Sumberdaya genetik ternak dan perkumpulan breed pertama dikembangkan di breed Inggris selama abad ke-9. Dibawah bantuan organisasi-organisasi seperti ini, satu breed

1 Sumberdaya genetik ternak dan perkumpulan breed pertama dikembangkan di breed Inggris selama abad ke-19. Dibawah bantuan organisasi-organisasi seperti ini, satu breed

Sumberdaya Genetik Ternak (SDGT) disini menjadi dibedakan sebagai suatu populasi didefinisikan sebagai spesies-spesies hewan dengan pemilikan moyang bersama, yang yang digunakan, atau bisa dipergunakan, untuk

dikenakan terhadap tujuan-tujuan seleksi yang memproduksi pangan dan pertanian 1 , beserta sama, sehingga berkembang membentuk suatu

populasi yang ada didalamnya. Populasi-

“standar breed”.

populasi berbeda dalam spesies umumnya Breed-breed dalam batasan genetik umumnya dinyatakan sebagai breed-breed. Definisi luas tidak terisolasi secara sempurna. Breed secara

dari batasan “ breed” yang dipakai FAO (Kotak terus-menerus perlu berubah untuk merespon

67) merefleksikan kesulitan dalam perubahan permintaan pasar, dan akan setiap mengembangkan suatu definisi secara jelas.

waktu ditambah dengan garis darah dari breed- Pada negara-negara maju, breed relatif jelas breed lain (FAO, 2003). Lebih jauh, meskipun digambarkan. Peran dari perkumpulan breed,

keberadaan himpunan seolah-olah dikaitkan biasanya berupa organisasi sukarela, yang dengan breed-breed spesifik, aturan-aturan yang

mengawasi standar perkawinan, melibatkan diikuti saat pengembangan kriteria untuk registrasi hewan, dan promosi penggunaan mendefinisikan suatu breed menjadi kabur. breed, pada kondisi ini menjadi penting. Suatu

Definisi breed dalam konteks negara maju pola pengembangan breed mendasarkan pada

melibatkan “hewan yang memberi pola umum perkawinan terdata yang dipakai bersama pemanfaatan dalam pertanian, satu tingkat

dengan silsilah keturunan muncul di Eropa Barat kesamaan fenotipe, dan satu pool gen bersama” selama akhir abad ke-18, dengan perkumpulan-

(FAO, 1995) dan “grup-grup dengan intraspesifik berbeda, anggota-anggota dengan kesamaan

Kotak 67

kharakteristik tertentu yang membedakan

Definisi breed yang diadopsi FAO

mereka dari grup lainnya” (FAO, 2003). Diskusi

Baik suatu grup subspesifik dari ternak domestik

pada situasi di Amerika Serikat (AS), Hammak

dengan kharakteristik eksternal terdefinisi dan

(2003) mencatat bahwa hal yang diperlukan

teridentifikasi yang, melalui tampilan visual, bisa dipisahkan dari grup-grup terdefinisi secara sama

untuk memulai registri breed adalah “untuk

dalam spesies yang sama atau suatu grup pada kondisi

mengadospi keperluan spesifik memenuhi

mana pemisahan geographi dan/atau kultural dari grup-

persyaratan yang ditetapkan dan mulai mencatat

grup berfenotipe sama sampai pada penerimaan

asal keturunan”. Hal yang sama, dibawah

pemisahanan identitasnya.

Legislasi Uni Eropa (European Union/EU), tidak _______

ada definisi dari satu “ breed” melebihi persyaratan dalam upaya untuk diregistrasi

Sumber: FAO (1999).

sebagai satu breed murni, maka silsilah hewan

1 Ikan dikeluarkan dari batasan sini disebabkan persyaratan managemen

perlu di amati dari “tetua dan kakek… yang

dan teknik pemuliaan yang sangat berbeda. Batasan “ Sumberdaya

dimasukkan atau diregistrasi dalam buku dari

genetik ternak” yang dipakai FAO dalam kaitannya dengan Strategi Global untuk Managemen Sumberdaya Genetik Ternak, telah dikritisasi

breed yang sama [dan hewan-hewan tersebut

disebabkan batasan ini mengeluarkan hewan yang dipelihara di

seyogyanya] baik dimasukkan atau diregistrasi

peternakan, tetapi dengan sistem berpindah.

dan layak untuk masuk dalam buku seperti itu”

bersama, (ii) menyebar pada satu area Terdapat mungkin, sedikit keuntungan untuk

habitat/distribusi bersama, (iii) menghadirkan mencari suatu definisi sempurna. Dalam

secara besar satu pool gen tertentuu, dan (iv) ungkapan Jay Lush, suatu gambaran penting

dipertimbangkan berbeda terhadap breed- dari wilayah pemuliaan hewan dan genetik,

breed mereka” (Köhler-Rollefson, 1997). “Suatu breed adalah satu grup dari hewan

Dengan demikian, dalam ketiadaan catatan domestik, dibatasi oleh kepentingan umum

dari perkumpulan breed atau studi molekular, para pemulia, …satu batasan yang muncul

pandangan dari peternak sendiri mungkin antara pemulia-pemulia ternak, dibuat

menjadi indikasi terbaik bagi identitas breed. Ini seseorang mungkin berkata, untuk keperluan

menjadi mungkin untuk mengidentifikasi grup- mereka sendiri, dan tak seorangpun dijamin

grup petani yang mengklaim memelihara suatu dalam menetapkan kata ini sebagai satu

hewan atau tipe berbeda; dapat dengan nyata definisi ilmiah dan di dalam menyatakan

mengenal tipe; pertukaran plasma nutfah hanya pemulia salah ketika mereka menyimpangkan

dengan pemulia-pemulia lain yang didedikasikan definisi yang dirumuskan. Itu adalah kata-kata

terhadap tipe yang sama; dan mengindikasikan mereka sendiri dan pemakaian bersama oleh

bahwa pelaksanaan pemuliaan seperti itu akan pemulia harus kita terima sebagai definisi yang

berjalan pada banyak generasi (FAO, 2003). benar” (Lush, 1945).

Dalam suatu breed mungkin terdapat “stock- Pada wilayah dunia berkembang, situasinya stock”, “strain-strain”, “varietas-varietas”, atau menjadi semakin kompleks, dan batasan “ breed”

“line-line”; batasan-batasan ini yang sering sering memiliki arti yang kecil. Populasi-populasi

digunakan secara bertukar menjelaskan populasi yang terisolasi dari lainnya, baik secara dalam breed-breed yang berbeda secara geografis, ekologis atau kultural, cenderung fenotipik sebagai hasil dari seleksi manusia. menjadi berbeda sebagai hasil dari seleksi alam

Batasan “ecotype” menunjukkan suatu populasi dan buatan, dan hanyutan genetik (FAO, 2003).

dalam breed yang secara genetik teradaptasi Meskipun demikian, nama yang dipakai untuk terhadap suatu habitat spesifik. membedakan populasi-populasi ternak tidak memerlukan pendasaran keragaman genetik.

Pada beberapa kasus, hewan-hewan tidak 2 Manajemen Sumberdaya genetik

sesuai dengan sejumlah breed yang dikenal,

ternak (SDGT)

meskipun terdapat batasan lokal yang menunjukkan populasi-populasi berbeda.

SDGT memfokuskan pada Pada kondisi pembedaan secara genetik dari

Manajemen

pemeliharaan keragaman genetik. Walaupun populasi-populasi berbeda menjadi sulit, studi demikian, banyak metode dan teknik ilmiah molekular bisa berkontribusi dalam menjelaskan

dalam ilmu hewan (misal peternakan, pemuliaan breed-breed dan grup-grup breed berbeda. Studi dan genetika hewan) tidak dikembangkan terhadap aspek budaya dan ekologi dari berdasar pandangan ini. Dengan demikian, tidak pemeliharaan ternak juga dapat menjadi cara tersedia sejumlah definisi yang baik dari identifikasi populasi yang memberi keuntungan

metodologi yang diungkap dari prase untuk diperlakukan sebagai breed berbeda. “manajemen

SDGT ”. Pandangan yang Definisi berikut merupakan satu contoh dari disampaikan disini, oleh karenanya, memilih pendekatan tersebut:

metodologi yang sangat relevan terhadap topik, “Suatu populasi hewan domestik mungkin

sebagai dipandu oleh definisi FAO: dipertimbangkan sebagai suatu breed, jika

“Manajemen SDGT meliputi semua operasi teknik, kebijakan dan logistik yang terlibat

Oleh karenanya, satu elemen penting dari pembagian keuntungan dari sumderdaya

penggunaan (berkelanjutan) dari SDGT adalah genetik hewan” (FAO, 2001).

menjamin bahwa breed-breed yang teradaptasi Dengan demikian, catatan dari bagian ini pada kondisi lokal terjaga sebagai satu bagian melibatkan deskripsi dari metodologi untuk fungsional dari sistem-sistem produksi. Sifat-sifat karakterisasi dan konservasi (Bab B dan F); ketegaran adaptasi, beberapa diantaranya disebabkan kepentingannya yang meningkat, mungkin belum ditemukan, menjadi bagian metode karakterisasi secara molekuler disajikan

penting, disebabkan mereka kompleks secara terpisah dari aspek-aspek lain karakterisasi (Bab

genetik dan tidak mudah diperoleh melalui C). Meskipun demikian, ketika teknik ini seleksi dalam jangka waktu singkat. diperlukan – pemanfaatan dan pengembangan Pemanfaatan SDGT tidak terelakkan melibatkan SDGT untuk pertanian dan pangan – tidak pengembangan – SDGT adalah sumber-sumber muncul konsepnya secara jelas. Oleh dinamis, perubahan dalam tiap generasi karenanya, menjadi tidak mungkin untuk berinteraksi dengan lingkungan fisik dan menghadirkan secara menyeluruh uraian dari bersesuaian dengan kriteria seleksi dari bagian seni pemanfaatan. Meskipun demikian, pemeliharanya. Pendekatan-pendekatan yang FAO mulai mengidentifkasi berbagai elemen diusulkan untuk perbaikan genetik adalah kunci dari konsep ini, sebagai titik awal dari mendasarkan pada upaya-upaya pemuliaan definisi penggunaan berkelanjutan seperti terhadap sumberdaya genetik yang teradaptasi diusulkan oleh Konvensi Keragaman Hayati secara lokal. Hal ini akan membantu (Convention on Biological Diversity/ CBD):

pencegahan hilangnya breed-breed dengan “Penggunaan berkelanjutan adalah

sumbangan-sumbangan unik. Keragaman penggunaan dari komponen-komponen

genetik yang ada dalam kemampuan hewan keragaman hayati pada suatu cara dan tingkat

untuk memanfaatkan sumberdaya lokal yang yang tidak membawa pada penurunan

tersedia, bertahan, produksi dan reproduksi pada keragaman hayati dalam jangka panjang, oleh

kondisi pertanian dengan input medium karenanya mempertahankan potensinya untuk

seyogyanya dieksploitasi dengan program- memenuhi kebutuhan-kebutuhan dan aspirasi-

program pemuliaan yang baik. Ukuran-ukuran aspirasi generasi saat ini dan akan datang”

kelengkapan seperti perbaikan dalam (Artikel 2 dari CBD).

