memenuhi kebutuhannya tersebut manusia bekerja sama dengan orang lain dengan memasuki suatu organisasi. Hal ini yang menjadi dasar sebagai salah satu sebab
timbulnya motivasi kader untuk bekerja dalam rangka memenuhi kebutuhan dasar. Hal ini sejalan dengan teori Herzberg dalam Hasibuan 2005, menyatakan
bahwa secara intrinsik atau internal setiap orang ingin diikutsertakan dan ingin diakui sebagai orang yang berpotensi, dan pengakuan ini akan menimbulkan rasa percaya
diri yang berasal dari dalam diri sendiri untuk memenuhi kebutuhan dan siap memikul tanggung jawab yang lebih besar.
b. Motivasi Indikator Kebutuhan Rasa Aman
Hasil penelitian tentang motivasi indikator kebutuhan rasa aman diketahui sebagian besar responden menyatakan setuju, hanya kebutuhan keselamatan kerja
sebanyak 41,9 responden menyatakan ragu-ragu Tabel 4.3.. Hal ini memberikan gambaran bahwa kebutuhan akan rasa aman dalam bekerja sebagian besar belum
terpenuhi. Hasil wawancara terhadap kader posyandu lansia hambatan yang dominan
mereka temukan adalah masalah transportasi menuju desa, karena belum semua desa dapat ditempuh dengan kenderaan roda dua. Ketika malam hari masih ada desa yang
belum mempunyai penerangan yang cukup. Perhatian dan dukungan pimpinan wilayah kerja Puskesmas tentang hambatan seperti ini masih minim. Menurut kader
aktif atau tidak dalam kegiatan posyandu lansia tidak ada perbedaan dalam
Universitas Sumatera Utara
pengembangan karir, sehingga kader belum sepenuhnya termotivasi aktif dalam kegiatan posyandu.
Hasil penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa ketika serangkaian hambatan ditemui oleh kader dalam pelaksanaan kegiatan posyandu lansia maka rmotivasi
menjadi rendah, salah satu penyebabnya adalah kebutuhan dasar kader belum terpenuhi dan kurangnya perhatian organisasi, hal ini terkait dengan pendapatan kader
52.9. UMP NAD. Maslow dalam Robbins 2006, menyatakan ketika kebutuhan yang paling mendasar terpenuhi maka seseorang akan berusaha untuk akan mencari
kebutuhan yang lain, yaitu kebutuhan akan perlindungan rasa aman serta kebutuhan akan perlakuan yang adil dan jaminan hari tua.
Hasil yang menarik dalam peneltian ini ketika kebutuhan fisik belum terpenuhi, maka kebutuhan selanjutnya secara hirarki sulit terpenuhi, karena kader
merupakan tenaga sukarela. Hal ini tampaknya selaras dengan argumentasi Maslow karena pada jenjang kebutuhan kedua, yaitu kebutuhan akan rasa aman berkontribusi
lebih besar terhadap motivasi, artinya, untuk mencapai level kebutuhan tertinggi tahap-tahap yang dilewati sepenuhnya berurutan, dimana untuk mencapi kebutuhan
rasa aman harus terpenuhi kebutuhan fisik terlebih dahulu.
c. Motivasi Indikator Kebutuhan Sosial