Kebutuhan akan perubahan Konsumsi daging dan susu dunia meningkat sepertiga dari daging dan susu dunia (Tabel 42
1 Kebutuhan akan perubahan Konsumsi daging dan susu dunia meningkat sepertiga dari daging dan susu dunia (Tabel 42
secara cepat sejak tahun 80-an. Negara dan 43). Diperkirakan pada tahun 2030, populasi berkembang menyumbang peningkatan negara berkembang mencapai 85% populasi permintaan ini (Gambar 37); peningkatan penduduk dunia, dan akan mengkonsumsi konsumsi daging unggas dan babi menyolok di
langsung dua pertiga total daging dan susu. negara berkembang. Awal tahun 80-an dan akhir
Peningkatan permintaan mendorong produksi. tahun 90-an, total konsumsi daging dan susu di
Periode tahun 1999-2001 sampai tahun 2030, negara berkembang, tumbuh 6% pertahun untuk
FAO (2006a) memperkirakan bahwa daging dan 4% per tahun untuk susu. 1 pertumbuhan rata-rata produksi daging dan susu
Pada tahun 1980, populasi manusia di di negara berkembang akan mencapai 2,4% per negara berkembang mencapai tiga perempat tahun untuk daging dan 2,5% per tahun untuk populasi penduduk dunia dan mengkonsumsi
susu, sementara pertumbuhan rata-rata dunia 1,7% untuk daging dan 1,4% untuk susu.
1 Rata-rata pertumbuhan tahunan & perkiraan antara 1983 dan Sehingga pertumbuhan konsumsi per kapita 1997 .
diprediksi melemah terutama di sub-Sahara
GAMBAR 37
Perubahan konsumsi daging pada negara yang sedang berkembang dan negara maju
Kg/orang/tahun
Negara berkembang
80 Negara maju
2030 Sumber : gambaran tahun 1980, 1990 dan 2000 dari FAOSTAT; gambaran tahuan 2015 dan 2030 dari FAO (2002a).
mendominasi pasar untuk produk ternak. daging). Kecuali Afrika, konsumsi per kapita Konsumsi yang tinggi akan merata di seluruh diproyeksikan tumbuh pada tingkat yang lebih negara berkembang, tetapi perlu rendah setelah tahun 2030, dengan konsumen
mempertimbangkan perbedaan regional dan mencapai keseimbangan makanan yang lebih antar negara dalam revolusi peternakan. baik. Kondisi ini mengakibatkan menurunnya Sebagai contoh, tingkat konsumsi daging, susu pertumbuhan produksi: pada periode 2030 dan telur di sub-Sahara Afrika relatif statis sejak sampai 2050, produksi daging dan susu di dekade terakhir (FAO, 2006f). Lebih lanjut, negara berkembang diharapkan berkembang permintaan setiap komoditas bervariasi antara 1,3% per tahun untuk daging dan 1,4% per tahun
negara berkembang., China sebagai negara untuk susu.
yang kebutuhan daging hampir dua kali lipat, Di negara berkembang 70% konsumsi daging
terutama konsumsi unggas dan babi. India dan tambahan adalah daging babi dan unggas; di negara Asia Selatan lainnya, total konsumsi susu negara maju 80%. Konsumsi daging unggas di
akan meningkat tinggi.
negara berkembang di proyeksikan tumbuh 3,4% Pemikiran dasar, pemilihan makanan mereka per tahun sampai tahun 2030, yang diikuti adalah komplek; mempunyai banyak tujuan dan daging sapi 2,2% dan ovine (daging anak sapi)
keputusan dipengaruhi oleh individu dan 2,1%. Di negara maju, konsumsi daging unggas
kemampuan sosial dan kesukaan. Kesukaan diproyeksikan tumbuh 2,5% per tahun sampai makanan juga berubah secara cepat. 2030 dan daging lainnya tumbuh 1,7% atau Percepatan perubahan jenis makanan baik kurang. Rata-rata pertumbuhan yang tinggi kualitas maupun kuantitas, akibat negara-negara terutama di China, India dan Brasil dan ukuran
makin kaya dan gaya hidup perkotaan.
