Faktor Personal Yang Mempengaruhi Distorsi

40 Universitas Sumatera Utara secara nyata dapat mempengaruhi bahasa yang dipakai oleh seseorang, atau definisi yang dilekatkan pada suatu kata.

2.4.1 Faktor Personal Yang Mempengaruhi Distorsi

Faktor persepsi memegang peranan penting dalam proses komunikasi maka perlulah diketahui apa yang dimaksud persepsi. Menurut Lewis bahwa persepsi adalah proses pengamatan, pemilihan, pengorganisasian stimulus yang sedang diamati dan membuat interpretasi mengenai pengamatan itu. Persepsi berkenaan dengan penerimaan dan penginterpretasian informasi. Hal-hal yang berkenaan dengan persepsi yang ikut mempengaruhi proses komunikasi menurut Lewis dalam Muhammad, 2009: 207-214 adalah sebagai berikut: 1. Orang Mengamati Sesuatu Secara Seleksi Pancaindera secara fisik sangat terbatas sehingga hanya dapat merespon terhadap pendriaan yang demikian dapat melalui halangan-halangan yang biasa, atau melalui keterbatasan yang kelihatan sangat berhubungan dengan situasi kita dan konsistensi dengan pilihan dan perspektif personal. Ketepatan dan ketelitian dari informasi dibatasi oleh persepsi pilihan yang dibuat. Karena adanya kecendrungan manusia untuk menyeleksi pesan, menjadikan pesan yang seharusnya sampai kepada seseorang tidak diterimanya. Hal ini tentu juga terjadi dalam organisasi. 2. Orang Melihat Sesuatu Konsisten Dengan Apa Yang Mereka Percayai Persepsi kita mengenai sesuatu, dipengaruhi oleh cara bicara tentang seseorang, benda-benda dan kejadian-kejadian. Apa yang kita percaya dapat mengubah persepsi kita. Seperti karakteristik ramah tamah, menarik, suka membantu, setia adalah pendapat atau penilaian yang dapat diproyeksi pada orang lain. Pendapat atau penilaian terhadap seseorang mungkin merupakan fungsi dari konsep pendahuluan atau kepercayaan yang telah dipercaya, yang mungkin mendorong kita dalam mengamati hal-hal tertentu secara selektif. 41 Universitas Sumatera Utara 3. Bahasa Itu Sendiri Kadang-Kadang Kurang Tepat Dalam komunikasi bahasa digunakan untuk menyampaikan persepsi. Melalui bahasa kita membuat persepsi secara umum sehingga orang lain mungkin mendapatkan beberapa ide tentang apa yang dimaksudkan. Di samping itu yang bukan bahasa juga penting seperti tanda-tanda nonverbal yang dapat dijadikan petunjuk dari apa yang dimaksud dalam berkomunikasi. Namun demikian kita tidak perlu mengurangi perhatian kita terhadap prinsip-prinsip dasar bahasa simbol kenapa tidak memberikan secara tepat kepada seseorang yang dimaksudkan. 4. Arti Suatu Pesan Terjadi Pada Level Isi Dan Hubungan Suatu pesan berisi bahasa verbal dan nonverbal. Apa yang orang katakan dengan bagaimana orang bertingkah laku berkombinasi untuk mempertunjukan pesan yang dimaksudkan. Tiap pesan dapat dianalisis menurut tanda atau pesan dan menurut level relasi dan interpretasi. Relasi atau interpretasi adalah level arti yang berkenaan bagaimana pesan itu di ambil apakah dalam keadaan serius, santai, tersenyum, menangis dan sebagainya. Kekurang tepatan, gangguan dan salah mengartikan pesan sering merupakan kegelapan mengenal informasi dan relasi serta membedakan dari isi dan interpretasi. 5. Distorsi Diperkuat Oleh Tidak Adanya konsistensi Bahasa Verbal Dan Nonverbal Dalam kenyataan sehari-hari sering dijumpai tidak ada konsistensi antara pesan verbal dan nonverbal. Misalnya pesan verbal mengatakan ya akan tetapi dari pesan nonverbal dapat disimpulkan tidak. Bila hal yang semacam ini terjadi, orang cenderung percaya pada pesan nonverbal. Pesan mungkin salah dimengerti, terganggu, atau kurang tepat jika tingkah laku nonverbal gagal mendukung apa yang dikatakan pesan verbal. 42 Universitas Sumatera Utara 6. Pesan Yang Meragukan Sering Mengarahkan Pada Gangguan Keraguan dapat dibatasi sebagai beberapa tingkat ketidakpastian berhubungan dengan informasi atau tindakan. Jika suatu pernyataan seseorang meragukan itu berarti bahwa kita tidak pasti apa yang dikatakan pada orang tersebut. Makin besar keraguan makin sulit pula pesan tersebut dipahami. Seseorang mungkin gagal memahami suatu pesan atau pendapat gangguan dalam mengartikannya karena tidak sanggup menentukan apa arti yang dimaksud oleh pengirim, mengapa pesan itu dikirimkan pada apa konsekuensi dari pemahaman pesan tersebut. 7. Kecenderungan Memori Ke arah Penajaman Dan Penyamarataan Detail Halzman dan Gardner menemukan bahwa individu yang mempunyai pola memori penyamarataan, mempunyai lebih sedikit memori kejadian atau cerita yang cenderung memperlihatkan kehilangan dan memodifikasi keseluruhan struktur dari cerita, daripada orang yang mempunyai pola memori penajaman. Orang yang suka menyamaratakan kehilangan tema, kehilangan cerita secara menyeluruh dan memperhatikan penambahan pesan yang bersifat bagian-bagian daripada orang yang tajam memorinya. 8. Motivasi Mungkin Membangkitkan Distorsi Pesan Haney mengemukakan ada tiga motif yang menimbulkan distorsi pada pesan yaitu: a Keinginan menyampaikan pesan dengan sederhana. Komunikasi informasi yang kompleks adalah sulit dan secara psikologis agak mengganggu individu. b Keinginan menyampaikan suatu pesan yang pantas. Bila seseorang menerima pesan yang kelihatannya kurang dapat dimengerti, orang tersebut ingin memperbaikinya pesan tersebut sebelum dia lanjutkan untuk mengirimnya. c Keinginan untuk membuat pengirim pesan menyenangkan bagi penerimannya. 43 Universitas Sumatera Utara d Sikap dari penerima yang dimaksudkan. Ada bukti yang mendukung ide, bahwa pencipta satu pesan akan cenderung mengganggu pesan, dalam pengarahan sikap yang diberikan mengenai siapa yang menerima pesan.

