Paten Prinsip dan mekanisme umum

2.1 Paten Prinsip dan mekanisme umum

Hak kekayaan intelektual (Inteellectual property rights/ IPR) diberikan untuk memberikan pencipta dengan peluang lebih besar untuk mendapatkan keuntungan yang meningkat dari produk penemuannya. Kebutuhan IPR dijustifikasikan dalam istilah ekonomi sebagai makna karateristik ekonomi pasar yang cenderung menurunkan kecepatan inovasi dibawah optimum sosial ketika inovasi ditiru secara bebas. “Kegagalan pasar” ini meningkat sebagai akibat “barang umum” ilmu pengetahuan, biaya penelitian dan pengembangan yang dilahirkan oleh penemunya, tetapi keuntungan membangun komunitas lebih luas (Lesser, 2002). Argumentasi moral terkait IPR dapat juga diletakan di depan, terkait keadilan pemberian penghargaan bagi penemunya yang telah menghasilkan inovasi yang sangat bermanfaat (Evans, 2002). Akan tetapi, kedua justifikasi ini jarang diuji dengan data empiris untuk menemukan apakah ada kebutuhan yang nyata bagi IPR yang lebih kuat untuk merangsang penelitian dan pengembangan di bidang inovasi tertentu.

Diskusi di bawah ini fokus pada isu paten. Akan tetapi, sebaiknya diingat bahwa bentuk lain IPR adalah potensi relevan terhadap pengelolaan SDGT , khususnya merek dagang, rahasia dagang dan indikasi geografis. Pemegang merek dagang diberikan hak khusus untuk menggunakan nama dan simbol produknya. Keinginan baik telah dibangun pemegang merek dagang tersebut sementara penyediaan produk dibawah nama yang telah diberikan tidak dapat digantikan suplai produk yang berkualitas rendah dengan nama sama (Lesser, 2002). Contoh relevan adalah Certified

dagang federal di Amerika. Sama dengan merek dagang hak appelations geografis asli yang menunjukan bahwa produk dihasilkan pada wilayah geografis tertentu dimana kondisi produksi dihubungkan dengan karakteristik berbeda. Hak ini merupakan relevansi besar untuk pasar tertentu, dan juga untuk pemanfaatan breed ternak lokal. Di Uni Eropa, penggunaan “indikasi geografis dan nama asli” ditentukan dalam Council Regulation (EEC) No 2081/92.

Rahasia perdagangan berkaitan dengan perlindungan terhadap pencurian informasi komersial (material). Pembibit tanaman pangan selama bertahun-tahun menggunakan pendekatan ini untuk melindungi galur tetua dan informasi terkait yang digunakan dalam produksi biji hibrida untuk dijual dan pendekatan yang sama telah diadopsi dalam industri perunggasan dan ternak babi (Lesser, 2002). Hak Pembibit (Plant breeders’ right/PBRs) (sebagai contoh yang disebut sistem sui generis) dikembangkan untuk melindungi IPR pembibit tanaman. PBR menawarkan perlindungan yang diadaptasikan sektor pertanian dan memasukan tingkat kebebasan tertentu bagi pembibitan dan petani untuk memelihara bijian dari tanaman pangan. Framework internasional selaras bagi pengelolaan PBR dibentuk dibawah sponsor UPOV, Gabungan Perlindungan Varitas Tanaman Baru Internasional (International Union for the Protection of New Varieties of Plants). Badan ini didirikan oleh Konvensi Internasional Perlindungan Varitas Tanaman Baru International Convention for the Protection of New Varieties of Plants) (pada tahun 1961, dimana berjalan pada tahun 1968, dan direvisi pada 1972, 1978 dan 1991; revisi selanjutnya pada tahun 1998 (UPOV, 2005).

