Modal Sosial Komunitas Buruh Pengepul Tandan Buah Segar (TBS) Kelapa Sawit di Daerah Transmigrasi (Studi Deskriptif Pada Buruh Pengepul Kelapa Sawit di Desa Ramin Blok C Kecamatan Kumpeh Ulu Kabupaten Muaro Jambi)

(1)

MODAL SOSIAL KOMUNITAS BURUH PENGEPULTANDAN BUAH SEGAR (TBS) KELAPA SAWIT DI DAERAH TRANSMIGRASI

(Studi Deskriptif Pada Buruh PengepulBuah Kelapa Sawit di Desa Ramin Blok C Kecamatan Kumpeh UluKabupaten Muaro Jambi)

Disusun oleh:

DEPARTEMEN SOSIOLOGI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN Dede Adi Satria

090901014


(2)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ... i

ABSTRAK ... v

KATA PENGANTAR ... vi

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 7

1.3. Tujuan Penelitian ... 8

1.4. Manfaat Penelitian ... 8

1.5. Definisi Konsep ... 9

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ... 12

2.1. Modal Sosial ... 12

2.2. Elemen Modal Sosial ... 14

2.3. Buruh Pengepul Buah Kelapa Sawit ... 20

2.4. TokeAtau Tengkulak Buah Kelapa Sawit... 23

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ... 25

3.1. Jenis Penelitian ... 25

3.2. Lokasi Penelitian ... 26

3.3. Unit Analisis dan Informan ... 26

3.4. Teknik Pengumpulan Data ... 27

3.5. Interpretasi Data ... 29

3.6. Jadwal Penelitian ... 30


(3)

BAB IV. DESKRIPSI WILAYAH DAN INTERPRETASI DATA ... 32

4.1. Deskripsi Lokasi Penelitian ... 32

4.2. Profil Informan ... 37

4.3. Sejarah dan Keberadaan Buruh Pengepul Kelapa Sawit di Blok C Desa Ramin .. 51

4.4. Perkembangan dan Kondisi Sosial Ekonomi Buruh Pengepul Kelapa Sawit ... 53

4.5. Analisis dan Interpretasi Data ... 56

BAB V. PENUTUP ... 78

5.1. Kesimpulan ... 78

5.2. Saran ... 79

DAFTAR PUSTAKA ... 81

LAMPIRAN ... 85

1. INTERVIEW GUIDE...85

2. DOKUMENTASI...89 3. BERKAS-BERKAS TERKAIT PENELITIAN


(4)

DARTAR TABEL Tabel JudulHalaman

Tabel 1 Jumlah Transmigran Menurut Tahun Penempatan di Kabupaten MuaroJambi ...34

Tabel 2 Nama-Nama Kepala Desa yang Pernah Menjabat di Desa Ramin35


(5)

DAFTAR GAMBAR Gambar Judul Halaman

Gambar 1 Membangun Kepercayaan Pada Buruh Pengepul Buah Kelapa Sawit 60 Gambar 2 Jaringan Pada Buruh Pengepul Buah Kelapa Sawit ... 68 Gambar 3 Jaringan Antar Kelompok Buruh Pengepul Buah Kelapa Sawit ... 69


(6)

ABSTRAK

Desa Ramin adalah salah satu desa yang merupakan salah satu lokasi transmigrasi di Provinsi Jambi dengan penduduk berjumlah sekitar 1.325 jiwa. Letak Desa Ramin tidak begitu jauh dari sungai Batang Hari, sehingga saat musim hujan datang banjir merendam Desa Ramin. Rumah-rumah warga dan tidak terkecuali perkebunan kelapa sawit milik warga serta jalan-jalan desa.Banjir membawa dampak yang sangat besar, salah satu yang ditimbulkan yaitujalan menjadi rusak dan licinsehingga menyulitkan warga untuk beraktivitas di luar rumah. Kondisi jalan yang rusak dan licin membuat mobil truk pengangkut buah kelapa sawit yang telah dipanen oleh pemiliknya tidak dapat masuk ke perkebunan. Biasanya setelah proses panen maka hasilnya ditimbang dan diangkut oleh truk untuk dibawa ke pabrik pengolahan. Dari kondisi tersebut maka masyarakat berinisiatif untuk menjadi buruh pengepul buah kelapa sawit, mereka menjadikannya sebagai sumber penghasilan tambahan. Modal sosial dijadikan sebagai pendukung keberhasilan kegiatan dalam kehidupan bermasyarakat salah satunya dalam hal ini adalah pekerjaan sebagai buruh pengepul buah kelapa sawit yang ada di Desa Ramin Blok C Kecamatan Kumpeh Ulu Kabupaten Muaro Jambi Provinsi Jambi. Mereka tergabung dalam kelompok-kelompok kecil yang beranggotakan antara 3-5 orang. Bentuk modal sosial yang terdapat pada buruh pengepul buah kelapa sawit yang ada di Desa Ramin meliputi saling percaya, jaringan, nilai dan norma serta interaksi.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan antara lain dengan observasi, wawancara, dokumentasi dan studi pustakaan. Yang menjadi unit analisis dalam penelitian ini adalah para buruh pengepul buah kelapa sawit yang ada di Desa Ramin Blok C. Interpretasi data dilakukan dengan menggunakan data-data yang diperoleh dari data lapangan yang dikaitkan dengan kajian pustaka.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwasannya alasan masyarakat di Desa Ramin menjadi buruh pengepul buah kelapa sawit dikarenakan beberapa hal, yaitu dikarenakan bila hanya mengandalkan satu kebun kelapa sawit maka dirasa kurang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka, rendahnya tingkat pendidikan serta sebagai pengganti tulang punggung dalam keluarganya. Bentuk-bentuk modal sosial yang ada pada buruh pengepul buah kelapa sawit antara lain: pertama adalah kepercayaan (trust) yang terjalin antara pemilik kelapa sawit, buruh pengepul buah kelapa sawit dan toke atau tengkulak. Pemilik buah kelapa sawit mempercayakan buahnya untuk dikepul oleh buruh pengepul kemudian buruh pengepul memberi kepercayaaan kepada toke atau tengkulak untuk menimbangkan buah kelapa sawit tersebut. Kedua adalah jaringan yang terjalin antara sesama buruh dalam satu kelompok serta jaringan yang terjalin antar kelompok satu dengan yang lainnya. Jaringan dalam satu kelompok berbentuk informasi yang saling mengingatkan sedangkan jaringan antar kelompok berbentuk informasi bila ada satu kelompok yang memberi informasi atau pekerjaan ketika kelompok pemberi sedang sibuk atau kelebihan buah. Ketiga adalah nilai dan norma yang terdapat dalam masing-masing kelompok yang diharapkan dengan adanya nilai dan norma tersebut para buruh pengepul buah kelapa sawit tidak melanggar aturan yang telah disepakati. Keempat yaitu interaksi yang terjalin antar sesama buruh pengepul buah kelapa sawit baik di dalam maupun di luar kelompok mereka. Tujuannya tidak lain menjaga silaturrahmi, interaksi biasanyasering terjadi di tempat pemancingan umum, di jalan atau lapangan sepak bola.


(7)

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Syukur Alhamdulilah penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan Ridho dan Rahmatnya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul: “Modal Sosial Komunitas Buruh Pengepul Tandan Buah Segar (TBS) Kelapa Sawit di Daerah Transmigrasi (Studi Deskriptif Pada Buruh Pengepul Kelapa Sawit di Desa Ramin Blok C Kecamatan Kumpeh Ulu Kabupaten Muaro Jambi)”,dan tak lupa pula shalawat beriring salam junjungkan kepada Nabi Besar kita Nabi Muhammad SAW.

Skripsi ini dibuat untuk memenuhi salah satu syarat dalam memperoleh gelar sarjana (S-1) bagi mahasiswa/I Departemen Sosiologi pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Sebagai manusia yang tidak luput dari kekurangan, penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini belum cukup sempurna. Masih banyak kelemahan dan kekurangan yang membutuh saran dan perbaikan, demi peningkatan kualitas di masa yang akan datang. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk dapat dipergunakan di masa yang akan datang.

Keberhasilan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini tidaklah terlepas dari pertolongan Allah SWT, bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Kepada kedua orangtua penulis, BapakSarji dan IbuMira tercinta. Yang tiada henti selalu mendoakan, memberikan semangat, motivasi, dukungan dan bantuan baik secara moril maupun materil kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.


(8)

2. Bapak Prof. Dr. Badaruddin, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu yang telah memberikan ilmu kepada penulis selama mengikuti perkuliahan dan sekaligus selaku dosen pembimbing penulis yang sudah sabar dan bersedia memberikan waktu, tenaga, serta pengetahuan kepada penulis dalam penulisan skripsi ini.

3. Ibu Dra. Lina Sudarwati, M.Si, selaku Ketua Departemen Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan ilmu pengetahuan dalam perkuliahan sekaligus sebagai ketua penguji yang memberikan arahan dan masukan untuk skripsi ini.

4. Bapak Prof. Dr. Rizabuana, M.Phil, Phd, selaku dosen penguji yang telah memberikan arahan dan masukan dalam penyusunan skripsi ini.

5. Drs. Henry Sitorus, M.Si selaku Dosen Pembimbing Akademik dari awal semester sampai akhir semester.

6. Kepada seluruh dosen di Departeman Sosiologi yang tidak bisa penulis sebutkan namanya satu-persatu yang telah banyak memberikan ilmu pengetahuan selama masa perkuliahan. membimbing penulis selama mengikuti perkuliahan dari awal hingga selesainya skripsi ini. 7. Bapak Amin selaku Kepala Desa Ramin beserta staf yang telah memberikan izin dan bantuan

kepada penulis untuk melakukan penelitian skripsi ini.

8. Kak Fenny, Kak Betty, Sri dan Sarifah di jurusan sosiologi, Bu Ade serta seluruh staf yang berada di FISIP USU yang telah memberikan kemudahan dalam mengurus segala administrasi dalam skripsi ini.

9. Kepada seluruh kelompok buruh pengepul buah kelapa sawit di Desa Ramin Blok C yang telah bersedia memberikan informasi serta data yang telah banyak membantu dalam penelitian ini.


(9)

10.Terimakasih sebesar-besarnya kepada seluruh bibi, om, uwak dan sepupu-sepupu yang telah memberi dukungan, bantuan serta doa kepada penulis.

11.Buat adek- adek penulis Deni dan Hari, tetap semangat belajar dan semoga kita semua bisa membanggakan mamak dan bapak kedepannya. Amin...

12.Buat Phil ku Sayang Mila Winda, Amd yang selalu memberi dukungan, do’a, kasih sayang, semangat, hingga penulis dapat menyelesaikan Sripsi ini, dan terimakasih pula untuk ibu Hafni Yusra Hasibuan, bapak Sukirman Piliang sekeluarga serta tulang dan nantulang yang telah begitu baik menerima kunjungan penulis saat resepsi pernikahan kak Nanda dan bang Nawan.

13.Untuk kawan-kawan kos 71 A bang Richat, Rizal, Ican, Zul, Tofik, Akmal, Hasbi, Udin, Rahmat, Azrul kapan lagi kita panggang ayam dan buat kerang rebus di loteng??? Hehehehe 14.Buat kawan-kawan seperjuangan di Departemen Sosiologi, khususnya stambuk 2009: Lilis,

James, Bima, Nela, Sauma, Riya, May Yuliarti, May Hermawani, Sarwendah, Mega, Irvin, Ridho, Mira, Julfri, Adul, Joni, Johan, Sri, Widya, Onkaruna, Wely, Syahid, Bertha, Melita, Bernita, Noni, Serdita, Siska, Lely, Cory, Riski, Wisnu, Nuel, Risman, Lukas, Nasrullah, Almert, Palty, Arfy, Ricardo, Bery, Edi, Elisabeth besar, Elisabeth kecil, Kiki, Dewi, Ledy, Siti, Sopia, Winda, Veronika, Angel, Heny, Rani, Monica, Dina, Willer, Yohan, Christian, Fitria. Terima kasih banyak atas semangat, saran dan doanya serta buat pertemanan kita selama ini dan harapannya pertemanan kita sampai masa tua nanti.

15.Terima kasih buat semua teman-teman, adik, kakanda senior dan alumni Organisasi Himpunan Mahasiswa Islam FISIP USU yang telah memberikan ilmu dan wawasan ketika penulis mengikuti masa perkuliahan.


(10)

Tak lupa pula penulis harapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca, karena penulis menyadari skripsi ini belum sempurna, tetapi penulis telah berupaya semaksimal mungkin. Namun penulis juga memiliki keterbatasan mulai dari waktu, kemampuan dan pengalaman.

Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat berguna dan bermanfaat bagi semua pihak. Amin..

