam proses pengepulan buah kelapa sawit. Hal ini sangat dirasakan oleh pak Bambang dan rekannya karena hampir jarang mereka tidak melakukan proses pengepulan buah kelapa sawit. Bahkan pernah bila sedang banyaknya pekerjaan, mereka melakukan proses pengepulan hingga jam 9 malam.

3. Informan Ketiga

Nama : Bahrudin Jenis kelamin : laki-laki Umur : 47 tahun Agama : Islam Suku : Jawa Alamat : Desa Ramin Blok C Rt 07 Pak Bahrudin memiliki seorang istri dan 2 orang anak laki-laki dan perempuan, anak pertamanya duduk dibangku Sekolah Menengah Kejuruan SMK kelas 3 dan anak keduanya duduk di bangku Sekolah Dasar SD kelas 4. Sama seperti pak Paeran, dahulunya pak Bahrudin tinggal di Kecamatan Sungai Bahar. Pada tahun 2007 pak Bahrudin dan keluarga pindah dan menetap di Desa Ramin.Pada mulanya pak Bahrudin saat awal-awal di Desa Ramin belum memiliki pekerjaan, karena itu pak Paeran mengajaknya untuk ikut bergabung menjadi pengepul buah kelapa sawit milik masyarakat. Mulanya pak Bahrudin diajari cara menggunakan perahu oleh pak Paeran, karena tidak pernah menggunakan perahu maka jalan perahu tidak terkendali dan berputar-putar. Lama kelamaan pak Bahrudin terbiasa menggunakan perahu, dan pak Paeran pun mengajaknya untuk langsung bekerja. Pada saat awal-awal pak Bahrudin bekerja belum musim banjir, maka pak Bahrudin dan rekan-rekannya mengepul buah kelapa sawit dengan menggunakan sepeda motor yang telah dimodifikasi sedemikian rupa agar nyaman dan kuat saat membawa buah kelapa sawit dengan jumlah yang tidak sedikit. Setelah kurang lebih 7 tahun menekuni pekerjaan sebagai buruh pengepul, pak bahrudin mampu membeli kebun kelapa sawit seluas 2 hektar. Biasanya ketika tidak ada pekerjaan maka pak Bahrudin pergi kekebun kelapa sawit, dan sore harinya mancing bersama rekan-rekannya sekedar berkumpul atau bertukar fikiran serta saling mengingatkan kedepannya dimana akan mengepul buah kelapa sawit. Memancing merupakan kegiatan yang dilakukan setiap hari oleh warga Desa Ramin, selain hobi memancing dapat dijadikan lauk makan karena ikan yang didapatkan cukup besar.

4. Informan Keempat

Nama : Nur Jenis kelamin : laki-laki Umur : 50 tahun Agama : Islam Suku : Jawa Alamat : Desa Ramin Blok C Rt 11 Pak Nur memiliki seorang istri dan 2 orang anak laki-laki dan perempuan, anak pertamanya duduk dibangku Sekolah Menengah Atas SMA kelas 3 dan anak keduanya duduk dibangku Sekolah Menengah Pertama SMP kelas 2. Setiap harinya pak Nur mengepul buah kelapa sawit milik orang lain hingga 4 kaveling bersama dengan rekannya. Jam 8 pagi setelah sarapan pak Nur memeriksa sepeda motornya terlebih dahulu. Buruh pengepul buah kelapa sawit jam kerjanya tergantung pada selesainya proses pemanenan kelapa sawit yang dikerjakan pemilik kelapa sawit atau buruh panen yang telah diberi kepercayaan. Terkadang dalam proses pengepulan buah kelapa sawit pak Nur mendapat kendala seperti bocor ban atau patah rangka sepeda motornya, namun karena ada jiwa kekeluargaan dan senasib ketiga rekan pak Nur tidak mengurangi upah atau gaji dari proses pengepulan buahkelapa sawit. Dalam kelompok pak Nur ada sistem penyisihan uang dari hasil proses pengepulan buahkelapa sawit, perharinya pak Nur dan rekannya menyisihkan Rp. 25.000. Uang tersebut dijadikan uang kas dalam kelompok mereka yang sewaktu-waktu dapat dipinjam atau membantu bila ada musibah ataupun kerusakan sepeda motor pada saat proses pengepulan buahkelapa sawit.