Dalam kasus paten ini, pemegang diberikan kebebasan hak pemanfaatan komersial inovasinya untuk periode waktu 20 tahun di negara dimana paten tersebut diberikan. Keuntungan kompetitif ini mengatasi pengaruh kegagalan pasar yang disebutkan diatas. Untuk Dalam kasus paten ini, pemegang diberikan kebebasan hak pemanfaatan komersial inovasinya untuk periode waktu 20 tahun di negara dimana paten tersebut diberikan. Keuntungan kompetitif ini mengatasi pengaruh kegagalan pasar yang disebutkan diatas. Untuk

interaksi komplek antara cakupan paten dan 2002). Kriteria formal lebih lanjut adalah bahwa

permintaan produk (Langinier and Moschini, penemuan harus praktis penggunaannya, di 2002). Lebih lanjut, paten untuk mempromosikan Eropa istilah “penerapan industrial” digunakan penemuan kadangkala cukup menantang. Kritik dalam konteks, sementara di Amerika lebih lanjut berdasarkan akses input, atau “bermanfaat” atau “berguna” merupakan prosedur merupakan hal penting bagi inovasi persyaratan. Paten dapat diperoleh untuk selanjutnya yang mungkin perlu dibatasi melalui meliputi produk itu sendiri, proses atau produk

latihan pematenan, atau bahwa paten turunan melalui proses; mungkin terlepas dari menekankan penelitian selanjutnya pada bidang paten sebelumnya. Persyaratan untuk terkait (Evans, 2002; Lesser, 2005). penjelasan penemuan disertai aplikasinya,

dimana seseorang “terlatih” dapat Paten dan Organisme Hidup

menduplikasikannya dan promosi penyebaran Perluasan hukum paten meliputi tanaman dan informasi dan merangsang penelitian bidang hewan atau proses produksi atau manipulasi terkait (ibid.).

genetik organisme hidup, menimbulkan Sementara paten, perlu diingat bahwa sekali

perhatian besar, dianggap menghina banyak produk baru dikembangkan, keberadaan paten orang beragama atau spiritual. Dalam masalah akan menghambat kompetisi dan menurunkan ini, pemberian yang salah mengenai paten ketersediaan produk. Keseimbangan antara dua

berhubungan dengan teknologi seperti modifikasi

Kotak 44 Ternak paten pertama

Sementara paten memiliki sejarah panjang, memasukan kasus Diamond lawan Chakrabarty menetapkan benda organisme hidup dalam hukum paten yang saat ini

preseden bahwa mikroorganime mudah dipatenkan di sedang berkembang. Buku ini fokus pada sejarah

Amerika Serikat. Kasus terjadi juga terkait bakterium perkembangan Amerika terkait penerpaan paten

yang direkayasa untuk mengkonsumsi tumpahan organisme hidup dan membuat kasus pertama paten

minyak. Beberapa tahun kemudian, pada tahun 1987, pada hewan.

pertanyaan mempatenkan organisme tingkat tinggi juga Hukum paten di Amerika Serikat pada tahun 1793,

muncul di pengadilan. Pada waktu tersebut, organisme tetapi status aslinya tidak ada referensi terhadap mahluk

yang dipertanyakan adalah kerang yang dimanipulasi hidup. Sebenarnya, peratuan tahun 1889 menetapkan

untuk membuatnya mudah dimakan. Sementara model yang menunjukan bahwa “produk alam” tidak dapat

penerapan ditolak, putusan dalam kasus Ex Parte Allen dipatenkan. Provisi pertama khususnya berkaitan dengan

menetapkan karena tidak ada larangan mematenkan mempatenkan organisme hidup adalah Plant Patent Act

kerang bahwa mereka adalah hewan tingkat tinggi. tahun 1930, yang memperkenalkan bentuk rancangan

Dalam putusan ini paten dunia pertama pada hewan khusus perlindungan tumbuhan aseksual (kecuali akar

kemudian dibicarakan. Dalam kasus ini, tikus yang dan batang yang dapat dimakan). Negara Eropa pada

dikembangkan di Universitas Harvard digunakan dalam dekade berikutnya dengan pengenalan “sui generis”

penelitian penyakit. Tikus telah direkayasa genetiknya memiliki hukum hak pembibit tanaman (Plant Breeders’

agar tahan terhadap kanker. Selanjutnya pada tahun Rights laws ).