Medan, Mei 2015


(11)

ABSTRAK

Desa Ramin adalah salah satu desa yang merupakan salah satu lokasi transmigrasi di Provinsi Jambi dengan penduduk berjumlah sekitar 1.325 jiwa. Letak Desa Ramin tidak begitu jauh dari sungai Batang Hari, sehingga saat musim hujan datang banjir merendam Desa Ramin. Rumah-rumah warga dan tidak terkecuali perkebunan kelapa sawit milik warga serta jalan-jalan desa.Banjir membawa dampak yang sangat besar, salah satu yang ditimbulkan yaitujalan menjadi rusak dan licinsehingga menyulitkan warga untuk beraktivitas di luar rumah. Kondisi jalan yang rusak dan licin membuat mobil truk pengangkut buah kelapa sawit yang telah dipanen oleh pemiliknya tidak dapat masuk ke perkebunan. Biasanya setelah proses panen maka hasilnya ditimbang dan diangkut oleh truk untuk dibawa ke pabrik pengolahan. Dari kondisi tersebut maka masyarakat berinisiatif untuk menjadi buruh pengepul buah kelapa sawit, mereka menjadikannya sebagai sumber penghasilan tambahan. Modal sosial dijadikan sebagai pendukung keberhasilan kegiatan dalam kehidupan bermasyarakat salah satunya dalam hal ini adalah pekerjaan sebagai buruh pengepul buah kelapa sawit yang ada di Desa Ramin Blok C Kecamatan Kumpeh Ulu Kabupaten Muaro Jambi Provinsi Jambi. Mereka tergabung dalam kelompok-kelompok kecil yang beranggotakan antara 3-5 orang. Bentuk modal sosial yang terdapat pada buruh pengepul buah kelapa sawit yang ada di Desa Ramin meliputi saling percaya, jaringan, nilai dan norma serta interaksi.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan antara lain dengan observasi, wawancara, dokumentasi dan studi pustakaan. Yang menjadi unit analisis dalam penelitian ini adalah para buruh pengepul buah kelapa sawit yang ada di Desa Ramin Blok C. Interpretasi data dilakukan dengan menggunakan data-data yang diperoleh dari data lapangan yang dikaitkan dengan kajian pustaka.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwasannya alasan masyarakat di Desa Ramin menjadi buruh pengepul buah kelapa sawit dikarenakan beberapa hal, yaitu dikarenakan bila hanya mengandalkan satu kebun kelapa sawit maka dirasa kurang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka, rendahnya tingkat pendidikan serta sebagai pengganti tulang punggung dalam keluarganya. Bentuk-bentuk modal sosial yang ada pada buruh pengepul buah kelapa sawit antara lain: pertama adalah kepercayaan (trust) yang terjalin antara pemilik kelapa sawit, buruh pengepul buah kelapa sawit dan toke atau tengkulak. Pemilik buah kelapa sawit mempercayakan buahnya untuk dikepul oleh buruh pengepul kemudian buruh pengepul memberi kepercayaaan kepada toke atau tengkulak untuk menimbangkan buah kelapa sawit tersebut. Kedua adalah jaringan yang terjalin antara sesama buruh dalam satu kelompok serta jaringan yang terjalin antar kelompok satu dengan yang lainnya. Jaringan dalam satu kelompok berbentuk informasi yang saling mengingatkan sedangkan jaringan antar kelompok berbentuk informasi bila ada satu kelompok yang memberi informasi atau pekerjaan ketika kelompok pemberi sedang sibuk atau kelebihan buah. Ketiga adalah nilai dan norma yang terdapat dalam masing-masing kelompok yang diharapkan dengan adanya nilai dan norma tersebut para buruh pengepul buah kelapa sawit tidak melanggar aturan yang telah disepakati. Keempat yaitu interaksi yang terjalin antar sesama buruh pengepul buah kelapa sawit baik di dalam maupun di luar kelompok mereka. Tujuannya tidak lain menjaga silaturrahmi, interaksi biasanyasering terjadi di tempat pemancingan umum, di jalan atau lapangan sepak bola.


(12)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki penduduk terbesar yang menempati urutan keempat didunia setelah China, India, dan Amerika Serikat.Jumlah penduduk setiap tahunnya semakin meningkat.Kepadatan penduduk biasanya terjadi dikota-kota besar.Tahun 2013 BPS mencatat jumlah penduduk Indonesia 237.641.326 jiwa

Diakses pada

tanggal 1 Juni 2013 pada jam 23:34).

Dengan jumlah yang melojak setiap tahunnya diharapkan pemerintahmemecahkan permasalahan kuantitas penduduk Indonesia antara lain :

1. Pengendalian jumlah dan pertumbuhan penduduk dengan cara menekan angka kelahiran melalui pembatasan jumlah kelahiran, penundaan perkawinan usia muda dan meningkatkan pendidikan.

2. Pemerataan persebaran penduduk dengan cara transmigrasi dan pembangunan industri di wilayah yang jarang penduduknya, hal ini guna mencegah migrasi penduduk dari desa ke kota. Pemerintah mengupayakan berbagai program berupa pemerataan pembangunan hingga ke pelosok, perbaikan sarana dan prasarana pedesaan.

2015 pada jam 20:37).


(13)

Pemerataan erat kaitannya dengan pembangunan dan pembukaan lowongan kerja. Kenyataanya pembangunan hanya berpusat di pulau Jawa sehingga menarik penduduk wilayah lain untuk berpindah ke pulau Jawa. Maka tidak heran pulau Jawa menjadi magnet besar yang menarik penduduk untuk mengadu nasib meskipun mereka tidak memiliki modal baik skill maupun materi. Jika hal ini dibiarkan, akan sangat sulit bagi pemerintah untuk membangun seluruh negeri.

Tujuan utama dari pelaksanaan transmigrasi antara lain adalah peningkatan taraf hidup, pembangunan daerah, keseimbangan penyebaran penduduk, pembangunan yang merata diseluruh Indonesia, pemanfaatan sumber-sumber alam dan tenaga manusia, serta kesatuan dan persatuan bangsa (Haris, 2002:57-58). Dengan adanya program transmigrasi, diharapkan kedepannya akan meratakan jumlah penduduk serta pembangunan daerah yang menjadi tempat tujuan transmigrasi. Adapun syarat-syarat untuk menjadi seorang transmigran antara lain:

1. Warga Negara Indonesia adalah setiap warga negara yang berdomisili diwilayah Negara Republik Indonesia.

2. Berkeluarga dibuktikan dengan suratnikah dan kartu keluarga. 3. Memiliki Kartu Tanda Penduduk (KTP) yang masih berlaku.

4. Berusia antara 18 sampai dengan 50 tahun sesuai dengan Kartu Tanda Penduduk (KTP), kecuali diatur lain dalam perjanjian kerjasama antar daerah.

5. Belum pernah bertransmigrasi yang dibuktikan dengan Surat Keterangan dari Kepala Desa/Lurah dimana pendaftar berdomisili.


(14)

7. Memiliki keterampilan sesuai kebutuhan untuk mengembangkan potensi sumber daya yang tersedia dilokasi tujuan sebagaimana diatur dalam perjanjian kerjasama antar daerah.

8. Menandatangani suratpernyataan kesanggupan melaksanakan kewajiban sebagai transmigran.

9. Lulus seleksi yang dibuktikan dengan suratketerangan lulus dari tim yang diberikan wewenang untuk melaksanakan seleksi.

Diakses pada tanggal 11 November

2013 pada pukul 10.52 WIB).

Penyelenggaraan transmigrasi mempunyai sasaran sebagai peningkatan dan kemampuan produktivitas masyarakat transmigrasi, membangun kemandirian dan mewujudkan integrasi dipemukiman transmigrasi sehingga diharapkan membawa implikasi positif secara ekonomi, sosial dan budaya pada daerah penerima transmigrasi.Dalam program transmigrasi, para transmigran mendapatkan fasilitas-fasilitas untuk memulai kehidupan baru mereka. Hal ini sesuai yang dikemukakan Disnakertrans baik dari daerah asal maupun daerah tujuan transmigrasi kepada warga transmigran nantinya akan mendapat lahan pekarangan 2.500 meter persegi, lahan usaha 7.500 meter persegi dan lahan usaha dua seluas satu hektar. Selain itu mereka juga mendapat jatah hidup selama dua tahun dengan perhitungan setelah itu mereka sudah bisa mandiri, serta mendapat fasilitas rumah ukuran 24 meter persegi dan fasilitas umum lainnya

Diakses pada tanggal 17

Desember 2013 pukul 10:03 WIB).

Luas lahan perkebunankelapa sawit terluas kedua di Jambi setelah perkebunan karet.Kelapa sawit memberikan sumbangan yang cukup besar bagi perekonomian Jambi. Lahan


(15)

kelapa sawit Jambi merupakan keempat terluas di Sumatera setelah Riau, Sumatera Utara, dan Sumatera Selatan.Penanaman perkebunan kelapa sawit diawali pada tahun 1983 oleh PTPN VI diikuti oleh perusahaan swasta lainnya. Namun masa produktif dari tanaman kelapa sawit biasanya sampai pada usia tanam 25 tahun. Sudah selayaknya bagi tanaman yang berusia diatas 25 tahun dilakukan peremajaan.Kondisi kelapa sawit di Jambi pada tahun 2013 memiliki luas kebun seluas 574.414 ha.Diakses pada tanggal 30 Januari

2015 pukul 15.31 WIB).

Desa Ramin merupakan salah satu desa di Kecamatan Kumpeh Ulu Kabupaten Muaro Jambi Provinsi Jambi yang menjadi tujuan program transmigrasi.Transmigrasi yang ada didaerah Kabupaten Muaro Jambi(Setiyorini, 2010) pertama kali dibangun oleh pemerintah daerah pada tahun 1983, didaerah ini sudah disiapkan bangunan untuk calon para transmigran beserta tanamannya yaitu berupa tanaman kelapa sawit yang sudah ditanam dan baru ditempati tiga tahun kemudian yaitu pada tahun 1986.Dengan semua keterbatasan tempat tinggal yang bahkan sudah ditumbuhi oleh alang-alang, rerumputan liar, jarak yang lumayan jauh antara rumah satu dengan rumah yang lainnya, lingkungan alam yang masih didominasi oleh tumbuhan liar serta banyak binatang buas yang berkeliaran.Komoditi unggulan Kabupaten Muaro Jambi yaitu sektor perkebunan dan jasa.Sektor pertanian komoditi unggulannya adalah sub-sektor tanaman perkebunan dengan komoditi kelapa sawit, kakao, karet, kopi, kelapa, dan lada.Luas wilayahKecamatan Kumpeh Ulu adalah 820 km2 dengan penduduk 43.000 jiwa. Penduduk Desa Ramin terdapat beragam suku dan mayoritas bermata pencaharian sebagai petani dan berkebun antara lain bercocok tanam padi, baik dimdarat maupun disawah. Kelapa sawit merupakan salah satu tanaman sumber mata pencaharian masyarakat.Hal ini didukung kondisi lahan yang sebagian terdiri dari dataran rendah atau lahan basah sehingga sangat cocok untuk tanaman salah


(16)

satunya adalah tanaman kelapa sawit yang banyak membutuhkan

air.‎Mei

2013 pukul 11:55 WIB).

Letak Desa Ramin tidak begitu jauh dari sungai Batang Hari, sehingga saat musim hujan datang banjir merendam Desa Ramin. Rumah-rumah warga dan tidak terkecuali perkebunan kelapa sawit milik warga serta jalan-jalan desa.Banjir membawa dampak yang sangat besar, salah satu yang ditimbulkan yaitujalan menjadi rusak dan licinsehingga menyulitkan warga untuk beraktivitas diluar rumah. Kondisi jalan yang rusak dan licin membuat mobil truk pengangkut buah kelapa sawit yang telah dipanen oleh pemiliknya tidak dapat masuk ke perkebunan. Biasanya setelah proses panen maka hasilnya ditimbang dan diangkut oleh truk untuk dibawa ke pabrik pengolahan. Dari kondisi tersebut maka masyarakat berinisiatif untuk menjadi buruh pengepul buah kelapa sawit, mereka menjadikannya sebagai sumber penghasilan tambahan.

