Pengertian Organisasi Kajian Pustaka

28 Universitas Sumatera Utara berkomunikasi dianggap sebagai komunikator yang secara aktif mengirim dan menafsirkan pesan. Setiap saat mereka bertukar pesan verbal dan nonverbal Mulyana, 2005: 61-69. Tujuan dari komunikasi itu sendiri adalah mengubah sikap to change the attitude, mengubah opini pendapat pandangan to change the opinion, mengubah perilaku to change the behaviour dan mengubah masyarakat to change the society Fajar, 2009: 39. Hal yang paling penting dalam tujuan komunikasi ini adalah bagaimana seorang komunikator dapat merubah sikap dari komunikan pada saat proses komunikasi berlangsung. Berlangsungnya proses komunikasi ini ditentukan oleh komunikator who, komunikator memiliki fungsi utama sebagai pengirim pesan. Informasi apa says what yang ingin disampaikan, kemudian pesan tersebut akan dikonstruksikan sesuai yang diinginkan komunikator yang kemudian akan diteruskan melalui suatu saluran medium kepada penerima pesan to whom. Setelah pesan diterima dan dipahami, penerima pesan akan memberikan efek terhadap pesan yang diterimanya kepada pengirim pesan. Komunikasi dapat dikatakan sukses apabila penerima informasi memperoleh pemahaman yang cermat atas pesan yang disampaikan. Komunikasi yang baik dan benar perlu dihayati dan digunakan agar ide, gagasan, keinginan, harapan serta perintah yang dapat terealisasikan oleh satu individu dengan individu lain dapat dimengerti, dipahami, dihayati serta dilaksanakan demi kepentingan baik itu individu, kelompok atau organisasi.

2.2.2 Pengertian Organisasi

Ada bermacam-macam pendapat mengenai apa yang dimaksud dengan organisasi. Schein dalam Muhammad, 2009: 23 mengatakan bahwa organisasi adalah suatu koordinasi rasional kegiatan sejumlah orang untuk mencapai beberapa tujuan umum melalui pembagian pekerjaan dan fungsi melalui hierarki otoritas dan tanggung jawab. Schein juga menyatakan bahwa organisasi mempunyai karakteristik tertentu yaitu mempunyai struktur, tujuan, saling berhubungan satu bagian dengan bagian yang lain dan tergantung kepada komunikasi manusia untuk mengkoordinasikan aktivitas dalam organisasi 29 Universitas Sumatera Utara tersebut. Sifat tergantung antara satu bagian dengan bagian yang lain menandakan bahwa organisasi yang dimaksud oleh Schein ini adalah suatu sistem. Selanjutnya Kochler dalam Muhammad, 2009: 23-24 mengatakan bahwa organisasi adalah sistem hubungan yang tersetruktur yang mengkoordinasi suaha suatu kelompok orang untuk mencapai tujuan tertentu. Lain lagi dengan pendapat Wright dalam Muhammad, 2009: 24 dia menyatakan bahwa organisasi adalah suatu sistem terbuka dari aktivitas yang dikoordinasi oleh dua orang atau lebih untuk mencapai suatu tujuan bersama. Walaupun ketiga pendapat mengenai organisasi tersebut kelihatan berbeda-beda perumusannya tapi ada tiga hal yang sama-sama dikemukakan, yaitu: organisasi merupakan suatu sistem, mengkoordinasi aktivitas dan mencapai tujuan bersama atau tujuan umum. Dikatakan merupakan suatu sistem karena organisasi itu terdiri dari berbagai bagian yang saling bergantung satu sama lainnya. bila satu bagian terganggu maka akan ikut berpengaruh pada bagian yang lainnya. setiap organisasi memerlukan koordinasi supaya masing-masing bagian dari organisasi bekerja menurut semestinya dan tidak mengganggu bagian lainnya. tanpa koordinasi sulitlah organisasi itu berfungsi dengan baik. Selain itu organisasi juga memiliki aktivitasnya masing-masing sesuai dengan jenis organisasi Muhammad, 2009: 24. Organisasi merupakan suatu struktur hubungan manusia. Struktur ini didesain oleh manusia dan karena itu tidak sempurna. Organisasi bertumbuh dan bertambah matang sebagian melalui suatu skema yang didesain dan sebagian lagi melalui keadaan yang tidak diatur. Elemen pertumbuhan yang didesain adalah suatu respons rasional terhadap tekanan dari dalam untuk memperluas atau untuk membentuk hubungan kembali karena diperlukan secara fungsional. Sebaliknya perubahan yang tidak terstruktur terjadi sebagai hasil ketidakteraturan, terjadi sebagai respons secara tidak rasional terhadap bermacam-macam kebudayaan, dan kekuatan yang bersifat psikologis pada orang-orang dalam organisasi Muhammad, 2009: 24. 30 Universitas Sumatera Utara

2.2.3 Komunikasi Organisasi

Dokumen yang terkait

Peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS dengan penggunaan media pemutaran film di kelas V MI Miftahul Hidayah Kota Bekasi

2 124 132

Mengedepankan Komunitas Film Independen.

0 1 2

komunikasi dan filmstudi tentang makna

0 0 15

WADAH KOMUNITAS FILM INDEPENDEN DI JAKARTA

0 2 161

Distorsi Komunikasi Komunitas Film Sumatera Utara (Kofi Sumut) (Studi Deskriptif Kualitatif Gangguan Komunikasi Organisasi Pada Komunitas Film Sumatera Utara Selama Produksi Sampai Dengan Pemutaran Perdana Film “Omnibus Bohong”)

0 0 36

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Paradigma Kajian - Distorsi Komunikasi Komunitas Film Sumatera Utara (Kofi Sumut) (Studi Deskriptif Kualitatif Gangguan Komunikasi Organisasi Pada Komunitas Film Sumatera Utara Selama Produksi Sampai Dengan Pemutaran Perdana Film

0 0 30

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah - Distorsi Komunikasi Komunitas Film Sumatera Utara (Kofi Sumut) (Studi Deskriptif Kualitatif Gangguan Komunikasi Organisasi Pada Komunitas Film Sumatera Utara Selama Produksi Sampai Dengan Pemutaran Perdana Film “Omn

0 0 7

Distorsi Komunikasi Komunitas Film Sumatera Utara (Kofi Sumut) (Studi Deskriptif Kualitatif Gangguan Komunikasi Organisasi Pada Komunitas Film Sumatera Utara Selama Produksi Sampai Dengan Pemutaran Perdana Film “Omnibus Bohong”)

0 0 15

Pola Komunikasi Komunitas Solo Runners (Studi Deskriptif Kualitatif Pola Komunikasi Komunitas Solo Runners)

1 2 16

PERENCANAAN KOMUNIKASI PADA KARYA DAKWAH KOMUNITAS FILM MAKER MUSLIM - FISIP Untirta Repository

0 0 247