persyaratan pakan dan air, pengobatan penyakit Untuk memenuhi tujuan ini FAO mengusulkan

dan parasit, dan manajemen reproduksi juga bahwasanya:

perlu dipertimbangkan dalam strategi • Penggunaan arif SDGT adalah mungkin

memperbaiki performans dari breed-breed ini. tanpa memusnahkan keragaman hayati

Dengan demikian, metoda-metode hewan domestik;

pengembangan genetik adalah sentral dalam • SDGT dengan tingkat adaptabilitas tinggi

pengembangan breed-breed. Metode-metode terhadap lingkungan yang dipertimbangkan

ilmiah untuk program-program perkawinan, sepatutnya digunakan dan bersesuaian

bagaimanapun, dikembangkan terutama dalam dengan prinsip-prinsip genetik yang

sistem produksi input tinggi, dan pada kondisi disebarkan; dan

infrastruktur menyenangkan. Program-program • Pengembangan SDGT melibatkan

perkawinan biasanya tidak melibatkan perpaduan luas dari aktivitas-aktivitas

pemeliharaan keragaman sumberdaya hayati berjalan yang perlu direncanakan dengan

baik di dalam maupun antara breed sebagai suatu tujuan jelas. Bagian pengetahuan pada

Bab D. disebabkan fakta bahwa penggunaan Idealnya, program-program pemuliaan berkelanjutan dipertimbangkan sebagai metode seyogyanya merupakan bagian dari suatu disukai dalam pemeliharaan SDGT. Oleh strategi holistik dengan tujuan sistem produksi

karenanya, ketika konservasi didefinisikan dalam intensif berkelanjutan untuk meningkatkan pengertian luas untuk menjamin pemeliharaan kesejahteraan produser. Intensifikasi semua SDGT yang relevan, ia melibatkan berkelanjutan meletakkan cara ideal bagi penggunaan berkelanjutan. Bagaimanapun, perbaikan sistem produksi, dan didefiniskan suatu definisi lebih operasional, yang sebagai berikut:

memungkinkan penggambaran lebih jelas dari “Intensifikasi berkelanjutan dari sistem

subjek, dan sebagaimana digunakan dalam Bab produksi adalah manipulasi dari input-input ke,

F untuk metode-metode konservasi, maka dan output-ouput dari, sistem produksi

konservasi perlu menghimpun aksi-aksi yang peternakan yang ditujukan untuk

diperlukan dikarenakan penggunaan selanjutnya meningkatkan produksi dan/atau produktivitas

dari sumberdaya genetik tertentu menjadi dan/atau perubahan kualitas produksi,

terancam. Peranan konservasi adalah untuk sementara pemeliharaan integritas jangka

menjamin bahwa sumberdaya genetik unik panjang dari sistem dan lingkungan

tersedia bagi petani dan pemulia di masa depan, sekitarnya, untuk memenuhi kebutuhan-

dan konsekuensinya, konservasi dapat kebutuhan generasi manusia baik sekarang

dipertimbangkan sebagai bagian dari strategi dan di masa depan. Intensifikasi pertanian

menyeluruh untuk menggunakan SDGT dengan berkelanjutan menghargai kebutuhan dan

cara berkelanjutan untuk memenuhi kebutuhan- aspirasi masyarakat indegenious dan lokal,

kebutuhan manusia saat ini dan mendatang. memperhitungkan peran dan nilai dari

Dalam menginformasikan keputusan-keputusan sumberdaya genetik teradaptasi kondisi lokal,

pertimbangan strategi konservasi, menjadi dan mempertimbangkan keperluan-keperluan

penting untuk mengestimasi status resiko saat ini untuk mencapai keberlanjutan lingkungan

(lihat di bawah), dan juga mengidentifikasi jangka panjang dan menjangkau

ancamana-ancaman yang mungkin agroekosistem” (FAO, 2001).

breed-breed pada masa Mengalamatkan prinsip-prinsip umum ini bagi

mempengaruhi

mendatang. Yang belakangan memungkinkan penggunaan dan pengembangan SDGT adalah

intervensi-intervensi, seperti keperluan tidak semata masalah dari metodologi ilmiah, pengembangan sejumlah breed untuk tetapi memerlukan kombinasi efektip dari mempertahankan breed, untuk mengambil posisi berbagai metodologi dan teknik dengan tahap awal secara memadai. pengembangan kebijakan yang sesuai. Dalam

Pengkajian dan pembagian keuntungan dari mendukung pengembangan kebijakan, analisis-

SDGT (juga komponen-komponen dari definisi analisis ekonomi diperlukan untuk menjelaskan

FAO tentang manajemen SDGT ) adalah bagian kepentingan ekonomi dari breed-breed

kunci dari kebijakan pengembangan. teradaptasi lokal, khususnya pada perspektif Ketergantungan antara wilayah dalam batasan peternak kecil; untuk mendefinisikan nilai dari akses pada SDGT , dan pola perubahan saat ini sumberdaya genetik ternak, dan untuk dan mendatang diuraikan pada Bagian 1 – Bab membandingkan strategi-strategi manajemen

C. Pengembangan bioteknologi (sebagai berbeda. Satu tinjauan luas dari metode-metode

diuraikan dalam Bab C dan F) memfasilitasi penilaian ekonomi disajikan pada Bab E.

perubahan dan penggunaan sumberdaya Kesulitan lain dikaitkan dengan konsep genetik, memulai deteksi gen-gen pengatur sifat- pemanfaatan, adalah pembedaannya secara sifat fungsional, dan menghadirkan peluang-

drift) (Woolliams, 2004). Laju inbreeding sering keuntungan (access and benefit sharing/ABS) di

dilihat dari ukuran populasi efektip (Ne). Dengan masa mendatang. Kontribusi dari metodologi-

Ne meningkat ∆F menurun, diformulasikan metodologi yang dikembangkan dalam ilmu sebagai, Ne = 1/(2 ∆F). sosial dan politik yang bisa memformulasi

Nilai Ne dalam suatu populasi sering didekati kebijakan-kebijakan memadai untuk ABS, dari persamaan dasar Ne = 4MF/(M+F) dimana bagaimanapun diluar cakupan diskusi ini.

M dan F adalah jumlah dari jantan dan betina bibit. Metode mendasarkan pada asumsi bahwa perkawinan antara hewan dalam kelompok ini

3 Klasifikasi status resiko

dilakukan secara acak. Meskipun demikian, asumsi ini jarang diterapkan pada populasi

Suatu kajian dari satus resiko breed atau ternak, disebabkan beberapa individu memberi populasi merupakan elemen penting dalam sumbangan keturunan dalam jumlah tidak perencanaan manajemen SDGT . Status resiko

proporsional pada generasi berikutnya. Pada dari suatu breed menginformasikan pengguna kondisi perkawinan yang diatur, sebagai contoh

apakah, dan berapa penting, aksi perlu pelaksanaan program perkawinan selektif, dilakukan. Gandini et al. (2004) mendefinisikan

mempengaruhi ukuran populasi efektip. ”tingkat bahaya” sebagai ”suatu ukuran dari Sejumlah teknik untuk mengkoreksi perhitungan

kesejahteraan sehingga, dibawah kondisi dan dari berbagai faktor ini sudah dikembangkan, harapan saat ini, breed-breed bisa menjadi tetapi lebih jauh memerlukan input data (Gandini langka”. Estimasi secara akurat tingkat resiko et al., 2004). Pengkoleksian data demografi yang menjadi suatu pemahaman sulit dan tidak diperlukan untuk menghitung Ne sering menjadi menyatu antara faktor demografi dan genetik.

masalah, mungkin terdapat inkosistensi dalam Jelaslah, ukuran populasi saat ini menjadi faktor

sensus data dan registrasi betina dan keturunan, penting dalam menentukan status resiko. Suatu

beberapa betina mungkin digunakan dalam populasi kecil akan beresiko lebih besar untuk

program persilangan, dan tidak semua betina hilang dikarenakan bencana alam, penyakit bisa dikawinkan setiap tahun (Alderson, 2003).

ataupun manajemen yang tidak sesuai. Elemen lain yang dapat mempengaruhi keluaran Bagaimanapun, menghitung jumlah ternak dari estimasi status resiko adalah interval waktu semata, atau bahkan hewan bibit, tidak memberi

pada kondisi mana resiko diperhitungkan. gambaran menyeluruh dalam Disebabkan interval generasi pada spesies

mempertimbangkan status resiko. ternak berbeda, penghitungan yang dilakukan Perkawinan antara individu dengan tetua atas dasar jumlah generasi akan memberi

bersama cenderung menurunkan laju variasi prioritas berbeda dari yang dihitung berdasarkan alelik pada generasi selanjutnya. Keragaman tahun (ibid.).