5. Informan Kelima

Nama : Kantri Jenis kelamin : laki-laki Umur : 43 tahun Agama : Islam Suku : Jawa Alamat : Desa Ramin Blok C Rt 11 Pak Kantri memiliki seorang istri dan 3 orang anak, anak pertamanya kini dudukdi bangku Sekolah Menengah Pertama SMP dan 2 lainnya masih duduk dibangku Sekolah Dasar SD. Dalam kesehariannya pak Kantri sebagai buruh pengepul buah kelapa sawit bersama 3 rekannya, setelah sarapan biasanya pak Kantri singgah dulu ke rumah rekannya sambil menunggu rekannya siap, pak Kantri mengecek kendaraanya sebelum digunakan untuk mengangkut buah kelapa sawit. Hal ini perlu dilakukan, karena bila tidak dicek akan mengganggu jikamogok atau rusak ketika melakukan proses pengepulan buahkelapa sawit. Biasanya dalam sehari pak Kantri dan rekannya mendapat kepercayaan untuk mengepul buah kelapa sawit milik warga yang telah dipanen 3-5 kaveling dengan berat per kavelingnya rata-rata 1-2 ton.Jarak antara kaveling milik warga dengan tempat untuk menimbangnya cukup jauh hingga mencapai 5 kilometer dengan kondisi jalan yang rusak dan berlumpur. Jam istirahat pak Kantri saat melakukan proses pengepulan buah kelapa sawit tidak seperti halnya buruh pada umumnya, dirasa lelah maka pak Kantri dan rekannya beristirahat sambil menikmati bekal yang dibawanya dari rumah. Bekal biasanya sederhana berupa air putih, rokok dan roti.

6. Informan Keenam

Nama : Suwono Jenis kelamin : laki-laki Umur : 48 tahun Agama : Islam Suku : Jawa Alamat : Desa Ramin Blok C Rt 11 Pak Suwono memiliki seorang istri dan 2 orang anak, anaknya yang pertama duduk dibangku Sekolah Menengah Pertama SMP dan anaknya yang kedua masih duduk dibangku Sekolah Dasar SD. Bersama rekan-rekannya setiap harinya pak Suwono mengepul buahkelapa sawit milik warga Desa Ramin di blok D. Jalan di blok D bertanah merah, dahulunya mobil dapat masuk ke jalan ini.Namun karena kurangnya perawatan jalan dan sering terendam air disaat banjir maka jalan rusak dan tidak bisa dilalui mobil truk yang biasanya mengangkut buah kelapa sawit milik warga Desa Ramin. Pada musim kemarau seperti saat ini pak Suwono menggunakan sepeda motornya yang telah dimodifikasi untuk melakukan proses pengepulan buah kelapa sawit, jika menggunakan sepeda motor biasanya pak Suwono dapat mengepul dengan berat beban sekitar 250 kg. Namun bila menggunakan perahu buah kelapa sawit yang dikepul dapat mencapai 500kg atau lebih tergantung pada besar perahu yang digunakan.Dalam sehari pak Suwono dan rekannya dapat mengepul buah kelapa sawit 2-4 kaveling. Dari proses pengepulan buah kelapa sawit tersebut pak Suwono mendapat upah sekitar Rp. 100.000- Rp. 150.000. Pendapatan ini akan berkali-kali lipat besarnya disaat setelah Hari Raya tiba, karena hampir satu bulan buahkelapa sawit tidakdipanen.

