Tentang Laporan Intelijen

Tentang Laporan Intelijen

Sesekali rasanya perlu kita melepas pandangan ke dunia global, khususnya bagaimana dinamika dunia intelijen bergeliat dalam pro dan kontra. Perbedaan hasil intelijen, perbedaan analisa, serta perbedaan saran tindak.

Baru-baru ini, US National Intelligence Estimate (NIE) menyatakan bahwa Iran tidak memiliki program senjata nuklir. Dalam sebuah laporan yang direlease pada 3 Desember 2007, 16 US intelligence agencies mengkonfirmasi bahwa Iran tidak memiliki program senjata nuklir. Lalu bagaimana dengan sanksi yang sudah dijatuhkan kepada Iran, bagaimana dengan resolusi Dewan Keamanan PBB 1737/1747? Terjadinya perbedaan pandangan antara intelijen AS dan Israel dalam soal nuklir Iran lebih bersifat taktis jangka pendek. Sebuah persiapan komuniti intelijen AS untuk menyambut pemimpin baru AS dalam pemilu mendatang. It has nothing to do with the truth out there. Di samping itu, masih ada harapan bahwa sikap Iran tidak akan permanent karena politik domestik Iran menunjukkan bahwa Presiden Ahmadinejad mengalami banyak kritikan dari tokoh-tokoh moderat Iran, seperti mantan presiden Rafsanjani. Bahkan Iran juga bermaksud memaksakan keberuntungannya dari estimasi intelijen negara-negara barat. Belum lama ini Iran bahkan menanyakan analisa intelijen Inggris. Sebuah upaya yang agak terlampau jauh.

Pertanyaannya seharusnya bukan pada benar atau tidaknya perkiraan intelijen AS atas nuklir Iran, tetapi pada mengapa bisa terjadi demikian. Pertanyaan yang sama yang juga seharusnya ditujukan saat intelijen AS menyatakan Irak memiliki senjata nuklir.

Nuklir adalah persoalan khusus denngan pendekatan analisa yang khusus pula. Dari sudut pandang negara pemiliki nuklir, estimasi harus dilakukan sebelum sebuah negara memiliki senjata nuklir. Ada titik kritis yang didukung oleh ketersedian material nuklir, kemampuan dana dan sumber daya manusia, serta penguasaan teknologi, dan tentu saja kehendak untuk memiliki senjata nuklir. Pada saat sebuah negara sudah berhasil memiliki senjata nuklir maka, negara pemiliki hanya bisa menyatakan selamat bergabung. Karena prinsip sama-sama hancur yang begitu kuat mengikat para pemilik nuklir.

Kembali ke soal laporan intelijen, ada hal-hal yang sangat prinsip dalam laporan intelien, yaitu fakta-fakta, analisa, dan perkiraan serta saran tindak. Tentu saja laporan intelijen yang serius jauh sekali kualitasnya di atas tulisan-tulisan Blog I-I yang hanya serempet sana-sini secara minimal. Sekedar berbagi cerita, sebuah laporan intelijen komprehensif setebal 50an halaman biasanya hanya disajikan dalam dua lembar memo kepada Presiden. Rekan-rekan yang bekerja di institusi intelijen jangan membandingkan dengan fakta yang rekan-rekan kerjakan saat ini, saya bernai nyatakan bahwa harus ada upaya reenginering ke dalam organisasi untuk mencapai idealnya kinerja sebuah organisasi intelijen.

Dalam kasus laporan intelijen AS tentang nuklir Iran, tampak ada kejanggalan di sana sini. Sepertinya sudah ada deal khusus yang sebenarnya membuat Israel geram, karena satu-satunya ancaman bagi Israel di Timur Tengah saat ini adalah Iran. Ingat apapun bisa dibuat untuk kepentingan nasional, jadi janganlah pernah berharap untuk menemukan kebenaran sejati dalam dunia intelijen. Semuanya mengalir dalam darah tipu daya demi suatu tujuan yang meskipun mulia jalannya berliku-liku.

Dengan sedikit rileks melihat persoalan terbuka dalam kasus nuklir Iran, saya berharap rekan-rekan juga bisa merasakan maksud dan tujuan Blog I-I dibuat.

Blog I-I bukanlah sebuah laporan intelijen yang memerlukan sejumlah level otentikasi. Jadi rekan-rekanlah yang melakukan otentikasi bila rekan-rekan setuju dan satu pandangan, dan sebaliknya menolaknya bila tidak setuju.