genetik populasi, oleh karenanya, menurun. Beberapa implikasi dari perubahan pada Akumulasi alel-alel resesif yang merugikan dapat

ukuran populasi efektip penting untuk dicatat. mengancam ketegaran populasi yang Pada tingkat Ne yang rendah, khususnya

mempengaruhi secara negatif laju reproduksi, dibawah 100, laju kehilangan keragaman genetik dan oleh karenanya meningkatkan resiko meningkat cepat (FAO, 1992a). Sebagai contoh, kepunahan (Gandini et al., 2004; Woolliams, mendekati, 10, 4, 1.6 dan 0.8% keragaman 2004). Tingkat resiko sangat umum dinyatakan

genetik hilang dalam 10 generasi, ketika Ne dalam batasan laju inbreeding ( ∆F) dalam masing-masing sama dengan 25, 50, 125, 250

populasi, yang menjadi suatu ukuran perubahan dan 500 (ibid.). Lebih jauh, dapat dilihat dari

Dalam tahun 1992, FAO mengadakan rapat menggaris bawahi perlunya mempertimbangkan

Konsultasi Ahli untuk mengembangkan jumlah jantan bibit dalam mengkaji status resiko.

rekomendasi dalam pengkajian status resiko. Tambahan terhadap ukuran populasi efektip,

Preferensi terhadap klasifikasi status resiko tingkat resiko dikaitkan dengan tren

breed didasarkan pada konsep Ne, dikoreksi pertumbuhan populasi. Sebagai dicatat di atas,

tren ukuran populasi, tingkat pada kondisi populasi kecil, tedapat kemungkian

terhadap

perkawinan silang, tingkat kriopreservasi, dan lebih besar kejadian atau tren merugikan yang

variabilitas ukuran famili. Disarankan sepatutnya mempercepat kepunahan. Suatu ukuran dilibatkan pula jumlah peternakan dan tren dari populasi tertentu di atas resiko dari keluaran ini

jumlah peternakan (FAO, 1992a). dapat dipertimbangkan sebagai tidaklah besar Bagaimanapun, keterbatasan data dan (lihat diskusi dari ambang yang digunakan dalam

keperluan pendekatan konsisten terhadap skala berbagai klasifikasi status resiko). Semakin global memberi makna perlu diadapatsi suatu cepat suatu populasi dibentuk untuk mencapai

pendekatan lebih sederhana, didasarkan pada ukuran kritis, semakin kurang diekspose jumlah betina dan jantan bibit, dan tren ukuran terhadap resiko kelangkaan. Jelaslah, jika populasi (lihat rincian di bawah). Pada masa gambaran populasi adalah rendah dan tren

mendatang, selaras dengan ketersediaan data pertumbuhan negatif, prospek breed menjadi yang semakin lengkap, memungkinkan untuk tidak baik. Suatu faktor komplikasi bahwa laju

memperhalus metode kalkulasi untuk pertumbuhan populasi breed sering memperhitungkan faktor-faktor tersebut di atas, menunjukkan fluktuasi yang besar terhadap juga untuk menyesuaikan terhadap perhitungan waktu, khususnya dimana kondisi produksi tidak

interval generasi berbeda dari spesies berbeda. bisa dikontrol secara ketat (Gandini et al., 2004).

Untuk tujuan perencanaan dan prioritasi, akan Faktor-faktor yang mempengaruhi keragaman berguna mengklasifikasikan breed kedalam laju pertumbuhan populasi melibatkan kategori status resiko. Batasan-batasan numerik variabilitas permintaan pasar, pola-pola penyakit,

antara kategori status resiko berbeda sebagai keberadaan program-program untuk dan digunakan FAO dimaksudkan menjadi indikator kepedulian terhadap konservasi SDGT , stabilitas

pelaksanaan aksi. Satu paper yang dihadirkan ekonomi secara umum dari sektor pertanian, dan

pada Konsultasi Ahli tahun 1992 berpendapat sebaran tempat dan kepadatan populasi (ibid.).

bahwa suatu populasi berukuran antara 100 dan Hitungan peluang bahwa ukuran populasi 1.000 betina bibit ”menunjukkan bahwa populasi terletak pada suatu kisaran tertentu pada waktu

tersebut dalam kondisi bahaya atau punah. tertentu di masa datang, oleh karenanya penuh

Tanpa aksi maka ukuran populasi efektip dengan teori-teori dan kesulitan terkait dengan

tersebut dalam banyak kasus tidak memadai data. Meskipun menghadapi masalah tersebut,

dalam mencegah kehilangan genetik secara tendensi-tendensi populasi saat ini secara jelas

terus-menerus bagi generasi selanjutnya. Suatu menjadi satu faktor yang dipertimbangkan dalam

peningkatan derajat inbreeding tidak mengkaji status resiko. Tambahan terhadap terhindarkan dan mengancam vitalitas hewan. ukuran populasi keseluruhan dan laju Terdapat bahaya nyata baik kehilangan secara pertumbuhan, status resiko dari suatu populasi

spontan sebagai contoh akibat kejadian penyakit dipengaruhi faktor-faktor lain seperti jumlah secara tiba-tiba, atau disebabkan kelalaian peternakan, dan konsentrasi geografis populasi,

manusia” (FAO 1992b). Lebih jauh, suatu ukuran yang mempengaruhi keberadaan terhadap populasi kurang dari 100 betina bibit

populasi meningkat.

dilakukan untuk meningkatkan ukuran populasi. Penekanan sitem FAO seperti di atas tidak Pada tingkat ancaman ini, variabilitas genetik hanya tentang klasifikasi keberadaan status seringkali sudah menurun sehingga populasi resiko. Klasifikasi lain dikembangkan untuk tidak dapat dipertimbangkan seperti breed

Asosisasi Eropa dari Data Bank Genetik Hewan purba” (ibid.).

Produksi (the European Association of Animal Disebabkan demikian, klasifikasi berikut Production–Animal Genetic Data Bank / EAAP– dipakai oleh FAO dalam menguraikan derajat AGDB), dan sekarang digunakan oleh Sistem resiko yang dihadapi breed ternak:

Informasi Keragaman Hayati Hewan Ternak • Breed punah: pada kondisi tidak

Eropa (the European Farm Animal Biodiversity memungkinkan dalam jangka lama untuk

Information System / EFABIS) menciptakan kembali suatu populasi breed.

(http://efabis.tzv.fal.de/). Hal ini mencakup breed Punah menjadi mutlak ketika tidak terdapat

kerbau, sapi, kambing, domba, kuda, keledai, jantan bibit (semen), betina bibit (oosit),

babi dan kelinci dalam 46 negara Eropa. ataupun embrio.

Mendasarkan pada resiko genetik, sebagai • Breed kritis: satu breed dimana jumlah total

dihadirkan dengan ekspektasi laju kumulatif dari betina bibit kurang dari 100 atau jumlah

inbreeding dalam 50 tahun ( ∆F–50). Kalkulasi total dari jantan bibit kurang dari atau sama

berdasarkan persamaan Ne = 4MF/(M+F) (lihat dengan 5; atau ukuran populasi keseluruhan

diatas) dengan asumsi awalnya (EAAP–AGDB, adalah mendekati tetapi sedikit diatas 100

2005). Breed-breed diklasifikasikan kedalam dan menurun, dan persentase betina breed

satu atau lima kategori sesuai dengan ∆F–50: murni dibawah 80%.

tidak berbahaya <5%; potensial berbahaya, 5- • Breed berbahaya: suatu breed dimana

15%; berbahaya minimal, 16-25%; berbahaya jumlah total dari betina bibit antara 100 dan

26-40%; dan berbahaya secara, >40%. Breed- 1.000 atau jumlah total dari jantan bibit

breed dapat masuk kepada klas dengan resiko kurang dari atau sama dengan 20 dan lebih

lebih tinggi berdasarkan pada satu perangkat besar daripada 5; atau ukuran populasi

faktor resiko tambahan: suatu tingkat keseluruhan sangat dekat, tetapi sedikit

persilangan intensif dengan breed-breed lain; diatas 100 dan meningkat dan persentase

tren menurun dalam jumlah betina bibit; atau betina breed murni diatas 80%; atau ukuran

jumlah peternakan yang rendah (ibid.). populasi keseluruhan sangat dekat, tetapi

Dibawah Regulasi Komisi Uni Eropa No. sedikit diatas 1.000 dan menurun dan

817/2004, menetapkan ambang batas status persentase dari betina breed murni dibawah

resiko untuk tujuan-tujuan terkait pembayaran 80%.

insentif pada peternak pemelihara breed-breed • Breed menuju kritis dan breed menuju

terancam. Kalkulasi berdasarkan jumlah betina berbahaya: breed kritis atau berbahaya

bibit yang dijumlahkan sepanjang negara-negara dipelihara oleh suatu program konservasi

di Uni Eropa. Ambang batas terpisah masyarakat aktif atau dalam satu fasilitas

dikembangkan untuk setiap spesies: sapi – komersial atau penelitian.

7.500, domba – 1.000, kambing – 10.000, kuda – • Breed tidak berisiko: satu breed dimana

5.000, babi – 15.000 dan spesies burung – jumlah total dari betina atau bibit kawin

25.000. Sejumlah argumen dapat dipakai untuk masing-masing lebih besar dari 1.000 dan

mendukung ambang batas yang agak tinggi. 20; atau ukuran populasi mendekati 1.000

Gandini et al. (2004) mencatat di Eropa konteks dan persentase betina breed murni

suatu breed dengan 1.000 atau lebih betina bibit secara umum dengan sendirinya bisa

farm animal genetic resources. Executive Brief.

populasi dari kehilangan keberlanjutannya Rome. dibandingkan penyimpanannya.

FAO. 2001. Preparation of the first report on the state

Breed Langka Internasional dari of the world’s animal genetic resources. Guidelines Organisasi

for the development of country reports. Rome.

Non Pemerintah (NGO) juga mengembangkan suatu sistem berdasarkan pada jumlah betina FAO. 2003. Defining livestock breeds in the context of

community-based management of farm animal

breed murni teregistrasi, yang mengklasifikasi

genetic resources, by J.E.O. Rege. In Community-

breed prioritas kedalam empat karegori: kritis,

based management of farm animal genetic

berbahaya, terancam dan beresiko (Alderson,

resources. Proceedings of the workshop held in Mbabane, Swaziland, 7–11 May 2001. Rome.

