Rosida Ambarita : Keanekaragaman Dan Distribusi Ikan Di Hulu Sungai Asahan Porsea, 2010.
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari penelitian yang telah dilakukan mengenai Keanekaragaman dan Distribusi Ikan di Hulu Sungai Asahan Porsea, dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:
a. Jenis ikan yang diperoleh terdiri dari 4 ordo, 8 famili, 12 genus dan 12 spesies
b. Nilai Kepadatan K, Kepadatan Relatif KR dan Frekuensi Kehadiran FK
tertinggi terdapat pada Gambusia sp. dengan nilai masing-masing sebesar 9,505 indm
2
, 57,891 dan 40 pada stasiun 1 dan nilai Kepadatan K dan Kepadatan Relatif KR terendah terdapat pada Osteochilus sp. yaitu 0,014 indm
2
dan 0,086 pada stasiun 1 serta Frekuensi Kehadiran FK terendah terdapat pada
Osteochilus, Oxyeleotris marmorata , Clarias batrachus dan Cyprinus carpio yaitu senilai 10.
c. Nilai indeks keanekaragaman tertinggi terdapat pada stasiun 2 yaitu 2,109 dan
terendah terdapat pada stasiun 4 yaitu 1,929. Nilai indeks keseragaman tertinggi terdapat pada stasiun 5 yaitu 0,941 dan terendah terdapat pada stasiun 2 yaitu
0,849. d.
Dari nilai indeks similaritas stasiun yang termasuk kategori sangat mirip terdapat pada stasiun 1 dan 2, 2 dan 3, 2 dan 4, 2 dan 5, 3 dan 4, 3 dan 5 serta 4 dan 5,
sedangkan stasiun yang termasuk kategori mirip terdapat pada stasiun 1 dan 3, 1 dan 4 serta 1 dan 5.
e. Pola distribusi dari setiap spesies yang diperoleh tergolong kedalam pola distribusi
berkelompok dan normal. f.
Dari hasil analisis korelasi penetrasi cahaya berkorelasi positif searah yang tertinggi dengan keanekaragaman ikan yaitu senilai 0.870 dan COD Chemical
Oxygen Demand berkorelasi negatif berlawanan yang terendah dengan keanekaragaman ikan yaitu senilai -0.620.
Rosida Ambarita : Keanekaragaman Dan Distribusi Ikan Di Hulu Sungai Asahan Porsea, 2010.
5.2 Saran
Sebaiknya dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai keanekaragaman dan distribusi ikan di sepanjang aliran Sungai Asahan dari hulu hingga hilir.
Rosida Ambarita : Keanekaragaman Dan Distribusi Ikan Di Hulu Sungai Asahan Porsea, 2010.
DAFTAR PUSTAKA
Agusnar, H. 2007. Kimia Lingkungan. Medan: USU Press. Arie, S.T. 1991. Pencemaran Lingkungan. PT. Rineka Cipta. Erlangga: Jakarta.
Asdak, C. 1995. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Cetakan ke-2,
Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada Press. Barus, T. A. 2004. Pengantar Limnologi Studi Tentang Ekosistem Air Daratan.
Medan: USU Press. Begon, M. John, L, H. Colin, R, T. 1986. Ecology. London: Blackwall Scientific
Publication. Brotowidjoyo, M.D. 1993. Zoologi Dasar. Erlangga: Jakarta.
Connel, R.H.L. 1987. Ecological Studides in Tropical Fish Communities. Cambridge University Press: Cambridge.
Evy, K. R, E. Mujiutami K. Sujono. 1997. Usaha Perikanan d i Indonesia.
Jakarta: Mutiara Sumber Widya. Fujaya, Y. 2002. Fisiologi Ikan. Proyek Peningkatan Penelitian Pendidikan Tinggi
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional. http; id.wikipedia.orgwikisungai_Asahanjurnal pdf. diakses tanggal 01 Februari
2009. http:www.google.co.idsearch?hl=idq=ciri+ikan+channa++spbtnG=Telusurime
ta=cr3DcountryID, diakses tanggal 25 Mei 2009. http:www.google.co.idsearch?hl=idq=ciri+ikan+channa++spbtnG=Telusurime
ta=cr3DcountryID, diakses tanggal 25 Mei 2009. http; fishbase.com. diakses tanggal 20 April 2009.
http:id.orgIkan_karper. diakses tanggal 25 Mei 2009.
Rosida Ambarita : Keanekaragaman Dan Distribusi Ikan Di Hulu Sungai Asahan Porsea, 2010.
http:ofish.comSpesiesaplocheilus_panchax.php- 22k –, diakses tanggal 22 Mei 2009.