TABEL 42
Proyeksi konsumsi daging dari tahun 2000-2050
Produksi
Konsumsi per kapita
Rataan Negara
pertumbuhan Rataan 1999-2001
1999-2001 pertumbuhan
sampai 2030
2030-2050
sampai 2030 2030-2050
% p.a Sub-sahara
1.000 ton p.a
Timur Tengah/ 7.382 3,3 2,1 21,9 1,6 1,1 Afrika Utara
Latin Amerika & 31.608 2,2 1,1 59,5 0,9 0,7 Karibean
Asia Selatan 7.662 3,9 2,5 5,5 2,7 1,9 Asia Timur
73.251 2,1 0,9 39,8 1,5 0,9 Dunia berkembang
125.466 2,4 1,3 26,7 1,2 0,7 TOTAL 229.713 1,7 1,0 37,6 0,7 0,5
Sumber : FAO (2006a)
Proyeksi konsumsi susu dari tahun 2000-2050
Produksi
Konsumsi per kapita
Rataan 1999-2001
pertumbuhan Rataan
1999-2001 sampai 2030
2030-2050
% p.a % p.a Sub-sahara Afrika
1.000 ton p.a
16.722 2,6 2,1 30,6 0,5 0,6 Timur Tengah/
29.278 2,3 1,5 88,5 0,6 0,6 Afrika Utara
Amerika Latin & 58.203 1,9 1 122,4 0,7 0,5 Karibia
Asia Selatan 109.533 2,8 1,5 82,3 1,5 0,9 Asia Timur
17.652 3,0 0,6 13,1 2,1 0,7 Dunia berkembang
231.385 2,5 1,4 53,1 1,3 0,7 Dunia 577.494 1,4 0,9 94,2 0,4 0,4 Sumber : FAO (2006a)
tingkat aktivitas fisik. Di negara berkembang, Diantara penggerak perubahan pada produksi yang mengalami urbanisasi, perubahan kuantitas ternak adalah daya beli (Delgado et al., 1999);
1.1 Daya beli
diikuti dengan perubahan kualitas makanan. Zhou et al., 2003). Konsumsi produk ternak naik
Perubahan tersebut termasuk dari makanan dengan meningkatnya daya beli. Tetapi, sereal ke makanan dengan makanan kaya pengaruh paling besar terhadap peningkatan energi dengan yang kandungan protein hewani penghasilan pada makanan (pangan) adalah dan lemak tinggi, juga peningkatan konsumsi
masyarakat kelas bawah dan menengah gula dan produk-produk yang berbasis gula. Pola (Delgado et al., 2002), kondisi ini terjadi pada
ini boleh jadi disebabkan semakin banyaknya level individu maupun nasional (Devine, 2003).
pilihan makanan dan makanan yang dapat Namun Konsumsi per kapita makanan dari diperoleh di pusat-pusat perkotaan, maupun produk ternak paling tinggi adalah kelompok kemudahan dan rasa (Delgado et al., 1999). dengan penghasilan tinggi. Kelompok ini tidak Organisasi pasar makanan (organization of terdistribusi secara merata di dunia dan Market) dan waktu penyiapan makanan di dalam terkonsentrasi di negara-negara G8 (OECD), rumah tangga untuk konsumsi dan diolah dan dan yang paling dinamis adalah masyarakat makanan siap saji, termasuk makanan dijalanan. kelas bawah dan menengah bila pertumbuhan
Daging yang dikemas, matang dan dibumbui, ekonomi kuat. Kelompok ini terkonsentrasi pada
merupakan contoh yang cenderung disukai negara dengan pertumbuhan ekonomi cepat konsumen perkotaan (King et al., 2000) seperti Asia Tenggara, Provinsi pantai China,
Rae (1998) menunjukkan bahwa di China, bagian Kerala dan Gujarat di India dan Sao dalam hal tingkat pengeluaran, urbanisasi Paolo di Brasil.
