Tinjauan sistem produksi

3.1 Tinjauan sistem produksi

Sistem produksi berbasis padang penggembalaan berada di lokasi dimana lahan tidak cocok atau marginal untuk budidaya tanaman, sebagai akibat rendahnya curah hujan, udara dingin atau area yang gundul atau dimana lahan pertanian yang terdegradasi telah dikonversikan menjadi padang penggembalaan. Sistem gembalaan dapat ditemukan di daerah dengan iklim temperat, subhumid dan humid terutama banyak dijumpai di daerah arid (kering) dan semi arid. Breed ternak yang dipelihara dengan sistem penggembalaan harus beradaptasi dengan lingkungan, tujuan dan pengelolaan dari peternak pemeliharaannya. Lingkungan yang gundul, kering berarti bahwa penghidupan kadang sulit dan pengelolaan ternak harus beradaptasi untuk menghadapi iklim yang ekstrem, dan keterbatasan sumber pakan.

Sepertiga populasi ruminansia kecil di dunia, hampir sepertiga populasi sapi dan 22% sapi perah ditemukan pada sistem berbasis padang penggembalaan (Tabel 46). Ternak-ternak tersebut memproduksi 25% dari produksi global daging sapi dan daging anak sapi, 12% total Sepertiga populasi ruminansia kecil di dunia, hampir sepertiga populasi sapi dan 22% sapi perah ditemukan pada sistem berbasis padang penggembalaan (Tabel 46). Ternak-ternak tersebut memproduksi 25% dari produksi global daging sapi dan daging anak sapi, 12% total

komunal dan sumber air.

proporsional terhadap jumlah, tetapi untuk sapi Sistem padang penggembalaan juga lebih rendah dibanding sistem yang lain.

diketemukan di beberapa daerah subhumid atau

Sistem penggembalaan diketemukan di humid, kebanyakan di Amerika Selatan, juga daerah arid dan semi arid termasuk sistem

Australia dan beberapa di Afrika. Produksi sapi

pastura di Sub Sahara Afrika, Afrika utara, Timur

yang ekstensif kebanyakan untuk daging, sistem

Tengah dan sekitarnya dan Asia Selatan (Tabel

ranch kerbau terjadi di daerah yang sangat

49) dan sistem ranch ditemukan di bagian yang

humid dan domba penghasil wool dipelihara di

lebih kering di Australia, USA dan bagian

subtropik Amerika Selatan, Australia dan Afrika

selatan Afrika. Ranch dicirikan oleh kepemilikan

Selatan (FAO, 1996a). Sistem ini cenderung

pribadi (individu, organisasi komersial atau terkonsentrasi di lokasi dimana produksi kelompok). Produksi berorientasi pasar, tanaman terbatas yang disebabkan alasan biasanya sapi, yang dijual sebagai biofisik atau tidak adanya/kurangnya akses ke penggemukan pada sistem lain. Domba dan

pasar.

kambing dipelihara untuk serat (fibres) atau kulit

Dalam sistem penggembalaan di daerah

bulu di daerah subtropik. Sebaliknya tradisional temperat, digunakan ternak yang sangat pastoralism , kebanyakan berorientasi subsisten,

terseleksi, bersamaan dengan penggunaan

yang didasarkan pemeliharaan sapi, unta berbagai teknologi untuk memaksimalkan dan/atau ruminansia kecil. Salah satu tujuan

produksi. Breed dari negara beriklim sedang

adalah menjamin produksi susu sepanjang juga cocok untuk negara tropis, dataran tinggi. tahun untuk konsumsi. Tujuan lain adalah

Tetapi dimana produksi secara subsisten lebih

memproduksi ternak hidup untuk dijual. Ini

banyak dilakukan atau pada ketinggian yang

mungkin menjadi penting dengan meningkatnya

tinggi maka breed dan spesies yang sudah

permintaan produk ternak. Mobilitas sekumpulan

beradaptasi adalah penting peranannya. Di

ternak di padang penggembalaan memberikan

Andes, Selatan Amerika, misalnya, spesies

penggunaan sumber pakan yang efisien, camelid yang telah beradaptasi adalah penting. ketersediaanya tergantung dari pola curah hujan

Demikian juga yak adalah mempunyai arti yang

yang tidak menentu. Lembaga tradisional lokal,

penting bagi penghidupan masyarakat lokal di pegunungan di Asia.