2003). Faktor-faktor lain (jumlah dari unit perkawinan, jumlah galur jantan yang tidak Gandini, G.C., Ollivier, L., Danell, B., Distl, O.,

berhubungan, Georgoudis, A., Groeneveld, E., Martyniuk, E., van tren populasi, jarak antara unit

Arendonk, J.A.M. & Woolliams, J.A. 2004. Criteria to

perkawinan yang besar), yang idealnya

assess the degree of endangerment of livestock

dilibatkan dalam suatu estimasi status resiko,

breeds in Europe. Livestock Production Science,

tidak dipertimbangkan dalam kaitan 91(1-2): 173–182. menghindarkan kerumitan kalkulasi secara Hammak, S.P. 2003. Creating cattle breeds and berlebihan (ibid.).

composites. College Station Texas. Texas Cooperative Extension, Texas A & M University.

Köhler-Rollefson, I. 1997. Indigenous practices of animal genetic resource management and their

Daftar Pustaka

relevance for the conservation of domestic animal diversity in developing countries. Journal of Animal

Alderson, L. 2003. Criteria for the recognition and Breeding and Genetics, 114: 231–238. prioritisation of breeds of special genetic importance.

Animal Genetic Resources Information, 33: 1–9. Lush, J.L. 1994. The genetics of populations. Iowa Agriculture and Home Economics Experiment

Convention on Biological Diversity (CBD). Convention Station. Special Report 94. Ames, Iowa, USA. Iowa Text. Article 2. Use of Terms. Concluded at Rio de

State University.

Janeiro, 5 June 1992. (available at www.biodiv org/convention/convention.shtml).

Woolliams, J.A. 2004. Managing populations at risk. In G. Simm, B. Villanueva, K.D. Sinclair & S. EAAP–AGDB. 2005. Factors used for assessing the

Townsend, eds. Farm animal genetic resources, pp. status of endangerment of a breed. European

85–106. British Society for Animal Science, Association of Animal Production – Animal Genetic

Publication 30. Nottingham, UK. Nottingham Data Bank. (available at www.tiho-hannover.

University Press.

de/einricht/zucht/eaap/). FAO. 1992a. Monitoring animal genetic resources and

Perundang-undangan Eropa

criteria for prioritization of breeds, by K. Maijala. In J. Hodges, ed. The management of global animal

COMMISSION REGULATION (EC) No 817/2004 of 29 genetic resources, Proceedings of an FAO Expert

April 2004 laying down detailed rules for the Consultation, Rome, Italy, April 1992, Animal

application of Council Regulation (EC) No Production and Health Paper No. 104. Rome.

1257/1999 on support for rural development from FAO. 1992b. The minimum number of preserved

the European Agricultural Guidance and Guarantee populations, by I. Bodó, In J. Hodges, ed. The

Fund (EAGGF). http://europa.eu.int/eurlex/pri/en/oj/ management of global animal genetic resources. dat/2004/l_153/l_15320040430en00300081.pdf

Proceedings of an FAO Expert Consultation, Rome, COUNCIL DIRECTIVE 77/504/EEC of 25 July 1977 on Italy, April 1992, Animal Production and Health

pure- bred breeding animals of the bovine species. Paper No. 104. Rome.

http://europa.eu.int/smartapi/cgi/sga_doc?smartapi! FAO. 1995. Global impact domain – animal genetic

celexapi!prod!CELEXnumdoc&lg=EN&numdoc=319 resources, by E.P. Cunningham. Rome. 77L0504&model=guichett

Bab B

Metoda Karakterisasi

1 Pendahuluan

2 Karakterisasi sebagai dasar

sumberdaya genetik ternak pembuatan keputusan

Karakterisasi

( SDGT ) menekankan pada berbagai aktivitas Suatu pertimbangan kunci bagi manajemen terkait dengan identifikasi, deskripsi kuantitatif SDGT di tingkat nasional adalah apakah, pada dan kualitatif, dan dokumentasi dari populasi-

suatu waktu tertentu, suatu populasi dari breed populasi breed dan habitat alami serta sistem tertentu dengan sendirinya akan berkelanjutan produksi dimana mereka beradaptasi atau tidak

atau pada kondisi beresiko. Pengkajian pertama ini (survey baseline beradaptasi. Tujuannya adalah untuk 2 ) dari status breed/populasi mendapatkan pengetahuan lebih baik tentang didasarkan pada informasi: SDGT , potensinya saat ini dan mendatang untuk

• ukuran dan struktur populasi; keperluan pangan dan pertanian dalam

• distribusi geografi;

lingkungan terdefinisi, serta statusnya saat ini • keragaman genetik dalam breed; dan sebagai populasi dari breed berbeda (FAO,

• keterkaitan genetik antara breed-breed 1984; Rege, 1992). Karakterisasi pada tingkat

ketika populasi ditemukan di lebih satu nasional meliputi identifikasi SDGT negara

negara (sebagai misal domba Djallonke di berikut survei sumberdaya genetiknya. Proses

Barat Afrika

melibatkan juga dokumentasi sistematis dari Jika suatu breed/populasi tidak pada status informasi-informasi yang dikumpulkan sehingga

beresiko, maka tidak diperlukan segera memungkinkan untuk kemudahan akses. pelaksanaan aksi konservasi. Meskipun

Kegiatan karakterisasi sepatutnya berkontribusi demikian, sebagai bagian dari rencana pada tujuan dan prediksi nyata performa hewan

pengembangan ternak nasional, keputusan perlu dalam lingkungan terdefinisi, sehingga diambil pada apakah suatu program perbaikan

memungkinkan pembandingan performa genetik diperlukan – untuk merespon, sebagai potensial dalam berbagai sistem produksi yang

misal, terhadap perubahan kondisi pasar. luas. Berdasarkan pertimbangan ini, dengan Keputusan yang mempertimbangkan program

demikian, tidak hanya mengakumulasikan perbaikan seperti ini terutama dipandu oleh catatan-catatan yang ada saja.

informasi manfaat dan keuntungan bagi peternak Informasi yang dilibatkan sepanjang proses dan perhimpunan-perhimpunan dalam jangka

karakterisasi mencakupan kisaran elemen panjang. terkait, melibatkan peternak, pemerintah baik

Ketika suatu breed/populasi ditemukan pada nasional dan regional, demikian pula badan kondisi beresiko, strategi konservasi aktif harus

internasional untuk sampai pada pembuatan diimplementasikan atau akan berakibat keputusan informatif bagi prioritas kepentingan

manajemen SDGT (FAO, 1992; FAO/UNEP, 2 Informasi baseline dikaitkan terhadap populasi hewan dengan target 1998). Keputusan dari kebijakan semacam ini tertentu pada suatu periode tertentu dan dalam lingkungan produksi yang bertujuan mempromosikan pengembangan lebih

diberikan. Tergantung tingkat perubahan, deskripsi ini bisa memerlukan

lanjut pembaharuan sekitar satu generasi. Studi baseline sepatutnya SDGT yang menjamin bahwa sumberdaya

mengkarakterisasi tampilan fenotipik dan molekuler dari betina dan jantan

genetik dikonservasi untuk kepentingan generasi

bibit dalam populasi. Sekitar 100 betina dewasa dan sekitar 30 jantan

kini dan mendatang. dewasa diperlukan untuk karakterisasi fenotipe, tetapi sekitar sepertiga

ukuran ini mencukupi untuk estimasi keragaman molekuler.

sepatutnya diambil pada tingkat regional. prioritas breed. Keputusan bisa mendasarkan Dengan demikian, Institusi/organisasi dengan pada variasi genetik, sifat adaptasi, nilai relatif

koordinasi regional, dan kebijakan-kebijakan bagi pangan dan pertanian, atau nilai-nilai nasional pendukung, diperlukan dalam historis dan kultural dari breed-breed yang memfasilitasi keputusan-keputusan semacam ini dipertanyakan. Informasi ini juga diperlukan dan untuk mengimplementasikan aksi. Sampai untuk memutuskan, apakah strategi in vivo atau

saat ini, tercatat hanya beberapa contoh aksi in vitro atau suatu kombinasi keduanya akan dari banyak negara dalam manajemen SDGT . dimunculkan guna memperoleh pendekatan

GAMBAR 47

Informasi yang diperlukan untuk merancang strategi manajemen

memaksimasi keragaman yang dikonservasi sepatutnya melibatkan:

untuk keuntungan generasi manusia di • deskripsi karakteristik fenotipe tipikal dari

masa mendatang);

populasi breed, melibatkan gambaran fisik • asal dan pengembangan breed-breed; dan dan penampakan, sifat-sifat ekonomi

• karakteristik-karakteristik genetik unik (atau (misalnya pertumbuhan, reproduksi dan

fenotipik jika sifat-sifat genetik tidak produksi/kualitas) dan sejumlah ukuran

diketahui) dan signifikansinya terhadap (misalnya kisaran) dari variasi sifat ini –

penentuan produksi saat ini atau yang fokus umumnya pada produktivitas dan

diantisipasi

sumbangan adaptasi dari breed-breed; Para pengambil keputusan nasional • deskripsi lingkungan produksi (Kotak 68),

memerlukan identifikasi breed-breed pada hal baik habitat asal dan sistem produksi pada

mana program-program perbaikan genetik akan kondisi populasi dipelihara – beberapa breed

menjadi sangat menguntungkan. Program- dipelihara lebih dari satu sistem produksi,

program tersebut dapat melibatkan breed-breed dalam sejumlah negara, dan sering diluar

yang diklasifikasikan berdasarkan resiko, dan area geografinya;

bagian bentuk dari suatu program konservasi. • dokumentasi berbagai karakteristik khusus

Investasi untuk pengembangan breed (gambaran unik) dari populasi dalam

sepatutnya diperkuat dengan pengembalian batasan adaptasi dan produksi – melibatkan

investasi secara memadai. Hal ini ditentukan respon terhadap stres lingkungan

berdasarkan tingkat performans, kharakteristik (kemungkinan penyakit dan parasit, iklim

adaptasi khusus dan/atau manfaat dan nilai ekstrim, kualitas pakan rendah, dan

spesifik dari breed-breed dalam suatu sebagainya);

lingkungan produksi yang diberikan atau dalam • gambaran jantan dan betina tipikal dalam

kaitan antisipasi perubahan lingkungan produksi lingkungan produksi tipikal mereka;