Para buruh tergabung dalam sebuah komunitas yang terbagi dalam beberapa kelompok. Jumlah dalam tiap kelompoknya bervariasi antara 5 hingga 8 orang. Tugas utama buruh pengepul buah kelapa sawit ini adalah mengeluarkan buah kelapa sawit yang telah dipanen oleh pemiliknya ke toke atau tengkulak untuk kemudian ditimbang. Jalan yang dilalui cukup jauh dan becek sehingga menjadi salah satu kendala yang menyulitkan bagi para buruh pengepul untuk mengepulbuah kelapa sawit. Dengan menggunakan sepeda motor yang telah dimodifikasi sedemikian rupa, buruh pengepul dapat membawa buah kelapa sawit dalam jumlah yang banyak ketempat penimbangan.Kemampuan masyarakat transmigran yang berprofesi sebagai buruh pengepul buah kelapa sawit untuk dapat saling bekerjasama tidak terlepas dari adanya peranan modal sosial yang pada hakikatnya akan menjalin hubungan sosial dalam kehidupan sehari-hari


(17)

mereka, karena di balik itu semua para buruh pengepul buah sawit memiliki tujuan yang sama. Hal ini sesuai yang dikemukakan Lesser dalam Kristiani (2009) mengatakan bahwasannya modal sosial dalam suatu komunitas penting karena:

1. Mempermudah akses informasi bagi komunitas. 2. Mengembangkan solidaritas.

3. Memungkinkan mobilisasi sumber daya komunitas. 4. Memungkinkan pencapaian bersama.

5. Membentuk perilaku kebersamaan.

Modal sosial merupakan suatu komitmen dari setiap individu untuk saling terbuka, saling percaya dan memberi kewenangan bagi setiap orang untuk berperan sesuai dengan tanggungjawabnya.Pada intinya modal sosial menjadi peluang yang dapat dioptimalkan oleh buruh pengepul dalam komunitasnya untuk mencapai tujuan mereka bersama.Pemanfaatan modal sosial yang dimiliki dapat menjadi peletak dasar dalam mengungkap dan mengembangkan modal yang lain, serta mengaplikasikan bentuk-bentukmodal sosial yang dapat membangun kerjasama dengan pihak luar yang dalam konteks ini adalah komunitas pengepul buah kelapa sawit yang lain. Dengan adanya modal sosial pula dapat mendorong kepedulian dan solidaritas diantara buruh pengepul kelapa sawit lainnya

Menurut Burt dalam (James. 2013) mendefinisikan, modal sosial adalah kemampuan masyarakat untuk melakukan asosiasi(berhubungan) satu sama lain dan selanjutnya menjadi kekuatan yang sangat penting bukan hanya bagi kehidupan ekonomi akan tetapi juga setiap aspek eksistensi sosial yang lain. Setiap manusia sudah pasti tidak dapat hidup sendiri akan tetapi membutuhkan manusia lainnya, begitu pula yang dialami para transmigran. Mereka pada mulanya tidak mengenal satu sama lainnya karena berbeda daerah asal transmigrasinya.


(18)

Programtransmigrasi sudah pasti ada kendala, yaitu adanya masyarakat yang berpola pikir instan. Masyarakat transmigran utamanya ingin bekerja cepat yang langsung menghasilkan uang dan uangnya bisa langsung dibelikan barang. Pola pikir seperti itu sangat bertolak belakang dengan program transmigrasi yang harus mengelola lahan dari awal, dengan berbagai tanaman ekonomis dan membutuhkan waktu cukup lama untuk mendapatkan hasilnya. Butuh kesabaran dan kegigihan dalam menjalani program taransmigrasi, karena tidak jarang para transmigran tidak betah dan tidak tahan dengan kondisi lingkungan tempat tinggalnya dengan fasilitas yang masih sangat terbatas.

1.2. Perumusan Masalah

Dalam sebuah penelitian sudah seharusnya ada suatu permasalahan yang ingin diteliti. Proses penelitian harusnya diawali dari perumusan masalah yakni sesuatu gejala yang tidak sesuai dengan citra peneliti yang memberikan kesan bahwa gejala tersebut merupakan suatu kesulitan atau dirasakan sebagai rintangan maka penelitian dilakukan (Nasution, 2008:29).

Dari uraian dan latar belakang di atas, maka peneliti merumuskan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana bentuk-bentuk modal sosial yang terdapat pada komunitas buruh pengepul buah kelapa sawit di Desa Ramin Blok C Kecamatan Kumpeh Ulu, Kabupaten Muaro Jambi”.


(19)

1.3.Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian yang diharapkan adalah:Untuk mengetahui bentuk modal sosial pada buruh pengepul tandan buah segar (TBS) kelapa sawit.

1.4.Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan salah satu media informasi dan referensi bagi peneliti lain yang berkaitan dengan penelitian ini atau bidang sosiologi ekonomi, dan bagi peneliti serta semua pihak yang berkaitan dengan kajian modal sosial dalam buruh pengepul buah kelapa sawit.

1.4.2 Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan bagi peneliti mengenai permasalahan yang ditelitidan kemampuan untuk membuat karya tulis ilmiah.Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi sumbangan pemikiran terhadap pemerintah Kabupaten Muaro Jambi khususnya untuk lebih memperhatikan kondisi jalan yang ada di Desa Ramin Kecamatan Kumpeh Ulu.


(20)

1.5.Definisi Konsep

1.5.1 Modal Sosial

Modal sosial dalam penelitian ini merupakan kemampuan yang dimiliki oleh komunitas buruh pengepul buah kelapa sawit yang ada di Desa Ramin untuk membentuk suatu kerja sama melalui pemanfaatan kepercayaan, nilai dan norma, interaksi sosial dan jaringan sosial.

a. Kepercayaan merupakan kemampuan yang dimiliki oleh masing-masing individu untuk saling mempercayai yang dilandasi oleh unsur kejujuran, kemurahan hati, toleransi, dan sifat egaliter.

b. Jaringan sosial merupakan kemampuan para individu maupun kelompok komunitas buruh pengepul buah kelapa sawit dalam membangun hubungan kerja baik sesama anggota komunitas maupun dengan yang lainnya (sesama buruh pengepul dalam satu kelompok, buruh pengepul dengan pemilik kelapa sawit, buruh pengepul dengan toke, maupun buruh pengepul dengan buruh pengepul lain yang berbeda kelompok).

c. Interaksi sosial dalam penelitian ini merupakan suatu kemampuan para individu untuk berhubungan dalam rangka melaksanakan pekerjaan mereka melalui rasa kekeluargaan dan kerja sama diantara mereka.

d. Nilai dan norma merupakan seperangkat aturan yang dibuat oleh komunitas buruh pengepul kelapa sawit baik tertulis maupun tidak tertulis dalam menjalankan pekerjaan mereka sebagai buruh pengepul buah kelapa sawit.


(21)

1.5.2 Komunitas

Komunitas adalah sekelompok orang yang saling peduli satu sama lain lebih dari yang seharusnya, dimana dalam sebuah komunitas terjadi relasi pribadi yang erat antar para anggota komunitas tersebut karena adanya kesamaan interest atau values. Mereka yang tergabung didalamnya memiliki suatu tujuan yang sama yang harus diraih. Proses pembentukan komunitas bersifat horizontal, karena dilakukan oleh individu-individu yang kedudukannya setara.Disamping itu secara fisik suatu komunitasbiasanya diikat oleh batas lokasi atau wilayah

geografisDiakses pada tanggal 27 September 2013 pada pukul 05:28 WIB).

Dalam konsep ini, komunitas buruh pengepul buah kelapa sawit muncul dikarenakan adanya kesamaan diantara mereka, baik dari segi kesamaan wilayah dan tujuan dari pekerjaan mereka yakni untuk mencari nafkah serta adanya kesempatan bagi mereka untuk menambah penghasilan dari keadaan jalan yang ada di Desa Ramin. Komunitas buruh pengepul buah kelapa sawit akan bertambah jumlahnya saat panenan kelapa sawit banyak dan musim banjir tiba. Dalam komunitas ini, buruh tergabung dalam satu ikatan dan membentuk suatu kerjasama yang terwujud pada aktivitas keseharian mereka dalam kegiatan pengepulan buah kelapa sawit. Mereka bersama-sama mengerjakan apa yang menjadi tugas mereka yaitu mengepul buah kelapa sawit.

1.5.3 Kaveling

Kaveling merupakan bagian tanah yang sudah dipetak-petak dengan ukuran tertentu. Kaveling yang dimaksud disini yaitu tanah yang diberikan dari pemerintah untuk para


(22)

transmigran yaitu seluas 2 hektar yang telah ditanamkelapa sawit yang siap panen untuk kemudian hasilnya dimanfaatkan memenuhi kebutuhan sehari-hari.

1.5.4 Daerah Transmigrasi

Desa Ramin Kecamatan Kumpeh Ulu Kabupaten Muaro Jambi Provinsi Jambi merupakan salah satu tempat tujuan transmigrasi yang dilakukan oleh Pemerintah. Menurut pasal 1 huruf c Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1972 yang dimaksud daerah transmigrasi adalah

daerah yang ditetapkan untuk penempatan transmigran (hukum.unsrat.ac.id//uu/uu_3_1972.html.Diakses pada tanggal 17 Oktober 2013 pukul 20.41


(23)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Modal Sosial

Kata modal bila ditinjau dari segi ekonomi merupakan segala sesuatu yang dapat menguntungkan atau menghasikan, modal tersebut dapat berupa uang, barang dan modal manusia misalnya dapat meliputi keterampilan atau kemampuan yang dimiliki orang untuk melakukan tugas tertentu (jasa).Secara umum, modal sosial adalahkemampuan masyarakat untuk melakukan kerjasamademi mencapai tujuan bersama didalam kelompok atau organisasi. Putnam dalam Syukur(2006:433) mengatakan bahwasannya modal sosial adalah suatu kekuatan yang mewujudkan komunitas humanistik dan demokratis untuk peduli dengan kepentingan bersama. Hubungan horizontal diantara individu secara face to face yang didorong oleh trust.

Modal sosial (social capital) merupakan suatu istilah baru yang dikembangkan oleh ahli-ahli sosial untuk memperluas pemahaman mengenai masyarakat dan komunitas. Menurut Fukuyama, modal sosial dapat didefinisikan sebagai serangkaian nilai dan norma informal yang dimiliki bersama diantara para anggota suatu kelompok masyarakat yang memungkinkan terjadinya kerjasama diantara mereka (Fukuyama, 2002: xii).

Menurut Munandar dalam Suparman (2012) modal sosial sebagai modal dasar dalam suatu komunitas mengandung beberapa fungsi dan peran dalam mengatasi masalah sosial dalam masyarakat antara lain : (1) membentuk solidaritas sosial, (2) membangun partisipasi, (3) sebagai penyeimbang hubungan sosial dalam masyarakat, (4) membangkitkan keswadayaan dan keswasembadaan ekonomi masyarakat, (5) sebagai bagian dari mekanisme manajemen masalah


(24)

sosial (Konflik dan kemiskinan), (6) memelihara dan membangun integrasi sosial yang rawan masalah sosial (konflik dan kemiskinan), (7) memulihkan masyarakat sebagai akibat dari masalah sosial dan (8) menghasilkan kepercayaan (trust).

Pada dasarnya modal sosial memberikan penekanan pada kebersamaan masyarakat untuk mencapai tujuan memperbaiki kualitas kehidupan dan senantiasa melakukan perubahan dan penyesuaian terus menerus. Proses perubahan dan upaya untuk mencapai tujuan, masyarakat senantiasa terikat pada nilai-nilai dan norma yang dipedomani sebagai acuan bersikap, bertindak dan bertingkahlaku serta berhubungan. Modal sosial menjadi hal yang sangat penting dibutuhkan dalam perkembangan ekonomi. Menurut Loury dalam Coleman (2008:368) modal sosial adalah kumpulan sumber yang melekat dalam relasi keluarga dan dalam organisasi sosial komunitas dan yang bermanfaat untuk perkembangan kognitif dan sosial anak-anak dan orang dewasa. Kemampuan masyarakat untuk dapat saling bekerjasama tidak dapat terlepas dari adanya peran modal sosial yang mereka miliki.Modal sosial pada umumnya akan tumbuh dan berkembang karena ada kesamaan tujuan dan kepentingan. Dengan adanya modal sosial dapat menjadi modal pendorong yang dimiliki oleh buruh pengepul buah kelapa sawit tersebut untuk terbukanya peluang yang untuk kedepannya dioptimalkan oleh individu didalam komunitasnya.

Menurut pendapat Granovetter dalam Coleman(2008:370) mengemukakan bahwa konsep modal sosial adalah sebuah upaya untuk memperkenalkan analisis sistem ekonomi dan relasi organisasi tidak hanya sebagai struktur yang ditempatkan untuk memenuhi fungsi ekonomi, tetapi sebagai struktur dengan sejarah dan kontinuitas yang bebas mempangaruhi fungsi sistem tersebut.

Menurut pendapat Aloysiusdalam Santoso, modal sosial merupakan isu menarik yang banyak dibicarakan dan dikaji belakangan ini. Perhatian besar terhadap peran modal


(25)

sosialsemakin diarahkan pada persoalan-persoalan pembangunan ekonomi yang sifatnya lokal termasuk dalam hal pengurangan kemiskinan, karena hal-hal ini akan lebih mudah untuk dicapai dan biayanya kecil jika terdapat modal sosial yang besarDiakses pada tanggal 27 September 2013 pukul 06:11 WIB).

