Foreign Counter-Intelligence

Foreign Counter-Intelligence

Akhirnya saya memutuskan untuk terus menulis dengan idealisme dan niat demi kejayaan dan kemajuan dunia intelijen Indonesia. Terima kasih atas dukungan dan nasehat dari semua rekan-rekan sahabat Blog I-I.

Catatan: Untuk sementara waktu saya belum bisa berkomunikasi via e- mail, mohon maaf dan pengertian dari sahabat Blog I-I. --------------------------------------------------------------------------------- Pada masa saya masih aktif, Intelijen Indonesia dalam hal ini BAKIN dan BAIS cukup disegani oleh lembaga-lembaga intelijen di dunia. Khususnya kehandalan unit khusus Kontra Intelijen (Istilah kerennya Foreign Counter-Intelligence -- FCI). Unit khusus yang wajib ada di seluruh lembaga intelijen di dunia tersebut memiliki peranan yang sangat penting dalam mendeteksi setiap gerak-gerik intelijen asing di negara kita. Sejumlah kasus besar yang melibatkan lembaga bergengsi seperti MI6, CIA dan KGB pada era perang dingin telah berhasil diungkap oleh unit khusus BAKIN yang seringkali juga bekerjasama dengan BAIS. Dalam tulisan ini saya tidak akan membahas kasus demi kasus yang menjadi prestasi tersendiri tersebut, tetapi saya akan mempertanyakan mengapa di era reformasi ini malahan justru saya menerima begitu banyak e-mail yang mengeluhkan sebuah trend kemunduran.

Beberapa masukkan tentang kemunduran tersebut misalnya semakin kurangnya pelatihan di luar negeri atau minimal bersama counter-part untuk membiasakan deteksi dini pola operasi intel asing. Lebih jauh lagi, pola pelatihan bahasa asing secara praktis yang ditujukan untuk Beberapa masukkan tentang kemunduran tersebut misalnya semakin kurangnya pelatihan di luar negeri atau minimal bersama counter-part untuk membiasakan deteksi dini pola operasi intel asing. Lebih jauh lagi, pola pelatihan bahasa asing secara praktis yang ditujukan untuk

Pada masa perang dingin, memang peranan CIA dalam melatih unit khusus Kontra Intelijen tidak bisa diabaikan. Unit Khusus Intelijen Indonesia yang bahkan menggunakan simbol yg lebih mirip lambang lembaga intelijen Amerika tersebut, begitu efektif dan efisiennya dalam hampir setiap operasi. Para senior tentunya masih ingat bagaimana majalah Playboy bisa ada di meja kerja kita pada era mesranya hubungan BAKIN dengan CIA. (Bagi para pejuang moral dalam tubuh intelijen, mohon maaf atas fakta ini).

Counter-Intelligence atau Kontra-Intelijen mencakup intelijen domestik (dalam negeri), fungsi pengamanan informasi dalam negeri, kontra- spionase, dengan tujuan melakukan penetrasi terhadap kegiatan rahasia intelijen asing di negara kita. Salah satu tujuan utama operasi Kontra Intelijen adalah mengungkapkan agresi, subversi dan sabotase rahasia. Kegiatan berupa agresi, subversi dan sabotase rahasia tersebut biasanya merupakan rangkaian rumit dari jaring kegiatan intelijen asing yg juga melibatkan "penghianat" dari kalangan bangsa kita sendiri. Setidaknya ada 4 prinsip utama kegiatan Kontra-Intelijen, yaitu: (Jeffrey Richelson)

1. Penetrasi terhadap kegiatan intelijen asing yang bermusuhan di negara kita

2. Rekrutmen agent dan defector (pembelot) yang mendukung negara dan bangsa kita

3. Riset dan pengumpulan data mengenai intelijen asing atau oposisi (baik yg bermusuhan maupun yg bersahabat).

4. Penghancuran dan Netralisasi kegiatan intelijen asing yang bermusuhan.

Dari prinsip-prinsip tersebut di atas dapat kita lihat bahwa tidak semua kegiatan intelijen asing bisa kita anggap "membahayakan" NKRI. Hanya intelijen asing yg bermusuhan saja yang perlu dinetralisir kegiatannya, sementara kegiatan intelijen asing yang bersahabat bisa memberikan manfaat berupa warning, melalui jalur counter-part. Definisi bermusuhan tersebut bisa ditentukan dari fakta di lapangan maupun atas keputusan pimpinan yang memiliki informasi yang lebih lengkap. Biasanya unit-unit pelaksana operasi hanya memiliki potongan informasi dan tidak bisa menentukan kategori bermusuhan atau bersahabat.

Pekerjaan unit Kontra-Intelijen merupakan kebalikan dari pekerjaan unit Spionase aktif yang beroperasi di luar negeri. Karena sifat pekerjaannya yang bertolak belakang tersebut, maka tidak mengherankan bahwa setiap anggota intelijen yang bertugas ke luar negeri wajib memiliki pengetahuan mengenai Kontra Intelijen. Sebaliknya, anggota Kontra Intelijen juga perlu tahu cara kerja Spionase aktif.

Sejarah akan terus bergulir dan tercatat dalam setiap periode. Ada kalanya catatan itu begitu baik adakalanya catatan itu bagaikan noda. Semua tergantung dari kesungguhan para pelaku sejarah dalam menjalani hidup dan pekerjaannya. Sehubungan dengan pertanyaan dan cibiran terhadap pekerjaan intelijen, ingin saya tegaskan bahwa:

Intelijen hanyalah sebuah pilihan profesi dari sekian banyak profesi lain yang juga memberikan manfaat kepada masyarakat, bangsa dan negara. Oleh karena itu, tidak bisa dinilai dari salah satu sudut saja, misalnya soal sifat dasar pekerjaan yang diliputi kerahasiaan. Banyak orang menilai pekerjaan ini terlalu kotor karena kepura-puraan, tidak menyenangkan dan bahkan cenderung jahat. Padahal semua itu sudah menjadi bagian alamiah pekerjaan intelijen yang melakukan semua itu demi kepentingan yang lebih besar, yaitu kepentingan seluruh elemen bangsa untuk survive dan juga untuk negara agar tetap eksis di dunia. Bila segenap komunitas intelijen meyakini itu dan sungguh-sungguh profesional, niscaya tidak akan ada perasaan rendah diri ataupun over confident.

Catatan ini khusus buat menyemangati seluruh rekan-rekan yang mengalami tekanan, depresi, ketidaknyamanan dan segala dampak negatif dari sistem kerja, situasi dan kondisi pekerjaan intelijen Indonesia.

Sekian