mempunyai pengaruh positif terhadap tingkat konsumsi per kapita dan juga besarnya respon
konsumsi pada kecilnya peningkatan Urbanisasi diketahui sebagai faktor kedua yang
1.2 Urbanisasi
pengeluaran. Urbanisasi dan peningkatan mempengaruhi konsumsi produk-produk ternak pendapatan berpengaruh secara kebetulan (Rae, 1998; Delgado et al., 1999). Urbanisasi dalam pusat-pusat kota yang secara ekonomi biasanya diikuti dengan perubahan kebiasaan tumbuh dengan cepat, menciptakan tempat- pola konsumsi makanan dan gaya hidup secara
tempat permintaan produk ternak. dramatik – termasuk pengurangan secara jelas
Kotak 20 Pemanfaatan secara berkelanjutan babi Iberian di Spanyol – Cerita sukses
Babi Iberian adalah jenis babi yang banyak dipelihara di peningkatan produk selanjutnya bukan kurangnya Spanyol. Ketahanan, kemampuan mencari makan,
permintaan tetapi terbatasnya jenis pada habitat kemampuan bertahan dari periode kurang makan dan
tradisional.
toleransinya terhadap temperatur ekstrem, menjadikan Inovasi teknologi telah diperkenalkan untuk sistem ideal untuk produksi yang ekstensif pada kondisi lokal.
produksi tradisional –perbaikan padang Tradisi memelihara babi menyumbang dalam menjaga
penggembalaan dan penggunaan secara efisien limbah ‘dehesa’ ekosistem padang penggembalaan, yang
pertanian. Banyak penelitian yang telah dilakukan untuk dikenal sebagai sebuah Habitat Alam dari komunitas
meningkatkan pengetahuan tentang nutrisi, peduli oleh Masyarakat Eropa (EU), bagian dari yang
penanganan, tingkah laku, morfologi, karakteristik telah dideklarasikan oleh UNESCO sebagai Biosphere
genetik dan kualitas daging.
Reserve. Memelihara babi Iberian telah lama menjadi Pada tahun 2002, jumlah induk betina telah penting secara ekonomi dan sosial didaerah ini.
mencapai 193.000. Kebanyakan dari peningkatan Tetapi dari tahun 60-an dan selanjutnya, introduksi
populasi dilakukan pada sistem produksi yang intensif , jenis eksotik dalam skala besar telah berkontribusi
diluar habitat jenis tradisional. Tetapi 16,3% populasi penurunan jenis ternak di Spanyol termasuk babi
masih dipelihara dalam sistem ekstensif. Iberian. Sistem produksi babi secara tradisional
menurun sebagai akibat rendahnya produksi dan adanya Oleh: Manuel Luque Cuesta and Vicente Rodriquez-Estevez problem yang berhubungan dengan kontrol penyakit. Tahun 1982, jumlah induk babi Iberian berkurang, menjadi 66.000.
