Motivasi Indikator Kebutuhan Fisik

serta tingkat manfaat yang akan diperolehnya. Hal ini berarti bahwa semakin tinggi terpenuhinya akan harapan-harapan dan hasil kongkrit yang akan diperolehnya, maka semakin tinggi pula motivasi positif yang akan ditunjukkan olehnya. Pembahasan variabel motivasi untuk masing-masing indikator sebagai berikut:

a. Motivasi Indikator Kebutuhan Fisik

Hasil penelitian tentang motivasi indikator kebutuhan fisik diketahui mayoritas responden menyatakan ragu-ragu Tabel 4.2. Hal ini memberikan gambaran bahwa secara fisik kebutuhan pokok kader untuk keperluan hidup sehari- hari belum sepenuhnya terpenuhi, sehingga kinerjanya belum optimal dalam kegiatan posyandu lansia. Hasil wawancara terhadap kader mereka mengetahui kader kesehatan adalah tenaga sukarela yang terdidik dan terlatih dalam bidang tertentu yang tumbuh di tengah-tengah masyarakat dan merasa berkewajiban untuk melaksanakan dan meningkatkan serta membina kesejahteraan masyarakat dengan rasa ikhlas tanpa pamrih dan didasarkan panggilan jiwa untuk melaksanakan tugas-tugas kemanusiaan, namun pengimplementasiannya belum sepenuhnya dilaksanakan sewaktu kegiatan posyandu berlangsung, karena sibuk dengan urusan keluarga dan rumah tangga. Penghargaan yang diterima belum cukup untuk memenuhi kebutuhan fisiologis atau pokok sehari-hari. Hal lain yang turut menyebabkan kader posyandu lansia kurang termotivasi adalah terkait dengan umur kader sebanyak 58,8, berumur Universitas Sumatera Utara 26-33 tahun dan 55,9 masa kerja 1-5 tahun serta 52,9 telah berumah tangga Tabel 4.1. Kebutuhan fisiologis adalah kebutuhan-kebutuhan pokok manusia seperti sandang, pangan dan perumahan. Berbagai kebutuhan fisiologis ini berkaitan dengan status manusia sebagai insan ekonomi. Kebutuhan ini bersifat universal dan tidak mengenal batas geografis, asal-usul, tingkat pendidikan, umur ataupun jenis kelamin. Pemberian motivasi berkaitan langsung dengan usaha pencapaian tujuan dan adanya usaha tertentu akibat motivasi, artinya motivasi merupakan proses keterkaitan antara usaha dan pemuasan kebutuhan tertentu, yakni keadaan internal seseorang yang menyebabkan hasil usaha tertentu menjadi menarik. Seorang pegawai didalam organisasi dapat memenuhi kebutuhan fisiknya melalui gaji dan pendapatan lain yang diterimanya dalam bentuk tunjangan, fasilitas dan sebagainya, sehingga kebutuhan pokok dapat terpenuhi. Ketika seorang pegawai memasuki organisasi maka pegawai tersebut harus mengikuti peraturan yang berlaku dan baku seperti besarnya gaji atau fasilitas yang diterima, dan ada keterbatasan ruang gerak pegawai tersebut untuk memenuhi kebutuhan secara hirarki, oleh karena itu seorang pimpinan jika ingin memotivasi bawahannya harus dapat memahami hirarki kebutuhan. Menurut Maslow dalam Gibson et al. 1996, hal yang tidak dapat dipungkiri bahwa mayoritas manusia bekerja disebabkan adanya kebutuhan yang relatif tidak terpenuhi disebabkan adanya faktor keterbatasan manusia itu sendiri, untuk Universitas Sumatera Utara memenuhi kebutuhannya tersebut manusia bekerja sama dengan orang lain dengan memasuki suatu organisasi. Hal ini yang menjadi dasar sebagai salah satu sebab timbulnya motivasi kader untuk bekerja dalam rangka memenuhi kebutuhan dasar. Hal ini sejalan dengan teori Herzberg dalam Hasibuan 2005, menyatakan bahwa secara intrinsik atau internal setiap orang ingin diikutsertakan dan ingin diakui sebagai orang yang berpotensi, dan pengakuan ini akan menimbulkan rasa percaya diri yang berasal dari dalam diri sendiri untuk memenuhi kebutuhan dan siap memikul tanggung jawab yang lebih besar.

b. Motivasi Indikator Kebutuhan Rasa Aman