(melibatkan kondisi pasar). Dengan demikian, • pengetahuan indigenious yang relevan

data performans, deskripsi sifat-sifat dan nilai- (melibatkan tetapi tidak dibatasi

nilai dengan manfaat tertentu, dan deskripsi rinci pengetahuan spesifik gender) dari strategi-

lingkungan produksi umum menjadi esensial strategi manajemen tradisional yang

dalam menuntun keputusan program digunakan masyarakat dalam pemanfaatan

pengembangan breed.

keragaman genetik dari ternak mereka; Seperangkat informasi yang diperlukan bagi • deskripsi manajemen berjalan (utilisasi dan

pengembangan program pemuliaan bersesuaian konservasi) dari aksi dan pengguna yang

juga memberikan pilihan breed untuk terlibat; dan

dipertimbangkan karena perubahan lingkungan • deskripsi berbagai hubungan genetik yang

produksi, apakah melalui perubahan faktor-faktor diketahui antara breed-breed dalam atau

budidaya, kondisi pasar, preferensi budaya, atau diluar negara.

biofisikal (misal stres iklim atau kemungkinan Untuk menambah informasi terdata bagi kedua

penyakit). Demikian pula, informasi ini diperlukan cara (konservasi dan pengembangan), informasi

dalam merancang skema pemulihan SDGT tambahan berikut berguna dalam menuntun disebabkan adanya kejadian bencana alam, pilihan prioritas breed dan area geografi dari outbreak penyakit atau kerusuhan di program konservasi:

masyarakat. Pemulihan dapat • perbedaan genetik dari breed-breed dan

signifikansinya terhadap total keragaman

Kotak 68 Penggambaran lingkungan produksi bagi sumberdaya genetik ternak

Gambaran menyeluruh dari lingkungan produksi adalah berkembang memiliki kapasitas sangat kecil untuk esensial dalam pembuatan data performans dan untuk

mengumpulkan dan menganalisis variabel-vatiabel memahami adaptasi khusus dari breed/populasi.

lingkungan produksi, dan bahwa, suatu sistem diskripsi Ketegaran adaptasi dari breed-breed merupakan hal

yang kurang kompleks mungkin, oleh karenanya, lebih yang kompleks dan sulit untuk diukur secara langsung,

disukai sehingga akan lebih banyak digunakan. tetapi dapat dikarakterisasi secara langsung dengan cara

Disamping pertimbangan ini, sistem yang diajukan menggambarkan variabel-variabel utama (kriteria) yang

memerlukan informasi sangat terperinci. Suatu mempengaruhi suatu gen pool hewan (breed) sepanjang

pendekatan yang kurang rinci dan lebih pragmatis dalam waktu, dan mungkin memaksimasi ketegaran

menggambarkan sistem produksi kemungkinkan dapat adaptasinya pada lingkungan tersebut. Oleh karenanya,

memfasilitasi upaya-upaya untuk menjembatani gap besar suatu deskripsi (yang dikembangkan) dari lingkungan

yang ada dalam dokumentasi breed. Bagaimanapun, produksi secara ekstrem akan sangat berharga, dalam

suatu pendekatan terperinci sepatutnya didorong setiap upaya memahami lebih baik ketegaran adaptif komparatif

saat agar menjadi mungkin.

dari SDGT spesifik. Sistem yang didapatkan pada pertemuan di Armidale Pada Januari 1998, satu kelompok ahli bertemu di

nampaknya menjadi upaya pertama untuk Armidale, Australia, dan menyampaikan pendekatan

mengembangkan seperangkat gambaran lingkungan sangat terperinci dan terstruktur baik, menggunakan lima

produksi (production environmant descriptors / PEDs) kriteria utama untuk mengkarakterisasi kebanyakan, jika

untuk penggunaan karakterisasi dari breed-breed ternak. tidak semua, lingkungan-lingkungan produksi, untuk

Data dasar dari Sistem Informasi Sumberdaya genetik semua spesies hewan yang digunakan bagi pangan dan

ternak Domestik (the Domestic Animal Genetic Resources pertanian. Lima kriteria tersebut adalah: iklim; batasan

Information System / DAGRIS), yang dikembangkan oleh wilayah, penyakit, kekompleksan penyakit dan parasit,

Institusi Penelitian Ternak Nasional (the International ketersediaan sumberdaya; dan intervensi manajemen

Livestock Research Institure / ILRI) melibatkan satu (FAO, 1998). Pada tingkatan hirarki kedua, tiga sampai

wilayah yang disediakan sebagai ”habitat” dari setiap tujuh indikator dari setiap kriteria diformulasikan untuk

breed , tetapi tidak ada seperangkat struktur pada mengkarakterisasi (misal menguraikan dan mengukur

pemasukkan, dan informasi yang dilibatkan sampai kini variabel-variabel dalam) lingkungan produksi. Untuk

sangat terbatas. Data dasar dari ”Breed-breed Ternak” setiap indikator dua atau lebih pembuktian diidentifikasi

dari Universitas Negara Bagian Oklahoma melibatkan untuk menspesifikasi atau mengukur setiap indikator.

sejumlah informasi lingkungan produksi, tetapi sekali lagi Workshop mencatat bahwa banyak negara-negara

disini tidak berdasarkan pada seperangkat penggambaran yang jelas.

berdasarkan pada ketersediaan SDGT dalam satu breed lokal spesifik, tetapi suatu organisasi negara, dari negara-negara lain dalam region, regional atau internasional memutuskan bahwa atau dari region lain di dunia. Dalam semua breed tersebut adalah sumberdaya genetik yang kasus, skema pemulihan sepatutnya unik, dan hal ini menjadi perhatian dunia untuk mendapatkan hewan dengan adaptasi terbaik mengkonservasinya. terhadap lingkungan produksi pada kondisi mana mereka akan diintrodusikan.

Keputusan-keputusan manajemen bisa 3 Alat-alat untuk karakterisasi

berbeda dalam tipe dan jangkauan untuk taraf subnasional, nasional, regional dan

3.1 Survei

internasional. Disini, oleh karenanya, menjadi Survei dilakukan sebagai upaya mengumpulkan penting bahwa informasi relevan terhadap data sistematis untuk mengidentifikasi populasi karakteristik breed dapat diakses oleh pembuat

breed dan menjelaskan karakterisasi teramati, keputusan pada semua tingkatan. Sebagai sebaran geografi, serta lingkungan produksinya. contoh, dapat terjadi bahwasanya satu negara

Survei baseline cukup dilakukan sekali, memutuskan tidak menginvestasi konservasi dari

sedangkan beberapa elemen dari survei

memulai koleksi data pada tahun 1980-an dan telah mengembangkan daftar menyeluruh dari kemudian membangun sistem informasi data gambaran hewan dan lingkungan untuk dipakai

terkomputerisasi pertama sebagai EAAP-AGDB. sebagai suatu panduan karakterisasi terstandar

ILRI, dalam kerjasama dengan FAO (Rowlands dari kegiatan karakterisasi di berbagai tingkatan

et al ., 2003) telah mengembangkan dan menguji (FAO, 1986a,b,c). Bagaimanapun, gambaran-

suatu pendekatan pengumpulan dan koleksi gambaran tersebut terlalu kompleks untuk informasi pada taraf breed secara on farm di diaplikasikan secara universal. Dalam Zimbabwe. Pendekatan yang sama diterapkan di memahami fakta ini, FAO telah mengembangkan

Ethiophia. Suatu pelajaran kunci dari kerja ini format yang disederhanakan untuk koleksi data

adalah dibutuhkan persyaratan logistik dan

TABEL 97

Informasi tercatat pada spesies mamalia dalam bank data dunia untuk sumberdaya genetik ternak

• INFORMASI UMUM • KUALITAS KHUSUS Spesies

Kualitas khusus produk Nama breed (kebanyakan nama umum dan nama

Karakteristik kesehatan khusus lokal lainnya)

Adaptabilitas pada lingkungan spesifik Distribusi

Karakteristik reproduksi khusus • DATA POPULASI

Kualitas khusus lainnya Informasi populasi dasar :

• KONDISI MANAJEMEN Tahun koleksi data

Sistem manajemen

Total ukuran populasi (kisaran atau jumlah pasti)

Mobilitas

Reliabilitas data populasi Pemberian pakan dewasa Tren populasi (meningkat, stabil, menurun)

Periode Pengandangan Gambaran populasi berdasarkan (sensus/survei pada

Kondisi Manajemen Khusus taraf spesies/breed atau estimasi)

• KONSERVASI IN SITU

Informasi Perkembangan Populasi

Gambaran program konservasi in situ Jumlah dari betina dan jantan bibit Persentase betina dikawinkan terhadap jantan pada

• KONSERVASI EX SITU breed yang sama persentase jantan yang dipakai

Semen tersimpan dan jumlah jantan yang dalam perkawinan

dihadirkan

Jumlah betina teregistrasi dalam buku Embrio tersimpan dan jumlah induk dan interval peternakan/registrasi

kelahiran

Penggunaan inseminasi buatan dan penyimpanan Deskripsi program konservasi ex situ semen dan embrio Jumlah peternakan dan rataan ukuran peternakan

• PERFORMANS

Berat lahir

• MANFAAT UTAMA Umur saat dewasa kelamin Terdaftar berdasarkan urutan kepentingan

Rataan umur mengawinkan jantan • ORIGIN DAN PENGEMBANGAN Umur melahirkan pertama dan interval kelahiran Lama hidup produktif Status domestikasi saat ini (domestikasi/liar/feral )

Produksi susu dan lama laktasi (mamalia) Klasifikasi taksonomi (breed/varietas/strain/line)

Lemak susu

Origin (deskripsi & tahun)

Daging halus

Impor

Pertumbuhan harian

Tahun pengembangan buku peternakan

Berat karkas

Organisasi pemonitoring breed (alamat) Dressing percentage • MORPHOLOGI

Kondisi manajemen pada kondisi performans diukur

Tinggi dan berat dewasa

Jumlah dan bentuk/ukuran tanduk

Warna

Sifat yang terlihat spesifik

Rambut dan/atau tipe wol

Sumber : FAO/UNEP (2000)