Sejak saat itu, infrastruktur marketing telah berhasil dikembangkan, difokuskan pada kualitas daging babi penggemukandengan sistem tradisional, dimana ternak bebas merumput tanpa pakan tambahan. Produk yang dihasilkan mengandung asam lemak tidak jenuh dan makanan dengan kualitas yang sangat baik. Permintaan daging sangat tinggi; babi yang digemukkan dengan sistem tradisional, harganya mencapai 160% lebih tinggi dibanding dengan ternak yang dipelihara secara konvensional dan daging babi (dry cured ham) antara 350-500% lebih tinggi. Kendala utama dalam
Foto oleh: Vicente Rodríguez-Estévez
Sejumlah faktor yang berperan, termasuk Bila daya beli dan urbanisasi merupakan faktor
1.3 Cita rasa dan kesukaan konsumen
anugerah alam. Akses ke sumber daya laut yang paling penting berkontribusi pada pola dilain pihak dan sumber daya alam untuk konsumsi per kapita, banyak faktor-faktor lain produksi ternak, telah menggambarkan yang secara signifikan dapat memberikan kecenderungan konsumsi yang berlawanan pengaruh besar pada kondisi lokal. Misalnya arah. Ketidak toleranan laktosa, terutama di Asia Brasil mempunyai pendapatan perkapita sedikit
Timur, telah membatasi konsumsi susu. Alasan lebih tinggi dibanding Thailand dan Thailand budaya, termasuk agama, telah mempengaruhi mempunyai tingkat urbanisasi yang lebih tinggi
kebiasaan konsumsi susu (Harris, 1985). dibanding Brasil, tetapi konsumsi produk ternak
Misalnya di Asia Selatan, konsumsi daging per di Brasil dua kali lipat dari Thailand. Sebaliknya
kapita diduga lebih rendah dari pendapatan. negara-negara yang mempunyai pendapatan per
Pengaruh ini juga terlihat dari kesukaan untuk kapita yang berbeda mempunya tingkat jenis ternak tertentu dan produk tertentu. Contoh, konsumsi produk ternak yang sama (misalnya kecuali daging babi untuk muslim, dan kesukaan Rusia dan Jepang).
yang tinggi pada daging merah diantara Maasai.
Empat pengembangan struktural pasar ternak Akhir-akhir ini, faktor yang bersifat dapat dilihat pada (FAO, 2005b): kelembagaan mempengaruhi pola konsumsi.
• Rantai pemasaran Internasional: Sebagai contoh, kebangkitan dari “kepedulian
menyediakan produk ternak dari satu negara konsumen” (Harrington, 1994) negara-negara
ke pengecer-pengecer dan konsumen di OECD. Pola konsumsinya tidak dipengaruhi
negara lain. Rantai ini dikontrol oleh oleh faktor pasar dan faktor rasa tetapi lebih
pengecer besar seperti supermaket atau pada isu kesehatan, lingkungan, etika,
perusahaan importir yang berhubungan keselamatan ternak dan pengembangan.
dengan komoditas tertentu. Konsumen seperti ini cenderung mengurangi
• Rantai-rantai diciptakan oleh investor asing: atau bahkan berhenti mengkonsumsi produk
rantai pasar yang terintegrasi secara vertikal, ternak tertentu atau memilih produk yang
mensuplai pasar domestik, utamanya pasar bersertifikat, seperti daging organik, susu atau
perkotaan. Mereka dikontrol oleh pengecer telur (Krystallis dan Arvanitoyannis, 2006).
besar seperti supermarket internasional atau Kampanye pemerintah juga diidentifikasi sebagai
nasional atau perusahaan makanan siap penggerak perubahan pola konsumsi (Morrison
saji.
et al., 2003). • Pasar domestik yang dipengaruhi globalisasi: pengaruh globalisasi pada permintaan dan tingkah laku konsumen telah
2 Perdagangan dan penjualan
menyebabkan adanya respon rantai pasar
eceran domestik. Contohnya , rantai produk bahan
dari susu, makanan siap saji dan restoran Bertambahnya perdagangan internasional
berkembang dan bertambah dalam maupun meningkatnya pedagang eceran besar
keragaman produk di pasaran, tetapi tidak dan terintegrasinya rantai makanan adalah
merupakan bagian dari rantai terintegrasi penting dalam menggerakkan perubahan dalam
secara vertikal.
sektor peternakan. Lebih tepatnya, mereka • Bertambahnya pasar lokal: konsentrasi mempengaruhi kompetisi produser dan sistem
geografi dan spesialisasi di dalam negara produksi dalam mensuplai peningkatan
(lihat dibawah) dilain pihak dan urbanisasi permintaan makanan dari produk ternak.
