Rosida Ambarita : Keanekaragaman Dan Distribusi Ikan Di Hulu Sungai Asahan Porsea, 2010.
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dipandang dari sudut hidrologis, sungai berperan sebagai jalur transport terhadap aliran permukaan, yang mampu mengangkut berbagai jenis bahan dan zat. Bagi ilmu
limnologi sungai merupakan habitat bagi berbagai jenis organisme air yang memberikan gambaran kualitas dan kuantitas dari hubungan ekologis yang terdapat di
dalamnya, termasuk terhadap perubahan yang diakibatkan oleh ulah manusia. Sungai merupakan sistem yang dinamis dengan segala aktivitas yang berlangsung antara
komponen-komponen lingkungan yang terdapat di dalamnya. Adanya dinamika tersebut akan mengakibatkan suatu sungai berada dalam keseimbangan ekologis
sejauh sungai itu tidak menerima bahan-bahan asing dari luar. Pada batas-batas kisaran tertentu pengaruh bahan asing ini masih dapat ditolerir dan kondisi
keseimbangan masih tetap dapat dipertahankan Barus, 2004, hal: 85.
Sungai Asahan merupakan salah satu sungai di Sumatera Utara, Indonesia. Sungai ini mengalir dari mulut Danau Toba, melintasi Kota Tanjung Balai dan
berakhir di teluk Nibung, Selat Malaka http:id.wikipedia.orgwikisungai_Asahan. Daerah aliran danau Toba adalah suatu batasan daerah menurut kondisi topografi
dimana semua air hujan yang turun di daerah tersebut akan mengalir ke dalam danau, ada juga yang menyebutnya Daerah Tangkapan Air DTA atau Catchment Area.
Daerah aliran ini dibatasi oleh kontur ketinggian yang mengelilingi danau dan melintasi Porsea dimana sungai Asahan sepanjang 150 Km mengalirkan air keluar
dari danau sampai Selat Malaka, tepatnya di lokasi bendungan pengatur Siruar. Luas daerah aliran Danau Toba ini seperti sebelumnya adalah 3.480 Km
2
. Daerah aliran Danau Toba selanjutnya akan disebut sebagai daerah aliran hulu Sungai Asahan.
Daerah Aliran Sungai Asahan ini adalah suatu daerah yang dibatasi secara topografi dimana semua air yang berasal dari curah hujan akan mengalir ke sungai Asahan.
Rosida Ambarita : Keanekaragaman Dan Distribusi Ikan Di Hulu Sungai Asahan Porsea, 2010.
Batasan daerah aliran ini dimulai dari Bendungan Pengatur Siruar sampai ke hilir berbatasan dengan laut Selat Malaka Loebis,1999, hal: 9,27.
Perubahan faktor lingkungan sangat berpengaruh terhadap kepadatan populasi suatu jenis organisme pada suatu daerah. Bila pada suatu daerah misalnya, kepadatan
suatu organisme berlimpah, dan karena suatu sebab faktor lingkungannya berubah maka dapat terjadi penurunan kepadatan populasi secara drastis, umpamanya karena
adanya pengaruh pencemaran yang berupa racun. Sebaliknya, bila pada suatu daerah kepadatan suatu jenis organisme rendah, karena adanya pencemaran dapat pula terjadi
peningkatan kepadatan suatu jenis organisme rendah, karena adanya pencemaran dapat pula terjadi peningkatan kepadatan populasi yang tinggi, umpamanya
pencemaran zat organik dapat menyebabkan kepadatan populasi bakteri pembusuk meningkat. Jelas ada suatu hubungan yang erat antara organisme dengan
lingkungannya Suin, 2002, hal: 1.
Menurut Connel 1987, hal: 159, diantara komponen biotik, ikan merupakan salah satu organisme akuatik yang rentan terhadap perubahan lingkungan terutama
yang diakibatkan oleh aktivitas manusia baik secara langsung maupun tidak langsung. Setiap jenis ikan agar dapat hidup dan berkembang biak dengan baik harus dapat
menyesuaikan diri dengan kondisi lingkungan dimana ikan itu hidup.
Daerah aliran Hulu Sungai Asahan telah terdapat berbagai aktivitas manusia seperti pemukiman, pertanian, pabrik dan pertambakan ikan. Dengan adanya berbagai
aktivitas tersebut limbah yang dihasilkan secara langsung maupun tidak langsung dibuang ke badan perairan yang akan menimbulkan dampak negatif terhadap kualitas
perairan dan biota air khususnya ikan. Sehubungan dengan hal tersebut maka
dilakukan penelitian tentang ”Keanekaragaman dan Distribusi Ikan di Hulu Sungai Asahan Porsea”.
1.2 Permasalahan