Peluang seleksi dalam breed terhadap
3 Peluang seleksi dalam breed terhadap
ketahanan penyakit Selektif breeding untuk mengambil kelebihan
dalam variasi di dalam breed terhadap resistensi penyakit adalah startegi yang penting untuk mengontrol sejumlah penyakit. Untuk penyakit endemik, yang selalu eksis dalam sistem produksi (seperti mastitis, helminthosis) memungkinkan dilakukan seleksi berdasrkan respon fenotipe terhadap tantangan penyakit. Pada kasus mastitis, jumlah sel somatik dalam susu (indikator dari infeksi bakteri) atau kasus klinis dari penyakit dapat digunakan sebagai indikator fenotipik dari kerentanan terhadap penyakit. Indikator ini secara rutin dicatat dalam kelompok sapi perah, dan variasinya sudah ditemukan mempunyai komponen genetik yang besar (Rupp and Boichard, 2003). Adanya hubungan antagonis antara keuntungan genetika untuk trait produksi dan kerawanan terhadap penyakit telah mendorong dilakukan seleksi untuk resistensi banyak penyakit (ibid.). Oleh karena itu banyak program breeding sapi perah untuk meningkatkan resistensi pada mastitis.
Parasit yang resisten terhadap obat anthelmintik adalah salah satu masalah besar pada sektor ternak di banyak belahan dunia, khususnya dalam hal produksi ruminansia kecil. Strategi pengontrolan parasit berdasarkan pada pengunaan obat cacing (dewormers) sudah dianggap sebagai alasan dan munculnya obat anti berbagai parasit yang tidak berkelanjutan (Kaplan, 2004). Kebutuhan akan metode alternatif dan pengontrolan penyakit disorot berdasarkan kenyataan bahwa tidak ada dihasilkan kelas besar baru obat cacing
tahun terakhir, dan nampaknya hanya mempunyai sedikit prospek untuk munculnya calon obat-obat yang baru (ibid.). Sekarang timbul ketertarikan untuk program manajemen parasit secara terpadu (integrated parasite management = IPM), dimana program breeding untuk resistensi genetik adalah salah satu komponennya. Program breeding domba secara selektif berdasarkan FEC merupakan cara yang efektif untuk mengurangi kebutuhan anthelmintik dan mengurangi kontaminasi rumput dengan telur parasit nematode (Woolaston, 1992; Morris et al. , 2000; Woolaston and Windon, 2001; Bishop et al., 2004).
Untuk penyakit epidemik, pendekatan alternatif perlu diadopsi. Oleh karena itu perlu dikembangkan tehnik seleksi berdasarkan marka allele yang berhubungan dengan peningkatan resistensi penyakit (Bishop and Woolliams, 2004). Pada kasus penyakit Marek (suatu penyakit virus pada ayam), penggunaan vaksin nampaknya meningkatkan keganasan dari penyakit. Oleh karena itu program breeding untuk resistensi terhadap penyakit akan semakin penting pada sistem produksi unggas. Seleksi resistensi berdasarkan spesifik B alleles dalam komplek jaringan kesesuaian utama (major histocompatability complex / MHC) (Bacon, 1987) telah digunakan dalam waktu cukup lama untuk membantu dalam manajemen penyakit Marek. Baru-baru ini para peneliti juga telah mengidentifikasi sejumlah loci trait secara kuantitatif (QTL) yang berhubungan dengan resistensi penyakit (Vallejo et al., 1998;Yonash et al. , 1999; Cheng, 2005). Penyakit lain dimana marka resistensi penyakit telah diidentifikasi termasuk dermatophilosis pada sapi (Maillard et al. , 2003), diare yang disebabkan oleh E. coli pada babi (Edfors and Wallgren, 2000) dan scrapie pada domba (Hunter et al., 1996).
Kotak 14 Resistensi genetik terhadap demam babi Afrika
Demam babi Afrika (African swine fever = ASF) memiliki Studi molekuler dan dasar genome mengidentifikasi ancaman serius pada industri global daging babi. ASF
target kunci celluler dari protein ASFV yang penting untuk adalah penyakit sangat menular menyebabkan kematian
memperbanyak virus atau penting dalam berkontribusi pendarahan yang cepat pada babi domestik. Tidak ada
untuk penghindaran virus dalam mekanisme pertahanan vaksin yang tersedia dan hanya strategi pengontrolan
imunitas. Analisis komparatif dari DNA sequence gen yang efektif melalui regulasi yang ketat dari pergerakan
tersebut dari spesies babi dengan ketahanan yang ternak dan produknya serta identifikasi yang cepat,
bervariasi mungkin dapat menjadi petunjuk terjadinya pemotongan dan pembuangan dari babi yang terinfeksi.