dipihak lain, menimbulkan peningkatan produk ternak (dan sumber pakan)
2.1 Alur ternak dan produknya berpindah pada tingkat nasional. Produksi ternak yang diperdagangkan meliwati
Dengan globalisasi, pasar internasional dan batas Internasional bertambah dari 4% pada domestik dapat terhubung. Pasar unggas,
awal tahun 80-an menjadi 10% saat sekarang. misalnya, tidak semua unggas potong diekspor; Sejumlah negara berkembang merupakan 20 dan unggas yang tidak diekspor terjual di pasar dari pengekspor dan pengimport terbesar dalam
domestik. Produser babi di beberapa negara nilai (FAOSTAT). Ekspor utama dari negara Asia Tenggara berubah dari pasar nasional
berkembang adalah ternak hidup dan daging menjadi pasar regional tergantung harga saat itu. sapi, domba, kambing, babi, kuda, ayam dan itik,
Walaupun pasar-pasar tersebut tidak sama susu segar dan susu kondensasi sapi maupun
tetapi mempunyai ciri yang sama dalam pakan babi dan sapi. Produk yang diimpor dalam
persyaratan dan dampaknya.
dengan nilai tinggi mungkin diadopsi pasar harus menggunakan standar yang tinggi. dengan nilai yang lebih rendah walaupun Disamping standar kesehatan dan keamanan umumnya mereka kurang termonitor dengan dan peraturan yang disepakati oleh badan ketat. internasional (seperti the World Organisation for
Pasar global mempunyai potensi untuk Animal Health (OIE) dan Codex Alimentarius), meningkatkan pendapatan nasional dan persyaratan teknis mungkin ditentukan oleh menciptakan pekerjaan. Produser dan pengecer-pengecer. Ini termasuk permintaan, pedagang, mengembangkan pasar domestik terutama daging potong, ukuran karkas, berat,
dapat menawarkan fleksibilitas dan keragaman daging tidak berlemak, tingkat kadar lemak yang lebih luas pilihan mata pencaharian. Tetapi dalam susu, warna telur, atau pelabelan dengan
pengglobalan pasar adalah berdiri sendiri informasi khusus atau bahasa khusus. (terpisah). Hanya beberapa produser memenuhi Permintaan-permintaan ini mungkin untuk persyaratan yang diperlukan untuk mengakses
Kotak 21 Mengatasi kendala pengembangan peternakan sapi perah skala kecil menuju sistem yang berorientasi pasar
Permintaan susu di negara berkembang diharapkan pendukung (kesehatan dan inseminasi buatan); dan meningkat 25% pada tahun 2025 (Delgado et al., 1999).
kurangnya akses teknologi produksi dan teknologi Mobilisasi sektor peternakan sapi perah skala kecil untuk
pemrosesan. Jelas, bila biaya produksi susu dan kondisi meningkatkan produksi mempunyai potensi
infrasruktur tidak baik membuat usaha sapi perah tidak menyediakan keuntungan seperti meningkatnya
kompetitif untuk peternak kecil (produser kecil). Tetapi pendapatan dan keamanan pangan untuk produser
sejumlah faktor yang mendorong prospek keberhasilan skala kecil. Kekurangan pendapatan rutin merupakan
pengembangan peternak kecil sapi perah dapat problem besar bagi keluarga miskin. Baik pertanian
teridentifikasi.
tanaman pangan maupun produksi daging hanya Pendekatan The Market Oriented Dairy Enterprise merupakan pendapatan periodik. Sedang peternakan
(MODE), telah disarankan sebagai acuan untuk sapi perah, walaupun pada skala kecil dapat
pengembangan. Susu atau grup produser adalah poin menyediakan pendapatan rutin.