1992, “oncomouse” menjadi hewan paten pertama di Pada tahun 1970 an dan 1980 an ada kebutuhan

Eropa. Tidaklah mengherankan, produksi hewan yang teknologi yang mendesak memampukan peneliti

bertujuan dibuat tahan terhadap penyakit mengganggu memanipulasi genomik organisme hidup. Individu atau

publik, dan menimbulkan kontroversi seputar paten organisasi yang melakukan kegiatan ini mengklaim bahwa

hewan.

organisme yang dihasilkan merupakan produk penemuan

mereka dan bukan produk alami. Tidak lama sebelum isu Untuk bacaan lebih lanjut lihat Kevles (2002); Thomas and Richards diuji di pengadilan, pada tahun 1980

dari paten akan dibatasi oleh perjanjian yang seharusnya tidak terpisahkan bagi perdagangan bilateral dan regional (Correa, keuntungan swasta. Hal yang sama, perhatian

2004). Untuk diskusi lebih lanjut mengenai besar diberikan terkait masalah pencurian materi

TRIPS dan pengembangan di WIPO, bisa dilihat genetik yang dikembangkan oleh komunitas pada sub-bagian 1.5. setempat, atau ilmu pengetahuan pemuliaan

Perjuangan hukum pertama terkait pemberian ternak/tanaman, melalui pemberian paten paten kepada hewan tingat tinggi yang dilakukan kepada seseorang (ibid.). Lebih jauh, dalam adalah dalam bidang penelitian medis dan kontek pangan dan pertanian, dampak farmasi (kotak 44). Munculnya paten hewan keamanan pangan dan keadilan sosial tentang

dalam bidang pangan dan pertanian cukup larangan untuk mengakses sumberdaya genetik

terlambat. Paten salmon transgenik diberikan di hewan atau tanaman merupakan alasan lebih

Amerika Serikat (US Patent Nomor 5,545,808, jauh dan perlu diperhatikan.

August 13, 1996) dan di Uni Eropa (EP 0578 635 Banyak negara di dunia tidak mengijinkan B1, July 18, 2001). Akan tetapi, diantara spesies mematenkan tumbuhan atau hewan . Akan tetapi,

yang yang terdapat di laporan ini, tidak ada ada beberapa pengecualian termasuk Amerika contoh paten yang diberikan pada breed dan Serikat dan Jepang (Blattman et al., 2002). bentuk hewan yang diperuntuk bagi produksi Sementara Uni Eropa tidak mengijinkan pangan ditemukan sampai saat ini. Akan tetapi, mematenkan varitas hewan dan tumbuhan paten hewan muncul sebagai isu dalam sektor dibawah Council Directive 98/44/EC pada 6 July

peternakan, sehingga menyebabkan 1998, hal ini mengijinkan paten untuk penemuan

pengembangan teknologi seperti kloning dan terkait hewan dan tumbuhan yang layak dan transgenik, serta keinginan untuk mencari “tidak terbatas pada varitas hewan atau keuntungan dari promosi pengembangan tumbuhan tertentu”. Lebih lanjut, adanya fakta tersebut terkendala. Sekali lagi, penolakan etik bahwa istilah “varitas” tidak didefinisikan dengan

muncul baik sehubungan dengan paten dan baik dalam kontek pemuliaan ternak (lihat di bioteknologi yang diterapkan. Akan tetapi, bawah ini untuk diskusi lebih jauh Uni Eropa penting juga untuk dicatat bahwa ada sejumlah Paten)

isu hukum praktis dialamatkan khususnya terkait European Patent Convention (EPC) tahun masalah perlindungan paten. 1973, dibawah Artikel 53(a), dan EU Council