2.2. Elemen Modal Sosial

Pada dasarnya modal sosial memberikan penekanan pada kebersamaan masyarakat untuk mencapai tujuan memperbaiki kualitas kehidupan dan senantiasa melakukan perubahan dan penyesuaian terus menerus. Proses perubahan dan upaya untuk mencapai tujuan, masyarakat senantiasa terikat pada nilai-nilai dan norma yang dipedomani sebagai acuan bersikap, bertindak dan bertingkah laku serta berhubungan.Beberapa ahli telah memberi batasan dan ruang lingkup tentang modal sosial, bahkan diantaranya ada yang mengistilahkan tipe, bentuk dan elemen-elemen modal sosial. Untukdapat memahami secara utuh hasil identifikasi dan penelusuran tentang konsep modal sosial, maka perlu dijelaskan dan diuraikan elemen-elemen yang melekat sebagai penjelmaan dari konsep modal sosial. Menurut Badaruddin dalam Burhan (2012:25) untuk dapat melihat dan mengidentifikasi potensi modal sosial yang ada dalam suatu masyarakat (komunitas) maka terlebih dahulu harus diketahui elemen-elemen dari modal sosial tersebut. Modal sosial berintikan elemen-elemen pokok yaitu:

2.2.1 Jaringan Sosial

Jaringan sosial merupakan salah satu modal utama dalam berbagai hal terutama dalam hal penyaluran informasi. Menurut Zanden dalam Agusyanto (2007:14) jaringan sosial merupakan


(26)

hubungan sosial yang terjadi dalam masyarakat berupa interaksi sosial yang berkelanjutan relatif lama atau permanen yang pada akhirnya diantara mereka terikat satu sama lain dengan atau oleh seperangkat harapan yang relatif stabil.

Hubungan yang terjalin dalam suatu kelompok menghasilkan kerjasama untuk tujuan yang mereka harapkan. Dengan adanya jaringan, hubungan individu dengan individu lainnya akan lebih dekat dan mengikat. Bentuk dari jaringan sosial ada bermacam-macam antara lain pertemanan, percintaan, kekerabatan dan sejenisnya. Menurut Wellman dalam Ritzer(2008:382)menganalisis jaringan ingin mempelajari keteraturan individu atau kolektivitas berprilaku ketimbang keteraturan keyakinan tentang bagaimana mereka seharusnya berprilaku.

Bila ditinjau dari tujuan hubungan sosial yang membentuk jaringan-jaringan sosial yang ada dalam masyarakat dapat dibedakan menjadi tiga jenis jaringan sosial, yaitu:

1. Jaringan interest (jaringan kepentingan), dimana hubungan-hubungan sosial yang membentuknya adalah hubungan-hubungan sosial yang bermuatan kepentingan.

2. Jaringan sentiment (jaringan emosi), yang terbentuk atas dasar hubungan-hubungan emosi.

3. Jaringan power, dimana hubungan-hubungan sosial yang membentuknya adalah hubungan sosial yang bermuatan power (kekuatan).

Menurut pandangan ini modal sosial akan semakin kuat apabila sebuah komunitas atau organisasi memiliki jaringan hubungan kerjasama, baik secara internal komunitasatau hubungan kerjasama yang bersifat antar komunitas. Jaringan kerja sama yang merupakan modal sosial akan memberikan banyak manfaat bagi kehidupan bersama

Dalam penelitian ini jaringan sosial adalah hubungan-hubungan yang terbentuk baik antar sesama buruh pengepul buahkelapa sawit, hubungan buruh pengepul buah kelapa sawit dengan pemilikkelapa sawit serta hubungan buruh pengepul buah kelapa sawit dengan toke atau


(27)

tengkulak yang memungkinkan terciptanya suatu jalinan yang saling menguntungkan. Hal ini dikarenakan adanya kesamaan kepentingan yang mereka miliki.

2.2.2 Nilai dan Norma

Nilai merupakan sesuatu yang berharga, bermutu, menunjukkan kualitas dan berguna. Tiap masyarakat mempunyai sistem nilai sendiri yang coraknya berbeda dengan masyarakat lain. Dalam sistem nilai itu senantiasa terjalin nilai-nilai kebudayaan nasional dengan nilai-nilai lokal yang unik. Dalam nilai-nilai itu terdapat jenjang prioritas, ada nilai yang dianggap lebih tinggi daripada yang lain yang berbeda menurut pendirian individual (Nasution, 2010:151).

Menurut Horton dan Hunt dalam Suyanto(2004:35) nilai pada dasarnya mengarahkan perilaku dan pertimbangan seseorang, tetapi tidak menghakimi apakah sebuah perilaku tertentu itu salah atau benar. Dalam masyarakat nilai sangat dianggap penting, karena nilai tersebut merupakan jatidiri dari masyarakat tersebut.Adapun norma merupakan penjabaran dari nilai-nilai secara terperinci ke dalam bentuk pola-pola kehidupan sosial yang berisi perintah, anjuran dan larangan yang dijabarkan baik dalam bentuk tata aturan yang bernilai informal maupun nonformal dan pada akhirnya tiap-tiap individu memiliki sikap kerendahan hati dan saling menghargai diantara sesama.

Norma merupakan aturan atau kaidah yang dipakai sebagai tolak ukur untuk menilai sesuatu. Jadi nilai dan norma saling berkaitan satu dengan yang lainnya. Ada tiga macam norma umum, yaitu norma kesopanan atau etiket, norma hukum dan norma moral (Bertens, 2005:148). Pada masyarakat, nilai dan norma selalu melekat dalam tiap individu atau kelompok. Dengan adanya nilai dan norma menjadi tolak ukur bagi orang lain untuk menilai seseorang. Nilai-nilai yang menjadi kesepakatan bersama didalam kehidupan sosial adalah konsep-konsep umum


(28)

tentang sesuatu yang dicita-citakan, diinginkan atau dianggap baik. Adapun norma merupakan penjabaran dari nilai-nilai secara terperinci ke dalam bentuk pola-pola kehidupan sosial yang berisi perintah, anjuran dan larangan yang dijabarkan baik dalam bentuk tata aturan yang bernilai informal maupun nonformal.

Dalam penelitian ini, nilai dan norma digunakan sebagai acuan dalam pergaulan pada saat pengepulan buah kelapa sawit baik sesama buruh pengepul, buruh pengepul dengan pemilik kelapa sawit, buruh pengepul dengan toke atau tengkulak.Nilai dan norma diterapkan pada segala bentuk aktivitas yang dilakukan buruh pengepul buah kelapa sawit. Nilai dan norma yang berlaku pada komunitas buruh pengepul buah kelapa sawit sama halnya nilai dan norma yang berlaku di dalam masyarakat, salah satunya seperti cara berbicara kepada yang lebih tua umurnya.

2.2.3 Interaksi Sosial

Manusia merupakan makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri dan tanpa bantuan dari orang lain. Oleh karena itu manusia perlu berinteraksi dengan manusia lainnya karena interaksi merupakan syarat utama terjadinya aktivitas-aktivitas sosial.

Suatu interaksi dapat terjadi jika adanya kontak dan komunikasi baik individu ke individu, individu ke kelompok maupun kelompok dengan kelompok yang lain. Dengan adanya kontak dan komunikasi yang langsung maupun tidak langsung, maka terwujudlah interaksi sosial. Adapun ciri dari interaksi sosial adalah:

1. Pelakunya lebih dari satu orang.

2. Memiliki maksud dan tujuan yang jelas.


(29)

Raymond mengemukakan bahwasannya interaksi sosial merupakan kunci dari semua kehidupan sosial karena tanpa interaksi sosial, tak akan mungkin ada kehidupan bersama (Soerjono, 2006:54). Setiap makhluk sosial yang melakukan interaksi selalu diwarnai oleh dua kecenderungan yang saling bertolak belakang.Pada satu sisi manusia berinteraksi untuk saling bekerja sama, menghargai, menghormati, hidup rukun, dan bergotong royong. Disisi lainnya, manusia berinteraksi dalam bentuk pertikaian, peperangan, tidak adanya rasa saling memiliki, dan lain-lain. Dengan demikian interaksi sosial mempunyai dua bentuk, yakni interaksi sosial yang mengarah pada bentuk penyatuan (proses asosiatif) dan mengarah pada bentuk pemisahan (proses disosiatif). Terkait dalam proses interaksi sosial ada beberapa hubungan yang terjalin, salah satunya adalah kerja sama. Kerja sama (cooperation) adalah bergabungnya orang perorangan sekelompok manusia untuk mencapai tujuan bersama. Bentuk dan pola-pola kerja sama dapat dijumpai pada semua kelompok manusia. Kebiasaan-kebiasaan dan sikap tersebut dimulai dari kehidupan keluarga ataupun kerabat.Bentuk kerja sama ini berkembang apabila orang dapat digerakkan untuk mencapai suatu tujuan bersama dan harus ada kesadaran bahwa tujuan tersebut dikemudian hari mempunyai manfaat bagi semua orang.

Menurut Cooley dalam Soekanto(2003:73) pentingnya fungsi kerja sama yaitu kerja sama timbul apabila orang menyadari bahwa mereka mempunyai kepentingan-kepentingan yang sama pada saat yang bersamaan dan mereka mempunyai cukup pengetahuan dan pengendalian terhadap diri sendiri untuk memenuhi kepentingan-kepentingan tersebut. Kesadaran akan adanya kepentingan-kepentingan yang sama dan adanya organisasi merupakan fakta yang penting dalam kerja sama yang berguna.


(30)

2.2.4 Kepercayaan (Trust)

Menurut Settlor dalam Widjaya(2008:109) mengemukakan bahwasanya ada 3 syarat yang melahirkan suatu kepercayaan (trust) antara lain:

1. Kepastian kata-kata dan kehendak.

2. Kepastian mengenai benda dan kepentingannya. 3. Kepastian mengenai pihak penerima manfaat.

Mayer memberikan definisi kepercayaan dalam definisi yang lain dinyatakan sebagai keinginan suatu pihak untuk menjadi pasrah atau menerima tindakan dari pihak lain berdasarkan pengharapan bahwa pihak lain tersebut akan melakukan sesuatu tindakan tertentu yang penting bagi pihak yang memberikan kepercayaan, terhadap kemampuan memonitor atau mengendalikan pihak lai

Timbulnya kepercayaan sebagai hasil hubungan yang berlagsung antara dua orang atau lebih yang bersifat asosiatif (Soekanto, 2006:233).Dalam proses pengepulan buah kelapa sawit yang telah dipanen oleh pemiliknya, yang pemilik kelapa sawit memberi kepercayaan kepada buruh pengepulbuah kelapa sawit untuk mengangkut hasil panenannya ke tempat penjualanbuah kelapa sawit. Begitu pula sebaliknya para buruh pengepul buah kelapa sawit percaya bahwasanya akan ada upah yang akan diterima dari upaya pengepulanbuah kelapa sawit yang dilakukannya.


(31)

2.3. Buruh Pengepul Buah Kelapa Sawit

Pengertian buruh dimata masyarakat pada saat ini sama halnya dengan pekerja ataupun tenaga kerja. Buruh menggunakan tenaga dan kemampuannya untuk mendapatkan imbalan berupa pendapatan baik berupa uang maupun bentuk lainnya.

Sebutan buruh lebih kasar dari pada pekerja atau karyawan, buruh diidentikkan dengan hal-hal berbau pekerjaan yang kasar, berat dan hanya mengandalkan kekuatan fisiknya saja.Lain halnya dengan pekerja atau karyawan yang diidentikkan dengan pekerjaan yang menggunakan otaknya untuk menyelesaikan pekerjaan tanggal 23 ‎Juni ‎2013 pukul ‏‎12:19 WIB). Begitu pula dengan buruh pengepul buah kelapa sawit yang ada di Desa Ramin, mereka merupakan buruh lepas yang tidak terikat kontrak kerja dengan perusahaan ataupun pabrik. Mereka bekerja dengan mengandalkan kekuatan fisiknya dengan dibantu sepeda motor yang telah dimodifikasi sedemikian rupa sehingga dapat mengangkut buah kelapa sawit, pada saat musim banjir tiba mereka menggunakan perahu untuk mengangkut buah kelapa sawit.

2.3.1 Spesifikasi Buruh Kelapa Sawit

Setiap pekerjaan sudah pasti ada spesifikasi atau pembagian bidang-bidang yang dikerjakan, hal ini dilakukan agar tidak terjadi penumpukan pekerjaan. Dalam mengelola tanaman kelapa sawit, pemanenan kelapa sawit hingga pengantaran ke pabrik pengolahan terdapat spesifikasinya antara lain:


(32)

1. Buruh Tanam Kelapa Sawit

Setelah pembersihan lahan maka tugas buruh penanam kelapa sawit berperan, dimulai dari pembuatan lubang untuk penanaman pohon kelapa sawit, menanaman dan pembuatan perlindungan pohon dari kayu atau kawat agar tidak dirusak hama babi hutan.

