Penetrasi Cahaya Arus Air

Rosida Ambarita : Keanekaragaman Dan Distribusi Ikan Di Hulu Sungai Asahan Porsea, 2010. mempengaruhi sifat-sifat optis dari air. Sebagian cahaya matahari tersebut akan diabsorbsi dan sebagian lagi akan dipantulkan ke luar dari permukaan air. Dengan terbentuknya kedalaman lapisan air intensitas cahaya tersebut akan mengalami perubahan yang signifikan baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Cahaya gelombang pendek merupakan yang paling kuat mengalami pembiasan yang menyebabkan kolam air yang jernih akan terlihat berwarna biru dari permukaan. Pada lapisan dasar, warna air akan berubah menjadi hijau kekuningan, karena intensitas dari warna ini paling baik ditransmisi dalam air sampai ke lapisan dasar. Kondisi optik dalam air selain dipengaruhi oleh intensitas cahaya matahari.

4.6.3 Penetrasi Cahaya

Penetrasi cahaya terendah dari hasil penelitian yang dilakukan terdapat pada stasiun 4 tempat pembuangan limbah cair pabrik Toba Pulp Lestari yaitu 1,4 meter sedangkan pada stasiun lain terdapat antara 2,4-2,5 meter. Hal ini disebabkan oleh limbah cair yang berasal dari pabrik Toba Pulp Lestari berwarna kecoklatan yang mengandung banyak bahan yang tersuspensi maupun terlarut yang pada akhirnya akan menghalangi cahaya yang masuk ke dalam badan perairan. Menurut Sastrawijaya 2000, hal: 99, padatan terlarut dalam air umumnya terdiri dari fitoplankton, zooplankton, kotoran manusia, lumpur, sisa tanaman dan hewan, dan limbah industri. Partikel yang tersuspensi akan menghamburkan cahaya yang datang, sehingga akan menurunkan intensitas cahaya yang ditransmisikan. Padatan tersuspensi akan mempengaruhi ketransparan dan warna air. Sifat transparan ada hubungan dengan produktivitas. Menurut Agusnar 2007, hal: 16, padatan tersuspensi akan mengurangi penetrasi cahaya ke dalam air sehingga mempengaruhi regenerasi oksigen serta fotosintesis.

4.6.4 Arus Air

Arus air pada setiap stasiun penelitian memiliki nilai tertinggi yaitu dengan kecepatan 0,4 ms dan terendah pada stasiun 5 dengan kecepatan 0,3ms. Tingginya arus pada Rosida Ambarita : Keanekaragaman Dan Distribusi Ikan Di Hulu Sungai Asahan Porsea, 2010. stasiun 1, 2, 3 dan 4 ini disebabkan oleh aliran sungai yang relatif lurus dan substrat yang sedikit pada stasiun ini. Rendahnya arus pada stasiun 5 diakibatkan oleh air sungai yang dibendung dan tingginya substrat pada stasiun ini. Substrat akan mempengaruhi kecepatan arus, namun kecepatan arus dalam suatu ekosistem tidak dapat ditentukan dengan pasti karena arus pada suatu perairan sangat mudah berubah. Seperti yang dijabarkan oleh Barus 2004, hal: 41, sangat sulit untuk membuat suatu batasan mengenai kecepatan arus karena di suatu ekosistem air sangat berfluktuasi dari waktu ke waktu tergantung dari fluktuasi debit dan aliran air dan kondisi substrat yang ada. Pada musim penghujan misalnya akan meningkatkan debit air dan sekaligus mempengaruhi kecepatan arus. Adanya berbagai substrat pada dasar perairan akan menyebabkan kecepatan arus bervariasi. Pada alur sungai yang lurus arus tercepat berada pada bagian tengah sungai. Hal ini sesuai dengan hukum fisika mengenai gesekan friction yang menyatakan bahwa daerah yang terbebas dari gesekan akan mempunyai arus yang lebih cepat. Pada alur sungai yang membelok meander kecepatan arus paling tinggi pada bagian pinggir sungai, sesuai dengan hukum fisika tentang putaran massa sentrifugal. Pada daerah aliran tertentu akan terdapat suatu kondisi dengan gerakan air yang sangat lambat, umumnya terdapat di belakang batu- batuan di dasar perairan.

4.6.5 pH Derajat Keasaman