Di antara faktor dan penerapan paten untuk Directive (98/44/EC) (Artikel 6), menyatakan ternak, ada kecenderungan bagi ternak bahwa bahwa penerapan paten mungkin saja ditolak aspek reproduksi merumitkan proses identifikasi bila eksploitasinya berlawanan dengan hewan dimana hak paten seharusnya diterapkan ‘moralitas’. Pengecualian ini dibawa kepada (misalnya bila hewan yang dipatenkan TRIPS di WTO. Tidaklah mengherankan, bila dikawinkan dengan hewan yang tidak definisi ‘moralitas’ tidak mudah ditetapkan, dan

dipatenkan) (Lesser, 2002). Hal yang sama, paten “Harvard oncomouse” (Kotak 44) di Eropa

siklus produksi yang panjang, khususnya pada tidaklah mudah dan merupakan tantangan bagi

ternak sapi, menyulitkan keputusan sehubungan EPC ‘pengecualian moralitas’ (Thomas and dengan siklus produksi dipatenkan berkaitan Richards, 2004). Lebih umum, perjanjian TRIPS

dengan pembayaran yang seharusnya memungkinkan negara mengeluarkan hewan diterapkan. Kenyataannya adalah untuk

Khususnya Artikel 11 menunjukan bahwa besar, ternak dikandangkan dan tata laksana meskipun bibit ternak atau materi genetik perkawinan diawasi. Akan tetapi, meskipun merupakan subjek paten, peternak yang dibawah sistem produksi ini, dasar hukum paten

membeli materi ini diijinkan menggunakan masih diperdebatkan. Tidak jelas bahwa hewan “ternak atau materi reproduksi ternak....untuk

atau metoda perkawinan dianggap tidak-jelas tujuan penjualan hasil pertanian” tanpa atau apakah persyaratan untuk penjelasan yang

melanggar paten. Akan tetapi, ini tidak termasuk memungkinkan reproduksi inovasi dapat penjualan materi genetik untuk tujuan dipenuhi. Begitu juga halnya dengan hak ”reproduksi komersial”. Keadaan ini membatasi pembibitan tanaman sama sulitnya dalam perluasan paten tatalaksana SDGT . Akan tetapi, mengimplementasikan kasus yang terjadi pada

batasan ”kegiatan pertanian” dan ”reproduksi hewan , dimana s ebagian disebabkan varitas komersial” tidak mudah ditetapkan. Implikasi tumbuhan dan breed ternak yang berbeda nyata. tepat dari peraturan ini, memerlukan pengujian dalam prakteknya.

Pernyataan paten yang berkaitan dengan

Paten yang meliputi gen dan marker

ternak

berhubungan dengan sifat ekonomi penting Meskipun tidak ada paten hewan , paten diberikan dalam beberapa spesies ternak

diberikan pada sejumlah penemuan dalam (Rothschild et al., 2004). Ada juga paten yang bidang pemuliaan dan genetik ternak. Sebagai

meliputi beberapa metoda tatalaksana contoh, paten proses bioteknologi dan materi perkawinan dan aplikasi komputer berkaitan

biologi yang diturunkan melalui proses tertentu dengan pemuliaan (Schaeffer, 2002). Dalam diperbolehkan dibawah legislasi Uni Eropa beberapa kasus, teknologi telah berhasil

(Council Directive 98/44/EC), meskipun ketika dikomersialkan melalui hak paten ini (Barendse, materi jelas terjadi secara alami. ”Proses biologi

2002; Rothschild et al., 2004; Rothschild and esensial” merupakan ”gejala alami seperti Plastow, 2002).

persilangan atau seleksi” dimaklumkan. Akan Di antara paten terkait teknologi pemuliaan tetapi, masih diperdebatkan apakah teknologi yang telah diberikan, terdapat gen dan marker

perkawinan modern yang terlibat hanya gen (biasanya sebagai bagian metoda paten merupakan ”gejala alam” dan terbatas.