2. Buruh PenyemprotKelapa Sawit

Dalam klaim perusahaan, buruh penyemprot dianggap berdiri di garda depan dan selalu mendapat perhatian utama perusahaan kelapa sawit, karena pekerjaan utama buruh penyemprot ini adalah meningkatkan kualitas kebun dan produktifitas tanaman. Buruh Penyemprot ini sangat akrab dengan bahan-bahan kimia yang berbahaya bagi kesehatan manusia, seperti pestisida.Buruh semprot tidak dibatasi jam kerjanya, melainkan harus menghabiskan target air bercampur racun yang telah ditentukan dalam sehari.

3. Buruh Pemupukan dan PerawatanKelapa Sawit

Pemupukan dan perawatan kelapa sawit penting dilakukan agar tanaman dapat tumbuh subur dan menghasilkan buah yang bagus dan banyak. Pemupukan dilakukan 3-4 kali dalam setahun sedangkan perawatan lebih sering dilakukan seperti mencabuti rumput-rumput yang tumbuh di pohon kelapa sawit.

4. Buruh Panen Kelapa Sawit

Biasanya bekerja saat musim panen saja. Upah buruh panen sama saja dengan buruh dengan pekerjaan lain. Alat-alat kerja yang digunakan juga milik sendiri, karena pihak

perusahaan tidak menyediakannya untuk pekerja harian lepas.


(33)

5. Buruh Pengepul Kelapa Buah Sawit

Setelah proses pemanenan kelapa sawit, buruh pengepulbuah kelapa sawit mengangkut buah untuk kemudian dikumpulkan untuk ditimbang ditempat toke atau tengkulak yang membeli buah kelapa sawit tersebut. Jarak antara perkebunan kelapa sawit dengan toke atau tengkulak yang membeli buah kelapa sawit pun cukup jauh dan melalui medan jalan yang becek dan berlumpur.

2.3.2 Gaji atau Upah

Setiap orang yang bekerja memiliki tujuan yaitu ingin mendapatkan penghasilan yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya atau keluarganya bagi yang telah berkeluarga. Penghasilan atau upah menurut Undang Undang Ketenagakerjaan adalah suatu penerimaan sebagai imbalan dari pengusaha kepada buruh untuk sesuatu pekerjan atau jasa yang telah atau akan dilakukan, dinyatakan atau dinilai dalam bentuk uang yang ditetapkan menurut suatu persetujuan, atau peraturan perundang-undangan dan dibayarkan atas dasar suatu perjanjian kerja antara pengusaha dengan buruh, termasuk tunjangan baik untuk buruh sendiri maupun keluarganya (Benoe, 2002:158).Begitu pula dengan buruh pengepul buah kelapa sawit yang ada di Desa Ramin, mereka mendapatkan upah dari pekerjaan mereka.Sistem gaji atau upah mereka berbeda dengan buruh atau pekerja yang ada dipabrik-pabrik pada umumnya yang telah diatur dan ditentukan, banyaknya upah atau gaji mereka ditentukan dengan seberapa banyak mereka melakukan aktivitas pengepulan buah kelapa sawit.

2.3.3 Lama Pekerjaan

Buruh pengepul buah kelapa sawit yang berada di Desa Ramin bekerja tidak seperti buruh pada umumya yang memiliki jam mulai kerja, batasan waktu kerja dan pekerjaan yang


(34)

diawasi. Hal ini kerena tidak ada perusahaan swasta maupun perusahaan milik pemerintah yang mengikatnya, maka mereka mengepulbuah kelapa sawit menunggu pemiliknya siap dalam proses pemanenan. Semakin lama proses panen dan banyak hasilnya maka lama pula pekerjaan mereka, dan terkadang bila jumlah buah kelapa sawit banyak serta jarak antara kaveling dengan toke atau tengkulak cukup jauh mereka melakukan proses pengepulan hingga malam hari. Merekapun terkadang tidak bekerja kerena tidak ada pemilik buah kelapa sawit yang memanen.

2.4 Toke Atau Tengkulak Buah Kelapa Sawit

Toke atau tengkulak adalah pedagang yang berkembang secara tradisional di Indonesia dalam membeli komoditas dari petani, dengan cara berperan sebagai pengumpul (gatherer), pembeli (buyer), pialang (broker), pedagang (trader), pemasaran (marketer) dan kadang sebagai kreditor secara sekaligus tanggal 25 ‎Februari ‎2015 pukul ‎23:32 WIB). Toke atau tengkulak yang dimaksud di sini merupakan pedagang perantara yang membeli hasil perkebunan kelapa sawit yang ada di Desa Ramin Blok C.

Toke biasanya membeli harga buah kelapa sawit dibawah harga yang dikeluarkan oleh pabrik kelapa sawit. Sistem penjualan kepada toke timbul dikarenakan adanya keinginan pemilik kelapa sawit untuk mendapatkan uang yang cepat dari penjualan buah kelapa sawit. Sebelumnya pernah ada sistem penjualan buah kelapa sawit yang tergabung dalam koperasi Unit Desa (KUD), harga yang ditetapkan hampir menyamai harga pabrik. Perbedaan yang paling mencolok dengan toke atau tengkulak selain harganya yaitu terletak pada lama pemberian uang hasil penjualan buah kelapa sawit. Koperasi Unit Desa (KUD) membayar hasil penjualan buah kelapa sawit sebulan sekali, artinya dalam satu bulan hasil pemanenan diakumulasikan dan dikalikan


(35)

dengan harga yang ditetapkan. Lain halnya dengan toke atau tengkulak yang membayarkan langsung setelah proses penimbangan buah kelapa sawit selesai.


(36)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Metode penelitian kualitatif adalah metode yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan nilai-nilai secara deskriptif dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan memanfaatkan berbagai metode ilmiah (Moleong, 2005:6). Penelitian kualitatif digunakan untuk melihat secara utuh serta berusaha untuk menggambarkan fenomena yang terjadi, maka dengan metode kualitatif peneliti akan mendapatkan data dan informasi yang jelas, mendalam serta terperinci mengenai Modal Sosial Komunitas Buruh Pengepul Kelapa Sawit didaerah transmigrasi Desa Ramin Blok C Kecamatan Kumpeh Ulu, Kabupaten Muaro Jambi.

Dengan pendekatan deskriptif peneliti berusaha mendeskripsikan atau menggambarkan kondisi nyata yang terdapat dilapangan dan menginterpretasikan seperti kegiatan komunitas buruh pengepul buah kelapa sawit dalam sehari-hari, hubungan buruh pengepul yang satu dengan yang lainnya, hubungan buruh pengepul dengan toke atau tengkulak, hubungan buruh pengepul dengan pemilikkelapa sawit serta elemen-elemen modal sosial yang sudah ada dan terbangun dalam kehidupan masyarakat yang bekerja sebagai buruh pengepul buah kelapa sawit.


(37)

3.2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Desa Ramin, Blok C Kecamatan Kumpeh Ulu, Kabupaten Muaro Jambi.Alasan peneliti memilih lokasi ini dikarenakandaerah ini merupakan salah satu tempat tujuan pemerintah mengadakan program transmigrasi yang salah satu fasilitas yang diberikan yaitu perkebunan kelapa sawit, maka banyak penduduknya bermata pencaharian sebagai petani kelapa sawit.Dengan kondisi struktur tanah yang gambut, belum teraspal dan sering banjir dikala musim hujan, maka tidak semua pemilik kepala sawit dapat mengeluarkan hasil kelapa sawitnya ketempat penimbangan.Kesempatan tersebut dimanfaatkan penduduk untuk menambah penghasilan mereka sebagai buruh pengepul buah kelapa sawit.Mereka tergabung dalam kelompok-kelompok untuk mengangkutbuah kelapa sawit yang dikenal dengan istilah ngepul. Ngepulmerupakan istilah yang digunakan dalam pekerjaan mereka untuk mengangkutbuah kelapa sawit ke tempat toke atau tengkulak untuk proses penimbangan.

3.3 Unit Analisis dan Informan

3.3.1 Unit Analisis

Unit analisis adalah satuan yang diperhitungkan sebagai subjek penelitian. Tujuan analisis data ini adalah untuk menyederhanakan, sehingga mudah ditafsirkan (Nasution, 2008:149). Adapun yang menjadi unit analisis dalam penelitian ini adalah komunitas buruhpengepul buah kelapa sawit Desa Ramin Blok C Kecamatan Kumpeh Ulu Kabupaten Muaro Jambi.


(38)

3.3.2 Informan

Informan adalah orang-orang yang menjadi sumber informasi dalam melakukan penelitian. Informan penelitian adalah subjek yang memahami informasi objek penelitian sebagai pelaku maupun orang lain yang memahami objek penelitian (Bungin, 2007:76). Adapun yang menjadi informan yaitu komunitas yang bekerja sebagai buruh pengepul buah kelapa sawit di Desa RaminBlok C Kecamatan Kumpeh Ulu Kabupaten Muaro Jambi yang menjalani dan memiliki informasi mengenai modal sosial yang terbangun didalam komunitas buruh pengepul buah kelapa sawit.

3.4. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini teknik yang digunakan dalam pengumpulan data adalah sebagai berikut:

3.4.1 Teknik Pengumpulan Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan langsung dari lapangan oleh peneliti. Adapun cara memperoleh data primer adalah:

1. Wawancara Mendalam

Wawancara adalah teknik pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan langsung oleh pewawancara kepada informan, dan jawaban-jawaban informan dicatat atau direkam (Hasan, 2002:85).

Wawancara terhadap informan yang sifatnya terbuka dan dalam konteks yang formal, hal ini dimaksudkan agar informan dapat menjawab dengan terbuka. wawancara ditujukan untuk


(39)

memperoleh data dan informasi yang jelas dan lengkap mengenai bentuk-bentuk modal sosial yang ada pada komunitas buruh pengepul buah kelapa sawit.

2. Observasi

Observasi dapat didefinisikan sebagai studi yang disengaja dan sistematis tentang fenomena sosial dengan jalan pengamatan dan pencatatan (Nasution, 2008:135).Dengan teknik observasi, peneliti dapat ikut serta tinggal bersama dengan buruh pengepul buah kelapa sawit yang bekerja mengepul buah kelapa sawit, dan melihat langsung aktivitas pengepulanbuah kelapa sawit ketempat penimbangan. Hal ini dilakukan bertujuan berinterkasi langsung antara peneliti dan informan. Dengan demikian peneliti mendapatkan data yang akurat mengenai modal sosial.

3. Dokumentasi

Teknik dokumentasi merupakan salah satu cara pengumpulan data menggunakan kamera foto untuk mengabadikan hal-hal yang tidak terobservasi oleh peneliti, seperti aktivitas komunitas buruh pengepul buah kelapa sawit yang sedang melakukan pekerjaannya dan pada saat terjadinya interaksi diantara buruh.

3.4.2 Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari pihak lain yang secara tidak langsung oleh peneliti dari subjek penelitiannya (Azwar, 2010:91). Sumber informasi dari data sekunder dapat


(40)

diperoleh dari penelitian kepustakaan, arsip-arsip, jurnal, dan bahan-bahan dari internet yang dianggap penting dan berhubungan dengan masalah yang diteliti.

3.5. Interpretasi Data

Data yang terkumpul melalui kegiatan wawancara, observasi, dokumentasi dan data tambahan melalui referensi buku-buku tentunya masih dalam bentuk catatan yang belum tersusun, maka dari itu perlu dikelompokkan sesuai dengan katagorinya masing-masing.Interpretasi data adalah pencarian pengertian yang lebih luas data yang telah dianalisis, atau dengan kata lain, interpretasi data merupakan penjelasan yang terperinci tentang arti yang sebenarnya dari data yang telah dianalisis atau dipaparkan (Hasan, 2002:137).

Data yang telah diperoleh di lapangan kemudian dikelompokkan sesuai dengan katagori masing masing, kemudian dianalisis dengan mengaitkan antara teori dengan data temuan dari lapangan baik hasil observasi maupun wawancara.


(41)

3.6. Jadwal Penelitian

No Kegiatan Bulan ke

1 2 3 4 5 6 7 8 9

1. Pra Observasi

2. ACC judul

3. Penyusunan Proposal penelitian

4. Seminar Proposal Penelitian

5. Revisi Proposal Penelitian

6. Penelitian ke Lapangan

7. Pengumpulan dan Analisis Data

8. Penulisan Laporan Akhir

9. Sidang Meja Hijau

3.7 Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan dalam penelitian ini yaitu masih kurangnya kemampuan baik teori dan praktek serta pengalaman yang dimiliki oleh peneliti untuk melakukan penelitian. Keterbatasan yang lain adalah keterbatasan waktu saat melakukan wawancara dengan informan, hal ini disebabkan kegiatan informan yang penuh dengan kesibukan. Karena informan dalam penelitian ini adalah buruh pengepul buah kelapa sawit yang jam kerjanya tidak menentu serta lokasi


(42)

tempat kerja yang cukup jauh. Selain itu, ada pula buruh yang enggan untuk dilakukan wawancara karena sibuk. Maka dari itu peneliti berinisiatif datang kerumah informan serta berkeliling perkebunan mencari buruh pengepul buah kelapa sawit yang sedang bekerja.

