Intelijen dan Konspirasi
Intelijen dan Konspirasi
Beberapa komentar dan pandangan yang saya terima mempertanyakan konspirasi yang "sering" dilakukan intelijen. Wah..wah..wah, sungguh dahsyat pengaruh penciptaan opini publik yang membuat angker lembaga- lembaga intelijen di dunia dengan ketakutan adanya konspirasi. Apa sesungguhnya yang ada dalam hubungan antara intelijen dan konsep konspirasi? Konspirasi adalah merupakan sebuah rangkaian kegiatan yang disusun secara detail sedemikian rupa yang dilakukan oleh lebih dari satu pihak yang bertujuan tertentu bergulir secara normal/wajar ditengah-tengah masyarakat. Konspirasi cenderung berkonotasi negatif karena tujuan- tujuan tertentu yang dirancang secara rahasia tersebut lebih banyak diisi oleh kepentingan golongan/kelompok yang melanggar kepentingan golongan/kelompok lain. Dalam definisi yang lebih positif, konspirasi tidak ada bedanya dengan kerjasama rahasia untuk mencapai tujuan bersama. Misalnya saja ketika Amerika Serikat dan sekutu Baratnya merestui integrasi Timor Timur ke dalam
kelompok Komunis Fretilin, kerjasama/persetujuan/dukungan
NKRI. Dalam
kacamata
AS kepada Indonesia merupakan suatu konspirasi, karena beragam peristiwa di Timor Timur (sekarang Timor Leste) tersebut seluruhnya terbungkus secara "baik" dalam genggaman kekuatan kelompok Liberal Barat yang anti Komunis. Hanya karena intelijen yang hampir selalu bersentuhan dengan kerjasama rahasia tingkat regional maupun internasional, maka masyarakat awam
rahasia
akan langsung menuduh adanya suatu konspirasi tertentu dalam terjadinya persitiwa-peristiwa di masyarakat. Contoh lain yang menarik adalah kasus Bom Bali dan terciptanya kelompok Jemaah Islamiyah. Masih banyak pihak di kalangan Muslim yang meyakini bahwa ada konspirasi Barat dalam mengkondisikan terciptanya kelompok teroris, misalnya dengan kejanggalan penanganan Hambali dan kasus Omar Faruq. Banyak pandangan ditengah-tengah komunitas Islam yang militan yang menduga kuat bahwa Hambali dan Omar Faruq adalah agen CIA, dan segala cerita Jemaah Islamiyah adalah hasil konspirasi kaum Yahudi dan kerjaan CIA untuk menjebak kelompok Muslim tertentu ke dalam aksi teror regional atau global. Bahkan pemicu peristiwa besar seperti 9/11 pun banyak diwarnai analisa konspirasi yang secara umum kita kenal sebagai teori konspirasi. Teori konspirasi atau persekongkolan hanya suatu pendekatan (belum sah diakui sebagai teori) yang berusaha memahami serta menjelaskan latar belakang peristiwa atau rangkaian peristiwa tertentu (khususnya yang menarik perhatian khalayak banyak seperti pada peristiwa pembunuhan politik, krisis ekonomi, revolusi sosial, atau terorisme, dll) dari sudut pandang
merancangnya dan menggulirkannya secara wajar. Kekuatan rahasia tersebut biasanya diterjemahkan kepada kelompok rahasia tertentu termasuk intelijen. Jalan cerita konspirasi umumnya bersifat memperdaya logika publik dan menghasilkan polemik yang tidak akan pernah diketemukan kebenaran hakikinya. Klaim pandangan konspirasi yang agak berlebihan misalnya peristiwa-peristiwa besar dalam sejarah adalah hasil kerja para konspirator belakang layar yang memanipulasinya.
adanya kekuatan
rahasia
yang
Benarkah kerjaan Intelijen selalu terkait dengan konspirasi? Konspirasi dari konotasi negatif sangat jarang dilakukan oleh intelijen karena tingkat kerumitan rancangan kegiatannya bertingkat sampai minimal lima level yang terputus sebagaimana dasar penerapan operasi standar situasi perang. Hampir bisa dipastikan tidak akan terbongkar atau yang sering kita kenal sebagai
a perfect crime, yang akan selalu dibantah oleh aparat penegak hukum seperti kepolisian. Padahal apa-apa yang tercatat dalam sejarah sebagai unsolved mystery cenderung dianggap sebagai bagian dari hasil kerja konspirasi. Namun dalam generalisasi kerja intelijen yang rahasia segala yang disentuh intelijen kemudian dibungkus dalam sudut pandang konspirasi, padahal terlalu ceroboh dan dangkal apabila hal itu dikerjakan oleh intelijen, apalagi bila langsung bersentuhan dengan tangan petinggi intelijen. Bisa jadi konspirator yang mudah tercium oleh publik adalah pelaku pemula bermodal kecil serta belum berpengalaman sehingga tampak belepotan di mana-mana. Betapapun lemahnya suatu konspirasi, apabila dilakukan berdasarkan pada kerjasama sejumlah pihak untuk mencapai kepentingan bersama, maka cerita yang meluncur kepada publik akan samar dan sulit ditentukan mana yang benar. Hal itu didukung oleh fakta bahwa waktu terus berputar dan generasi berganti, sehingga akan banyak cerita yang terkubur begitu saja. Standar minimal terjaganya sebuah cerita konspirasi adalah minimal
25 tahun yaitu setara dengan boleh-tidaknya suatu file rahasia dibaca oleh publik sebagai bahan riset penelitian sejarah dan rekayasa sosial atau konstruksi masyarakat. Tetapi tidak sedikit kelompok rahasia yang 25 tahun yaitu setara dengan boleh-tidaknya suatu file rahasia dibaca oleh publik sebagai bahan riset penelitian sejarah dan rekayasa sosial atau konstruksi masyarakat. Tetapi tidak sedikit kelompok rahasia yang
Intelijen bukanlah konspirator, tetapi tidak sulit bagi intelijen untuk melakukan konspirasi. Semoga Bermanfaat SW
Posted by Senopati Wirang / Tuesday, March 11, 2008