“Aturan ada dibuat tapi tidak tertulis, kami membuat suatu aturan yang harus diikuti semua anggota kelompok.Misalnya saja aturan tentang
sistem pembagian upah serta jam kerjanya. Jika kami terlambat datang dan yang lain sudah bekerja maka gaji tidak akan sama dengan yang
lain, gaji akan disesuaikan dengan berapa kali angkutan buah kelapa sawit yang dikerjakan”.Pak Bambang45 tahunlaki-laki
Aturan-aturan atau nilai dan norma yang dirumuskan tersebut bertujuan agar hubungan antar individu terlaksana sesuai apa yang diinginkan. Penerapan nilai dan norma dimaksudkan
agar tidak ada sikap iri hati serta saling curiga satu sama lain individu dalam suatu kelompok. Hal ini sejalan yang dikatakan oleh Ruth dalam Hasbullah 2006:14 mengenai kehidupan suku Dobu
yang kegemaran mereka untuk saling berkhianat dan saling mencurugai antar anggota kelompok. Dengan adanya aturan yang berdasarkan nilai dan norma yang diterapkan pada komunitas buruh
pengepul buah kelapa sawitDesa Ramin, tiap-tiap individu dapat hidup rukun, indah dan terhindar dari sikap saling mencurigai.
4.5.4 Interaksi Sosial Pada Buruh Pengepul Buah Kelapa Sawit
Masyarakat merupakan kumpulan orang yang saling berinteraksi satu dengan yang lainnya.Dengan adanya interaksi maka mempermudah untuk memahami masyarakat satu dengan
yang lainnya. Prosespengenalan dalam interaksi ini membentuk nilai dan norma yang disepakati secara bersama.Dengan adanya interaksi sosial yang terjadi secara terus menerus dari anggota
masyarakatikatan yang berjalan akan semakin kuat. Ikatan yang kuat akan membawamasyarakat pada sebuah kondisi yang harmonis karena masyarakat akansaling percaya satu sama lain dan
memiliki kesadaran serta tanggung jawabakan nilai dan norma dalam masyarakat. Young dan Raymond dalam Soekanto 2006:54 mengemukakan bahwasanya interaksi
sosial merupakan kunci dari semua kehidupan sosial karena tanpa interaksi sosial, tidak akan
mungkin ada kehidupan bersama.Ikatan yang kuat akibat adanyainteraksi yang terjadi secara terus menerus ini menjadi dasar adanya modal sosial. Ikatan dalam masyarakat Desa Ramin Blok
C terjalin dengan baik hal ini ditunjukan dalam keseharian masyarakat, misalnya ketika tetangga ada yang sakit maka mereka menjenguk, membuat arisan, perkumpulan yasinan ibu-ibu atau
bapak-bapak yang dibuat seminggu sekali, gotong royong dalam pekerjaan dan lain-lain. Seperti yang dikemukakan oleh informan berikut ini:
“Biasanya sebelum kegiatan yasinan dimulai ya ngobrol-ngobrol dengan rekan yang lain baik sekelompok atau diluar kelompok, sekedar tukar
informasi harga sawit atau lokasi tempat kerja masing-masing.” Pak Harno55 tahunlaki-laki
Interaksi yang eratpun mereka tunjukkan ketika salah satu rekan mereka sedang ada hajatan yakni menikahkan salah satu anaknya, para buruh pengepulpun sepakat meliburkan diri
untuk membantu diacara tersebut. Seperti yang dikemukakan oleh informan berikut ini: “Biasanya kelompok bapak melakukan pengepulan buah kelapa sawit 3-
4 kali dalam seminggu, namun itu dapat berubah seiring banyak atau tidaknya orang yang manen.Ada waktu itu saat pesta anak pak Paeran
kami sepakat untuk menghentikan kegiatan pengepulan untuk beberapa hari dan kami serahkan ke kelompok lainnya.Ini kami lakukan semata-
mata untuk dapat saling membantu dan bentuk kepedulian kami terhadap sesama anggota kelompok.” Pak Bambang45 tahunlaki-laki
Masyarakat tidak akan melakukan kegiatan-kegiatan tersebut bila didalamnya tidak ada ikatan serta tujuan yang akan dicapai secara bersama. Meskipun interaksi terjadi karena berbagai
alasan, orang-orang berinteraksi, berkomunikasi dan kemudian menjalin kerjasama pada dasarnya dipengaruhi oleh keinginan untuk berbagai cara mencapai tujuan bersama. Dalam
kesehariannya diluar pekerjaan, para buruh pengepul buah kelapa sawit saling berinteraksi dengan bertamu ataunpun ketika berjumpa saat bermain bola atau memancing bersama pada sore
hari. Seperti yang dikemukakan oleh informan berikut ini:
“Tidak setiap hari ada buah, ya jadi kalau sedang libur paling pergi ke kebun kelapa sawit dan sore harinya bermain bola bersama dengan bang
Sulis dan kawan-kawan yang lainnya sekedar untuk olahraga serta ajang kumpul-kumpul bersama.” Bang Arifin25tahunlaki-laki
Kegiatan memancing merupakan salah satu kegiatan untuk mengisi waktu luang setelah atau sedang tidak ada proses pengepulan buah kelapa sawit. Pak Bahrudin salah satunya, melalui