2.4.2 Faktor Organisasi Yang Mempengaruhi Distorsi

Dokumen yang terkait

Peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS dengan penggunaan media pemutaran film di kelas V MI Miftahul Hidayah Kota Bekasi

2 124 132

Mengedepankan Komunitas Film Independen.

0 1 2

komunikasi dan filmstudi tentang makna

0 0 15

WADAH KOMUNITAS FILM INDEPENDEN DI JAKARTA

0 2 161

Distorsi Komunikasi Komunitas Film Sumatera Utara (Kofi Sumut) (Studi Deskriptif Kualitatif Gangguan Komunikasi Organisasi Pada Komunitas Film Sumatera Utara Selama Produksi Sampai Dengan Pemutaran Perdana Film “Omnibus Bohong”)

0 0 36

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Paradigma Kajian - Distorsi Komunikasi Komunitas Film Sumatera Utara (Kofi Sumut) (Studi Deskriptif Kualitatif Gangguan Komunikasi Organisasi Pada Komunitas Film Sumatera Utara Selama Produksi Sampai Dengan Pemutaran Perdana Film

0 0 30

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah - Distorsi Komunikasi Komunitas Film Sumatera Utara (Kofi Sumut) (Studi Deskriptif Kualitatif Gangguan Komunikasi Organisasi Pada Komunitas Film Sumatera Utara Selama Produksi Sampai Dengan Pemutaran Perdana Film “Omn

0 0 7

Distorsi Komunikasi Komunitas Film Sumatera Utara (Kofi Sumut) (Studi Deskriptif Kualitatif Gangguan Komunikasi Organisasi Pada Komunitas Film Sumatera Utara Selama Produksi Sampai Dengan Pemutaran Perdana Film “Omnibus Bohong”)

0 0 15

Pola Komunikasi Komunitas Solo Runners (Studi Deskriptif Kualitatif Pola Komunikasi Komunitas Solo Runners)

1 2 16

PERENCANAAN KOMUNIKASI PADA KARYA DAKWAH KOMUNITAS FILM MAKER MUSLIM - FISIP Untirta Repository

0 0 247