Selain dari permasalahan teknis penelitian dan kendala dilapangan, peneliti menyadari juga keterbatasan dalam proses penelitian yaitu mengenai alat dokumentasi yang kurang baik sehingga peneliti menggunakan cara manual dengan mencatat informasi dan hal-hal yang penting pada saat wawancara dengan informan. Hal ini menyebabkan lambatnya proses penelitian yang dilakukan dan keterbatasan dalam melakukan penelitian ilmiah serta terbatasnya juga referensi buku, jurnal dan tulisan lainnya yang menyangkut informasi terkait dengan penelitian yang mau diteliti kurang dikuasai oleh peneliti. Walaupun demikian peneliti selalu berusaha untuk melakukan kegiatan penelitian ini semaksimal mungkin agar data yang diperoleh dan hasil yang ingin dicapai dalam penelitian ini dapat terjawab dengan maksimal dan positif sesuai dengan tujuan penelitian dari awal.


(43)

BAB IV

DESKRIPSI WILAYAH DAN INTERPRETASI DATA

4.1. Deskripsi Lokasi Penelitian

4.1.1 Lokasi Penelitian

Desa Ramin Kecamatan Kumpeh Ulu Kabupaten Muaro Jambi terletak diwilayah pinggiran kota, yaitu Kota Jambi. Jarak tempuh dari Desa Ramin ke Kecamatan Kumpeh Ulu sekitar 31 kilometer sedangkan jarak tempuh dari desa ke Kabupaten Muaro Jambi sekitar 80 kilometer dan jarak tempuh dari desa ke Kota Jambi sekitar 33 kilometer. Desa ini memiliki wilayah sekitar 3.325 hayang terdiri dari 2 dusun, yaitu Dusun Bangun Jaya dan Dusun Setia Jaya serta memiliki 11 Rukun Tetangga (RT) dengan batas-batas wilayah:

a. Sebelah utara berbatasan dengan Desa Teluk Raya. b. Sebelah selatan berbatasan dengan Desa Teluk Raya. c. Sebelah barat berbatasan dengan Desa Kemingking Dalam. d. Sebelah timur berbatasan dengan Desa Teluk Raya.

Penduduk Desa Ramin berjumlah sekitar 1.325 jiwa yang terdiri dari laki-laki sekitar 714 jiwa dan perempuan sekitar 611 jiwa dengan jumlah Kepala Keluarga sekitar 361 KK. Mata pencaharian yang ada di Desa Ramin yaitu mayoritas petani kelapa sawit, berkebun, petani padi.


(44)

4.1.2 Sejarah Singkat Desa Ramin

Desa Ramin terbentuk pada tahun 1992 yang merupakan ex transmigrasi UPT kumpeh 1 (Kumpeh Ulu).Desa Ramin terletak ditengah dari Desa Teluk Raya, dikarenakan dahulunya Desa Ramin memang wilayah dari Desa Teluk Raya.Hal ini sesuai dengan daftar tempat-tempat serta tahun masuk transmigrasi yang ada di Kabupaten Muaro Jambi yang dapat dilihat pada Tabel 1.


(45)

Jumlah Transmigran Menurut Tahun Penempatan di Kabupaten Muaro Jambi

No Lokasi Penempatan Tahun Penempatan Kepala Keluarga Jiwa

1 Kumpeh I 1983/1984 500 2.005

2 Kumpeh II 1984/1985 500 2.430

3 Petaling 1984/1985 350 1.783

4 Rawa Pudak 1990/1991 300 1.343

5 Sungai Gelam I 1990/1991-1995/1996 450 1.909

6 Sungai Gelam II 2001 300 1.379

7 Sungai Gelam III 2002/2003 489 1.994

8 Sungai Bahar I 1984/1985 500 1.951

9 Sungai Bahar II 1984/1985 500 2.197

10 Sungai Bahar III 1988/1989 514 2.292

11 Sungai Bahar IV 1989/1990 500 2.040

12 Sungai Bahar V 1989/1990 750 3.134

13 Sungai Bahar VI 1989/1990 579 2.539

14 Sungai Bahar VII 1990/1991 550 2.177

15 Sungai Bahar VIII 1990/1991 450 1.876

16 Sungai Bahar IX 1990/1991 505 2.135

17 Sungai Bahar X 1990/1991 421 1.322

18 Sungai Bahar XI 1991/1992 495 2.034

19 Sungai Bahar XII 1993/1994 500 2.013

20 Sungai Bahar XIII 1993/1994 500 2.203

21 Sungai Bahar XIV 1994/1995 400 1.695

22 Sungai Bahar XV 1994/1995 600 2.477

23 Sungai Bahar XVI 1994/1995 500 2.147

24 Sungai Bahar XVII 1994/1995 465 2.073

25 Sungai Bahar XVIII 1994/1995 550 2.367

26 Sungai Bahar XIX 1995/1996 250 1.093

27 Sungai Bahar XX 1995/1996 430 2009

28 Sungai Bahar XXI 1996/1997 400 1717

29 Sungai Bahar XXII 1996/1997 570 2.437

30 Arang-Arang 2005 250 955

31 G. karya/Jebus/S. Aur 2008/2009 200 760

Sumber:Dinas Sosial, Ketenaagakerjaan dan Transmigrasi Provinsi Jambi Tahun 2011

Seiring waktu berjalan, maka diadakan pemekaran wilayah sehingga terbentuklah Desa Ramin.Adapun nama-nama Kepala Desa yang pernah menjabat di Desa Ramin ini dapat dilihat pada Tabel 2.


(46)

Nama-Nama Kepala Desa yang Pernah Menjabat di Desa Ramin

T a h u n Dipimpin N a m a Keterangan

1989-1992 Kepala Desa Khusni HS Binaan Transmigrasi

1992 Kepala Desa Murni Pilihan Masyarakat

1992-1995 Kepala Desa Dahril Penanggung Jawab Sementara 1995-2003 Kepala Desa Tukimin Pilihan Masyarakat

2003-2008 Kepala Desa Fauzi M Pilihan Masyarakat 2008-2013 Kepala Desa Tukimin Pilihan Masyarakat

2013-2014 Kepala Desa Ir. Suwarso Penanggung jawab sementara 2014-2019 Kepala Desa M . A M I N. S Pilihan Masyarakat

Sumber :Data Desa Ramin tahun 2014

4.1.3 Sarana dan Prasarana Desa

Sarana dan prasarana desa adalah suatu pelengkap desa yang berfungsi sebagai fasilitas masyarakat dalam menjalankan aktivitas dan fungsinya di desa. Hubungan dengan penelitian ini adalah untuk mengetahui apa saja sarana dan prasarana yang terdapat di Desa Ramin yang sering digunakan oleh masyarakat yang tergabung dalam komunitas buruh pengepul buah kelapa sawit. Adapun yang menjadi sarana dan prasarana di Desa Ramin dapat dilihat pada Tabel 3.


(47)

Tabel 3

Sarana dan Prasarana Desa Ramin

Sarana Jumlah Satuan

Panjang jalan aspal 6000 Meter

Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) 2 Unit

Sekolah Dasar (SD) 2 Unit

Sekolah Menengah Pertama (SMP) 1 Unit

Sekolah Menengah Atas (SMA) - -

Masjid 2 Unit

Mushola 11 Unit

Gereja - -

Posyandu 2 Unit

Lapangan sepak bola 1 Unit

Usaha simpan pinjam 1 Unit

Poskamling 11 Unit

Puskesmas 2 Unit

Angkutan desa - -

Warung kelotong 17 Unit

Perahu/sampan 109 Unit

Jembatan 7 Unit

Area perkuburan 2 Unit

Madrasah 1 Unit

Pasar tradisional 1 Unit

Pasar modern - Unit

Posyandu lansia 2 Unit

Sumber: Data Desa Ramin tahun 2014

4.1.3 Partisipasi Masyarakat

Partisipasi masyarakat Desa Ramin Kecamatan Kumpeh Ulukhususnya di Blok C dalam keamanan maupun pembangunan di Desa Ramin Blok C, hal ini terbukti dengan adanya kelompok ronda yang dilakukan oleh masyarakat secara bergiliran serta perbaikan jalan yang rusak hasil dari swadaya murni masyarakat yang berbentuk materi maupun non materi masyarakat dalam bentuk gotong royong tenagayang di bantu alat berat yang disewa dari iuran warga masyarakat.


(48)

4.2. Profil Informan

Buruh pengepul kelapa sawit di Blok C Desa Ramin tidak hanya bertugas untuk mengantarkan buah kelapa sawit ke tengkulak atau toke yang menampung, namun diantara mereka pula ada yang merangkap sebagai buruh panen yang telah diberi kepercayaan dari pemilik kelapa sawit untuk memananen. Berikut nama-nama informan yang terdiri dari buruh pengepul buah kelapa sawit, pemilik kelapa sawit, toke atau tengkuak di Blok C desa Ramin serta Kepala Desa Ramin yang telah diwawancarai.

1. Informan Pertama Nama : Paeran Jenis kelamin : laki-laki Umur : 50 tahun Agama : Islam Suku : Jawa

Alamat : Desa Ramin Blok C Rt 06

Pak Peran dahulunya merupakan penduduk kecamatan Sungai Bahar, pak Paeran beserta istri dan 4 orang anaknya kemudian pindah ke Desa Ramin pada tahun 2009.Pak Paeran bercerita bahwasannya pada awal-awal beliau di Desa Ramin masih terbawa kebiasaan buruknya sewaktu tinggal di Kecamatan Sungai Bahar yaitu bermain judi, ribut dengan istrinya sering terjadi.

Awal mulanya pak Paeran diajak oleh pak Bambang yang memang merupakan penduduk asli Desa Ramin. Berbagai kendala dialami oleh pak Paeran ketika belajar mengepul buah kelapa sawit dengan sepeda motor seperti terjatuh, tidak bisa menyeimbangkan beban dan bahkan pernah juga pak paeran masuk kedalam parit saluran air bersama sepeda motornya. Namun


(49)

perlahan seiring berjalannya waktu serta dengan semangat dan kerja keras pak Paeran menekuni pekerjaannya sebagai buruh pengepul buah kelapa sawit bersama pak Bambang dan pak Bahrudin.Dalam sehari pak Peran dan rekannya dapat melakukan pengepulan buah kelapa sawit rata-rata 5-7 kavling sawit dengan upah Rp. 100.000-150.000/ton sawit. Pak Paeran mengatakan bahwasanya trust atau kepercayaan serta kejujuran merupakan modal utama dalam kegiatan pengepulan, sebab bila sekali saja membuat kesalahan maka orang lainpun tidak akan percaya dan memberikan kepercayaan untuk mengepulkan buah kelapa sawit ke toke atau pengepul.

2. Informan Kedua

Nama : Bambang Jenis kelamin : laki-laki Umur : 45 tahun Agama : Islam Suku : Jawa

Alamat : Desa Ramin Blok C Rt 06

Pak Bambang merupakan warga asli Desa Ramin, pak Bambang tinggal bersama istri dan 2 orang anaknya.Bersama rekannya pak Bahrudin dan pak Paeran, pak Bambang mengepulbuah kelapa sawit milik warga desa Ramin. Tak jarang kelompok lainyang kewalahan dalam pekerjaan mereka pula meminta bantuan kepada kelompok pak Bambang jika buah kelapa sawit sedang banyak dan begitu pula sebaliknya.

Kebersamaan dan rasa kekeluargaanpun mereka tunjukkan saat berlangsungnya acara pernikahan anak pak Paeran, mereka sepakat berhenti sejenak meluangkan waktunya untuk membantu pada saat prosesi pernikahan anak pak Paeran.Kegiatan pengepulanmereka berikan


(50)

kepada kelompok lain, hal ini dilakukan agar kelapa sawit yang telah dipanen dapat ditimbang secepatnya sehingga pemiliknya tidak kecewa serta disisi lain secara tidak langsung memberikan bantuan kepada kelompok lain. Biasanya sebelun pergi melakukan pekerjaannya mereka berkumpul dirumah pak Paeran, karena rumah pak Peran merupak jalan poros untuk menuju perkebunan kelapa sawit. Menurut pak Bambang jaringan perlu diterapkan dan dikembangkan dalam berbagai hal terlebih dalam hal pekerjaan karena bila tidak ada jaringan maka akan susah mendapatkan informasi dalam proses pengepulan buah kelapa sawit. Hal ini sangat dirasakan oleh pak Bambang dan rekannya karena hampir jarang mereka tidak melakukan proses pengepulan buah kelapa sawit. Bahkan pernah bila sedang banyaknya pekerjaan, mereka melakukan proses pengepulan hingga jam 9 malam.