7. Informan Ketujuh

Nama : Harno Jenis kelamin : laki-laki Umur : 55 tahun Agama : Islam Suku : Jawa Alamat : Desa Ramin Blok C Rt 08 Pak Harno merupakan penduduk pendatang dari jawa, dahulunya pak Harno tinggal bersama saudaranya.Dengan usaha dan kerja keras selama 6 tahun, kini pak Harno dapat membeli rumah dan membawa ketiga anak dan istrinya yang ada di Jawa ke Desa ramin. Sebelum bekerja sebagai buruh pengepul buah kelapa sawit, pak Harno bekerja sebagai pencari berondolan kelapa sawit yang hasilnya dijual ke toke atau pengepul buah kelapa sawit, namun karena takut dituduh sebagai pencuri buah kelapa sawit maka dirinya beralih menjadi buruh pengepul buah kelapa sawit. Dengan modal pinjaman dari saudaranya, pak Harno membeli sepeda motor bekas dan kemudian dimodifikasi agar dapat mengangkut beban berat. Jam kerja pak Harno tidak menentu, hal ini dikarenakan buruh panen kelapa sawit tidak tentu kapan siap memanen. Setiap harinya pak Harno bersama rekannya mengepul buah kelapa sawit hingga 2-4 kaveling. Bila tidak ada pekerjaan, pak Harno terkadang pergi mencari ikan yang hasilnya dijual untuk memenuhi kebutuhan sehari-harikeluarganya.

8. Informan Kedelapan

Nama : Sulis Jenis kelamin : laki-laki Umur : 27 tahun Agama : Islam Suku : Jawa Alamat : Desa Ramin Blok C Rt 03 Bang Sulis merupakan anak ke 2 dari 4 bersaudara, kakaknya telah menikah dan tinggal bersama dengan suaminya, sedang adik-adiknya yang masih kecil duduk dibangku Sekolah Menengah Pertama SMP dan Sekolah Dasar SD. Awalnya bang Sulis ingin sekali melanjutkan untuk kuliah setamat SMAnya, namun karena keterbatasan ekonomi keluarga, dirinya mengurungkan niatnya dan memilih untuk membantu kedua orang tuanya. Bang Sulis tidak hanya sebagai buruh pengepul buahkelapa sawit, namun merangkap pula sebagai buruh panen yang telah diberi kepercayaan pemilik kelapa sawit. Dari proses pengepulan buahkelapa sawit bang Sulis dan rekan-rekannya menerima upah sebesar Rp. 150.000 per ton buahkelapa sawit, sedangkan upah memanen kelapa sawit Rp. 70.000 per tonnya. Bang Sulis sangat menjaga kepercayaan yang telah diberikan kepadanya baik dari toke maupun dari pemilik kelapa sawit, karena bila sekali saja berbuat yang menghilangkan kepercayaan orang lain maka orang pun tidak akan memberikan kepercayaannya lagi. Bila tidak ada pekerjaan biasanya bang Sulis pergi memancing dan bermain bola saat sore hari tiba. Tidak jarang dirinya dipanggil oleh pemilik kelapa sawit lain yang mengenalnya untuk memanenkan serta mengepulkan buah kelapa sawitnya.

9. Informan Kesembilan

Nama : Arifin Jenis kelamin : laki-laki Umur : 25 tahun Agama : Islam Suku : Jawa Alamat : Desa Ramin Blok C Rt 05 Bang Arifin merupakan anak pertama dari 4 bersaudara, adik kedua dan ketiga duduk dibangku Sekolah Menengah Pertama SMP sedang anak keempat yaitu adik laki-lakinya masih belum sekolah. Semenjak orang tua laki-laki bang Arifin meninggal 5 tahun yang lalu, dirinya menjadi tulang punggung keluarganya. Awalnya bang Arifin hanya mengandalkan pendapatan dari kaveling yang diberikan oleh pemerintah yaitu kebun kelapa sawit seluas 2 hektar, namun karena semakin lama kebutuhan meningkat maka bang Arifin ikut bergabung dengan bang Sulis menjadi buruh pengepul buahkelapa sawit. Bang Arifin dan rekan-rekan biasanya mengepul buah kelapa sawit didaerah TC5, daerah tersebut meskipun tidak musim hujan tetap becek dan hanya dapat dilalui oleh kendaraan roda 2. Bang Arifin dan rekan-rekannya dapat mengangkut beban buah kelapa sawit dalam sekali angkut maksimal 250KG pada sepeda motornya. Hal ini dilakukan karena agar lebih cepat proses pengepulan tersebut serta menghemat waktu. Untuk membawa beban yang begitu berat bukanlah perkara yang mudah, dibutuhkan keahlian untuk menyeimbangkan laju sepeda motor serta ketahanan fisik. Tergelincir hingga masuk dalam parit dan jatuh tertimpa telah dialami bang Arifin, akan tetapi hal tersebut tidak mengendurkan semangatnya dalam mencari nafkah.

