Berpikir seperti seorang intel analis - INTAN

Berpikir seperti seorang intel analis - INTAN

Seorang Intelijen Analis (selanjutnya saya sebut INTAN) memiliki karakter khusus dalam cara berpikirnya. Karakter tersebut terbentuk melalui proses panjang pelatihan dan pengalaman kerja. Salah satu model atau karakter seorang INTAN adalah berspesialisasi dalam "misi khusus". Di Amerika Serikat analis seperti ini biasanya dibentuk melalui pendidikan khusus di the Kees, Helms, atau Kent schools of thought (Ford 1993). Di Indonesia bisa dibandingkan dengan Pusintelstrat TNI yang pada masa Orde Baru telah melahirkan banyak perwira intel yang berkarakter khusus. Atau bila kita menilik lebih jauh lagi dalam dunia intelijen Indonesia, maka kita akan mengenal salah seorang Legenda Intelijen Indonesia yaitu Zulkifli Lubis yang memiliki karakter Intelijen Jepang karena dia alumnus Sekolah Intelijen Nakano di Tangerang. Lubis sempat mendapat pendidikan di Pusat Pendidikan Intelijen Regional Jepang yang berada di Singapura. Lubis mendapat pendidikan bukan hanya teori, tetapi juga kegiatan praktis. Guru di sekolah itu adalah para petugas intelijen Jepang yang berhasil menundukkan Perancis di wilayah Indochina. Lihat intelijen jepang sebelum menginvasi Belanda.

Kemiripan karakter INTAN yang merupakan alumni dari sekolah khusus intelijen adalah bahwa berpikir secara analitikal bagaikan sebuah skill/keahlian seperti keahlian seorang ahli bela diri yang menjadi instingtif atau seperti keahlian pembalap Mobil Formula One. Begitu cepatnya dalam merespon setiap keadaan yang memerlukan analisa intelijen. Artinya bisa diajarkan, bisa dipelajari dan bisa ditingkatkan

melalui latihan terus-menerus. Tentu saja tidak berarti setiap orang bisa lolos kualifikasi sebagai pembalap level Formula One. Ada kalanya seorang pembalap hanya mampu masuk dalam level Indy Car, karena skillnya tidak mengalami peningkatan yang nyata. Untuk mencapai cara berpikir analitis seperti seorang INTAN yang handal, biasanya seseorang calon analis belajar sambil bekerja dan belajar dari kesalahan berupa kegagalan dan kejutan. Kekeliruan kadang kala berakibat fatal, misalnya berupa kematian manusia. Oleh karena itu, sangat penting bagi seorang analis untuk tetap bekerja sambil memperbaiki cara berpikirnya serta tidak membiarkan kebiasaan lama yang buruk dalam berpikir dipertahankan. Penyebab utama kegagalan berpikir cermat dalam analisa intelijen adalah Cognitive Bias, sebuah terminologi teknis bagi predictable mental errors (istilah ini bukan berarti sebuah kegilaan, tetapi lebih mengarah pada cara berpikir yang tidak tepat yang bisa diperkirakan akan menghasilkan produk yang rendah tingkat akurasinya). Hal ini disebabkan oleh proses strategi penyederhanaan informasi. Bila cognitive bias tidak dapat dihindarkan, maka kegagalan intelijen juga tidak terelakan.

INTAN harus mengetahui dirinya sendiri. Mereka harus memahami kacamata/cara pandang yang mereka gunakan pada saat melakukan proses penyaringan, klasifikasi, analisa maupun mencari fokus informasi. Kacamata tersebut dalam pendidikan intelijen dikenal juga dengan istilah – mental models, mind-sets, atau analytical assumptions. Tidaklah pernah dibenarkan untuk mencari alasan dengan menyatakan : "Andai saja kita punya informasi lebih banyak." INTAN biasanya telah memiliki banyak INTAN harus mengetahui dirinya sendiri. Mereka harus memahami kacamata/cara pandang yang mereka gunakan pada saat melakukan proses penyaringan, klasifikasi, analisa maupun mencari fokus informasi. Kacamata tersebut dalam pendidikan intelijen dikenal juga dengan istilah – mental models, mind-sets, atau analytical assumptions. Tidaklah pernah dibenarkan untuk mencari alasan dengan menyatakan : "Andai saja kita punya informasi lebih banyak." INTAN biasanya telah memiliki banyak

Untuk memahami sebuah negara, misalnya, anda perlu lebih dari sekedar informasi tentang negara tersebut. Anda perlu memiliki sebuah perspektif dari diri anda sendiri, sebuah perspektif yang yang akan menolong anda ketika anda harus memproduksi sebuah analisa tepat waktu pada saat persitiwa demi peristiwa terus terjadi.

Kelemahan teknik memperkuat perspektif anda dalam proses analisa adalah anda harus menjadi seorang spesialis. Sering kali seorang spesialis tenggelam dalam perspektifnya dan ketinggalan kereta ketika perubahan dunia terjadi secara tidak terduga. Dalam kasus ini seorang generalist mungkin akan lebih tajam hasil analisanya, karena akan lebih cepat melihat trend dari kacamata yang lebih terbuka, tanpa didorong oleh perspektifnya.

INTAN cenderung untuk memperlakukan perkiraan mereka lebih penting dari pada apa yang mereka ingin lihat. Mereka tidak dipengaruhi oleh harapan dalam berpikir; mereka berpikir secara reflek. Mereka telah menganalisa latar belakang mereka sendiri, bukan dalam rangka mencari jati diri jiwanya dari apa yang mereka inginkan, tetapi dalam rangka INTAN cenderung untuk memperlakukan perkiraan mereka lebih penting dari pada apa yang mereka ingin lihat. Mereka tidak dipengaruhi oleh harapan dalam berpikir; mereka berpikir secara reflek. Mereka telah menganalisa latar belakang mereka sendiri, bukan dalam rangka mencari jati diri jiwanya dari apa yang mereka inginkan, tetapi dalam rangka

INTAN tidak mengandalkan pikiran terbuka (open mind). Prekonsepsi adalah tidak bisa dihindari. INTAN memperoleh obyektifitas dengan membuat asumsi-asumsi dasar dan pertimbangan seterbuka mungkin. Validitas diperoleh dengan proses analisa dua sisi yaitu analisa pribadi (berdasarkan asumsi yang dibuat) dan membuat hasil analisa kita bisa didebat oleh INTAN lain (keterbukaan dalam pertimbangan).

Sebuah perspektif yang segar dan baru kadang kala diperlukan. Seringkali seorang INTAN ditugaskan untuk mengerjakan analisa atas sebuah masalah atau sebuah negara yang telah dianalisa oleh INTAN berpengalaman yang telah menganalisanya selama 10 tahun, dengan tujuan untuk melahirkan wawasan atau pemahaman baru.

INTAN pada umumnya mencoba beralih maju mundur dari satu perspektif ke perspektif yang lain. Mereka mencoba melihat dan mengartikan sesuatu masalah dari interprestasi pihak musuh (oposisi) maupun dari pihak user (pimpinan, negara atau Presiden kita). --------------------------------------------------------------------------------- Catatan: Apa yang saya tuliskan di atas hanya sebuah bagian yang sangat kecil dari INTAN. Sekian