3. Informan Ketiga

Nama : Bahrudin Jenis kelamin : laki-laki Umur : 47 tahun Agama : Islam Suku : Jawa

Alamat : Desa Ramin Blok C Rt 07

Pak Bahrudin memiliki seorang istri dan 2 orang anak laki-laki dan perempuan, anak pertamanya duduk dibangku Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) kelas 3 dan anak keduanya duduk di bangku Sekolah Dasar (SD) kelas 4. Sama seperti pak Paeran, dahulunya pak Bahrudin tinggal di Kecamatan Sungai Bahar.


(51)

Pada tahun 2007 pak Bahrudin dan keluarga pindah dan menetap di Desa Ramin.Pada mulanya pak Bahrudin saat awal-awal di Desa Ramin belum memiliki pekerjaan, karena itu pak Paeran mengajaknya untuk ikut bergabung menjadi pengepul buah kelapa sawit milik masyarakat. Mulanya pak Bahrudin diajari cara menggunakan perahu oleh pak Paeran, karena tidak pernah menggunakan perahu maka jalan perahu tidak terkendali dan berputar-putar. Lama kelamaan pak Bahrudin terbiasa menggunakan perahu, dan pak Paeran pun mengajaknya untuk langsung bekerja. Pada saat awal-awal pak Bahrudin bekerja belum musim banjir, maka pak Bahrudin dan rekan-rekannya mengepul buah kelapa sawit dengan menggunakan sepeda motor yang telah dimodifikasi sedemikian rupa agar nyaman dan kuat saat membawa buah kelapa sawit dengan jumlah yang tidak sedikit.

Setelah kurang lebih 7 tahun menekuni pekerjaan sebagai buruh pengepul, pak bahrudin mampu membeli kebun kelapa sawit seluas 2 hektar. Biasanya ketika tidak ada pekerjaan maka pak Bahrudin pergi kekebun kelapa sawit, dan sore harinya mancing bersama rekan-rekannya sekedar berkumpul atau bertukar fikiran serta saling mengingatkan kedepannya dimana akan mengepul buah kelapa sawit. Memancing merupakan kegiatan yang dilakukan setiap hari oleh warga Desa Ramin, selain hobi memancing dapat dijadikan lauk makan karena ikan yang didapatkan cukup besar.


(52)

4. Informan Keempat Nama : Nur Jenis kelamin : laki-laki Umur : 50 tahun Agama : Islam Suku : Jawa

Alamat : Desa Ramin Blok C Rt 11

Pak Nur memiliki seorang istri dan 2 orang anak laki-laki dan perempuan, anak pertamanya duduk dibangku Sekolah Menengah Atas (SMA) kelas 3 dan anak keduanya duduk dibangku Sekolah Menengah Pertama (SMP) kelas 2. Setiap harinya pak Nur mengepul buah kelapa sawit milik orang lain hingga 4 kaveling bersama dengan rekannya. Jam 8 pagi setelah sarapan pak Nur memeriksa sepeda motornya terlebih dahulu.

Buruh pengepul buah kelapa sawit jam kerjanya tergantung pada selesainya proses pemanenan kelapa sawit yang dikerjakan pemilik kelapa sawit atau buruh panen yang telah diberi kepercayaan. Terkadang dalam proses pengepulan buah kelapa sawit pak Nur mendapat kendala seperti bocor ban atau patah rangka sepeda motornya, namun karena ada jiwa kekeluargaan dan senasib ketiga rekan pak Nur tidak mengurangi upah atau gaji dari proses pengepulan buahkelapa sawit.

Dalam kelompok pak Nur ada sistem penyisihan uang dari hasil proses pengepulan buahkelapa sawit, perharinya pak Nur dan rekannya menyisihkan Rp. 25.000. Uang tersebut dijadikan uang kas dalam kelompok mereka yang sewaktu-waktu dapat dipinjam atau membantu bila ada musibah ataupun kerusakan sepeda motor pada saat proses pengepulan buahkelapa sawit.


(53)

5. Informan Kelima

Nama : Kantri Jenis kelamin : laki-laki Umur : 43 tahun Agama : Islam Suku : Jawa

Alamat : Desa Ramin Blok C Rt 11

Pak Kantri memiliki seorang istri dan 3 orang anak, anak pertamanya kini dudukdi bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan 2 lainnya masih duduk dibangku Sekolah Dasar (SD). Dalam kesehariannya pak Kantri sebagai buruh pengepul buah kelapa sawit bersama 3 rekannya, setelah sarapan biasanya pak Kantri singgah dulu ke rumah rekannya sambil menunggu rekannya siap, pak Kantri mengecek kendaraanya sebelum digunakan untuk mengangkut buah kelapa sawit. Hal ini perlu dilakukan, karena bila tidak dicek akan mengganggu jikamogok atau rusak ketika melakukan proses pengepulan buahkelapa sawit.

Biasanya dalam sehari pak Kantri dan rekannya mendapat kepercayaan untuk mengepul buah kelapa sawit milik warga yang telah dipanen 3-5 kaveling dengan berat per kavelingnya rata-rata 1-2 ton.Jarak antara kaveling milik warga dengan tempat untuk menimbangnya cukup jauh hingga mencapai 5 kilometer dengan kondisi jalan yang rusak dan berlumpur. Jam istirahat pak Kantri saat melakukan proses pengepulan buah kelapa sawit tidak seperti halnya buruh pada umumnya, dirasa lelah maka pak Kantri dan rekannya beristirahat sambil menikmati bekal yang dibawanya dari rumah. Bekal biasanya sederhana berupa air putih, rokok dan roti.


(54)

6. Informan Keenam

Nama : Suwono Jenis kelamin : laki-laki Umur : 48 tahun Agama : Islam Suku : Jawa

Alamat : Desa Ramin Blok C Rt 11

Pak Suwono memiliki seorang istri dan 2 orang anak, anaknya yang pertama duduk dibangku Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan anaknya yang kedua masih duduk dibangku Sekolah Dasar (SD). Bersama rekan-rekannya setiap harinya pak Suwono mengepul buahkelapa sawit milik warga Desa Ramin di blok D. Jalan di blok D bertanah merah, dahulunya mobil dapat masuk ke jalan ini.Namun karena kurangnya perawatan jalan dan sering terendam air disaat banjir maka jalan rusak dan tidak bisa dilalui mobil truk yang biasanya mengangkut buah kelapa sawit milik warga Desa Ramin.

Pada musim kemarau seperti saat ini pak Suwono menggunakan sepeda motornya yang telah dimodifikasi untuk melakukan proses pengepulan buah kelapa sawit, jika menggunakan sepeda motor biasanya pak Suwono dapat mengepul dengan berat beban sekitar 250 kg. Namun bila menggunakan perahu buah kelapa sawit yang dikepul dapat mencapai 500kg atau lebih tergantung pada besar perahu yang digunakan.Dalam sehari pak Suwono dan rekannya dapat mengepul buah kelapa sawit 2-4 kaveling. Dari proses pengepulan buah kelapa sawit tersebut pak Suwono mendapat upah sekitar Rp. 100.000- Rp. 150.000. Pendapatan ini akan berkali-kali


(55)

lipat besarnya disaat setelah Hari Raya tiba, karena hampir satu bulan buahkelapa sawit tidakdipanen.

7. Informan Ketujuh Nama : Harno Jenis kelamin : laki-laki Umur : 55 tahun Agama : Islam Suku : Jawa

Alamat : Desa Ramin Blok C Rt 08

Pak Harno merupakan penduduk pendatang dari jawa, dahulunya pak Harno tinggal bersama saudaranya.Dengan usaha dan kerja keras selama 6 tahun, kini pak Harno dapat membeli rumah dan membawa ketiga anak dan istrinya yang ada di Jawa ke Desa ramin. Sebelum bekerja sebagai buruh pengepul buah kelapa sawit, pak Harno bekerja sebagai pencari berondolan kelapa sawit yang hasilnya dijual ke toke atau pengepul buah kelapa sawit, namun karena takut dituduh sebagai pencuri buah kelapa sawit maka dirinya beralih menjadi buruh pengepul buah kelapa sawit. Dengan modal pinjaman dari saudaranya, pak Harno membeli sepeda motor bekas dan kemudian dimodifikasi agar dapat mengangkut beban berat. Jam kerja pak Harno tidak menentu, hal ini dikarenakan buruh panen kelapa sawit tidak tentu kapan siap memanen. Setiap harinya pak Harno bersama rekannya mengepul buah kelapa sawit hingga 2-4 kaveling. Bila tidak ada pekerjaan, pak Harno terkadang pergi mencari ikan yang hasilnya dijual untuk memenuhi kebutuhan sehari-harikeluarganya.


(56)

8. Informan Kedelapan Nama : Sulis Jenis kelamin : laki-laki Umur : 27 tahun Agama : Islam Suku : Jawa

Alamat : Desa Ramin Blok C Rt 03

Bang Sulis merupakan anak ke 2 dari 4 bersaudara, kakaknya telah menikah dan tinggal bersama dengan suaminya, sedang adik-adiknya yang masih kecil duduk dibangku Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Dasar (SD). Awalnya bang Sulis ingin sekali melanjutkan untuk kuliah setamat SMAnya, namun karena keterbatasan ekonomi keluarga, dirinya mengurungkan niatnya dan memilih untuk membantu kedua orang tuanya.

Bang Sulis tidak hanya sebagai buruh pengepul buahkelapa sawit, namun merangkap pula sebagai buruh panen yang telah diberi kepercayaan pemilik kelapa sawit. Dari proses pengepulan buahkelapa sawit bang Sulis dan rekan-rekannya menerima upah sebesar Rp. 150.000 per ton buahkelapa sawit, sedangkan upah memanen kelapa sawit Rp. 70.000 per tonnya. Bang Sulis sangat menjaga kepercayaan yang telah diberikan kepadanya baik dari toke maupun dari pemilik kelapa sawit, karena bila sekali saja berbuat yang menghilangkan kepercayaan orang lain maka orang pun tidak akan memberikan kepercayaannya lagi. Bila tidak ada pekerjaan biasanya bang Sulis pergi memancing dan bermain bola saat sore hari tiba. Tidak


(57)

jarang dirinya dipanggil oleh pemilik kelapa sawit lain yang mengenalnya untuk memanenkan serta mengepulkan buah kelapa sawitnya.

9. Informan Kesembilan Nama : Arifin Jenis kelamin : laki-laki Umur : 25 tahun Agama : Islam Suku : Jawa

Alamat : Desa Ramin Blok C Rt 05

Bang Arifin merupakan anak pertama dari 4 bersaudara, adik kedua dan ketiga duduk dibangku Sekolah Menengah Pertama (SMP) sedang anak keempat yaitu adik laki-lakinya masih belum sekolah. Semenjak orang tua laki-laki bang Arifin meninggal 5 tahun yang lalu, dirinya menjadi tulang punggung keluarganya. Awalnya bang Arifin hanya mengandalkan pendapatan dari kaveling yang diberikan oleh pemerintah yaitu kebun kelapa sawit seluas 2 hektar, namun karena semakin lama kebutuhan meningkat maka bang Arifin ikut bergabung dengan bang Sulis menjadi buruh pengepul buahkelapa sawit. Bang Arifin dan rekan-rekan biasanya mengepul buah kelapa sawit didaerah TC5, daerah tersebut meskipun tidak musim hujan tetap becek dan hanya dapat dilalui oleh kendaraan roda 2.

Bang Arifin dan rekan-rekannya dapat mengangkut beban buah kelapa sawit dalam sekali angkut maksimal 250KG pada sepeda motornya. Hal ini dilakukan karena agar lebih cepat proses pengepulan tersebut serta menghemat waktu. Untuk membawa beban yang begitu berat bukanlah perkara yang mudah, dibutuhkan keahlian untuk menyeimbangkan laju sepeda motor serta


(58)

ketahanan fisik. Tergelincir hingga masuk dalam parit dan jatuh tertimpa telah dialami bang Arifin, akan tetapi hal tersebut tidak mengendurkan semangatnya dalam mencari nafkah.

10.Informan Kesepuluh

Nama : Sabarjono Jenis kelamin : laki-laki Umur : 43 tahun Agama : Islam Suku : Jawa

Alamat : Desa Ramin Blok C Rt 02

Pak Sabarjono merupakan warga transmigran yang mengandalkan sumber matapencahariannya pada kebun kelapa sawitnya dan harga buahkelapa sawit yang tidak stabil mempengaruhi pendapatannya, namun pak Sabarjono tetap berusaha karena dirinya yakin rezki sudah diatur.Pak Sabarjono memiliki seorang istri dan dikaruniai 2 orang anak yang semuanya perempuan.Anak yang pertama kini sekolah dibangku Sekolah Menengah Pertama (SMP) kelas 3 dan anaknya yang kedua masih sekolah Taman Kanak-Kanak (TK).Di sela-sela mengurus kebun kelapa sawitnya pak Sabarjono pergi memancing ikan, selain untuk menyalurkan hobi ikan hasil pancingan dimasak oleh istrinya untuk lauk makan keluarga pak Sabarjono.

