Pengukuran Faktor Fisik dan Kimia Perairan Suhu Penetrasi Cahaya Intensitas Cahaya DO BOD COD Kandungan Organik Substrat

Rosida Ambarita : Keanekaragaman Dan Distribusi Ikan Di Hulu Sungai Asahan Porsea, 2010. Identifikasi sampel dilakukan di Laboratorium Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan, Departemen Biologi FMIPA USU dengan menggunakan buku identifikasi seperti Kottelat et al., 1993 dan Saanin 1968.

3.3 Pengukuran Faktor Fisik dan Kimia Perairan

Faktor fisik dan kimia perairan yang diukur mencakup:

a. Suhu

Suhu diukur dengan menggunakan termometer air raksa yang dimasukkan ke dalam badan air ± 3 menit kemudian dibaca skala yang tertera pada termometer.

b. Penetrasi Cahaya

Diukur dengan menggunakan keping seechi yang dimasukkan ke dalam badan air sampai keping seechi tidak terlihat, kemudian diukur panjang tali yang masuk ke dalam air.

c. Intensitas Cahaya

Diukur dengan menggunakan lux meter yang diletakkan ke arah datangnya cahaya, kemudian dibaca angka yang tertera pada lux meter tersebut. d. pH Derajat Keasaman pH diukur dengan menggunakan pH meter dengan cara memasukkan pH meter ke dalam sampel air yang diambil dari dasar perairan sampai pembacaan pada alat konstan dan dibaca angka yang tertera pada layout pH meter tersebut. Rosida Ambarita : Keanekaragaman Dan Distribusi Ikan Di Hulu Sungai Asahan Porsea, 2010.

e. DO

Disolved Oxygen Disolved Oxygen DO diukur dengan menggunakan metoda Winkler. Sampel air diambil dari dasar perairan dan dimasukkan ke dalam botol winkler kemudian dilakukan pengukuran oksigen terlarut. Bagan kerja terlampir Lampiran A.

f. BOD

5 Biological Oxygen Demand Pengukuran BOD 5 dilakukan dengan menggunakan metoda Winkler. Sampel air yang diambil dari dasar perairan inkubasi selama 5 hari pada suhu 20 C. Bagan kerja terlampir Lampiran B.

g. COD

Chemycal Oxygen Demand Pengukuran COD dilakukan dengan metoda refluks di Laboratorium Kimia Pusat Penelitian Sumber Daya Alam dan Lingkungan Universitas Sumatera Utara. Bagan kerja terlampir Lampiran C.

h. Kandungan Organik Substrat

Pengukuran kandungan organik substrat dilakukan dengan metoda analisa abu, substrat yang diperoleh dari dasar suatu ekosistem air dibawa ke laboratorium untuk dilakukan analisis bahan organik substrat. Setelah substrat dihomogenkan lalu ditimbang sebanyak 100 gr dan dimasukkan ke dalam oven dengan temperatur 45 C sampai beratnya konstan 2-3 hari, substrat yang kering digerus di lumpang dan dimasukkan kembali ke dalam oven dan dibiarkan selama 1 jam pada temperatur 45 C agar substrat benar-benar kering. Kemudian ditimbang 25 gr dan diabukan dalam tanur dengan temperatur 700 C selama 3,5 jam. Kemudian substrat yang tertinggal ditimbang berat akhirnya, dan dihitung kandungan organik substrat dengan rumus: Rosida Ambarita : Keanekaragaman Dan Distribusi Ikan Di Hulu Sungai Asahan Porsea, 2010. KO = 100 x A B A − dengan: KO = Kandungan organik A = Berat konstan substrat B = Berat abu Barus, 2004, hal: 140 Analisa kandungan organik substrat dilakukan di Laboratorium Kimia Pusat Penelitian Sumber Daya Alam dan Lingkungan Universitas Sumatera Utara. Bagan kerja terlampir Lampiran D. Secara keseluruhan pengukuran faktor fisik kimia berserta satuan dan alat yang digunakan dapat dilihat pada tabel 3.3. Tabel 3.3 Alat dan Satuan yang Dipergunakan dalam Pengukuran Faktor Fisik Kimia Perairan No. Parameter Fisik – Kimia Satuan Alat Tempat Pengukuran 1 Suhu air C Termometer Air Raksa In-situ 2 Penetrasi Cahaya Cm Keping Seechi In-situ 3 Intensitas Cahaya Candela Lux Meter In-situ 4 pH air - pH air In-situ 5 DO Mgl Metoda Winkler In-situ 6 Kecepatan Arus ms Stopwatch, meteran dan gabus In-situ 7 Kejenuhan Oksigen - Laboratotium 8 BOD 5 Mgl Metoda Winkler dan Inkubasi Laboratorium 9 COD Mgl Metoda Refluks Laboratorium 10 Kandungan Organik substrat Oven dan Tanur Laboratorium

3.4 Analisis Data