masuk yang esensial dan pengembangan seharusnya Satu tantangan bagi pengembangan peternak sapi
didasarkan resiko yang ada dan bergerak dengan cepat perah adalah kompetisi dengan adanya meningkatnya
menuju orientasi pasar; anggota grup menjadi berdaya import secara cepat dari produk sapi perah ke negara
untuk membuat keputusan. Pendekatan MODE terdiri berkembang, yang tumbuh 43% antara tahun 1998 dan
atas tiga tahapan: (1) grup dibentuk dan operasional, (2) 2001 dan diprediksi akan terus meningkat. Tetapi ada
aktivitas pada tingkat bawah dicatat (3) pendekatan pengembangan pasar yang menguntungkan produser
orientasi pasar teradopsi. Pertimbangan penting lainnya lokal. The National Dairy Development Board of India
termasuk penting nya pasar lokal, yang kadang melaporkan peningkatan produksi dalam merespon
terlupakan sementara potensi ekspor terlalu ditekankan; permintaan pasar akan produk susu fermentasi lokal
kebutuhan pengembangan lembaga yang tepat (asli) dari 26.623 ton pada tahun 1999/2000 menjadi
menjamin sistem pengumpulan susu, pemrosesan, dan 65.118 ton pada tahun 2003/2004 dan peningkatan
pemasaran tidak mengecualikan produser kecil; produksi paneer 2008 ton pada 1999/2000 menjadi
kebijakan yang mudah hubungannya dengan 4.496 ton pada tahun 2003/2004 (NDDB, 2005).
pengembangan sapi perah untuk kebijakan nasional Masuknya produser skala kecil ke sektor sapi perah
pengembangan ternak.
kadang mempunyai kendala modal untuk investasi
________
ternak, pakan, peralatan, kurang air dan tenaga,
Oleh Tony Bennett
kurangnya pengetahuan tentang beternak sapi perah Informasi selanjutnya tentang pendekatan MODE lihat FAO (2006e) dan persyaratan pasar, kurangnya akses pelayanan
140
untuk memperoleh persyaratan tersebut atau investasi. Sebagai contoh, beberapa produser makanan Afrika gagal memenuhi standar internasional keamanan dan kualitas pangan. Ini menghambat usaha benua tersebut untuk meningkatkan perdagangan pertanian baik regional (intraregionally) maupun internasional dan menutup kesempatan petani untuk memperbaiki kehidupan ekonominya (DeHaen, 2005).
2.2 Peningkatan pengecer besar dan koordinasi vertikal sepanjang rantai makanan
Ekspansi yang cepat dalam penetrasi supermarket di negara berkembang adalah merupakan fenomena. Ini telah menjadi sangat nyata pada 5-10 tahun terakhir dan terus berlanjut pada kecepatan yang berbeda di berbagai daerah atau bagian di dunia berkembang. Readon dan Timmer (2005) menggambarkan penyebaran supermarket di negara berkembang terjadi pada tiga gelombang suksesi. Gelombang pertama adalah pada awal tahun 90-an, yang meliputi Amerika Latin, dan Asia Timur (kecuali China), Eropa utara-tengah dan Afrika Selatan. Pada waktu itu, di negara tersebut tercatat hanya 5-10% penjualan eceran makanan produk pertanian. Gelombang kedua, penyebaran supermarket terjadi pada pertengahan 1990, meliputi sebagian dari Amerika Tengah dan Meksiko, Asia Tenggara dan Eropa selatan-tengah, supermarket mencapai 30-50% total pengecer makanan sampai awal tahun 2000-an. Gelombang ketiga dimulai pada akhir tahun 1990-an. Negara yang terpengaruh adalah Cina, India dan Rusia dan beberapa negara di Amerika Tengah dan Selatan, Asia Tenggara dan Afrika. Pada pertengahan tahun 2000-an, supermarket telah mencapai 10-20% di negara-negara tersebut.