10. Informan Kesepuluh

Nama : Sabarjono Jenis kelamin : laki-laki Umur : 43 tahun Agama : Islam Suku : Jawa Alamat : Desa Ramin Blok C Rt 02 Pak Sabarjono merupakan warga transmigran yang mengandalkan sumber matapencahariannya pada kebun kelapa sawitnya dan harga buahkelapa sawit yang tidak stabil mempengaruhi pendapatannya, namun pak Sabarjono tetap berusaha karena dirinya yakin rezki sudah diatur.Pak Sabarjono memiliki seorang istri dan dikaruniai 2 orang anak yang semuanya perempuan.Anak yang pertama kini sekolah dibangku Sekolah Menengah Pertama SMP kelas 3 dan anaknya yang kedua masih sekolah Taman Kanak-Kanak TK.Di sela-sela mengurus kebun kelapa sawitnya pak Sabarjono pergi memancing ikan, selain untuk menyalurkan hobi ikan hasil pancingan dimasak oleh istrinya untuk lauk makan keluarga pak Sabarjono. Pak Sabar jono memiliki kebun kelapa sawit seluas 2 hektar yang diberi oleh Pemerintah serta 2 kebun kelapa sawit lainnya yang baru beberapa tahun dibelinya sendiri masing-masing seluas 2 hektar. Lahan yang baru dibeli pak Sabarjono masih belum ditanami kelapa sawit maka semuanya harus dimulai dari awal, dari proses pembersihan semak belukar, pengukuran, melubang tanah, dan kemudian penanaman kelapa sawit. Kendala banyak dirasakan oleh pak Sabarjono ketika penanaman kelapa sawit salah satunya hama babi hutan serta rusa yang memakan daun-daun muda tanaman kelapa sawit miliknya. Bagi masyarakat transmigrasi khususnya yang sumber mata pencahariannya dari kelapa sawit maka harus berusaha untuk memiliki kebun kelapa sawit lebih dari 1, hal ini disebabkan karena umur tanaman kelapa sawit hanya mampu berproduksi hingga umur 25 saja dan setelah itu sawit akan ditebang untuk ditanam kembali. Dahulunya pak Sabarjono memang memanen dan membawa buah kelapa sawit miliknya sendiri ke toke atau tengkulak, namun karena merasa tak sanggup maka pak Sabarjono memasrahkan orang lain untuk memanen dan mengepulkanbuahkelapa sawitnya. Pak Sabarjono mengatakan bahwasannya buruh pengepul buah kelapa sawit yang ada di Desa Ramin sangat membantu.

11. Informan Kesebelas

Nama : Sandik Jenis kelamin : laki-laki Umur : 50 tahun Agama : Islam Suku : Jawa Alamat : Desa Ramin Blok C Rt 07 Pak Sandik terkenal orang yang sangat rajin dan pantang menyerah, berkat usaha dan kerja kerasnya kini pak Sandik memiliki kebun kelapa sawit seluas 20 hektar dengan luas masing-masing 2 hektar.Pak Sandik memiliki seorang istri dan 4 orang anak, 3 orang perempuan dan 1 orang anak laki-laki.Dari 4 orang anaknya yaitu anak laki-lakinya saat ini sedang menimba ilmu di Universitas Jambi UNJA fakultas hukum.Karena jarak kampus yang jauh maka anaknya dibelikan rumah didekat kampusnya.Pak Sandik dirumahnya tinggal dengan istri dan ketiga anak perempuannya. Kesehariannya pak Sandik pergi kekebun kelapa sawitnya untuk sekedar membersihkan dan merawat tanaman kelapa sawit. Dari 10 kebun kelapa sawit milik pak Sandik, semuanya diserahkan kepada orang lain untuk memanen dan mengepulkan ke toke atau tengkulak. Pak Sandik mengatakan bahwasannya buruh pengepul buah kelapa sawit dan panen yang ada di Desa Ramin sangatlah membantu, terlebih pada saat sedang ada keperluan mendadak.Mayoritas buruh pengepul buah kelapa sawit dapat dipercaya tambah pak Sandik, karena sama-sama membutuhkan antara pemilik maupun yang menekuni sebagai buruh pengepul buahkelapa sawit dan buruh panen kelapa sawit.

