Ekologi Ikan Kesimpulan dan Saran 47

Rosida Ambarita : Keanekaragaman Dan Distribusi Ikan Di Hulu Sungai Asahan Porsea, 2010. dari cairan tubuh atau organ tubuh ikan lain dengan jalan mengisapnya. Contohnya ikan hantu hagfish, Myxine sp. dan belut laut lamprey, Petromyzon sp.. b. Kelas Chondrichthyes Kelas ini memiliki ciri yaitu adanya tulang rawan dan tidak mempunyai sisik. Kelas ini juga termasuk kelas yang primitif dengan umur 450 juta tahun yang lalu dan sekarang hanya mempuyai 300 spesies. Misalnya seperti ikan pari dan hiu dan makanannya biasanya adalah plankton dan organisme bentik. Menurut Brotowidjoyo 1994, hal: 185, ikan-ikan dengan mulut ventral, disokong oleh rahang. Skeleton dari tulang rawan. Kulit tertutup dengan sisik-sisik plakoid, ada dua pasang sirip dan sirip kaudal kebanyakan heteroserkal. Ruang hidung berpasangan, faring dengan 5-7 celah insang. Kelamin terpisah, fertilisasi eksternal atau internal. c. Kelas Osteichtyes Kelas ini meliputi ikan teleostei yang merupakan ikan tulang sejati. Kelompok ini merupakan ikan yang terbesar jumlahnya dari seluruh ikan, dimana melebihi 20.000 spesies dan ditemukan 300 juta tahun yang lalu.

2.4 Ekologi Ikan

Ikan mendiami semua tempat dari air tawar ke air asin. Ikan merupakan hewan vertebrata yang berkembang dalam air dengan menggunakan insang untuk mengambil oksigen dari lingkungan air disekitarnya. Ikan juga mempunyai anggota tubuh berupa sirip untuk menjaga keseimbangan dalam air sehingga ia tidak tergantung pada arus atau gerakan air yang disebabkan oleh angin Sumich, 1992, hal: 152. Air merupakan tempat ikan untuk melakukan berbagai macam aktivitas dalam seluruh siklus hidupnya. Semua fungsi vital ikan seperti makan, pencernaan, pertumbuhan, respon pada stimulus dan reproduksi tergantung pada air. Pada ikan aspek terpenting dalam air adalah oksigen yang terlarut dalam air, garam yang terlarut, cahaya, suhu, substansi yang beracun dan bahaya musuh Marshall, 1982, hal: 69. Rosida Ambarita : Keanekaragaman Dan Distribusi Ikan Di Hulu Sungai Asahan Porsea, 2010. Ikan sebagai hewan air memiliki beberapa mekanisme fisiologis yang tidak dimiliki oleh hewan darat. Perbedaan habitat menyebabkan perkembangan organ- organ ikan disesuaikan dengan kondisi lingkungan. Misalnya, sebagian hewan yang hidup di air, baik itu di perairan tawar maupun di perairan laut menyebabkan ikan harus dapat mengetahui kekuatan maupun arah arus, karenanya ikan dilengkapi dengan organ yang dikenal sebagai linea lateralis. Organ ini tidak ditemukan pada hewan darat. Contoh lain, perbedaan konsentrasi antara medium tempat hidup dan konsentrasi cairan tubuh memaksa ikan melakukan osmoregulasi untuk mempertahankan konsentrasi cairan tubuhnya akibat difusi dan osmosis. Bila hal itu tidak dilakukan maka ikan laut dapat menjadi ikan kering yang asin, sedangkan ikan air tawar dapat mengalami kematian akibat kelebihan air Fujaya, 2002, hal: 4. Penyebaran ikan di perairan sangat ditentukan oleh faktor-faktor lingkungan yang dapat digolongkan menjadi empat macam, yaitu: faktor biotik, faktor abiotik, faktor teknologi, dan kegiatan manusia. Faktor biotik yaitu faktor alam yang hidup atau jasad hidup, baik tumbuh-tumbuhan maupun hewan dan faktor abiotik mencakup faktor fisik dan kimia yaitu cahaya, suhu, arus, garam-garam mineral, angin, pH, oksigen terlarut, salinitas dan BOD. Sedangkan faktor teknologi dan kegiatan manusia berupa hasil teknologi dan kegiatan-kegiatan lain baik yang sifatnya memperburuk lingkungan seperti pabrik yang membuang limbahnya ke perairan maupun yang memperbaiki lingkungan seperti pelestarian daerah pesisir Rifai et al, 1983, hal: 44.

2.5 Faktor Fisik-Kimia Air