Informasi tercatat untuk spesies burung dalam bank data dunia untuk sumberdaya genetik ternak

• INFORMASI UMUM

• KUALITAS KHUSUS

Spesies

Kualitas khusus produk

Nama breed (kebanyakan nama umum dan nama Karakteristik kesehatan khusus lokal lainnya)

Adaptabilitas pada lingkungan spesifik Distribusi

Karakteristik reproduksi khusus • DATA POPULASI

Kualitas khusus lainnya

Informasi populasi dasar : • KONDISI MANAJEMEN Tahun koleksi data

Sistem manajemen

Total ukuran populasi (kisaran dan gambaran pasti)

Mobilitas

Reliabilitas data populasi Pemberian pakan dewasa Tren populasi (meningkat, stabil, menurun)

Periode Pengandangan

Gambaran populasi berdasarkan (sensus/survei pada Kondisi Manajemen Khusus taraf spesies/breed atau estimasi)

• KONSERVASI IN SITU

Informasi Perkembangan Populasi

Jumlah dari betina dan jantan bibit Gambaran program konservasi in situ Persentase betina dikawinkan terhadap jantan pada

• KONSERVASI EX SITU breed yang sama persentase jantan yang dipakai

Semen tersimpan dan jumlah jantan yang dalam perkawinan

dihadirkan

Jumlah betina teregistrasi dalam buku Deskripsi program konservasi ex situ peternakan/registrasi Penggunaan inseminasi buatan dan penyimpanan

• PERFORMAN

semen dan embrio Umur saat dewasa kelamin Jumlah peternakan dan rataan ukuran peternakan

Umur saat bertelur pertama dan interval bertelur • MANFATAN UTAMA

Lama hidup produktif Jumlah telur per tahun

Terdaftar berdasarkan urutan kepentingan

Pertumbuhan harian

• ORIGIN DAN PENGEMBANGAN

Berat karkas

Status domestikasi saat ini (domestikasi/liar/feral )

Dressing percentage

Klasifikasi taksonomi (breed/varietas/strain/line) Kondisi manajemen pada kondisi performans Origin (deskripsi dan tahun)

diukur

Impor

Tahun pengembangan buku peternakan

Organisasi pemonitoring breed (alamat)

• MORPHOLOGI

Sumber : FAO/UNEP (2000)

Bobot hidup dewasa Pola warna bulu Pola bulu Warna kulit Warna shank dan kaki Tipe jengger Warna sel telur Sifat yang terlihat spesifik

waktu secara ekstensif untuk survei ternak, dan pengembangan/evolusi dari breed, manajemen dan analisis data, secara kasar gambaran morfologi tipikal, rataan performans, dapat diestimasi. Juga ditemukan bahwa karakteristik khusus, dan aktivitas konservasi keluaran dari teknik-teknik survei multivariate berjalan. perlu diuji dengan kelengkapan studi genetik molekuler (Ayalew et al., 2004).

3.2 Monitoring

Mendasarkan pada strategi global untuk Perubahan-perubahan pada ukuran dan struktur manajemen SDGT, tercakup sepuluh kategori

populasi perlu didokumentasi secara teratur variabel dalam survei SDGT, melibatkan untuk semua breed. Hal ini sepatutnya dilakukan informasi populasi breed dasar dan yang secara tahunan atau dua tahunan, dikarenakan dikembangkan, manfaat utama dari breed, asal

aplikasi teknologi reproduksi modern,

ukuran populasi dan lokasi geografi saat ini.

Monitoring dari spesies dilakukan paling Pada populasi tersebut, penghitungan teratur sedikit sekali per generasi, khususnya pada dan sederhana dan pencatatan ukuran-ukuran breed yang diklasifikasikan dalam status populasi aktual mungkin akan memadai dan beresiko atau potensial menjadi beresiko. Hal ini

diperoleh dari pihak-pihak yang langsung terlibat. memerlukan survei-survei dengan interval sekitar

Populasi yang besar dan terdistribusi luas dapat delapan tahun untuk kuda dan keledai, lima dilakukan pengembangan stratifikasi sampel, tahun untuk sapi, kerbau, domba dan kambing,

dimana suatu bagian dari populasi dalam setiap tiga tahun untuk babi dan dua tahun untuk region geografi yang besar dari negara spesies unggas.

dimonitor. Kurangnya cara yang mudah dan Saat ini, sangat banyak konsensus ternak di

aplikatif dalam pengumpulan data, kekurangan tingkat nasional tidak berisi data pada tingkat tenaga pelatih untuk melakukan kajian, dan breed , dan tidak dilakukan pencatatan teratur kurangnya kepedulian pada bagian pengambil dari jumlah populasi breed-breed. Spesies dan

keputusan dan pelaksana terkait breed yang diklasifikasikan berstatus resiko mempertimbangkan pentingnya informasi sepatutnya dimonitor secara teratur. Monitoring

tersebut, memunculkan kendala-kendala ini sepatutnya bisa dipakai sebagai dasar untuk

penting.

peringatan dini di tingkat nasional. Pada setiap negara mungkin terdapat Informasi yang dikumpulkan selama kegiatan

kesempatan untuk memonitor SDGT untuk monitoring memungkinkan dilakukan koreksi mengambil manfaat dari kegiatan-kegiatan yang pada rencana manajemen SDGT. Program-

ada, dan oleh karenanya secara nyata program monitoring perlu dirancang dengan hati-

menghindarkan tambahan biaya. Sensus-sensus hati sehingga dapat menjadi umpan balik bagi

ternak nasional menawarkan kesempatan yang petani, manajer dan penguna lainnya. baik. Juga mungkin untuk membangun stasiun- Pendekatan monitoring perlu fleksibel; dan stasiun monitoring yang efektip pada lokasi- kegiatan-kegiatan oleh pelaku berbeda perlu lokasi dimana ternak dijual atau diperdagangkan, dikoordinasi dengan baik, sebagaimana grup-

seperti tempat lelang dan pasar lokal. grup berbeda akan memonitor parameter-

Pendekatan ini dapat secara signifikan parameter berbeda. Sebagai contoh, petani mengurangi biaya dalam upaya monitoring mungkin berharap memonitor parameter ternak. Bagaimanapun, fokus pada ternak-ternak produksi; manajer sumberdaya mungkin yang diperdagangkan mungkin tidak secara berharap memonitor kelengkapan inventarisasi akurat mencerminkan struktur dari populasi- breed ; dan administratur mungkin berharap populasi target yang ada di peternakan. Di memonitor efektivitas biaya dari berbagai negara-negara dimana grup-grup petani, program. Monitoring juga diperlukan dalam perhimpunan-perhimpunan

breed , atau evaluasi kemajuan pelaksanaan dari rencana kumpulan peternakan dan studi berada, aksi, dan untuk mengidentifikasi prioritas-

pelibatan registrasi dapat menjadi cara sangat prioritas baru, isu-isu dan kesempatan-

efektip untuk memonitor breed tertentu. Mugkin kesempatan.

diperoleh pula kesempatan-kesempatan untuk Monitoring dapat menjadi aspek sangat mahal

mengkombinasikan aktivitas monitoring dengan dari manajemen SDGT. Bagaimanapun, jika tugas-tugas dari petugas pemerintah yang ada. negara-negara melakukan pendekatan strategis

Sebagai misal, para biologis hewan-hewan liar, dalam monitoring, dan mengambil manfaat dari

bisa membantu memonitoring populasi ternak

keragaman genetik dalam dan antara populasi pemeriksaan pangan olahan atau melakukan hewan, dan untuk menentukan hubungan pelayanan veteriner. Semua pilihan ini, genetik antara populasi-populasi tersebut. Lebih bagaimanapun harus diperlakukan dengan spesifik, hasil dari kerja laboratorium dipakai pertimbangan kehati-hatian dari potensial bias.

untuk:

Nilai informasi yang diperoleh berdasarkan • menentukan parameter keragaman dalam kegiatan-kegiatan yang ada perlu diboboti

dan antara breed;

dengan informasi-informasi tambahan, tetapi • identifikasi lokasi geografis dari populasi biaya juga lebih besar, dikaitkan dengan survei-

tertentu dari asal usul genetik berbeda; survei yang secara khusus dirancang dan

• melibatkan informasi hubungan evolusi diadakan untuk memonitor SDGT.

(pohon filogenetik) dan klarifikasi pusat dari Ketika terdapat langkah maju pelibatan data

lintas asal usul dan migrasi; pada tingkat breed dalam sensus ternak

• implementasi kegiatan pemetaan gen nasional, program global berikutnya untuk

melibatkan identifikasi dari gen-gen karier sensus pertanian (diproduksi FAO setiap

yang tidak diketahui;

sepuluh tahun untuk memandu negara-negara • identifikasi tetua dan hubungan genetik melakukan sensus pertanian mereka) (FAO,

(misal sidik jari DNA) dalam populasi, 2006) mendorong negara-negara mengkoleksi

• mendukung pengembangan genetika dan mencatat data ternak pada taraf breed.

pembantu marka dari populasi hewan; dan • mengembangkan repositori DNA untuk

penelitian dan pengembangan (FAO, 2005). Karakterisasi genetik pada tingkat molekular

3.3 Karakterisasi molekular genetik

• dalam populasi dengan keterbatasan atau mengekplorasi polimorfisme molekul-molekul

ketiadaan informasi silsilah dan struktur protein terpilih dan penciri-penciri DNA dalam

populasi, marka molekular dapat juga hubungannya mengukur variasi genetik di tingkat

dipakai untuk mengestimasi ukuran populasi populasi. Disebabkan rendahnya tingkat

efektip (N e ).

polimorfisme di tingkat protein yang diamati, dan Pada ketiadaan data karakterisasi breed karena penerapan terbatas pada studi secara menyeluruh dan dokumentasi dari asal keragaman genetik, polimorfisme di tingkat DNA

usul populasi pemuliaan, informasi marka menjadi marka pilihan untuk karakterisasi molekuler bisa memberi cara termudah untuk genetik molekular (Lihat Bab C).

