50 Universitas Sumatera Utara
1. Dukungan. Karyawan memandang hubungan komunikasi dengan atasan dapat membangun dan meningkatkan kesadaran diri tentang “makna dan kepentingan
perannya”. 2. Kesertaan dalam proses keputusan. Kesadaran bahwa komunikasi dengan
atasan mempunyai manfaat dan pengaruh didengarkan dan digunakan. 3. Kejujuran, percaya diri dan keandalan. Sumber pesanperistiwa-peristiwa
komunikasi dianggap dapat dipercaya. 4. Terbuka dan tulus. Dalam komunikasi formal maupun informal terdapat
keterbukaan dan ketulusan dalam berkata dan mendengar. 5. Tujuan kinerja yang tinggi. Tingkat kejelasan uraian dan penjelasan tentang
tujuan-tujuan kinerja sebagaimana dirasakan oleh para karyawan.
2.5.3 Persepsi dan Konsep Dasar Komunikasi organisasi
Beberapa persepsi mengenai komunikasi organisasi sebagai dasar untuk memahami apa yang dimaksud dengan komunikasi organisasi, kemudian definisi
dan konsep kunci dan komunikasi organisasi serta beberapa pendekatan dalam komunikasi organisasi Muhammad, 2009: 65, yaitu:
1. Persepsi mengenai sumber komunikasi dari hubungannya dalam organisasi yang meliputi rasa puas, pentingnya sumber-sumber itu percaya dan terbuka.
2. Persepsi mengenai tersedianya informasi bagi anggota organisasi yang meliputi jumlah informasi yang diterima cocok atau tidak. Informasi itu berguna atau tidak
dan apakah balikan informasi itu dikirimkan kepada sumber yang tepat. 3. Persepsi mengenai organisasi itu sendiri yang meliputi keterlibatan anggota
organisasi dalam pembuatan keputusan, tujuan yang dipahami, penghargaan serta sistem yang terbuka.
2.5.4 Perbaikan Komunikasi Organisasi
Tidak ada pemecahan yang mudah yang dapat menjamin keefektifan komunikasi suatu organisasi, karena proses komunikasi terjadi demikian
kompleksnya namun dapat diperbaiki. Komunikasi dalam organisasi pada umumnya terlalu sering diterima sebagaimana adanya. Maka pantas untuk
memiliki suatu kesadaran terhadap berbagai kesulitan yang meliputi pengefektifan
51 Universitas Sumatera Utara
komunikasi yang merupakan suatu tingkatan yang besar. Dengan adanya kesadaran pada proses komunikasi dan cara-cara dalam hal itu dapat diubah, kita
dapat menggunakan alasan untuk mengurangi penyimpangan tersebut. Dasar komunikasi yang fundamental seharusnya dikenali sehingga dengan
demikian kita dapat merealisasi komunikasi tersebut dengan tidak secara sepenuhnya dan karena itu kita dibatasi oleh kecakapan yang kita miliki untuk
merasakan dan menghubungkan tentang kenyataan. Mengenali hal ini akan menjadikan kita sensitif pada pembatasan kita sendiri dan pada batasan orang lain.
Mengenali penyebab atau alasan dari kagagalan komunikasi akan memungkinkan kita untuk mengusahakan dan mengatasi kelemahan-kelemahan ini dalam diri kita
sendiri. Selanjutnya, kita dapat mengetahui secara lebih dahulu tindak yang demikian pada sebahagian yang lain, dan dengan demikian mengusahakan untuk
mengatasi berbagai hambatan pada saat melakukan hubungan Hicks, 1975: 543.
2.6 Model Teoritis