TABEL 49

Perkiraan jumlah pastoralis di berbagai daerah geografi

Daerah

Jumlah pastoralis

Proporsi terhadap

Proporsi terhadap total

(juta)

populasi pedesaan (%)

populasi (%)

Sub-Sahara Afrika

Asia Barat dan Afrika Utara

Asia Timur

Negara baru merdeka

Asia Selatan

Amerika Tengah dan Selatan

Total 120 Sumber : FAO (2006h)

Perhitungan didasarkan pada Thornton et al., (2002)

Penggembalaan ternak mempunyai reputasi rentan dan pemgambilan kayu bakar yang yang buruk pengaruhnya terhadap lingkungan. berlebihan dapat menuju problem yang serius Seperti di semua sistem produksi, ternak masalah erosi tanah dan kehilangan keragaman ruminansia dipelihara dengan sistem hayati (FAO, 1996b). penggembalaan merupakan sumber gas metan

Masalah bertambah buruk oleh dan berkontribusi terhadap pemanasan global. kecenderungan yang membatasi mobilitas Dimana kadang ternak tergantung pada sumber

pastoralis (lihat sub bab berikutnya). hijauan pakan yang berkualitas rendah, yang Pengembangan air yang tidak tepat atau berarti ternak memproduksi metan dalam jumlah

ketersediaan biji-bijian yang disubsidi untuk banyak relatif terhadap tingkat produksi yang pakan ternak dapat juga membawa kedalam diperoleh. Tetapi ini mungkin isu penggembalaan

situasi yang mana ternak berada di suatu area yang berlebihan (overgrazing) dan pengrusakan

terlalu lama, yang menghambat regenerasi hutan tropis, yang membuka jalan bagi sapi di

pastura. Faktor lain adalah tidak berlakukanya ranch , yang memunculkan kepedulian dalam lagi aturan tradisional pengelolaan akses ke sistem penggembalaan.

padang penggembalaan komunal. Kondisi ini Dalam kasus penggembalaan berat dapat membawa situasi kontradiksi antara kepemilikan menyebabkan komposisi vegetasi berubah, ternak oleh individu dan akses ke padang dengan palabilitas yang menurun. Pengambilan

penggembalaan, artinya tiap individu pemelihara tanaman penutup melalui penggembalaan berat

ternak akan termotivasi untuk menggembalakan dan penginjakan dapat menyebabkan erosi dan

ternak lebih banyak walaupun akan tanah kehilangan kesuburannya. Beberapa menyebabkan degradasi pastura (FAO, 1996a). tahun terakhir, terlihat adanya perubahan dalam

Di Amerika Latin, khususnya perluasan ranch sistem penggembalaan di daerah arid (kering).

sapi pada pastura yang dibudidayakan di area Area penggembalaan di daerah kering (Arid

humid merupakan penggerak yang penting rangeland) dipandang sebagai sistem yang tidak

kerusakan hutan hujan, yang merupakan seimbang dimana faktor abiotik (khususnya ekosistem yang paling lengkap di bumi. Sebagai curah hujan), merupakan penggerak yang tambahan skala hilangnya habitat, area hutan mempengaruhi pola vegetasi yang menutup yang tersisa, melahirkan masalah yang serius tanah dibanding kepadatan ternak (Behnke et

untuk keragaman hayati. Penggundulan hutan al ., 1993). Jumlah ternak, sebaliknya akan melepas milyaran ton karbon dioksida ke memberikan respon terhadap ketersediaan atmosfer tiap tahun. padang penggembalaan. Seperti cara Problem lebih diperburuk oleh kebijakan, tradisional, sistem bergerak dipertimbangkan termasuk pembangunan jalan diarea hutan yang sebagai sistem yang tepat pengelolaan ternak tidak tepat; kebijakan pajak dan subsidi yang yang efisien menggunakan sumber daya padang