Koesbiono. 1979. Dasar Dasar Ekologi Umum. Bagian IV Ekologi Perairan. Bogor:
Pasca Sarjana Program Studi Lingkungan IPB. Komarudin, U, A, K. 2000. Betutu. Jakarta: Mutiara Sumber Widya.
Kordi, K.M.G. 2004. Penanggulangan Hama dan Penyakit Ikan. Cetakan I. Jakarta:
Rineka Cipta. Kottelat, M. Whitten, A, J. Kartikasari, S, N. Wirjoatmodjo, S. 1993. Freshwater
Fishes of Western Indonesia and Sulawesi. Periplus Edition. Jakarta: p.221,xviii.
Krebs, C. J. 1985. The Experimental Analysis of Distributin and Abudancce. Third Edition. New York: Harper Row Publisher.
Kristanto, P. 2002. Ekologi Industri. Yogyakarta: Penerbit ANDI. Lalli, C. M T. R. Parsons. 1993. Biological Oceanograpy. An Introduction. New
York: Pergamon Press. Loebis, J, 1999. Hidrologi Danau Toba dan Sungai Asahan. Jakarta: PT. Puri Fadjar
Mandiri.
Loebis, J, Soewarno Suprihadi. 1993. Hidrologi Sungai. Jakarta: Yayasan Badan
Penerbit Pekerjaan Umum. Marshall, N.B. 1982. Biology of Fishes. New York: Capaprinon and Hall.
Michael, P. 1984. Metode Ekologi Untuk Penyelidikan Ladang dan Laboratorium.
Jakarta: Universitas Indonesia Press. Odum, E. P. 1994. Dasar-Dasar Ekologi. Edisi Ketiga. Yogyakarta: Universitas
Gadjah Mada Press. Radiopoetra. 1990. Zoologi. Jakarta: Erlangga
Rifai, S.A. Sukaya, N. Nasution, Z. 1993. Biologi Perikanan. Edisi 1. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan: Jakarta.
Saanin, H.1968. Taksonomi dan Kunci Identifikasi Ikan. Cetakan I. Jakarta: Binacipta.
Rosida Ambarita : Keanekaragaman Dan Distribusi Ikan Di Hulu Sungai Asahan Porsea, 2010.
Sarwono. 2006. Diakses 09 Mei 2009. Teori Analisis Korelasi Mengenal Analisis Korelasi. www.jonathansarwono.infokorelasikorelasi.htm - 94k -.
Sastrawijaya, A. T. 1991. Pencemaran Lingkungan. Jakarta: Rineka Cipta. Seki, H. 1982. Organic Materials in Aquatic Ecosystem. Florida: CRC Press, Inc.
Suin, N. M. 2002. Metode Ekologi. Padang: Universitas Andalas Press. Sumich, J.L. 1992. An Introduction to The Biology of Marine Life. Fifth Edition.
USA: Wm. C. Brown Publisher. Wardhana, W.A. 1995. Dampak Pencemaran Lingkungan. Yogyakarta: Penerbit
ANDI. Sterrer,W. 1986. Marine Fauna and Flora of Bermuda. Canada: John Wiley Sons.
Rosida Ambarita : Keanekaragaman Dan Distribusi Ikan Di Hulu Sungai Asahan Porsea, 2010.
Lampiran A. Bagan Kerja Metode Winkler untuk Mengukur Kelarutan Oksigen DO
1 ml H
2
SO
4
ditambahkan 5 tetes amilum ditetesi Na
2
S
2
O
3
0,0125 N 1 ml MnSO
4
Sampel Air
1 ml KOH – KI dikocok
didiamkan Sampel Dengan
Endapan PutihCoklat
didiamkan dikocok
Larutan Sampel Berwarna Coklat
diambil sebanyak 100 ml
Sampel Berwarna Kuning Pucat
Sampel Berwarna Biru
dititrasi dengan Na
2
S
2
O
3
0,0125 N
Sampel Bening Dihitung volume Na
2
S
2
O
3
yang terpakai = nilai DO akhir
Hasil Michael, 1984; Suin, 2002, hal: 60
Rosida Ambarita : Keanekaragaman Dan Distribusi Ikan Di Hulu Sungai Asahan Porsea, 2010.