mutasi (single nucleotide polymorphisms atau SNPs) Pendekatan alternatif sangat diperlukan.
yang dikaitkan dengan variasi resistensi genetik. Analisis Berlawanan dengan penyakit parah yang dilihat pada
Transcriptome dari infeksi macrophages ASFV babi domestik, infeksi ASFV tidak menyebabkan
menggunakan microarrays akan memberikan kandidat pengaruh klinis pada babi asli Afrika liar, Warthog
gen baru yang diatur secara berbeda selama infeksi. (Phacochoerus africanus) dan spesies babi semak
Kandidat gen tersebut dapat dipakai untuk (Potamochoerus spp.). Adanya kejadian alami Spesies-
pengembangan marka DNA yang diteliti untuk khusus yang mempunyai resistensi genetik sangat
menseleksi ternak yang berkurang kerentanannya berharga untuk studi mekanisme molekuler secara
terhadap penyakit.
integral terhadap tingkat patogen dari penyakit tersebut. Pelestarian breed yang resisten penting sekali Breeding untuk resistensi genetik terhadap ASF sudah
dilakukan untuk kemajuan dalam resistensi genetik diusahakan melalui perkawinan silang antara babi
terhadap ASFV. Jaringan ternak dan DNA sumber domestik dengan spesies babi yang resisten. Meskipun
penting bagi peneliti.
terdapat bukti-bukti yang insiden yang menyarankan Meskipun breeding untuk meningkatkan ketahanan bahwa hal ini mungkin saja terjadi tetapi interbreeding
tehadap ASFV memungkinkan, ada beberapa faktor yang mempunyai keberhasilan yang terbatas. Alternatifnya,
perlu dipertimbangkan sebelum memasuki program mungkin dapat dikembangkan untuk resisten ASFV
tersebut. Salah satu pertimbangannya adalah babi yang dengan mengembangkan babi domestik yang secara
resisten yang tidak dapat diinfeksi oleh ASFV sulit untuk alami dapat bertahan dari tantangan ASFV. Sekitar 5 –
dicapai. Nampaknya lebih mungkin bila ternak babi akan 10% babi domestik dapat bertahan terhadap infeksi
menunjukkan suatu gejala phenotype yang toleran dari ASFV. Sayangnya, babi yang dapat bertahan pada
pada efek klinis dari ASFV. Walaupun babi toleran tidak umumnya mati setelah dilakukan pemberantasan
dapat menunjukkan penyakit klinis, mereka menjadi penyakit pada saat terjadi wabah. Pendekatan tersebut
terinfeksi dan dapat melepaskan ASFV pada memungkinkan untuk mempelajari resistensi genetika
lingkungannya. Dengan cara demikian babi tersebut alami dan dapat membentuk ternak dasar yang dapat
dapat mengalami resiko sebagai babi rentan pada daerah digunakan untuk memperkuat dan mengkuatifikasi variasi
tersebut atau melemahkan strategi pengontrolan genetika dalam resistensi atau toleransinya terhadap
penyakit.
ASFV dan untuk identifikasi yang dikaitkan dengan marka
genetika atau QTL (quantitative trait loci).
Diberikan oleh: Marnie Mellencamp .
4 Kesimpulan
program breeding. Tetapi penelitian genetika untuk resistensi dan toleransi pada penyakit
Sudah jelas bahwa terdapat kasus yang kuat ternak masih agak terbatas dalam hal penyakit, untuk memasukkan unsur-unsur genetik dalam
breed dan species yang diteliti. Jika breed strategi pengendalian penyakit, khususnya menjadi punah sebelum kualitas resistensi
terhadap masalah keberlanjutan berbagai penyakit diidentifikasi maka sumberdaya genetik metode lain. Banyak bukti sudah terdokumentasi
yang memberikan kontribusi besar untuk dengan baik untuk keragaman dalam breed dan
memperbaiki kesehatan dan produksi ternak di antara breed terhadap kerentanan pada akan hilang untuk selamanya.
banyak penyakit penting, dan dalam berbagai
kasus, unsur tersebut telah dimasukkan dalam
Daftar Pustaka
Agyemang, K., Dwinger, R.H., Little, D.A. & Rowlands, Edfors, L.I. & Wallgren, P. 2000. Escherichia coli and G.J. 1997. Village N’Dama cattle production in West
Salmonella diarrhoea in pigs. In R.F.E. Axford, S.C. Africa: six years of research in the Gambia. Nairobi.
