Model Teoritis KAJIAN PUSTAKA

51 Universitas Sumatera Utara komunikasi yang merupakan suatu tingkatan yang besar. Dengan adanya kesadaran pada proses komunikasi dan cara-cara dalam hal itu dapat diubah, kita dapat menggunakan alasan untuk mengurangi penyimpangan tersebut. Dasar komunikasi yang fundamental seharusnya dikenali sehingga dengan demikian kita dapat merealisasi komunikasi tersebut dengan tidak secara sepenuhnya dan karena itu kita dibatasi oleh kecakapan yang kita miliki untuk merasakan dan menghubungkan tentang kenyataan. Mengenali hal ini akan menjadikan kita sensitif pada pembatasan kita sendiri dan pada batasan orang lain. Mengenali penyebab atau alasan dari kagagalan komunikasi akan memungkinkan kita untuk mengusahakan dan mengatasi kelemahan-kelemahan ini dalam diri kita sendiri. Selanjutnya, kita dapat mengetahui secara lebih dahulu tindak yang demikian pada sebahagian yang lain, dan dengan demikian mengusahakan untuk mengatasi berbagai hambatan pada saat melakukan hubungan Hicks, 1975: 543.

2.6 Model Teoritis

Suatu organisasi pasti melakukan interaksi dan komunikasi didalamnya agar hubungan dalam organisasi itu berjalan dengan baik. Komunikasi merupakan bagian dari proses perkembangan tidak mampu berinteraksi dengan lingkungan sosialnya. Menurut Schein, organisasi merupakan suatu koordinasi rasional kegiatan sejumlah orang untuk mencapai beberapa tujuan umum melalui pembagian pekerjaan dan fungsi melalui hierarki otoritas dan tanggung jawab Muhammad, 2009: 23. Pengaruh sosial ini berusaha untuk meningkatkan kapasitas ketika menjadi bagian dalam organisasi. Interaksi dan komunikasi dalam organisasi tidak selalu berjalan mulus melainkan melalui hambatan-hambatan. Hambatan ini merupakan distorsi yang mengganggu tujuan dari sebuah organisasi yang sedang dicapai. Dalam proses mengurangi distorsi dalam organisasi, sangat dibutuhkan iklam organisasi yang meluruskan tujuan dengan pendekatan komunikasi organisasi. Taguiri menambahkan iklim organisasi ini adalah kualitas yang relatif abadi dari lingkungan internal organisasi yang dialami oleh anggota-anggotanya, mempengaruhi tingkah laku mereka serta dapat diuraikan dalam istilah nilai-nilai suatu set karakteristik tertentu dari lingkungan. 52 Universitas Sumatera Utara Gambar 2.2 Model Teoritis Sumber: Peneliti 1 Paradigma Konstruktivisme Paradigma yang digunakan pada penelitian ini untuk melihat bagaimana konstruksi organisasi Kofi Sumut. 2 Komunikasi Organisasi Subjek Penelitian atau sumber yang akan diwawancarai oleh peneliti untuk mengetahui komunikasi dalam organisasi Kofi Sumut. 3 Distorsi Komunikasi Organisasi Distorsi komunikasi yang dialami oleh Kofi Sumut dalam kegiatan komunikasi organisasi. 4 Iklim Komunikasi Organisasi Pada Komunikasi organisasi akan dilihat bagaimana membangun iklim komunikasi organisasi dalam organisasi Kofi Sumut. Paradigma Konstruktivisme Iklim Komunikasi Organisasi Organisasi Kofi Sumut Distorsi Komuniasi Organisasi Komunikasi Organisasi 53 Universitas Sumatera Utara

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Penelitian kualitatif bertujuan untuk menjelaskan fenomena atau gejala dari suatu objek yang sifatnya tunggal dan parsial. Dalam penelitian kualitatif, fenomena atau suatu gejala itu bersifat holistic menyeluruh, tidak dapat dipisahkan dan meliputi aspek tempat place, pelaku actor dan aktivitas activity yang berinteraksi secara sinergis Sugiyono, 2009: 285. Maka, dalam penelitian ini: 1 Para anggota Komunitas Film Sumatera Utara yang memproduksi dan melakukan pemutaran film “Omnibus Bohong” Actor. 2 Kesekretariatan Media Identitas, Manuprojectpro, Mata Sapi Film, Opique Pictures dan Mataniari Place. 3 Proses pembentukan, distorsi dalam komunikasi dalam proses realisasi pemutaran perdana “Omnibus Bohong” Activity. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Yang mendeskripsikan data analisis isi kualitatif. Metode penelitian deskriptif kualitatif ini dipilih agar dapat menggambarkan sedalam-dalamnya tentang fenomena yang akan diteliti. Penelitian deskriptif dimaksudkan untuk mendeskripsikan suatu situasi atau area populasi tertentu yang bersifat faktual ini berusaha memahami situasi, menafsirkan serta menggambarkan suatu peristiwa atau fenomena keadaan objek yang terjadi di masyarakat dalam hal ini Komunitas Film Sumatera Utara.

3.2 Objek Penelitian

Objek formal yang diteliti dalam penelitian ini adalah Organisasi perfilman Sumatera Utara yaitu Komunitas Film Sumatera Utara.

Dokumen yang terkait

Peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS dengan penggunaan media pemutaran film di kelas V MI Miftahul Hidayah Kota Bekasi

2 124 132

Mengedepankan Komunitas Film Independen.

0 1 2

komunikasi dan filmstudi tentang makna

0 0 15

WADAH KOMUNITAS FILM INDEPENDEN DI JAKARTA

0 2 161

Distorsi Komunikasi Komunitas Film Sumatera Utara (Kofi Sumut) (Studi Deskriptif Kualitatif Gangguan Komunikasi Organisasi Pada Komunitas Film Sumatera Utara Selama Produksi Sampai Dengan Pemutaran Perdana Film “Omnibus Bohong”)

0 0 36

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Paradigma Kajian - Distorsi Komunikasi Komunitas Film Sumatera Utara (Kofi Sumut) (Studi Deskriptif Kualitatif Gangguan Komunikasi Organisasi Pada Komunitas Film Sumatera Utara Selama Produksi Sampai Dengan Pemutaran Perdana Film

0 0 30

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah - Distorsi Komunikasi Komunitas Film Sumatera Utara (Kofi Sumut) (Studi Deskriptif Kualitatif Gangguan Komunikasi Organisasi Pada Komunitas Film Sumatera Utara Selama Produksi Sampai Dengan Pemutaran Perdana Film “Omn

0 0 7

Distorsi Komunikasi Komunitas Film Sumatera Utara (Kofi Sumut) (Studi Deskriptif Kualitatif Gangguan Komunikasi Organisasi Pada Komunitas Film Sumatera Utara Selama Produksi Sampai Dengan Pemutaran Perdana Film “Omnibus Bohong”)

0 0 15

Pola Komunikasi Komunitas Solo Runners (Studi Deskriptif Kualitatif Pola Komunikasi Komunitas Solo Runners)

1 2 16

PERENCANAAN KOMUNIKASI PADA KARYA DAKWAH KOMUNITAS FILM MAKER MUSLIM - FISIP Untirta Repository

0 0 247