estimasi keragaman genetik dalam dan antar Proses dari karakteriasi genetik molekular dari seperangkat populasi tertentu. meliputi sampling lapangan dari material genetik (sering sampel darah atau akar rambut),

3.4 Sistem informasi

ekstraksi laboratorium DNA sampel, Sistem informasi data dasar dapat melayani penyimpanan DNA, pengujian laboratorium serangkaian tujuan berbeda, tetapi secara (misal genotyping atau sekuensing), analisis kolektif berisi informasi penting untuk pembuatan data, penulisan catatan, dan penyimpanan data

keputusan, penelitian, pelatihan, perencanaan dasar informasi genetik molekular. Sampling dan program evaluasi, catatan kemajuan dan analisis molekular mungkin dikombinasikan kepedulian publik. Sistem informasi secara dengan surveying dan/atau monitoring, normal meliputi hardware, software (aplikasi- sebagaimana informasi molekular itu sendiri aplikasi), data (informasi) terorganisir dan tidak bisa dipakai untuk keputusan pemanfaatan

fasilitas-fasilitas komunikasi. Sistem informasi (utilisasi) dan konservasi.

tersebut dapat dioperasikan baik secara manual

pada lingkungan yang sulit.

mesin desktop tunggal, atau suatu jaringan Data dasar nasional dari keragaman hewan komputer. Alternatifnya, dapat dalam internet, domestik merupakan alat perencana esensial. yang memungkinkan akses eksternal untuk Data tersebut menghadirkan status saat ini dari melihat, atau, dalam kasus sistem interaksi pengetahuan akan ukuran distribusi, status, dan dinamis, memperbaharui informasi.

penggunaan nilai SDGT. Data tersebut juga Tujuan menyeluruh dari sistem informasi memungkinkan akses terhadap informasi pada adalah untuk memungkinkan dan mendukung aktivitas manajemen yang direncanakan dan pembuatan keputusan dalam hubungannya yang berjalan, lebih jauh, memfasilitasi dengan nilai SDGT saat ini dan potensi identifikasi gap dari informasi yang ada. penggunaannya di masa mendatang, oleh

Saat ini, sejumlah sistem informasi elektronik berbagai pihak pengguna, melibatkan pembuat

domain-publik untuk keragaman genetik hewan kebijakan, praktisi pengembang, petani dan bisa terakses secara mendunia dan berisi data peneliti. Dengan demikian, mereka perlu dari lebih satu negara. Dua diantaranya – Sistem menyatukan alat pendukung keputusan penting

Informasi Keragaman Genetik Ternak Domestik untuk memenuhi kebutuhan pengguna di tingkat

(the Domestic Animal Diversity Information subnasional, nasional, subregional, regional dan

System/DAD-IS) dan the European Farm Animal dunia. Bagaimanapun, pengguna yang Biodiversity Information System (EFABIS) mengoperasikan pada hierarki atau tingkat (sebelumnya EAAP-AGDB) – adalah dikaitkan berbeda disini secara individu akan memiliki dengan sistem informasi dunia dari FAO untuk tujuan berbeda, dan akan tertarik pada aspek-

SDGT. Sistem Informasi Sumberdaya genetik aspek berbeda dari data yang diisikan pada ternak Domestik (the Domestic Animal Genetic sistem informasi. Sebagai misal, pengguna yang

Resources Information System /DAGRIS), yang beroperasi pada taraf regional atau dunia akan

dikelola oleh ILRI merupakan suatu data dasar lebih tertarik sepanjang wilayah distribusi breed,

dari sintesa informasi penelitian dari literatur sepanjang wilayah pasar ternak, resiko penyakit

terpublikasi atau tidak terpublikasi. Sistem antar wilayah, dan pertukaran plasma nutfah informasi breed-breed ternak dari Universitas antara wilayah. Sebaliknya, isu-isu lebih relevan

Negara Bagian Oklahoma memberi ringkasan bagi pengguna pada taraf nasional dan jelas dari asal usul breed, karakterisik dan subnasional (lokal) adalah ukuran populasi kegunaan. Isi dari sistem informasi ini diuraikan breed , struktur peternakan/flok, tingkat produksi

dalam Kotak 69.

dan stres dikaitkan dengan lingkungan. Saat ini, sumber informasi memiliki fasilitas- Keterkaitan dan pertukaran informasi antara fasilitas untuk penelusuran sederhana hanya hierarki, sebaik halnya sumber informasi berdasarkan negara dan breed. Idealnya, eksternal dapat menambah nilai dari sistem fasilitas informasi tersebut memiliki banyak informasi. Data dasar pelengkap bisa merubah

informasi penelitian sebagai telah tersedia, dan informasi melalui suatu sistem transfer data, atau

memungkinkan pengguna membuat penilaian dapat melayani sebagai “pintu gerbang” yang akan menginformasikan nilai dari setiap terhadap lainnya melalui jalur elektronik via item informasi. Jika peneliti dan para pembuat internet. Sebagai misal, data dasar SDGT keputusan dapat memperoleh informasi yang nasional dan subnasional dapat dihubungkan diperlukan, fungsionalitas dari sistem informasi dengan data dasar geografi (iklim, tanah, air dan

yang ada perlu ditingkatkan, sehingga landskap). Keterkaitan fungsional antara memungkinkan ekstrasi dan ketersediaan perangkat data disini dapat membawa pada map

analisis dari berbagai kategori informasi dalam penekanan resiko penyakit ternak, dan informasi

dan antar sumber data. Jangkauan perolehan

343

Kotak 69

Sistem informasi pada tingkat global

DAD-IS [http://www.fao.org/dad-is]

Sistem Informasi Keragaman Hewan Domestik (DAD-IS) yang dikembangkan oleh FAO adalah data dasar multilingual dinamis pertama yang bisa diakses untuk SDGT. Ini dimulai sebagai suatu komunikasi kunci dan alat informasi dalam pelaksanaan Strategi Global untuk Manajemen SDGT, untuk membantu negara-negara dan jaringan kerja negara pada program bersesuain mereka (FAO, 1999). Pada bagian informasi dan gambaran breed di tingkat negara, DAD-IS melibatkan kepustakaan sebenarnya berisi sejumlah besar dokumen-dokumen teknis dan kebijakan terpilih, melibatkan cara dan tuntunan penelitian berhubungan dengan SDGT. Ini menawarkan jaringan -Web terkait dengan sumber informasi elektronik relevan. Ia juga memiliki fasilitas pertukaran pandangan dan permintaan informasi khusus, terhubung dengan sejumlah pemakai: petani, ilmuwan, peneliti, praktisi pengembangan dan pembuat kebijakan. DAD-IS menampilkan ringkasan informasi di tingkat breed nasional terhadap asal usul, populasi, status resiko, karakteristik khusus, morfologi dan performans breed, sebagai yang dilibatkan oleh negara-negara anggota FAO. Saat ini, data dasar berisi lebih dari 14 000 populasi breed nasional dari 35 spesies dan 181 negara. Suatu gambaran kunci dari DAD-IS adalah ia melibatkan penyimpanan informasi keamanan negara dan alat komunikasi. Setiap negara memutuskan kapan dan data breed apa yang dilepas melalui kontak personal negaranya atau Koordinator Nasional (the National Coordinator/NC) untuk manajemen SDGT. Lihat Tabel 97 dan 98 tentang ringkasan informasi tercatat, disimpan dan didiseminasikan dalam data dasar breed-breed dunia yang diisikan dalam DAD-IS.

DAD-IS:3 dibangun berdasarkan software yang sama dan berfungsi sebagai EFABIS (Europen Farm Animal Biodiversity Information System – http;//efabis- eaap.tzv.fal.de), dan dengan interface yang sama. Software dikembangkan oleh projek Kesatuan Eropa (European Union) dalam upaya mengatasi masalah ketidaksesuaian antara EAAP-AGDB (suatu sistem Eropa lebih awal) dan DAD-IS. Sistem baru memungkinkan penciptaan jaringan kerja dari sistem informasi yang terdistribusi dengan sinkronisasi data secara automatis. Negara-negara dan region-region dilibatkan dengan cara menetapkan sistem informasi berdasarkan web mereka

sendiri. Isi informasi dan interface dapat diterjemahkan kedalam beberapa bahasa lokal. Tampilan dari interface dapat disesuaikan untuk mencerminkan selera lokal. Diluar struktur data inti, negara dan region lebih jauh mendefinisikan struktur-struktur data yang secara spesifik mencerminkan kebutuhan mereka. Kekhususan ini mungkin tidak disinkronkan dengan sistem-sistem informasi pada taraf lebih tinggi. Polandia menetapkan sistem informasi nasional pertama dibawah kerangka kerja yang baru ini (http://efabis.izoo.krakow.pl), dan mendefiniskan struktur-struktur tambahan untuk mengakomodir data dari ikan dan lebah yang dibudidayakan. Koordinator Nasional dapat memasuki informasi breed, gambar-gambar, publikasi-publikasi, terhubung dengan Website eksternal, alamat kontak dan berita-berita dalam sistem.

DAGRIS [http://dagris.ilri.cgiar.org/]

Informasi Sumberdaya genetik ternak Domestik (the Domestic Animal Genetic Resources Information / DAGRIS) dikembangkan oleh Institut Penelitian Ternak Internasional (Institute Livestock Research International/ILRI). Dimulai tahun 1999 sebagai cara untuk menyatukan informasi yang tersedia dari sumberdaya genetik ternak dunia. Sebagai tambahan untuk mengisikan informasi, yang diperoleh dari sintesis literatur mencakup asal usul, distribusi, karakteristik keragaman, penggunaan-penggunaan saat ini dan status dari breed-breed asli. Sistem Informasi Sumberdaya genetik ternak Domestik (DAGRIS) merupakan hal unik dalam hal ini melibatkan referensi lengkap dan abstrak dari literatur ilmiah baik yang dipublikasi atau tidak yang menyinggung breed-breed dalam sistem. DAGRIS dirancang untuk mendukung penelitian, pelatihan, kepedulian publik, pengembangan genetik dan konservasi. Versi I dari data dasar dilepas di Web pada April 2003, dan juga tersedia pada CD-ROM. Saat ini, data dasar berisi lebih dari 19.200 catatan sifat-sifat, pada breed sapi 154, domba 98, dan kambing di afrika 62, ditambah ekotipe/breed ayam 129 dan breed babi 129 dari Afrika dan beberapa negara Asia. Halaman informasi breed dalam DAGRIS mencakup satu rangkaian Web terhadap halaman dari breed bersesuaian dalam sistem DAD-IS FAO dan demikian sebaliknya.

