"I get so angry but I keep my mouth shut"

"I get so angry but I keep my mouth shut"

Begitulah ekspresi seorang Senopati Wirang bila harus mendongeng tentang Cambridge Circus. Buat rekan-rekan yang belum terlalu banyak tahu tentang kisah-kisah penghianatan intelijen, ada baiknya mengunjungi link Cambridge Circus yang mudah-mudahan bisa mempersingkat waktu dalam memahami salah satu istilah yang wajib diketahui oleh insan intelijen. Namun bila rekan-rekan Blog I-I ingin lebih serius lagi maka akan sangat baik untuk membaca buku John Le Carre atau menonton film berikut ini :

Adalah seorang Bird Commander yang memancing saya untuk menulis artikel ini.

Silahkan dilanjutkan bila tertarik.........sebelum rekan-rekan Blog I-I melanjutkan ada baiknya dipahami bahwa masalah ini sangat serius sehingga saya harus sangat berhati-hati dalam penulisannya. Pertama-tama perlu diketahui bahwa kisah tentang Mole (agen penetrasi yang ada di dalam organisasi intelijen, umumnya double agent) merupakan keniscayaan yang sulit dihindari dalam dunia intelijen. Hal itu menjadi natural bagi orang-orang intel dan sangat dipahami bahwa tingkat probabilitanya cukup tinggi. Di Indonesia pernah dihebohkan dengan kasus Susdaryanto yang kemudian menjadi catatan klasik dunia intelijen Indonesia. Belajar dari kasus tersebut, para tikus-tikus bermain dalam tataran yang lebih aman yaitu dengan mengembangkan sayap-sayap Silahkan dilanjutkan bila tertarik.........sebelum rekan-rekan Blog I-I melanjutkan ada baiknya dipahami bahwa masalah ini sangat serius sehingga saya harus sangat berhati-hati dalam penulisannya. Pertama-tama perlu diketahui bahwa kisah tentang Mole (agen penetrasi yang ada di dalam organisasi intelijen, umumnya double agent) merupakan keniscayaan yang sulit dihindari dalam dunia intelijen. Hal itu menjadi natural bagi orang-orang intel dan sangat dipahami bahwa tingkat probabilitanya cukup tinggi. Di Indonesia pernah dihebohkan dengan kasus Susdaryanto yang kemudian menjadi catatan klasik dunia intelijen Indonesia. Belajar dari kasus tersebut, para tikus-tikus bermain dalam tataran yang lebih aman yaitu dengan mengembangkan sayap-sayap

Celakanya Blog I-I melihat bahwa beberapa tikus tersebut termasuk intel andalan di jajaran Polri, TNI dan BIN. Tentu saja tuduhan Blog I-I akan berdampak serius dengan tuntutan adanya klarifikasi dengan fakta dan tunjuk muka siapa si tikus yang dimaksud. Sejujurnya Blog I-I tidak bisa tunjuk muka atau memberikan DPO Circus yang dimaksud. Mengapa demikian? karena memang tidak pernah ada lagi operasi pengungkapan infiltrasi intel asing ke dalam tubuh organisasi keamanan Indonesia. Selain dianggap naif dan mengada-ada, setiap kecurigaan ke arah sana selalu didahului oleh kelihaian para tikus untuk menghentikan kecurigaan tersebut. Berikut ini saya kategorikan beberapa jenis kelompok Circus : Pertama Circus Merdeka Philip dibentuk pada masa operator CIA senior keturunan Vietnam bekerja di Indonesia, saat ini para tikus diperkirakan sudah atau akan menduduki posisi-posisi penting dalam organisasi Intelijen. Kedua Circus Graha TW, motivasi pada uang dan aksi premanisme yang akan tergiring menuju gerakan membuka diri pada infiltrasi kepentingan China, Singapura dan Israel. Sangat kuat dalam organisasi TNI.

Ketiga Circus Opera House sedang bergerak cepat dalam tubuh Polri dan BIN, merupakan operasi penggalangan Australia yang memberikan begitu banyak bantuan uang dan teknis.

Keempat Circus Mandarin berjalan mantap karena sangat halusnya senantiasa menjadi kepanjangan kepentingan negara-negara Eropa khususnya Inggris.

Kelima Circus Sahara yang secara berkelanjutan memposisikan Islam sebagai ancaman serius bagi NKRI, merupakan antek-antek Mossad yang sangat lihai.

Blog I-I mengangkat masalah Circus secara ringan hanya sebagai teguran halus sekaligus peringatan kepada rekan-rekan intel yang telah terperosok dalam permainan intelijen asing. Mengapa tidak secara keras dilakukan tindakan disiplin oleh pimpinan intelijen, Mabes Polri dan Mabes TNI? Blog I-I melihat bahwa kebanyakan anggota Circus tersebut masih dalam tahapan "tergalang" dan belum sungguh-sungguh melakukan pembelotan yang serius, motivasi harta dan karir gemilang merupakan faktor utama. Blog I-I meyakini bahwa mereka hanya salah jalan dan bisa kembali bertaubat. Dengan kata lain, hanya masalah waktu saja untuk proses pengumpulan bukti-bukti pro justisia, setidaknya di antara anda para tikus sudah ada yang bisa merasakan mengapa tiba-tiba karir anda mandeg bukan?

Semoga catatan yang dangkal ini tidak mengecewakan rekan-rekan Blog I-I. Sekian

Posted by Senopati Wirang /Tuesday, February 27, 2007