Stasiun 1 Stasiun 2 Stasiun 3 Stasiun 4 Stasiun 5 Pengambilan Sampel

Rosida Ambarita : Keanekaragaman Dan Distribusi Ikan Di Hulu Sungai Asahan Porsea, 2010. BAB 3 BAHAN DAN METODA

3.1 Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penentuan lokasi sampling untuk pengambilan sampel ikan adalah ”Purposive Random Sampling” dengan menentukan lima stasiun pengamatan. Pada masing-masing stasiun dilakukan 30 kali ulangan pengambilan sampel.

3.1.1 Deskripsi Area

a. Stasiun 1

Stasiun ini terletak di Desa Parparean, Kecamatan Porsea, Kabupaten Toba Samosir, yang secara geografis terletak pada 02 26’07,5” LU – 099 08’58,6” BT. Daerah ini merupakan daerah kontrol. Substrat pada stasiun ini berupa lumpur berpasir.

b. Stasiun 2

Stasiun ini terletak di Desa Porsea, Kecamatan Porsea, Kabupaten Toba Samosir, yang secara geografis terletak pada 02 26’36,4” LU – 099 09’28,5” BT, daerah ini dijumpai pemukiman penduduk dan pertambakan ikan. Substrat pada stasiun ini berupa lumpur berpasir. Rosida Ambarita : Keanekaragaman Dan Distribusi Ikan Di Hulu Sungai Asahan Porsea, 2010.

c. Stasiun 3

Stasiun ini terletak di Desa Dolok Nauli, Kecamatan Porsea, Kabupaten Toba Samosir, yang secara geografis terletak pada 02 o 26’25,5” LU dan 99 o 11’37,0” BT. Daerah ini merupakan lokasi pertanian. Substrat pada stasiun ini berupa lumpur berpasir.

d. Stasiun 4

Stasiun ini terletak di Desa Siruar, Kecamatan Parmaksian, Kabupaten Toba Samosir, yang secara geografis terletak pada 02 28’2,1” LU – 99 12’15,3” BT. Daerah ini merupakan tempat pembuangan limbah cair yang berasal dari pabrik Toba Pulp Lestari. Substrat pada stasiun ini berupa lumpur berpasir.

e. Stasiun 5

Stasiun ini terletak di Desa Siruar, Kecamatan Parmaksian, Kabupaten Toba Samosir, yang secara geografis terletak pada 02 28’29,8” LU – 099 12’14,5” BT. Daerah ini terletak di bendungan Siruar yang digunakan sebagai PLTA untuk PT. INALUM. Substrat pada stasiun ini berupa lumpur berpasir.

3.2 Pengambilan Sampel

Pengambilan sampel dilakukan pada bulan January 2009 di aliran Hulu Sungai Asahan. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan tanggok dengan luas tanggok 0,1017 m 2 dan jala tebar dengan luas mata jala 1 cm 2 dan luas jala 7,065 m 2 . Pada masing-masing stasiun dilakukan pengambilan sampel sebanyak 30 kali ulangan. Tiap pengambilan sampel dibuat jarak ± 1 m dan selang waktu sekitar ± 5 menit setiap pengambilan sampel. Ikan yang didapat diambil beberapa ekor dari tiap jenis ikan yang didapat dan dimasukkan ke dalam botol sampel yang berisi alkohol 70 sebagai pengawet. Sampel yang diawetkan kemudian diidentifikasi di laboratorium. Rosida Ambarita : Keanekaragaman Dan Distribusi Ikan Di Hulu Sungai Asahan Porsea, 2010. Identifikasi sampel dilakukan di Laboratorium Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan, Departemen Biologi FMIPA USU dengan menggunakan buku identifikasi seperti Kottelat et al., 1993 dan Saanin 1968.

3.3 Pengukuran Faktor Fisik dan Kimia Perairan