(lanjut)

Kotak 69 Sistem informasi pada tingkat global

lanjutan masa lalu dan sekarang (Gibson et al., 2007).

Lingkup DAGRIS sudah diperluas, sehingga pada masa

Sistem informasi pada SDGT dikembangkan

mendatang, akan meliputi lebih banyak spesies (kalkun,

dan diawasi sebagai milik masyarakat dunia, dan

angsa dan bebek) dan negara-negara di Asia (Ayalew et

membatasi kemampuan untuk menarik invesmen

al., 2003). Prioritas langkah selanjutnya dari DAGRIS

dari sektor swasta ataupun agen pendana besar.

adalah: 1. pengembangan satu modul baru yang

Ini menjelaskan informasi sangat terbatas dari

memungkinkan pengguna untuk membuka informasi

yang tersedia pada sistem dibandingkan

penelitian relevan kedalam data dasar, sehingga

terhadap yang mungkin potensial dan

administratur data dasar dapat menangkap dan

kemungkinan perlu bagi mereka dalam upaya

menyatukan informasi untuk taraf breed yang tidak

mencapai tujuan yang dinyatakan. Ini dicapai

tersedia;

dengan FABISnet (suatu sistem informasi

2. pengembangan keterkaitan GIS dalam data dasar yang memungkinkan georeferensi sebanyak

distribusi untuk SDGT) yang memungkinkan mungkin informasi di tingkat breed; dan negara-negara membangun sistem informasi

3. pengembangan suatu template dari DAGRIS

berdasarkan Web nasional yang dapat menukar

sebagai suatu modul negara untuk membantu

data inti pada tingkat lebih tinggi dari jaringan

negara-negara yang tertarik untuk lebih jauh

mengembangkan dan menyeragamkan data dasar. kerja – sistem regional (seperti EFABIS) dan

sistem global (DAD-IS).

Breed - breed ternak – Universitas Negara Bagian

Oklahoma [http://www.ansi.okstate.edu/ breed s].

Departemen Ilmu Peternakan dari Universitas Negara

Bagian Oklahoma, di AS, menangani sumber informasi

4 Kesimpulan

ini yang dikembangkan tahun 1995. Ia melibatkan uraian jelas dari breed-breed dalam batasan asal-usul,

Karakterisasi mencukupi dari SDGT adalah

distribusi, gambaran tipikal, manfaat, dan status populasi,

persyaratan untuk keberhasilan program

melalui potografi/gambar dan referensi kunci untuk

manajemen dan pengambilan keputusan yang

informasi breed. Ia menghadirkan satu daftar breed- breed dari seluruh dunia, dengan pilihan-pilihan untuk

diinformasikan dalam pengembangan ternak

dipilah berdasarkan region. Sampai Januari 2006, data

nasional. Alat-alat yang dikembangkan dalam

dasar menampilkan sejumlah 1.063 breed-breed

wilayah karakterisasi sepatutnya membuka

melibatkan domba 280, sapi 262, kuda 217, kambing

kemungkinan pendekatan strategis dan logis

100, babi 72, keledai 8, kerbau 8, unta 6, rusa kutub 4,

untuk mengidentifikasi, deskripsi dan

ilama 1, yak , ayam 64, bebek 10, kalkun 7, angsa 7, burung unta dan breed angsa hitam 1. Data dasar juga

dokumentasi populasi-populasi breed.

melibatkan keterkaitan informasi relevan dalam pustaka

Ketertarikan pendekatan seperti ini timbul

ternak sebenarnya. Tujuannya untuk memperluas

secara perlahan. Beberapa aspek karakterisasi

jangkauan sistem, dalam batasan jumlah breed-breed

semakin mendapat perhatian. Karakterisasi

serta informasi pendidikan dan ilmiah yang ada, melalui

molekular mendapatkan perhatian khusus.

kolaborasi dengan –orang-orang dan universitas- universitas dari seluruh dunia. Dipersilahkan juga

Namun, masih diperlukan metoda-metoda dan

penyelesaian informasi (ditulis material atau gambar)

cara-cara untuk mengorganisasi aktivitas survei

pada breed-breed yang tidak dilibatkan dalam daftar,

dan monitor.

atau informasi tambahan dari yang sudah dihadirkan. Suatu elemen penting yang hilang dalam diskripsi breed dari beberapa negara/region,

data juga perlu diperluas sehingga informasi adalah definisi jelas dari breed-breed breed dapat dihubungkan dengan pemetaan bersesuaian dalam memberikan identitas unik sistem produksi dan lingkungan berdasarkan mereka, dan deskripsi dari lingkungan produksi sistem informasi geografi (Geographical

pada kondisi mana mereka beradaptasi. Information System / GIS). Ini akan Struktur dasar dari definisi lingkungan produksi memungkinkan sifat-sifat adaptasi yang sedikit telah diusulkan, tetapi perlu dikaji dan terdokumentasi seperti resistensi penyakit

resources. Proceedings of an Expert Consultation,

dikembangkan yang memungkinkan perolehan Rome, Italy, April 1992. Edited by J. Hodges. Animal

Production and Health Paper No.104. Rome.

informasi, pengolahan, aksesibilitas dan interkoneksi dengan mudah. FAO. 1998. Report: Working group on production

environment descriptors for farm animal genetic

Idealnya, alat dan metoda untuk membuat

resources. Report of a Working Group, held in

keputusan pada manajemen SDGT , sebaik

Armidale, Australia, 19 – 21 January 1998. Rome.

halnya cara peringatan dini dan respon, FAO. 2005. Genetic characterization of livestock sepatutnya berdasarkan pada informasi populations and its use in conservation decision menyeluruh yang diperoleh menggunakan

making, by O. Hannotte & H. Jianlin. In J. Ruane & A. Sonnino, eds. The role of biotechnology in

metode seperti yang diuraikan di atas. exploring and protecting agricultural genetic Bagaimanapun, dinyatakan bahwa aksi segera

resources , pp. 89–96. Rome. (also available at

diperlukan, terdapat keperluan bagi cara dan

www.fao.org/docrep/009/ a0399e/a0399e00.htm).

metoda yang membuat penggunaan efektif dari

FAO. 2006. A system of integrated agricultural

informasi yang lengkap.

censuses and surveys, volume 1, World Programme for the Census of Agriculture 2010. Statistical Development Series No. 11. (also available at Daftar Pustaka www.fao.org/es/ess/census/default.asp).

Ayalew, W., Rege, J.E.O., Getahun, E., Tibbo, M. & FAO/UNEP. 1998. Primary guidelines for development Mamo, Y. 2003. Delivering systematic information on

of national farm animal genetic resources indigenous animal genetic resources – the

management plans. Rome. development and prospects of DAGRIS. In

FAO/UNEP. 2000. World watch list for domestic animal Proceedings of the Deutscher Tropentag 2003,

diversity , 3rd edition. Edited by B.D. Scherf. Rome. Technological and Institutional Innovations for

Sustainable Rural Development, held 8–10 October Gibson, J.P., Ayalew, W. & Hanotte, O. 2007. 2003. Göttingen, Germany. (also available at

Measures of diversity as inputs for decisions in www.tropentag.de/2003/abstracts/full/28.pdf).

conservation of livestock genetic resources. In D.I. Jarvis, C. Padoch & D. Cooper, eds. Managing

Ayalew, W., van Dorland, A. & Rowlands, J. 2004. biodiversity in agroecosystems. New York, USA. Design, execution and analysis of the livestock

Columbia University Press. breed survey in Oromia Regional State, Ethiopia .

Addis Ababa and Nairobi. OADB (Oromia Oklahoma State University. 2005. Breeds of livestock. Agricultural Development Bureau) and ILRI

Stillwater, Oklahoma, USA. Department of Animal (International Livestock Research Institute).

Science, Oklahoma State University. (available at http://www.ansi.okstate.edu/breeds/).

DAGRIS. 2004. Domestic Animal Genetic Resources Information System (DAGRIS). J.E.O. Rege, W.

Rege, J.E.O. 1992. Background to ILCA’s animal Ayalew & E. Getahun, eds. Addis Ababa.

genetic resources characterization project, International Livestock Research Institute.

objectives and agenda for the research planning workshop. In J.E.O. Rege & M.E. Lipner, eds.

FAO. 1984. Animal genetic resource conservation by

Animal genetic resources: their characterization, management, databanks and training.

conservation and utilization. Research planning Production and Health Paper No. 44/1. Rome.

Animal

workshop, ILCA, Addis Ababa, Ethiopia, 19-21 FAO. 1986a. Animal genetic resources data banks -

February, 1992, pp. 55–59. Addis Ababa. 1.Computer systems study for regional data banks.

International Livestock Centre for Africa. Animal Production and Health Paper No. 59, Volume

Rowlands, J., Nagda, S., Rege, E., Mhlanga, F., 1. Rome.

Dzama, K., Gandiya, F., Hamudikwanda, H., FAO. 1986b. Animal genetic resources data banks - 2.

Makuza, S., Moyo, S., Matika, O., Nangomasha, E. Descriptor lists for cattle, buffalo, pigs, sheep and

& Sikosana, J. 2003. The design, execution and goats. Animal Production and Health Paper No. 59,

analysis of livestock breed surveys - a case study in Volume 2. Rome.

A report to FAO. Nairobi. International Livestock Research Institute. FAO. 1986c. Animal genetic resources data banks - 3.Descriptor lists for poultry. Animal Production and Health Paper No. 59, Volume 3. Rome.

Zimbabwe.

Bab C

Marka Molekular – Sebagai Alat Eksplorasi K eragaman Genetik