Bishop, J.B. Owen & F.W. Nicholas, eds. Breeding International Livestock Research Institute and
for resistance in Farm Animals, pp. 253–267. Banjul, International Trypanotolerance Centre.
Wallingford, UK. CABI Publishing. Amarante, A.F.T., Bricarello, P.A., Rocha, R.A. &
Emery, D.L., Stewart, D.J. & Clark, B.L. 1984. The Gennari, S.M. 2004. Resistance of Santa Ines,
susceptibility of five breeds of sheep to foot rot. Suffolk and Ile de France sheep to naturally
Australian Veterinary Journal, 61(3): 85–88. acquired gastrointestinal nematode infections. Veterinary Parasitology, 120(1–2): 91–106.
FAO. 1999. Opportunities for incorporating genetic elements into the management of farm animal Bacon, L.D. 1987. Influence of the major
diseases: policy issues, by S. Bishop, M. de Jong & histocompatability complex on disease resistance
D. Gray. Background Study Paper Number 18. and productivity. Poultry Science, 66(5): 802–811.
Commission on Genetic Resources for Food and Baker, R.L. 1998. Genetic resistance to endoparasites
Agriculture. Rome.
in sheep and goats. A review of genetic resistance FAO. 2005. Trypanotolerant livestock in the context of to gastrointestinal nematode parasites in sheep and
trypanosomiasis intervention strategies, by K. goats in the tropics and evidence for resistance in
Agyemang. PAAT Technical and Scientific Series some sheep and goat breeds in sub-humid coastal
No. 7. Rome.
Kenya. Animal Genetic Resources Information, 24: FAOSTAT. (available at http://faostat.fao.org). 13–30.
Glass, E.J., Preston, P.M., Springbett, A., Craigmile, Bishop, S.C., Jackson, F., Coop, R.L. & Stear, M.J.
2004. Genetic parameters for resistance to S., Kirvar, E., Wilkie, G. & Brown, C.G.D. 2005. Bos taurus and Bos indicus (Sahiwal) calves respond
nematode infections in Texel lambs. Animal Science, 78(2): 185–194.
differently to infection with Theileria annulata and produce markedly different levels of acute phase
Bishop, S.C. & Woolliams, J.A. 2004. Genetic proteins. International Journal for Parasitology, approaches and technologies for improving the
sustainability of livestock production. Journal of the Goosens, B., Osaer, S., Ndao, M., Van Winghem, J. & Science of Food and Agriculture, 84(9): 911–919. Geerts, S. 1999. The susceptibility of Djallonké and
BOA. 1999. The use of drugs in food animals: benefits Djallonké-Sahelian crossbred sheep to and risks. Washington DC. Board on Agriculture,
Trypanosoma congolense and helminth infection National Academies Press.
under different diet levels. Veterinary Parasitology, Bock, R.E., Kingston, T.G. & de Vos, A.J. 1999. Effect
of breed of cattle on transmission rate and innate Hansen, D.S., Clery, D.G., Estuningsih, S.E., resistance to infection with Babesia bovis and B.
Widjajanti, S., Partoutomo, S. & Spithill, T.W. 1999. bigemina transmitted by Boophilus microplus.
Immune responses in Indonesian thin tailed sheep Australian Veterinary Journal, 77(7): 461–464.
during primary infection with Fasciola gigantica: lack Cheng, H.H. 2005 Integrated genomic approaches to
of a species IgG2 antibody response is associated understanding resistance to Marek’s Disease. In S.J.
with increased resistance to infection in Indonesian Lamont, M.F. Rothschild & D.L. Harris, eds.
sheep. International Journal for Parasitology, 29(7): Proceedings of the third International Symposium on
Genetics of Animal Health, Iowa State University, Hassan, M.K., Afify, M.A. & Aly, M.M. 2004. Genetic Ames, Iowa, USA. July 13–15, 2005.
resistance of Egyptian chickens to infectious bursal Claxton, J. & Leperre, P. 1991. Parasite burdens and
disease and Newcastle disease. Tropical Animal host susceptibility of Zebu and N’Dama cattle in
Health and Production, 36(1): 1–9. village herds in the Gambia. Veterinary Parasitology,
Hope, J. & Bostock, C. 1996. Natural scrapie in Korotkevich, O.S., Petukhov, I.V., Marenkov, V.G., closed flock of Cheviot sheep occurs only in specific
Nezavitin, A.G. & Korotkova, G.N. 2002. Genetic PrP genotypes. Archives of Virology, 141(5): 809–
resistance to BLV. In Proceedings of the 7 th World 824.