Masuknya transnational kedalam rantai pangan hasil pertanian di negara berkembang, terutama sektor eceran dan pemrosesan, telah mengubah cara yang mana pangan dari pertanian dibeli dari pemasok, diproses kedalam
konsumen. Ini merupakan unit distribusi dan eceran yang besar harus berkompetisi untuk pembagian pasar, antara mereka sendiri, bahkan dengan pemasok tradisional dan grosir di pasar lokal, mereka harus menawarkan harga yang kompetitif. Mereka hanya dapat menjaga atau memperluas pembagian pasar dengan pemotongan harga. Pada waktu yang bersamaan, mereka harus berkompetisi dengan menghasilkan produk berkualitas secara konsisten yang diminta oleh pasar utama. Konsep “kualitas” dari perpektif produser adalah komplek. dan sifatnya berkembang sepanjang waktu. Definisinya bervariasi berdasarkan strategi para pengecer disalah satu pihak dan dilain pihak pengaruh budaya. Ini termasuk keamanan pangan, makan, dan bersifat yang dihubungkan dengan perbedaan komersialisasi produk (Farina et al., 2005) juga karakteristik cara produksi (ceruk products). Pengecer besar memerlukan suplai produk pertanian yang konsisten dalam volume dan kualitas dari produser.
Dalam rantai integrasi vertikal yang dikontrol oleh pengecer besar, proses untuk mendapatkan perbekalan (procurement process) cenderung bergeser menuju sistem sentralisasi pengadaan barang (procurement system), termasuk penggunaan grosir yang mempunyai spesialisasi dalam katagori produk atau produksi yang diperuntukkan untuk rantai pasar. Rantai supermarket besar dapat menggunakan sistem leveransir yang ditunjuk untuk memilih produser yang memenuhi standar kualitas dan keamanan dan untuk mengurangi biaya transaksi.
Produser yang menjadi bagian dari suatu rantai integrasi dapat menghadapi suatu perubahan dalam cara kontrak (yaitu menjadi petani kontrak ) dengan meningkatnya tingkat bantuan dan harga yang lebih tinggi dari produk yang berkualitas, tetapi dengan bertambahnya resiko jika kontrak tidak dapat dipenuhi atau pengecer bangkrut. Ini berlaku terutama, dimana petani harus memenuhi persyaratan volume, keamanan dan kualitas tertentu (Tabel 44).
TABEL 44
Standar pasar ternak dan implikasi terhadap produser peternak kecil
Faktor negatif Standar proses
Faktor positif
Susu dengan perlakuan UHT,
Biaya administrasi untuk pemeriksaan, persyaratan pemerintah
Proses spesifik jelas
investasi peralatan dan pelatihan, yang mungkin tidak dapat diikuti oleh petani kecil
HACC di abattoir, diperlukan oleh
Netral untuk produser kecil importir dan supermarket
Proses spesifik jelas
Badan sertifikasi, sulit dibentuk di negara oleh institusi (badan) sertifikasi
Hasil organik, standar ditemtukan
Harga premium. Dapat dilakukan pada
skala kecil. Tenaga kerja sistem
berkembang. Biaya tinggi untuk sertifikasi sulit
intensif
untuk petani kecil yang tidak terorganisir.
Standar performan
Tingkat salmonella dalam daging, Standar biasanya ketat diterapkan untuk dengan denda uang bila
kepentingan konsumen negara maju. Tidak performannya jelek
ada jaminan metoda memenuhi standar yang diperlukan. Biaya pengujian mungkin menghambat, kecuali disubsidi.
Standar kombinasi
Kontrak yang diperlukan dalam Harga premium. Dukungan investasi Resiko kehilangan pasar total jika terjadi usahatani untuk waktu aktivitas dan
kegagalan untuk memproduksi sesuai dengan kualitas produk.
dan cash flow. Mungkin dibantu untuk
mengatasi resiko, misalnya restocking
kualitas diperlukan. Tidak semua produser
setelah berjangkitnya HPAI. Dukungan
memenuhi persyaratan. Stigma sosial jika ada
teknis.