Pak Sabar jono memiliki kebun kelapa sawit seluas 2 hektar yang diberi oleh Pemerintah serta 2 kebun kelapa sawit lainnya yang baru beberapa tahun dibelinya sendiri masing-masing seluas 2 hektar. Lahan yang baru dibeli pak Sabarjono masih belum ditanami kelapa sawit maka semuanya harus dimulai dari awal, dari proses pembersihan semak belukar, pengukuran, melubang tanah, dan kemudian penanaman kelapa sawit. Kendala banyak dirasakan oleh pak


(59)

Sabarjono ketika penanaman kelapa sawit salah satunya hama babi hutan serta rusa yang memakan daun-daun muda tanaman kelapa sawit miliknya. Bagi masyarakat transmigrasi khususnya yang sumber mata pencahariannya dari kelapa sawit maka harus berusaha untuk memiliki kebun kelapa sawit lebih dari 1, hal ini disebabkan karena umur tanaman kelapa sawit hanya mampu berproduksi hingga umur 25 saja dan setelah itu sawit akan ditebang untuk ditanam kembali. Dahulunya pak Sabarjono memang memanen dan membawa buah kelapa sawit miliknya sendiri ke toke atau tengkulak, namun karena merasa tak sanggup maka pak Sabarjono memasrahkan orang lain untuk memanen dan mengepulkanbuahkelapa sawitnya. Pak Sabarjono mengatakan bahwasannya buruh pengepul buah kelapa sawit yang ada di Desa Ramin sangat membantu.

11.Informan Kesebelas Nama : Sandik Jenis kelamin : laki-laki Umur : 50 tahun Agama : Islam Suku : Jawa

Alamat : Desa Ramin Blok C Rt 07

Pak Sandik terkenal orang yang sangat rajin dan pantang menyerah, berkat usaha dan kerja kerasnya kini pak Sandik memiliki kebun kelapa sawit seluas 20 hektar dengan luas masing-masing 2 hektar.Pak Sandik memiliki seorang istri dan 4 orang anak, 3 orang perempuan dan 1 orang anak laki-laki.Dari 4 orang anaknya yaitu anak laki-lakinya saat ini sedang menimba ilmu di Universitas Jambi (UNJA) fakultas hukum.Karena jarak kampus yang jauh maka


(60)

anaknya dibelikan rumah didekat kampusnya.Pak Sandik dirumahnya tinggal dengan istri dan ketiga anak perempuannya.

Kesehariannya pak Sandik pergi kekebun kelapa sawitnya untuk sekedar membersihkan dan merawat tanaman kelapa sawit. Dari 10 kebun kelapa sawit milik pak Sandik, semuanya diserahkan kepada orang lain untuk memanen dan mengepulkan ke toke atau tengkulak. Pak Sandik mengatakan bahwasannya buruh pengepul buah kelapa sawit dan panen yang ada di Desa Ramin sangatlah membantu, terlebih pada saat sedang ada keperluan mendadak.Mayoritas buruh pengepul buah kelapa sawit dapat dipercaya tambah pak Sandik, karena sama-sama membutuhkan antara pemilik maupun yang menekuni sebagai buruh pengepul buahkelapa sawit dan buruh panen kelapa sawit.

12.Informan Keduabelas Nama : Hobir Jenis kelamin : laki-laki Umur : 50 tahun Agama : Islam Suku : Jawa

Alamat : Desa Ramin Blok C Rt 09

Pak Hobir memiliki seorang istri dan 3 orang anak, 2 laki-laki dan seorang perempuan.Lama beliau menjadi toke sekitar 7 tahun.Mulanya dahulu hanya dimintai tolong oleh masyarakat untuk menjualkan buah kelapa sawitnya ke pabrik, namun kesempatan tersebut tidak disia-siakan oleh pak Hobir hingga sekarang beliau menjadi salah satu toke yang lumayan banyak masyarakat menjual buah kelapa sawit kepadanya.


(61)

Selain menjadi toke atau tengkulak, pak Hobir pula memiliki sumber pendapatan sampingan yaitu dengan cara menyewakan perahu-perahu yang dimilikinya untuk masyarakat.Harga sewa perahu berbeda-beda tergantung dengan ukuran perahu tersebut.Meskipun telah menjadi salah satu toke besar, pak Hobir tidak malu atau canggung untuk berkeliling membeli buah kelapa sawit milik warga yang tumbuh dipekarangan rumah mereka.

Sebagai ungkapan terima kasihnya kepada buruh pengepul buah kelapa sawit dan masyarakat yang menjual hasil kelapa sawitnya, pak Hobir memberikan bingkisan pada saat menjelang Hari Raya Idul Fitri berupa minuman kaleng.Tidak hanya itu, pak Hobir memberikan berupa uang pinjaman baik kepada buruh pengepul maupun masyarakat yang menjual hasil kelapa sawitnya kepada pak Hobir apabila ada keperluan yang mendesak dan sistem pembayarannya tidak membebani karena dapat dicicil dan besarnya cicilan tidak ditentukan.

13.Informan Ketigabelas Nama : Amin Jenis kelamin : laki-laki Umur : 45 tahun Agama : Islam Suku : Jawa

Alamat : Desa Ramin Blok C Rt 11

Pak Amin tinggal bersama istri dan seorang anak laki-lakinya yang masih duduk dibangku Sekolah Dasar (SD).Pak Amin di desa Ramin menjabat sebagai Kepala Desa Ramin periode 2014-2019dan baru menjabat sekitar 2 bulan.Kemenangan pak Amin pada pemilihan


(62)

Kepala Desa Ramin karena pak Amin merupakan sosok yang merakyat, dan pernah menjadi pengurus organisasi kepemudaan sehingga memiliki pengalaman.

Disela-sela kesibukannya menjadi kepala Desa Ramin, pak Amin membantu abang kandungnya yang saat itu hendak mencalonkan diri sebagai anggota legislatif tingkat daerah, namun pak Amin tidak meninggalkan tugas dan kewajibannya sebagai kepala desa. Menurut pak Amin dengan adanya buruh pengepul buahkelapa sawit yang ada di Desa Ramin sangatlah membantu, baik dari pihak pemilik kelapa sawit maupun yang menjadi buruh pengepul itu sendiri.

4.3. Sejarah dan Keberadaan Buruh Pengepul Kelapa Sawit di Blok C Desa Ramin

Berdasarkan data observasi dilapangan yang didapatkan dari hasil wawancara dengan para informan, keberadaan para buruh pengepul buahkelapa sawit di Desa Ramin merupakan salah satu desa yang terbentuk karena adanya pemekaran Desa Teluk Raya pada tahun 1992, dimana Desa Ramin sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai petani kelapa sawit. Dengan kondisi jalan yang rusak maka masyarakat Desa Ramin khususnya yang tinggal di Blok C memanfaatkannya dengan menjadi buruh pengepul buah kelapa sawit yang muncul sekitar tahun 2006-an. Hal ini sesuai yang dikemukakan oleh salah satu informan yang merupakan Kepala Desa Ramin berikut ini:

“Keberadaan para buruh pengepul buahkelapa sawit di Desa Ramin ini bermunculan sekitar tahun 2006-an hingga bertahan sampai sekarang ini. Para buruh pengepul tersebut bergabung dalam kelompok-kelompok kecil yang beranggotakan 3-5 orang”. (Pak Amin/45 tahun/laki-laki)

Para informan yang merupakan buruh pengepul buah kelapa sawit di Desa Ramin yang peneliti wawancarai mayoritas bersuku jawa yang berasal dari Jawa Timur yang mengikuti


(1)

Salah satu bentuk kepercayaan (trust) yang terjadi di Desa Ramin Blok C. Buruh pengepul memberi tanda tumpukan buah kelapa sawit dengan sepeggal pelepah yang ditulis pemilik kelapa sawit serta lokasi pemanenan

Rumah transmigrasi milik masyarakat di Desa Ramin Blok C. Rumah dibangun berbentuk panggung supaya tidak terendam di saat musim banjir tiba.


(2)

Dikala banjir tiba, perahu merupakan satu-satunya alat transportasi bagi warga untuk beraktivitas.

Kegiatan memancing yang dilakukan pak Bahrudin ketika ada waktu luang di sore hari atau sedang tidak ada buah kelapa sawit yang dikepul.


(3)

Pak Bahrudin bersama istri dan kedua anaknya sedang berkumpul bersama menikmati waktu luang di kala sedang tidak ada buah kelapa sawit yang dikepul. Tampak pada gambar pak Bahrudin sedang

memanggang ikan hasil memancing disaluran air utama depan rumahnya.

Ikan hasil pancingan di depan rumah pak Bahrudin. Biasanya jika ukurannya besar maka akan dikumpulkan untuk kemudian dijual.


(4)

Pada musim hujan tiba para buruh pengepul kelapa sawit menggunakan perahu atau sampan

sebagai alat transportasi untuk mengepul buah kelapa sawit ke tempat penimbangan. Bila menggunakan perahu beban dapat menampung buah kelapa sawit hingga 500kg. Ketika banjir tiba kendala pun ada,

diantaranya serangan dari hewan lintah.

Pak Paeran dan pak

Bahrudin sedang mengepul buah kelapa sawit milik masyarakat, beban yang dibawa disamakan supaya terasa adil dan cepat siap.


(5)

Lokasi penimbangan buah kelapa sawit milik pak Hobir. Bila pak Hobir ada maka buah langsung ditimbang, namun jika tidak ada maka buah kelapa sawit ditinggal begitu saja dengan disertai nama dan lokasi

pemanenan.

Meskipun telah menjadi salah satu toke yang sukses, pak Hobir tidak malu untuk membawa mobil pick-upnya untuk keliling membeli buah kelapa sawit milik warga yang tumbuh di belakang rumah mereka.


(6)

Salah satu kendala yang dialami oleh pengepul buah kelapa sawit. Ban bocor, mogok, dan

bahkan patah pada bagian rangka kendaraan sering kali dialami. Maka dari itu para buruh pengepul rutin memeriksa

kendaraanya sebelum berangkat kerja.


Dokumen yang terkait

Integrasi Pasar Tandan Buah Segar Kelapa Sawit Perdesaan Asahaan Dengan Pasar Nasional(Studi Kasus : Kabupaten Asahan)

4 82 98

Analisa Posisi Tawar Petani Kelapa Sawit Di Kabupaten Labuhan Batu Dan Kabupaten Serdang Bedagai.

17 87 70

Pengaruh Harga Cpo Terhadap Pendapatan Petani Kelapa Sawit Pir-Lokal Melalui Harga TBS Di Kecamatan Selesai, Kabupaten Langkat

20 154 66

Pengaruh Tekanan Uap Saat Perebusan Tandan Buah Segar Kelapa Sawit ( TBS ) Dan Terhadap Kekuatan Dinding Sterilizer Di PKS Dolok Sinumbah

35 184 71

Prancangan Cake Breaker Screw Conveyor Pengolahan Kelapa Sawit Dengan Kapasitas pabrik 60 Ton TBS Per Jam

13 92 94

PengaruhFraksi Tandan Buah Segar Kelapa Sawit Terhadap Kadar Minyak yang Dihasilkan di PTP.NusantaraIIISeiSilau-Asahan

4 22 42

1. Kepercayaan (trust) Buruh Pengepul Kelapa Sawit - Modal Sosial Komunitas Buruh Pengepul Tandan Buah Segar (TBS) Kelapa Sawit di Daerah Transmigrasi (Studi Deskriptif Pada Buruh Pengepul Kelapa Sawit di Desa Ramin Blok C Kecamatan Kumpeh Ulu Kabupaten M

0 0 21

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Modal Sosial - Modal Sosial Komunitas Buruh Pengepul Tandan Buah Segar (TBS) Kelapa Sawit di Daerah Transmigrasi (Studi Deskriptif Pada Buruh Pengepul Kelapa Sawit di Desa Ramin Blok C Kecamatan Kumpeh Ulu Kabupaten Muaro Jamb

0 0 13

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - Modal Sosial Komunitas Buruh Pengepul Tandan Buah Segar (TBS) Kelapa Sawit di Daerah Transmigrasi (Studi Deskriptif Pada Buruh Pengepul Kelapa Sawit di Desa Ramin Blok C Kecamatan Kumpeh Ulu Kabupaten Muaro Jambi)

0 0 11

Modal Sosial Komunitas Buruh Pengepul Tandan Buah Segar (TBS) Kelapa Sawit di Daerah Transmigrasi (Studi Deskriptif Pada Buruh Pengepul Kelapa Sawit di Desa Ramin Blok C Kecamatan Kumpeh Ulu Kabupaten Muaro Jambi)

0 2 10