“Buruh pengepul buah kelapa sawit yang ada di Desa Ramin sangat bermanfaat sekali, bila ada keperluan mendadak pas pula waktu manen
ya mau tidak mau ya harus dipasrahkan untuk memanen dan dikepulkan buah kelapa sawitnya. Kalau bapak sendiri memang telah lama
memasrahkan karena bapak ada sakit asam urat jadi bapak pasrahkan dengan buruh panen dan buruh pengepul buahkelapa sawit, yang
penting saling percaya saja”.Pak Sabarjono43tahunlaki-laki
Hal ini sejalan dengan yang dikemukakan oleh informan berikut ini: “Kebetulan kaveling bapak banyak, dan sebagian bapak pasrahkan
kepada buruh panen sekaligus mengepulkannya ke toke, palingan kavling terdekat dan yang dijalan poros yang bapak panen sendiri. Keberadaan
buruh pengepul buahkelapa sawit sangatlah membantu bagi masyarakat Desa Ramin, biasanya yang memakai jasa itu orang yang telah tua atau
tidak sempat karena pekerjaan lainnya”. Pak Sandik50 tahunlaki-laki
Selain pekerjaan sebagai buruh pengepul buah kelapa sawit, Desa Desa Ramin terdapat berbagai pekerjaan lain yang ada kaitannya dengankelapa sawit. Pekerjaan yang lain pun tidak
jauh berbeda dengan buruh pengepul buah kelapa sawit sama-sama mengandalkan kekuatan fisiknya, diantaranya:
a. Buruh panen kelapa sawit.
b. Buruh melepah.
c. Buruh pemupukan.
Bila dilihat berdasarkan informasi yang diungkapkan oleh beberapa informan diatas, buruh pengepul buah kelapa sawit yang ada di Desa Ramin merupakan salah satu bentuk sumber
pendapatan tambahan yang cukup besar apalagi bila mereka memiliki jaringan yang luas.Hal tersebut tidak terlepas dari peranan modal sosial yang mereka pelihara dan sikap saling tolong-
menolong diantara buruh pengepul buah kelapa sawit yang ada di Desa Ramin.
4.4. Perkembangan dan Kondisi Sosial Ekonomi Buruh Pengepul Kelapa Sawit
Buruh pengepul buahkelapa sawit yang ada di Desa Ramin khususnya di Blok C berawal dari mulai berproduksinya kelapa sawit pada tahun 2006an dan dari tahun ke tahun jumlah buruh
pengepul buahkelapa sawit bertambah seiring berjalannya waktu, namun ada pula yang berhenti karena faktor usia ataupun tidak ada panggilan untuk mengepul buahkelapa sawit. Hal ini karena
buah kelapa sawit tidak selamanya banyak.Hal ini seperti yang dikemukakan oleh salah satu informan buruh pengepul buahkelapa sawit tersebut.
“Jumlah buruh pengepul buahkelapa sawit mulanya hanya sedikit saja, dan jumlahnya semakin banyak karena tawaran pengepulan banyak yang
datang.Sehari bisa sampai 2-4 kaveling setiap harinya dan terkadang pulang hingga malam hari, ya semakin banyak panggilan ya kami pun
senang karena semakin banyak pula gaji yang kami peroleh.”Pak Harno55 tahunlaki-laki
Perkembangan buruh pengepul semakin bertambah pada saat musim banyak buah kelapa sawit tiba dan setelah Hari Raya, karena buruh ada yang mudik dan belum kembali
pulang.Kesempatan tersebut tidak begitu saja disia-siakan oleh masyarakat di Desa Ramin. Hal ini seperti yang dikemukakan oleh salah satu informan buruh pengepul buahkelapa sawit berikut
ini: “Ya banyak yang jadi buruh pengepul sesaat saja karena sedang banyak
buah kelapa sawit dan banyak rekan-rekan sesama buruh pengepul buah kelapa sawit belum pulang dari mudiknya.Bila telah normal dan banyak
yang pulang, ya bagi mereka yang ingin melanjutkan ya mereka bergabung atau membuat kelompok baru.”Pak Suwono48 tahunlaki-
laki
Menurut Fukuyama dalam Hasbullah 2006:8 mendefinisikan modal sosial adalah segala sesuatu yang membuat masyarakat bersekutu untuk mencapai tujuan bersama atas dasar
kesamaan dan didalamnya diikat oleh nilai-nilai yang akan menjadi resep kunci bagi keberhasilan pembangunan disegala bidang ekonomi dan demokrasi. Hal ini sejalan dengan
kondisi yang terjadi pada komunitas buruh pengepul buah kelapa sawit yang ada di Desa Ramin
Blok C. Modal sosial pada komunitas buruh pengepul buah kelapa sawit mengemukakan bahwasannya yang menjadi alasan utama mereka untuk bergabung dalam suatu kominitas adalah
untuk meningkatkan kesejahteraan khususnya ekonomi mereka.