kegagalan “to make the grade”
Sumber : FAO (2006d)
Khusus petani kecil menggunakan keragaman didaerah dengan temperatur yang lebih hangat, usaha untuk menghindarkan resiko dan telah mempengaruhi keragaman hayati dan membuat investasi-investasi sedikit (kecil) pada
ekosistem, terutama di daerah kering, seperti berbagai usaha. Ini menjadi sulit bila petani-
Sahel Afrika. Perubahan iklim global sepertinya petani tersebut harus memenuhi investasi yang
telah berdampak nyata pada lingkungan dunia. lebih besar dalam satu usaha untuk memenuhi
Pada umumnya, lebih cepat perubahan, resiko kebutuhan pengecer. Globalisasi pasar, dengan
pengaruh negatif lebih besar. Rataan permukaan persyaratan keamanan dan kualitas yang lebih
air laut diperkirakan naik 9-88 cm pada tahun tinggi, lebih beresiko, bila seluruh pasar tutup 2100, menyebabkan banjir didataran rendah dan dengan berjangkitnya suatu penyakit atau kerusakan lainnya. Zona iklim dapat bergeser penemuan masalah kualitas. Petani produser menuju kutub dan secara vertikal – kecil dan pedagang kecil mempunyai mempengaruhi hutan, gurun, padang keterbatasan jangkauan dan kemampuan penggembalaan dan ekosistem lain. Beberapa mengasuransikan kerugian mereka.
habitat akan menurun atau terpecah dan individu species dapat punah (IPCC, 2001). Perubahan iklim terjadi, merubah lingkungan alami yang
3 Perubahan lingkungan alam
sudah mengalami stress akibat sumber
2 Pengkajian Ekosistem Millenium degradasi – kadang lebih buruk oleh sistem menyimpulkan
pertanian yang ada.
bahwa degradasi ekosistem dapat menjadi Masyarakat akan menghadapi resiko dan paling buruk selama pertengahan awal abad ini,
tekanan baru. Keamanan pangan tidak mungkin dan dapat sebagai penghambat dalam mencapai
The MDG’s. Perubahan iklim saat ini, terutama
2 http://www.maweb.org/en/index.aspx
142
daerah (kawasan) sepertinya mengalami kekurangan pangan dan kelaparan. Sumber air akan dipengaruhi oleh perubahan pola hujan dan evaporasi seluruh dunia. Infrastruktur fisik akan rusak, terutama dengan naiknya permukaan air laut dan cuaca yang ekstrem. Ini berakibat langsung dan tidak langsung terhadap aktivitas ekonomi, human settlement dan kesehatan manusia. Golongan miskin dan yang tidak beruntung adalah yang paling mudah kena, akibat negatif dari perubahan iklim.
Pemanasan lebih dari 2,5 o
C dapat
menurunkan suplai pangan global dan menyumbang meningkatnya harga. Beberapa daerah pertanian akan terancam dengan perubahan iklim sementara daerah lain beruntung. Dampak terhadap hasil dan produktivitas tanaman akan sangat bervariasi. Sektor peternakan akan juga terpengaruh. Produksi ternak menjadi lebih mahal bila kekacauan di pertanian berujung dengan kenaikkan harga. Pada umumnya sistem intensif dalam pengelolaan peternakan akan lebih mudah beradaptasi dengan perubahan iklim dibanding sistem pengelolaan tanaman (pangan). Kondisi ini berbeda dengan sistem padang penggembalaan, dimana ternak sangat tergantung dengan produktivitas dan kualitas padang penggembalaan – yang diprediksi menurun dan menjadi lebih tidak menentu. Sistem ekstensif juga lebih rawan terhadap perubahan iklim, dalam hal keganasan dan distribusi penyakit dan parasit. Efek negatif dari perubahan iklim pada sistem ekstensif didaerah kering diprediksi sangat besar.
Efektivitas adaptasi terhadap perubahan iklim akan tergantung pada dukungan sumber daya setempat (IPCC, 2001). Ini mempunyai impilikasi yang jelas pada distribusi pengaruh di negara berkembang. Negara maju mungkin lebih efektif dalam beradaptasi terhadap perubahan iklim dari pada negara berkembang dan negara dalam peralihan, terutama tropik dan subtropik. Perubahan iklim mempunyai pengaruh negatif paling besar pada area dimana dukungan
petani untuk merespon dan beradaptasi terbatas.