untuk meningkatkan efisiensi breeding ) yang

Masalah paten materi biologi dalam EU, Artikel terbukti menimbulkan kontroversi. Paten sekuen 8(1) dari Patent Directive menyatakan bahwa:

materi genetik memprovokasi pihak pemerhati “perlindungan yang diberikan oleh paten materi

tentang implikasi paten “kehidupan”. Selain itu, biologi yang memiliki karakteristik tertentu

pemberian paten yang mana berkaitan dengan sebagai hasil penemuan materi biologi yang

suatu breed ternak dari negara lain atau suatu diturunkan dari materi biologi melalui propagasi

breed yang telah dikembangkan oleh atau penggandaan dalam bentuk sama atau

masyarakat setempat, menimbulkan tuduhan berbeda dan memiliki karakteristik”

“ biopiracy ”. Ditambah pula, peternak memiliki Peraturan yang sama pada ”paten proses ternak yang komposisi darahnya (gennya)

yang memanfaatkan materi biologi untuk dipertanyakan karena tidak jelas atau pihak yang menghasilkan karakteristik tertentu” (Artikel 8(2).

ingin memanfaatkan keturunan anaknya yang Jadi, dibawah legislasi EU perlindungan paten dihasilkan oleh metoda yang telah dipatenkan,

tidak perlu dibatasi terhadap proses awal atau sehingga dikhawatirkan masalah implikasi untuk materi yang diperoleh secara langsung patennya. Isu ini menimbulkan beberapa

280

ternak dan komunitas penelitian terhadap paten marker genetik (Rothschild and Plastow, 2002). Akan tetapi, penolakan ini menurun disebabkan adanya kejelasan bahwa paten yang diragukan tersebut tidak melarang pemanfaatan gen atau ternak, tetapi diaplikasikan pada metoda atau proses yang melibatkan gen. Aplikasi yang di lakukan di WIPO oleh Monsanto Company yang mematenkan metoda pemuliaan dan sekuen gen pada ternak babi, memprovokasi kontroversi besar pada tahun 2005. Bila diberikan, paten ini akan memasukan hak ternak babi yang dihasilkan dari paten suatu metode dan anak- anak keturunannya (WO 2005/017204;WO 2005/015989), dan cakupan implikasi paten menimbulkan ketakutan yang dapat mempengaruhi beberapa aktivitas pembibitan ternak babi.

Berbeda dengan kritik di atas, pandangan lainnya adalah bahwa penyuluhan paten memberikan arti yang layak untuk memfasilitasi manfaat perkembangan ilmiah. Inovasi bioteknis modern membutuhkan investasi yang cukup besar. Tidak adanya dana publik untuk penelitian dan pengembangan, sedang diperdebatkan dimana ketersediaan paten dapat merangsang investasi yang dibutuhkan dalam meningkatkan efisiensi pemuliaan (Rothschild and Plastow, 2002; Rothschild et al., 2004). Argumentasi umum mengenai hal tersebut berkaitan dengan dampak paten terhadap dana, sementara relevansinya tampaknya tidak menjawab kritik dan kontroversi isu tersebut masih tetap ada.

Kesimpulan Sebagai kesimpulan, perluasan hak paten ke dalam bidang pemuliaan dan genetik ternak membuahkan kontroversi dan dalam praktiknya masih sulit. Beberapa faktor yang akan mempengaruhi tren masa depan termasuk perkembangan bioteknologi dan debat politik terkait penerapan etika dan sosial ekonomi dalam pelaksanaan hak paten ternak. Seperti dalam bidang kedokteran, pengenalan teknologi GM mendorong promosi penggunaan paten

teknologi kloning pada produksi ternak komersial merupakan faktor pendorong penerapan paten. Akan tetapi, penggunaan bioteknologi ini dalam sektor peternakan itu sendiri menimbulkan kontroversi besar.