12. Informan Keduabelas

Nama : Hobir Jenis kelamin : laki-laki Umur : 50 tahun Agama : Islam Suku : Jawa Alamat : Desa Ramin Blok C Rt 09 Pak Hobir memiliki seorang istri dan 3 orang anak, 2 laki-laki dan seorang perempuan.Lama beliau menjadi toke sekitar 7 tahun.Mulanya dahulu hanya dimintai tolong oleh masyarakat untuk menjualkan buah kelapa sawitnya ke pabrik, namun kesempatan tersebut tidak disia-siakan oleh pak Hobir hingga sekarang beliau menjadi salah satu toke yang lumayan banyak masyarakat menjual buah kelapa sawit kepadanya. Selain menjadi toke atau tengkulak, pak Hobir pula memiliki sumber pendapatan sampingan yaitu dengan cara menyewakan perahu-perahu yang dimilikinya untuk masyarakat.Harga sewa perahu berbeda-beda tergantung dengan ukuran perahu tersebut.Meskipun telah menjadi salah satu toke besar, pak Hobir tidak malu atau canggung untuk berkeliling membeli buah kelapa sawit milik warga yang tumbuh dipekarangan rumah mereka. Sebagai ungkapan terima kasihnya kepada buruh pengepul buah kelapa sawit dan masyarakat yang menjual hasil kelapa sawitnya, pak Hobir memberikan bingkisan pada saat menjelang Hari Raya Idul Fitri berupa minuman kaleng.Tidak hanya itu, pak Hobir memberikan berupa uang pinjaman baik kepada buruh pengepul maupun masyarakat yang menjual hasil kelapa sawitnya kepada pak Hobir apabila ada keperluan yang mendesak dan sistem pembayarannya tidak membebani karena dapat dicicil dan besarnya cicilan tidak ditentukan.

13. Informan Ketigabelas

Nama : Amin Jenis kelamin : laki-laki Umur : 45 tahun Agama : Islam Suku : Jawa Alamat : Desa Ramin Blok C Rt 11 Pak Amin tinggal bersama istri dan seorang anak laki-lakinya yang masih duduk dibangku Sekolah Dasar SD.Pak Amin di desa Ramin menjabat sebagai Kepala Desa Ramin periode 2014-2019dan baru menjabat sekitar 2 bulan.Kemenangan pak Amin pada pemilihan Kepala Desa Ramin karena pak Amin merupakan sosok yang merakyat, dan pernah menjadi pengurus organisasi kepemudaan sehingga memiliki pengalaman. Disela-sela kesibukannya menjadi kepala Desa Ramin, pak Amin membantu abang kandungnya yang saat itu hendak mencalonkan diri sebagai anggota legislatif tingkat daerah, namun pak Amin tidak meninggalkan tugas dan kewajibannya sebagai kepala desa. Menurut pak Amin dengan adanya buruh pengepul buahkelapa sawit yang ada di Desa Ramin sangatlah membantu, baik dari pihak pemilik kelapa sawit maupun yang menjadi buruh pengepul itu sendiri.