dirancang untuk mendorong produksi daging penggembalaan di daerah arid (kering). Di sapi dan ekspor; proyek migrasi dan kolonisasi daerah yang tidak terlalu kering, ketersediaan yang memindahkan populasi yang miskin ke padang penggembalaan, kepadatan populasi area dengan kepadatan populasi yang rendah ternak lebih tinggi dan pertanaman lebih tersebar

dan rencana hak milik tanah yang memberikan luas. Ternak yang dipelihara cenderung tidak penyebaran penggembalaan ternak cara murah berpindah pindah (menetap). Tekanan dan mudah untuk menentukan hak kepemilikan penggembalaan, sepertinya faktor yang (ibid.). Di banyak negara subsidi meningkatkan mempengaruhi luasnya vegetasi yang perluasan ranch, sekarang terus dilanjutkan, menutupinya. Dalam keadaan penggembalaan tetapi produksi ternak berlanjut sebagai yang berlebihan (overgrazing), bersamaan pendorong terjadinya penggundulan hutan.

161

162

Tengah dan Amerika Selatan tropis, area yang pada tahun 2000 merupakan hutan akan digunakan untuk penggembalaan pada tahun 2010 – berarti bahwa dua pertiga lahan yang digunduli di area-area ini diharapkan dikonversikan menjadi pastura (ibid.). Kebijakan selanjutnya diperlukan untuk memperlambat perluasan dari garis batas pertanian dan ditingkatkan menjadi penggunaan lahan yang lebih berkelanjutan pada lahan penggembalaan. Paket teknologi (kombinasi perbaikan pengelolaan penggembalaan, genetik, kesehatan ternak dll) perlu dikembangkan dan ditingkatkan dalam rangka pemelihara ternak lebih produktif menggunakan padang penggembalaan yang sudah ada. Bertambahnya perhatian terhadap produksi silvopastura, dalam program ini menyediakan pembayaran untuk biaya pelayanan ekosistem seperti

carbon squestration , konservasi keragaman hayati, dan pengelolaan daerah aliran sungai (FAO, 2006b).

Pengaruh dari penggembalaan yang tidak tepat dapat juga menjadi perhatian di negara temperat – contohnya di habitat dwarf shrub dan woodland . Tetapi penggembalaan yang dikelola terlihat sebagai alat yang penting dalam konservasi. Di Inggris, misalnya penggembalaan digunakan untuk meningkatkan keragaman hayati padang penggembalaan yang kaya akan spesies tanaman, habitat heath dan wetland (Harris, 2002). Beberapa spesies tanaman dapat hidup dibawah tekanan penggembalaan, sedang sebagian yang lain tidak bisa hidup di habitat yang digembala, sementara spesies tanaman lain dapat hidup bila tidak digembala selama periode pertumbuhan. Itu sangat mungkin menggunakan penggembalaan yang dikelola untuk mengontrol distribusi tanaman, dalam hubungannya dengan tujuan konservasi. Pola injakan dan pengeluaran kotoran mempengaruhi juga vegetasi, harus dipertimbangkan dalam pengelolaan konservasi. Sayangnya tanaman yang ingin dikontrol oleh manager konservasi tidak selalu jenis yang disukai ternak. Problem ini

makan yang berbeda dari spesies dan breed ternak. Dalam kontek ini, adanya peranan penting breed yang secara ekonomi tidak dapat hidup (viable) dalam produksi konvensional. Breed -breed ini sangat beradaptasi dengan penggembalaan dan makan vegetasi dengan kualias rendah, dan dapat hidup dibawah kondisi lingkungan yang keras dan dengan tingkat intervensi pengelolaan yang rendah. Lokasi konservasi bermacam-macam, kadang dikelola untuk menyediakan habitat yang mosaik bagi satwa liar. Penggembalaan yang diperlukan sangat spesifik dan keuntungan dapat dimaksimalkan jika karakteristik breed cocok dengan yang dibutuhkan. Sesuatu

pengembangan yang menarik di proyek 5 penggembalaan di Inggris, yang menyediakan informasi tentang breed spesifik terhadap preferensi penggembalaan, juga karakteristik breed yang relevan dengan konservasi penggembalaan, seperti daya tahan, persyaratan untuk peternakan, interaksi dengan masyarakat dan kemampuan pasar.