Rosida Ambarita : Keanekaragaman Dan Distribusi Ikan Di Hulu Sungai Asahan Porsea, 2010.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Ekosistem Sungai
Sungai merupakan jaringan alur-alur pada permukaan bumi yang terbentuk secara alamiah, mulai dari bentuk kecil di bagian hulu sampai besar di bagian hilir. Air hujan
yang jatuh ke permukaan bumi dalam perjalanannya sebagian kecil menguap dan sebagian besar mengalir dalam bentuk alur-alur kecil, kemudian menjadi alur-alur
sedang seterusnya mengumpul menjadi satu alur besar Loebis et al, 1993, hal: 3.
Ekosistem lotiksungai dibagi menjadi beberapa zona dimulai dengan zona krenal mata air yang umumnya terdapat di daerah hulu. Zona krenal dibagi menjadi
rheokrenal, yaitu mata air yang berbentuk air terjun biasanya terdapat pada tebing- tebing yang curam, limnokrenal, yaitu mata air yang membentuk genangan air yang
selanjutnya membentuk aliran sungai yang kecil dan helokrenal, yaitu mata air yang membentuk rawa-rawa. Selanjutnya aliran dari beberapa mata air akan membentuk
aliran sungai di daerah pegunungan yang disebut zona rithral, ditandai dengan relief aliran sungai yang terjal. Zona rithral dapat dibagi menjadi tiga bagian yaitu epirithral
bagian yang paling hulu, metarithral bagian tengah dari aliran sungai di zona rithral dan hyporithral bagian paling akhir dari zona rithral. Setelah melewati zona
hyporithral, aliran sungai akan memasuki zona potamal, yaitu aliran sungai pada daerah-daerah yang relief lebih landai dibandingkan dengan zona rithral. Zona
potamal juga dapat dibagi menjadi tiga bagian yaitu epipotamal bagian atas dari zona potamal, metapotamal bagian tengah dan hypopotamal bagian akhir darim zona
potamal Barus, 2004, hal: 82.
2.2 Biologi Ikan
Rosida Ambarita : Keanekaragaman Dan Distribusi Ikan Di Hulu Sungai Asahan Porsea, 2010.
Ikan merupakan vertebrata aquatik dan bernafas dengan insang beberapa jenis ikan bernafas melalui alat tambahan berupa modifikasi gelembung renanggelembung
udara. Mempunyai otak yang terbagi menjadi regio-regio. Otak itu dibungkus dalam kranium tulang kepala yang brupa kartilago tulang rawan atau tulang menulang.
Ada sepasang mata. Kecuali ikan-ikan siklomata, mulut ikan itu disokong oleh rahang. Telinga hanya terdiri dari telinga dalam, berupa saluran-saluran semisirkular, sebagai
organ keseimbangan. Jantung berkembang baik. Sirkulasinya menyangkut aliran seluruh darah dari jantung melalui insang lalu ke seluruh bagian tubuh lain. Tipe
ginjal adalah profonefros dan mesonefros Brotowidjoyo, 1993, hal: 181.
Tubuh ikan terdiri atas caput, truncus dan caudal. Batas yang nyata antara caput dan truncus disebut tepi caudal operculum dan sebagai batas antara truncus dan
ekor disebut anus. Kulit ikan terdiri dari dermis dan epidermis. Dermis terdiri dari jaringan pengikat dilapisi oleh epitelium. Diantara sel-sel epitelium terdapat kelenjar
uniselular yang mengeluarkan lendir yang menyebabkan kulit ikan menjadi licin Radiopoetra, 1990, hal: 456.
2.3 Taksonomi Ikan
Menurut Laili Parsons 1993, hal: 48, ikan terbagi ke dalam tiga kelas berdasarkan taksonominya yaitu:
a. Kelas Agnatha Kelas ini meliputi ikan primitif seperti lamprey. Kelompok ini berumur 550 juta
tahun yang lalu dan sekarang hanya tinggal 50 spesies. Ikan ini tidak memiliki sirip-sirip berpasangan tetapi memiliki sirip punggung dan satu sirip ekor.
Menurut Brotowidjoyo 1994, hal: 181, kelas Agnatha tidak berahang, mulut bulut di sebelah anterior, kulit lunak berlendir, lubang hidung tunggal disebelah
dorsal. Faring dengan 7 atau lebih celah insang dan terbuka secara tidak langsung. Notokorda persisten tetap ada seumur hidup dan secara tidak sempurna
dilengkapi dengan vertebarae kartilago. Kelamin terpisah atau hermaprodit. Hidup
Rosida Ambarita : Keanekaragaman Dan Distribusi Ikan Di Hulu Sungai Asahan Porsea, 2010.
dari cairan tubuh atau organ tubuh ikan lain dengan jalan mengisapnya. Contohnya ikan hantu hagfish, Myxine sp. dan belut laut lamprey, Petromyzon sp..
b. Kelas Chondrichthyes Kelas ini memiliki ciri yaitu adanya tulang rawan dan tidak mempunyai sisik.
Kelas ini juga termasuk kelas yang primitif dengan umur 450 juta tahun yang lalu dan sekarang hanya mempuyai 300 spesies. Misalnya seperti ikan pari dan hiu dan
makanannya biasanya adalah plankton dan organisme bentik. Menurut Brotowidjoyo 1994, hal: 185, ikan-ikan dengan mulut ventral, disokong oleh
rahang. Skeleton dari tulang rawan. Kulit tertutup dengan sisik-sisik plakoid, ada dua pasang sirip dan sirip kaudal kebanyakan heteroserkal. Ruang hidung
berpasangan, faring dengan 5-7 celah insang. Kelamin terpisah, fertilisasi eksternal atau internal.
c. Kelas Osteichtyes Kelas ini meliputi ikan teleostei yang merupakan ikan tulang sejati. Kelompok ini
merupakan ikan yang terbesar jumlahnya dari seluruh ikan, dimana melebihi 20.000 spesies dan ditemukan 300 juta tahun yang lalu.
2.4 Ekologi Ikan