Lampiran B. Bagan Kerja Metode Winkler untuk Mengukur BOD
5
Suin, 2002, hal: 60
Keterangan :
• Penghitungan nilai DO awal dan DO akhir sama dengan
penghitungan Nilai DO •
Nilai BOD = Nilai awal – Nilai DO akhir
dihitung nilai DO akhir diinkubasi selama 5 hari
pada temperatur 20°C dihitung nilai DO awal
Sampel Air
Sampel Air Sampel Air
DO Akhir DO Awal
Rosida Ambarita : Keanekaragaman Dan Distribusi Ikan Di Hulu Sungai Asahan Porsea, 2010.
Lampiran C. Bagan Kerja Pengukuran COD dengan Metode Refluks
Suin, 2002, hal: 65 10 ml sampel air
dimasukkan ke dalam erlenmeyer ditambah 5 ml K
2
Cr
2
O
7
dan 0,2 gr HgSO
dimasukkan 2 batu didih ditambah 5 ml H
2
SO
4
p direfluks selama 45 menit
dibiarkan sampai dingin dan dilepas dari rangkaian
k i ditambah 30 ml akuades
diteteskan indikator feroin dititrasi dengan Ferro Amonium
Sulfat 0,025 N
dicatat volume peniternya Hasil Merah Kecoklatan
Rosida Ambarita : Keanekaragaman Dan Distribusi Ikan Di Hulu Sungai Asahan Porsea, 2010.
Lampiran D. Bagan Kerja Pengukuran Kadar Organik Substrat
Dikeringkan dalam oven 45 ˚ C
Dihaluskandigerus dengan lumpang Dikeringkan dalam oven 45
˚ C selama 1 jam Ditimbang sebanyak 5 gram
Dibakar di dalam tungku pembakar pada suhu 600
˚ C selama 3 jam
Barus, 2004, hal: 139-140
Substrat dasar pada titik pengamatan
100 gram substrat dasar
Berat konstan tanah
5 gram tanah
Abu
Hasil
Dihomogenkan
Rosida Ambarita : Keanekaragaman Dan Distribusi Ikan Di Hulu Sungai Asahan Porsea, 2010.
Lampiran E. Nilai Oksigen Terlarut Maksimum mgl Pada Berbagai Besaran Temperatur Air
T
o
C 0,0
0,1 0,2
0,3 0,4
0,5 0,6
0,7 0,8
0,9 14, 16 14, 12 14, 08 14, 04 14, 00 13, 97 13, 93 13, 89 13,85
13,81 1
13, 77 13, 74 13, 70 13, 66 13, 63 13, 59 13, 55 13, 51 13, 48 13, 44 2
13, 40 13, 37 13, 33 13, 30 13, 26 13, 22 13, 19 13, 15 13, 12 13, 08 3
13, 05 13, 01 12, 98 12, 94 12, 91 12, 87 12, 84 12, 81 12, 77 12, 74 4
12,70 12, 67 12, 64 12, 60 12, 57 12, 54 12, 51 12, 47 12, 44 12, 09 5
12, 37 12, 34 12, 31 12, 28 12, 25 12, 22 12, 18 12, 15 12, 12 12, 09 6
12, 06 12, 03 12, 00 11, 97 11, 94 11, 91 11, 88 11, 85 11, 82 11, 79 7
11,76 11, 73 11, 70 11, 67 11, 64 11, 61 11, 58 11, 55 11, 52 11, 50 8
11, 47 11, 44 11, 41 11, 38 11, 36 11, 33 11, 30 11, 27 11, 25 11, 22 9
11, 19 11, 16 11, 14 11, 11 11, 08 11, 06 11, 03 11, 00 10, 98 10,95 10
10, 92 10, 90 10, 87 10, 85 10, 82 10, 80 10, 77 10, 75 10, 72 10, 70 11
10, 67 10, 65 10, 62 10, 60 10, 57 10, 55 10, 53 10, 50 18, 48 10, 45 12
10, 43 10, 40 10, 38 10, 36 10, 34 10, 31 10, 29 10, 27 10, 24 10, 21 13
10, 20 10, 17 10, 15 10, 13 10, 11 10, 09 10, 06 10, 04 10, 02 10, 00 14
9, 98 9, 95
9, 93 9, 91
9, 89 9, 87
9, 85 9, 83