pengamatan di lapangan jika ada waktu luang pak Bahrudin mengajak serta ke dua anaknya memancing ikan di rawa depan rumahnya. Hasil yang didapatkan lumayan banyak dan besar
gambar halaman 101. Hal ini sesuai yang dikemukakan oleh buruh pengepul buah kelapa sawit berikut ini:
“Bila buah kelapa sawit sedang tidak banyak atau cepat dikepul maka bapak dan rekan-rekan yang lainnya pun cepat pulang. Biasanya untuk
mengisi waktu dan menghilangkan capek kami mancing bersama dirawa primer itu, kan lumayan selain untuk hiburan hasilnya bisa untuk lauk
makan malam.” Pak Bahrudin47 tahunlaki-kali
Interaksi tidak hanya dilakukan oleh sesama buruh pengepul saja. Hal ini juga terjadi pada pemilik kelapa sawit, toke terhadap buruh pengepul buah kelapa sawit misalnya saja bertegur
sapa ketika berjumpa atau memberi tahu jika telah dimulai lagi proses panen kelapa sawit.Karena biasanya ketika lebaran tiba maka pabrik tutup.Seperti yang dikemukakan oleh informan berikut
ini: “Pabrik sawit biasanya tutup beberapa hari sebelum lebaran dan akan
buka kembali setelah beberapa hari lebaran, jadi untuk itu bapak selaku toke memberi tahukan kepada pemilik serta pengepul buah kelapa sawit
kapan batas akhir memanen agar tidak terjadi penumpukan dan buah dapat dikirim ke pabrik. Sebagai bentuk terimakasih pula bapak memberi
THR kepada buruh pengepul dan pemilik kelapa sawit berupa minuman ringan dan roti-roti untuk hari Raya.” Pak Khobir 54 tahunlaki-laki.
Dari adanya kontak dan komunikasi tersebut, interaksi sosial berjalan secara harmonis, yang diwujudkan dengan menjalin kerja sama dalam berbagai bidang, saling menghormati, dan
saling menghargai sesama masyarakat meskipun terkadang ada sedikit konflik didalamnya. Seperti yang dikemukakan oleh informan berikut ini:
“Pernah ada cecok mulut antara kelompok bapak dengan sopir dari toke lain yang memaksakan truknya masuk ke areal kebun kelapa sawit,
padahal kondisi jalan rusak. Akibatnya mobilpun terhenti dan menutup akses jalan, namun itu tidak sampai berlanjut karena mereka minta maaf
dan berjanji secepatnya memperbaiki jalan yang rusak”. Pak Suwono48 tahunlaki-laki
Interaksi yang berbentuk kerjasama tersebut berkembang apabila orang dapat digerakan untuk mencapai suatu tujuan bersama dan harus ada kesadaran bahwa tujuan tersebut dikemudian
hari mempunyai manfaat bagi semua. Selain itu juga harus ada iklim yang menyenangkan dalam pembagian kerja serta balas jasa yang akan diterima dari pekerjaannya sebagai buruh pengepul
buah kelapa sawit.Interaksi sosial mempunyai fungsi untuk mendorong terbangunnya sikap mental positif pada setiap individu dalam proses-proses sosialnya
.
Semakin kita sering berinteraksi dengan orang lain maka kompetensi kita dalam hidup di masyarakat akan meningkat.
Hal ini sejalan dengan hasil penelitian dari Triyani2004 mengenai Modal Sosial komunitas migran dalamupaya mempertahankan eksistensikomunitasnya. Dari Penelitian ini
dijelaskan bahwa sebagai warga pendatang di perkotaan, mereka selalu dihadapkan pada persoalan tempat tinggal, pemenuhan kebutuhan sehari-hari, melakukan kegiatan sehari-hari atau
usaha untuk mempertahankan eksistensinya di kota Jakarta. Untuk menunjang kebutuhan sehari- hari tersebut, maka mereka mengembangkan hubungan sosial baik dengan sesama komunitas
migran maupun dengan masyarakatyang berada di sekitas permukiman. Sehingga denganmudah mampu mengakses fasilitas umum dan sosialmaka eksistensi mereka tetap terjaga.
Hasil penelitian di atas erat kaitannya dengan komunitas buruh pengepul yang ada di Desa Ramin. Masyarakat yang tergabung dalam komunitas buruh pengepul buah kelapa sawit tidak
semuanya asli warga Desa Ramin yang bersuku melayu Jambi. Maka dari itu para transmigran
yang mayoritas bersuku Jawa berbaur dan saling berinteraksi dengan warga asli, salah satunya yaitu dengan bergabung dalam satu kelompok pada komunitas buruh pengepul buah kelapa sawit
di Desa Ramin. Salah satu kelompok yang anggotanya berbeda suku yaitu kelompok pak Paeran yang terdiri dari 3 orang yaitu pak Paeran, pak Bambang dan pak Bahrudin. Pak Paeran dan pak
Bahrudin yang merupakn warga pendatang dan bersuku Jawa sedangkan pak Bambang merupakan warga asli yang bersuku melayu Jambi. Meskipun mereka berbeda dalam hal ini
adalah perbedaan suku, namun merekadapat hudup rukun dan bekerja sama baik dalam kegiatan pengepulan buah kelapa sawit maupun di luar dari kegiatan pengepulan buah kelapa sawit.
BAB V PENUTUP
5.1. Kesimpulan