Selain itu pekerjaan sebagai buruh pengepul buahkelapa sawit karena tidak adanya biaya untuk melanjutkan pendidikan kejenjang yang lebih tinggi.Serta ada pula yang menjadi buruh
pengepul buahkelapa sawit karena orang tua yang menjadi tulang punggung keluarga telah meninggal. Hal ini seperti yang dikemukakan oleh informan buruh pengepul buahkelapa sawit
berikut ini: “Pekerjaan sebagai buruh pengepul buah kelapa sawit ini dahulunya
jauh daricita-cita yang abang harapkan, abang ingin melanjutkan kuliah setamat SMA. Tapi apa boleh buat keadaan ekonomi yang tidak
memungkinkan ya abang bekerja saja, lumayan gajinya bisa untuk uang saku dan sebagian diberikan untuk orang tua.”Bang Sulis27 tahunlaki-
laki
Pendapat informan diatas pun sejalan dengan informasi yang diperoleh dari rekan sekelompoknya sebagai berikut ini:
“Abang bekerja menjadi buruh pengepul buah kelapa sawit setelah tulang punggung keluarga yakni bapak abang meninggal 5 tahun lalu.
Abang dahulu diajak bang Sulis, uang hasil kerja abang serahkan kepada ibu abang untuk membantu kebutuhan sehari-hari.” Bang Arifin25
tahunlaki-laki
Selain itu ada juga yang mengatakan bahwa alasan menjadi buruh pengepul buah kelapa sawit karena hasil yang didapat mampu menambah penghasilan mereka yang mengandalkan satu
kebun kelapa sawit. Seperti yang dikemukakan oleh informan berikut ini. “Sebenarnya menjadi buruh pengepul ini hanya menjadi penghasilan
tambahan bapak, bila hanya mengandalkan satu kebunkelapa sawit tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan biaya sekolah anak
bapak.Hasil yang bapak dapat tergantung banyak atau tidaknya buah kelapa sawit yang dikepul bersama rekan-rekan yang lain, semakin
banyak ya semakin banyak juga uang yang kami bawa pulang.”Pak Nur50 tahunlaki-laki.
Berdasarkan informasi yang dikemukakan oleh beberapa informan di atas, dapat dilihat bahwasannya keberadaan buruh pengepul di Desa Ramin ini memang pada dasarnya menjadi
satu hal yang menjadi peluang pekerjaan bagi orang-orang yang mempunyai pendidikan rendah atau bahkan hanya setamat tingkat SMA.Pekejaan sebagai buruh pengepul buah kelapa sawit
mereka lakukan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan keperluan lainnya, karena bila mengandalkan pendapatan dari 1 kaveling saja dirasa kurang. Selain itu menjadi buruh pengepul
buah kelapa sawit dilakukan pula karena menjadi pengganti tulang punggung keluarga hingga mengorbankan pendidikan mereka.
4.5. Analisis dan Interpretasi Data