Congress on Genetics Applied to Livestock Kaplan, R.M. 2004. Drug resistance in nematodes of
Production, Montpellier, France, August, 2002, veterinary importance: a status report. Trends in
Session 13, pp 1–4. Montpellier, France. Institut Parasitology, 20(10): 477–481.
National de la Recherche Agronomique (INRA). Lakshmanan, N., Kaiser, M.G. & Lamont, S.J. 1996.
Reiner, G., Eckert, J., Peischl, T., Bochert, S., Jäkel, Marek’s disease resistance in MHC-congenic lines
T., Mackenstedt, U., Joachim, A., Daugschie, A. & from Leghorn and Fayoumi breeds. In Current
Geldermann, H. 2002. Variation in clinical and research on Marek’ s disease. Proceedings of the 5 th parasitological traits in Pietran and Meishan pigs
International Symposium, East Lansing, Michigan, infected with Sarcocystis miescheriana. Veterinary 7–11 September 1996, pp. 57–62. Kennet Sque,
Parasitology, 106(2): 99–113 . Pennsylvania, USA. American Association of Avian
Roberts, J.A., Estuningsih, E., Widjayanti, S., Pathologists.
Wiedosari, E., Partoutomo, S. & Spithill, T.W. 1997. Maillard, J.C., Berthier, D., Chantal, I., Thevenon, S.,
Resistance of Indonesian thin tail sheep against Sidibe, I., Stachurski, F., Belemsaga, D.,
Fasciola gigantica and F. hepatica. Veterinary Razafindraibe, H. & Elsen, J.M. 2003. Selection
Parasitology, 68(1–2): 69–78. assisted by a BoLA-DR/DQ haplotype against
Rupp, R. & Boichard, D. 2003. Genetics of resistance susceptibility to bovine dermatophilosis. Genetics
to mastitis in dairy cattle. Veterinary Research, Selection Evolution, 35(Suppl. 1): S193–S200.
34(5): 671–688.
Mattioli, R.C., Bah, M., Faye, J., Kora, S. & Cassama, Shimshony, A. 1989. Footrot in Awassis and the M. 1993. A comparison of field tick infestation on
crosses with East Friesian sheep. New Zealand N’Dama, Zebu and N’Dama × Zebu crossbred cattle.
Veterinary Journal, 37(1): 44. Veterinary Parasitology, 47(1–2): 139–148.
Springbett, A.J., MacKenzie, K., Woolliams, J.A. & Mattioli, R.C., Bah, M., Kora, S., Cassama, M. &
Bishop, S.C. 2003. The contribution of genetic Clifford, D.J. 1995. Susceptibility to different tick
diversity to the spread of infectious diseases in genera in Gambian N’Dama and Gobra zebu cattle
livestock populations. Genetics, 165(3): 1465–1474. exposed to naturally occurring tick infection. Tropical
Vallejo, R.L., Bacon, L.D., Liu, H.C., Witter, R.L., Animal Health and Production, 27(2): 995–1005. Groenen, M.A.M., Hillel, J. & Cheng, H.H. 1998.
Morris, C.A., Vlassoff, A., Bisset, S.A., Baker, R.L., Genetic mapping of quantitative trait loci affecting Watson, T.G., West, C.J. & Wheeler, M. 2000.
susceptibility to Marek’s disease induced tumours in Continued selection of Romney sheep for resistance
F2 intercross chickens. Genetics, 148(1): 349–360. or susceptibility to nematode infection: estimates of
Woolaston, R.R. 1992. Selection of Merino sheep for direct and correlated responses. Animal Science,
70(1): 17–27. increased and decreased resistance to Haemonchus contortus: peri-parturient effects on faecal egg
Permin, A. & Ranvig, H. 2001. Genetic resistance to counts. International Journal for Parasitology, 22(7): Ascaridia galli infections in chickens. Veterinary
947–953.
Parasitology, 102(2): 101–111. Woolaston, R.R. & Windon, R.G. 2001. Selection of Perry, B.D., McDermott, J.J., Randolph, T.F., Sones,
sheep for response to Trichostrongylus colubriformis K.R. & Thornton, P.K. 2002. Investing in animal
larvae: genetic parameters. Animal Science, 73(1): health research to alleviate poverty. Nairobi.
41–48.
International Livestock Research Institute. Yonash, N., Bacon, L.D., Witter, R.L. & Cheng, H.H. 1999. High resolution mapping and identification of new quantitative trait loci (QTL) affecting susceptibility to Marek’s disease. Animal Genetics,
30(2):126–135.
105
Bab F
Ancaman Terhadap Keragaman Genetika Ternak