Rosida Ambarita : Keanekaragaman Dan Distribusi Ikan Di Hulu Sungai Asahan Porsea, 2010.
Bersamaan dengan itu, insang juga harus mengeluarkan ion-ion berlebih yang masuk ke dalam tubuh. Semua ini memerlukan energi metabolik Fujaya, 2002, hal: 5.
2.5.6 pH Derajat Keasaman
Derajat keasaman merupakan ukuran konsentrasi ion hidrogen yang menunjukkan suasana asam suatu perairan. Air dikatakan basa apabila pH 7 dan dikatakan asam
apabila pH 7. Secara alamiah pH perairan dipengaruhi oleh konsentrasi karbondioksida dan senyawa yang bersifat asam. Pada siang hari fitoplankton dan
tanaman air mengkomsumsi CO
2
dalam proses fotosintesis yang menghasilkan O
2
dalam air mengkomsumsi O
2
dalam proses respirasi yang menghasilkan CO
2
, suasana ini menyebabkan kandungan air menurun Arie, 1998, hal: 101.
Nilai pH menunjukkan derajat keasaman atau kebasaan suatu perairan. Pescod 1973 menyatakan bahwa toleransi organisme air terhadap pH bervariasi. Hal ini
tergantung, pada suhu air, oksigen terlarut dan adanya berbagai anion dan kation serta jenis dan stadium organisme. Kondisi perairan yang bersifat sangat asam maupun
sangat basa akan membahayakan kelangsungan hidup organisme karena akan menyebabkan terjadinya gangguan metabolisme dan respirasi. Kehidupan organisme
aquatik sangat dipengaruhi oleh fluktuasi nilai pH. Pada umumnya organisme aquatik toleran pada kisaran nilai pH netral menyatakan pH yang ideal bagi organisme aquatik
pada umumnya terdapat antara 7-8,5 Odum, 1994, hal: 34.
2.5.7 BOD Biological Oxygen Demand
BOD merupakan jumlah oksigen yang diperlukan mikroorganisme aerobik dalam proses penguraian senyawa organik yang diukur pada temperatur 20
˚C. Pengukuran yang umunya dilakukan adalah pengukuran setelah lima hari BOD
5
. Jumlah senyawa organik yang diuraikan setelah lima hari inkubasi sudah mencapai kurang
lebih 70. Faktor yang mempengaruhi pengukuran BOD adalah jumlah senyawa organik yang akan diuraikan, tersedianya mikroorganisme aerob yang mampu
Rosida Ambarita : Keanekaragaman Dan Distribusi Ikan Di Hulu Sungai Asahan Porsea, 2010.
menguraikan senyawa organik yang diuraikan, tersedianya mikroorganisme aerob yang mampu menguraikan senyawa organik tersebut dan tersedianya sejumlah
oksigen yang dibutuhkan untuk proses penguraian itu Barus, 2004, hal: 65-66.
Menurut Wardhana 2004, hal: 93, bahwa Biological Oxygen Demand atau kebutuhan oksigen biologis adalah jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh
mikroorganisme di dalam air lingkungan untuk memecah mendegradasi bahan buangan organik yang ada di dalam air lingkungan tersebut. Sebenarnya peristiwa
penguraian bahan organik melalui proses oksidasi oleh mikroorganisme di dalam air lingkungan adalah proses alamiah yang mudah terjadi apabila air lingkungan
mengandung oksigen yang cukup. Jumlah mikroorganisme tergantung pada tingkat kebersihan air. Air yang jernih biasanya mengandung mikroorganisme yang relatif
lebih sedikit dibandingkan dengan air yang telah tercemar oleh bahan buangan.
2.5.8 COD
Chemical Oxygen Demand
Menurut Wardhana 2004, hal: 93, bahwa Chemical Oxygen Demand atau kebutuhan oksigen kimia adalah jumlah oksigen yang diperlukan agar bahan buangan yang ada di
dalam air dapat teroksidasi melalui reaksi kimia. Menurut Asdak 1995, hal: 534, bahwa COD adalah indikator tingkat pencemaran yang lain dan dapat dimanfaatkan
untuk memprakirakan secara kasar besarnya angka BOD. Angka indikator pencemaran air ini kurang dimanfaatkan karena ia tidak dapat menunjukkan secara
memadai jumlah oksigen yang dikonsumsi dalam proses oksidasi pada aliran air alamiah meskipun angka COD dapat ditentukan hanya dalam waktu beberapa jam saja
karena tidak bertumpu pada aktivitas bakteri seperti yang terjadi pada BOD.
Nilai COD menyatakan jumlah oksigen yang dibutuhkan dalam proses oksidasi kimia yang dinyatakan dalam mg O
2
L. dengan menukur nilai COD maka akan diperoleh nilai yang menyatakan jumlah oksigen yang dibutuhkan untuk proses
oksidasi terhadap total senyawa organik baik yang mudah diuraikan secara biologis maupun yang sukartidak bisa diuraikan secara biologis Barus, 2004, hal: 66.
Rosida Ambarita : Keanekaragaman Dan Distribusi Ikan Di Hulu Sungai Asahan Porsea, 2010.
2.5.9 Kandungan Organik Substrat