Paten teknologi berkaitan dengan pemuliaan dijamin oleh sejumlah negara, dan komersialiasi teknologi ini memiliki dampak terhadap pengelolaan SDGT, terutama dalam sistem produksi komersial. Keberhasilan penerapan untuk paten dalam cakupan yang lebih luas untuk penanganan ternak atau anaknya, memiliki implikasi besar bagi produsen komersial. Teknologi seperti itu langsung secara nyata dalam sistem produksi dengan eksternal input lebih rendah (LEISA) dimana umumnya keragaman genetik ternak dunia ditemukan. Akan tetapi, perkembangan dalam sistem produksi komersial skala besar tidak dikucilkan. Selain itu, penggunaan paten mendorong kembali tren kearah konsentrasi yang lebih besar dan dominasi sektor komersial, dimana hal ini memiliki konsekuensi terhadap struktur industri peternakan lebih luas lagi. Selain itu juga, bila kekhawatiran akan kritik terealisasi dan paten terkait gen digunakan secara lebih luas lagi akan lebih membatasi akses atau pembayaran permintaan, penerapan pemanfaatan SDGT.

Daftar Pustaka

Barendse, W. 2002. Development and

commercialization of a genetik marker for marbling of beef in cattle: a case study. In M. Rothschild & S. Newman, eds. Intellectual property rights in animal breedingand genetics , pp. 197–212. Wallingford, UK. CAB International.

Blattman, A., McCann, J., Bodkin, C. & Naumoska, J.

2002. Global intellectual property. In M. Rothschild & S. Newman, eds. Intellectual property rights in animal breeding and genetics , pp. 63–84. Wallingford, UK. CAB International.

Correa, C.M. 2004. Bilateral investment

agreements:Agents of new global standards for the protectionof intellectual property rights? Grain Briefing. (available at www.grain.org/briefings/?id=186#ten).

Rothschild & S. Newman, eds. Intellectual COUNCIL REGULATION (EEC) No 2081/92 tanggal propertyrights in animal breeding and genetiks ,

14 July 1992 mengenai perlindungan indikasi geografis pp.163–178. Wallingford, UK. CAB International.

dan rancangan asli produk pertanian dan pangan. Kevles, D.J. 2002. The advent of animal patents:

http://europa.eu.int/smartapi/cgi/sga_doc?smartapi!cel innovation and controversy in the engineering and

exapi!prod!CELEXnumdoc&lg=EN&numdoc=31992R2 ownership of life. In M. Rothschild & S. Newman,

081&model=guichett

eds. Intellectual property rights in animal breeding DIRECTIVE 98/44/EC Parlemen dan dewan Eropa and genetiks , pp. 17–30. Wallingford, UK. CAB

tanggal 6 July 1998 mengenai perlindungan hukum International.

invensi bioteknologi.

Langinier, C.L. & Moschini, G. 2002. The economics of http://europa.eu.int/smartapi/cgi/sga_doc?smartapi!cel patents. In M. Rothschild & S. Newman, eds.

exapi!prod!CELEXnumdoc&lg=EN&numdoc=31998L00 44&model=guichett

Intellectual property rights in animal breeding and genetics , pp. 31–50. Wallingford, UK. CAB International.

Pelaksanaan paten di WIPO

Lesser, W. 2002. Patents, trade se cr ets and other (WO 2005/015989) Metode perbaikan genetik babi forms of intellectual property rights. In M. Rothschild

& S. Newman, eds. Intellectual property rights in jantan potong. animal breeding and genetics , pp. 1–15. Wallingford,

UK. CAB International. (WO 2005/017204) menggunakan polimorfisme

Lesser, W. 2005. Intellectual property rights in a nukleotida tunggal dalam wilayah kode reseptor leptin changing political environment: perspectives on the

daging babi untuk menaikan produksi ternak babi. types and administration of protection. Agbioforum,

8(2-3): 64–72.