4.3. Sejarah dan Keberadaan Buruh Pengepul Kelapa Sawit di Blok C Desa Ramin

Berdasarkan data observasi dilapangan yang didapatkan dari hasil wawancara dengan para informan, keberadaan para buruh pengepul buahkelapa sawit di Desa Ramin merupakan salah satu desa yang terbentuk karena adanya pemekaran Desa Teluk Raya pada tahun 1992, dimana Desa Ramin sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai petani kelapa sawit. Dengan kondisi jalan yang rusak maka masyarakat Desa Ramin khususnya yang tinggal di Blok C memanfaatkannya dengan menjadi buruh pengepul buah kelapa sawit yang muncul sekitar tahun 2006-an. Hal ini sesuai yang dikemukakan oleh salah satu informan yang merupakan Kepala Desa Ramin berikut ini: “Keberadaan para buruh pengepul buahkelapa sawit di Desa Ramin ini bermunculan sekitar tahun 2006-an hingga bertahan sampai sekarang ini. Para buruh pengepul tersebut bergabung dalam kelompok-kelompok kecil yang beranggotakan 3-5 orang”. Pak Amin45 tahunlaki-laki Para informan yang merupakan buruh pengepul buah kelapa sawit di Desa Ramin yang peneliti wawancarai mayoritas bersuku jawa yang berasal dari Jawa Timur yang mengikuti program pemerataan dan persebaran penduduk yaitu transmigrasi.Dengan bekal dan modal seadanya para transmigran dituntut untuk dapat hidup mandiri dan bekerja keras yang dimulai dari awalnya belum memiliki apa-apa kini perlahan para tarnsmigran tersebut dapat memiliki. Seperti yang dikemukakanoleh informan berikut ini: “Kami para transmigran yang berasal dari Jawa Timur awalnya hanya diberitahu ilmu bercocok tanam, ketika sampai kami mengambil undian pembagian rumah dan lahan untuk usaha yang telah ditanami pohon kelapa sawit.Dulu ya Cuma bermodalkan seadanya saja dan tidak membawa apa-apa ketika sampai ditransmigrasi Kumpeh I. Dengan usaha dan kerja keras perlahan bapak kumpulkan uang untuk memenuhi kebutuhan dan kendaraan untuk bekerja”. Pak Bambang45 tahunlaki- laki Pekerjaan sebagai buruh pengepul buah kelapa sawit tidak membutuhkan keahlian ataupun pendidikan yang khusus, hanya bermodalkan kendaraan yang telah dimodifikasi serta kekuatan fisik sudah dapat mengepul buah kelapa sawit ke toke atau pengepul yang telah menentukan tempat untuk menimbang buah kelapa sawit tersebut. Seperti yang dikemukakan oleh informan berikut ini. “Bapak tidak asli penduduk desa ini, dahulu bapak awalnya diajak saudara ke Sumatera dan tinggal bersama saudara untuk membantu menggarap kebun kelapa sawit miliknya.Ketika ada waktu luang bapak pergi mencari brondolan yang tercecer dan tidak diambil dikebun kelapa sawit milik warga untuk dijual dan dibelikan rokok, tapi takut tertuduh mencuri buah kelapa sawit jadi bapak berhenti dan menjadi buruh pengepul buah kelapa sawit”. Pak Harno55 tahunlaki-laki Keberadaan buruh pengepul buah kelapa sawit yang ada di Desa Ramin sangatlah membantu terlebih jika ada kendala berupa banjir yang terjadi 3-4 kali dalam setahun atau ada keperluan mendadak sehingga pemilik kelapa sawit tidak dapat memanen sendiri.Selain itu faktor kondisi fisik pula menjadi alasan warga Desa Ramin untuk memberi kepercayaan kepada buruh panen dan buruh pengepul buah kelapa sawit untuk memanen dan mengepulkan kepada toke atau tengkulak.Seperti yang dikemukakan oleh informan berikut ini. “Buruh pengepul buah kelapa sawit yang ada di Desa Ramin sangat bermanfaat sekali, bila ada keperluan mendadak pas pula waktu manen ya mau tidak mau ya harus dipasrahkan untuk memanen dan dikepulkan buah kelapa sawitnya. Kalau bapak sendiri memang telah lama memasrahkan karena bapak ada sakit asam urat jadi bapak pasrahkan dengan buruh panen dan buruh pengepul buahkelapa sawit, yang penting saling percaya saja”.Pak Sabarjono43tahunlaki-laki Hal ini sejalan dengan yang dikemukakan oleh informan berikut ini: “Kebetulan kaveling bapak banyak, dan sebagian bapak pasrahkan kepada buruh panen sekaligus mengepulkannya ke toke, palingan kavling terdekat dan yang dijalan poros yang bapak panen sendiri. Keberadaan buruh pengepul buahkelapa sawit sangatlah membantu bagi masyarakat Desa Ramin, biasanya yang memakai jasa itu orang yang telah tua atau tidak sempat karena pekerjaan lainnya”. Pak Sandik50 tahunlaki-laki Selain pekerjaan sebagai buruh pengepul buah kelapa sawit, Desa Desa Ramin terdapat berbagai pekerjaan lain yang ada kaitannya dengankelapa sawit. Pekerjaan yang lain pun tidak jauh berbeda dengan buruh pengepul buah kelapa sawit sama-sama mengandalkan kekuatan fisiknya, diantaranya: a. Buruh panen kelapa sawit. b. Buruh melepah. c. Buruh pemupukan. Bila dilihat berdasarkan informasi yang diungkapkan oleh beberapa informan diatas, buruh pengepul buah kelapa sawit yang ada di Desa Ramin merupakan salah satu bentuk sumber pendapatan tambahan yang cukup besar apalagi bila mereka memiliki jaringan yang luas.Hal tersebut tidak terlepas dari peranan modal sosial yang mereka pelihara dan sikap saling tolong- menolong diantara buruh pengepul buah kelapa sawit yang ada di Desa Ramin.