9, 81 9, 78
15 9, 76
9, 74 9, 72
9, 70 9, 68
9, 66 9, 64
9, 62 9, 60
9, 58 16
9, 56 9, 54
9, 52 9, 50
9, 48 9, 46
9, 45 9, 43
9, 41 9, 39
17 9, 37
9, 35 9, 33
9, 31 9, 30
9, 28 9, 26
9, 24 9, 22
9, 20 18
9, 18 9, 17
9, 15 9, 13
9, 12 9, 10
9, 08 9, 06
9, 04 9, 03
19 9, 01
8, 99 8, 98
8, 96 8, 94
8, 93 8, 91
8, 89 8, 88
8, 86 20
8, 84 8, 83
8, 81 8, 79
8, 78 8, 76
8, 75 8, 73
8, 71 8, 70
21 8, 68
8, 67 8, 65
8, 64 8, 62
8, 61 8, 59
8, 58 8, 56
8, 55 22
8, 53 8, 52
8, 50 8, 49
8, 47 8, 46
8, 44 8, 43
8, 41 8, 40
23 8, 38
8, 37 8, 36
8, 34 8, 33
8, 32 8, 30
8, 29 8, 27
8, 26 24
8, 25 8, 23
8, 22 8, 21
8, 19 8, 18
8, 17 8, 15
8, 14 8, 13
25 8, 11
8, 10 8, 09
8, 07 8, 06
8, 05 8, 04
8, 02 8, 01
8, 00 26
7, 99 7, 97
7, 96 7, 95
7, 94 7, 92
7, 91 7, 90
7, 89 7, 88
27 7, 86
7, 85 7, 84
7, 83 7, 82
7, 81 7, 79
7, 78 7,77
7, 76 28
7, 75 7, 74
7,72 7, 71
7, 70 7, 69
7, 68 7, 67
7, 66 7, 65
29 7, 64
7, 62 7, 61
7, 60 7, 59
7, 58 7, 57
7, 56 7, 55
7, 54 30
7, 53 7, 52
7, 51 7, 50
7, 48 7, 47
7, 46 7, 45
7, 44 7, 43
Barus, 2004, hal: 149
Rosida Ambarita : Keanekaragaman Dan Distribusi Ikan Di Hulu Sungai Asahan Porsea, 2010.
Lampiran F. Foto-Foto Lokasi Penelitian Gambar 13. Stasiun 1
Gambar 14. Stasiun 2
Gambar 15. Stasiun 3 Gambar 16. Stasiun 4
Gambar 17. Stasiun 5
Rosida Ambarita : Keanekaragaman Dan Distribusi Ikan Di Hulu Sungai Asahan Porsea, 2010.
Lampiran G. Peta Lokasi Gambar 18. Peta Lokasi
Keterangan: a. Stasiun 1
: Kontrol b. Stasiun 2
: Pemukiman dan Pertambakan Ikan c. Stasiun 3
: Pertanian c. Stasiun 4
: Limbah pabrik TPL d. Stasiun 5
: Bendungan PLTA PT. INALUM
Rosida Ambarita : Keanekaragaman Dan Distribusi Ikan Di Hulu Sungai Asahan Porsea, 2010.
Lampiran H: Data Mentah Penelitian a. Stasiun 1
No. Spesies
Ulangan
Jlh
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
A. Jala
1. Cyprinus carpio
1 - - - -
1 - -
- -
- -
- 1
- -
- -
- 1
- -
- -
1 -
- -
- 1
6 2.
Osteochilus sp. - - 1 -
- -
- -
1 -
- -
- -
- -
- 1
- -
- -
- -
- -
- -
- -
3 3.
Puntius sp. - 1 - 2 -
- -
- -
- -
- 1
- -
- -
- -
- -
- -
1 -
- -
- -
1 6
4. Mystacoleucus
padangensis - - 1 -
- -
1 - -
- 1
2 -
- 1
- -
- -
- -
1 -
- 1
- -
- 2
- 10
5. Trichogaster sp.
2 1 - - 3 - -
2 - 2
- -
- 3
- -
- 2
- 1
- -
- 3
- 1
- -
- -
20 6.
Trichopsis sp. - - 1 -
- -
3 - -
- 5
- 2
- 3
- -
1 -
- -
2 -
- 4
- -
3 -
- 24
7. Tilapia mossambica
- - - -
2 1 - -
- -
- 2
- -
- -
- -
- 1
- -
1 -
- -
- -
- -
7
B. Tanggok
8. Aplocheilus panchax
- - 1 - -
2 - -
- -
2 -
- -
- -
3 -
- -
3 -
- -
- 1
- -
2 14
9. Clarias batrachus
- - - - -
1 - -
- 1
- -
- -
- 1
- -
- 1
- -
- -
- -
- -
- 2
6 10.
Gambusia sp. - 3 - - 1 -
- 2 -
2 -
3 -
2 -
5 -
- 2
- 3
- 2
- -
3 -
1 -
- 29
b. Stasiun 2