4.4. Perkembangan dan Kondisi Sosial Ekonomi Buruh Pengepul Kelapa Sawit

Dokumen yang terkait

Integrasi Pasar Tandan Buah Segar Kelapa Sawit Perdesaan Asahaan Dengan Pasar Nasional(Studi Kasus : Kabupaten Asahan)

4 82 98

Analisa Posisi Tawar Petani Kelapa Sawit Di Kabupaten Labuhan Batu Dan Kabupaten Serdang Bedagai.

17 87 70

Pengaruh Harga Cpo Terhadap Pendapatan Petani Kelapa Sawit Pir-Lokal Melalui Harga TBS Di Kecamatan Selesai, Kabupaten Langkat

20 154 66

Pengaruh Tekanan Uap Saat Perebusan Tandan Buah Segar Kelapa Sawit ( TBS ) Dan Terhadap Kekuatan Dinding Sterilizer Di PKS Dolok Sinumbah

35 184 71

Prancangan Cake Breaker Screw Conveyor Pengolahan Kelapa Sawit Dengan Kapasitas pabrik 60 Ton TBS Per Jam

13 92 94

PengaruhFraksi Tandan Buah Segar Kelapa Sawit Terhadap Kadar Minyak yang Dihasilkan di PTP.NusantaraIIISeiSilau-Asahan

4 22 42

1. Kepercayaan (trust) Buruh Pengepul Kelapa Sawit - Modal Sosial Komunitas Buruh Pengepul Tandan Buah Segar (TBS) Kelapa Sawit di Daerah Transmigrasi (Studi Deskriptif Pada Buruh Pengepul Kelapa Sawit di Desa Ramin Blok C Kecamatan Kumpeh Ulu Kabupaten M

0 0 21

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Modal Sosial - Modal Sosial Komunitas Buruh Pengepul Tandan Buah Segar (TBS) Kelapa Sawit di Daerah Transmigrasi (Studi Deskriptif Pada Buruh Pengepul Kelapa Sawit di Desa Ramin Blok C Kecamatan Kumpeh Ulu Kabupaten Muaro Jamb

0 0 13

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - Modal Sosial Komunitas Buruh Pengepul Tandan Buah Segar (TBS) Kelapa Sawit di Daerah Transmigrasi (Studi Deskriptif Pada Buruh Pengepul Kelapa Sawit di Desa Ramin Blok C Kecamatan Kumpeh Ulu Kabupaten Muaro Jambi)

0 0 11

Modal Sosial Komunitas Buruh Pengepul Tandan Buah Segar (TBS) Kelapa Sawit di Daerah Transmigrasi (Studi Deskriptif Pada Buruh Pengepul Kelapa Sawit di Desa Ramin Blok C Kecamatan Kumpeh Ulu Kabupaten Muaro Jambi)

0 2 10