Elemen Organisasi Tujuan dan Fungsi Komunikasi Organisasi

32 Universitas Sumatera Utara 3. Penyampaian saran-saran perbaikan dari bawahan. 4. Penyampaian keluhan dari bawahan mengenai dirinya sendiri maupun pekerjaannya. Arus komunikasi berikutnya adalah horizontal communication. Tindakan komunikasi ini berlangsung di antara para karyawan ataupun bagian yang memiliki kedudukan yang setara. Fungsi arus komunikasi horizontal ini adalah: 1. Memperbaiki koordinasi tugas. 2. Upaya pemecahan masalah. 3. Saling berbagi informasi. 4. Upaya memecahkan konflik. 5. Membina hubungan melalui kegiatan bersama. Pentingnya komunikasi bagi manusia tidaklah dapat dipungkiri, begitu juga halnya bagi suatu organisasi. Dengan adanya komunikasi yang baik, suatu organisasi dapat berjalan dengan lancar dan berhasil begitu pula sebaliknya, kurangnya atau tidak adanya komunikasi, organisasi dapat macet atau berantakan. Pengkajian mengenai peranan komunikasi dalam organisasi oleh para ahli semakin berkembang, karena pengaruh dari komunikasi dalam organisasi dipandang dapat meningkatkan sumber daya manusia dan produktivitas dalam organisasi dengan terciptanya hubungan antar individu dalam organisasi tersebut Kholil, 2011: 86. Komunikasi yang efektif dalam organisasi dapat ditingkatkan dengan suatu pengetahuan mengenai dasar-dasar yang paling mendasar mengenai hubungan manusia.

2.2.4 Elemen Organisasi

Organisasi sangat bervariasi ada yang sangat sederhana dan ada pula yang sangat kompleks. Maka untuk membantu kita memahami organisasi tersebut perhatikan model berikut yang menggambarkan elemen dasar dari organisasi dan saling keterkaitan satu elemen dengan elemen yang lainnya. 33 Universitas Sumatera Utara Gambar 2.1 Lingkungan Environment Sumber: Model Elemen Organisasi Scott dalam Muhammad, 2009: 25

2.2.5 Peranan Komunikasi dalam Organisasi

Kalau orang-orang yang belum memiliki bahasa yang umum, mereka akan kehilangan kemampuan untuk berkomunikasi dengan seseorang dan yang lainnya. Mereka tidak dapat melakukan kerja secara bersama. Organisasi disusun untuk melakukan tugas untuk mencapai tujuan. Dalam susunan ini para manajer, para bawahan, rekan-rekan setaraf, serta lingkungan eksternal perlu dihubungkan oleh proses-proses komunikasi yang teratur. Lebih lanjut untuk pencapai tujuan, organisasi meminta agar kepemimpinan agar digunakan, orang-orang mendorongnya, berbagai keputusan dibuat, usaha-usaha terkoordinasi serta pelaksanaan terkendali. Masing-masing dari fungsi ini melibatkan interaksi di antara setiap orang jadi dengan demikian mereka membutuhkan komunikasi. Walaupun keunggulannya demikian besar, komunikasi mempunyai beberapa pembatasan. Hal tersebut merupakan cara para manajer berfungsi dank arena itu seharusnya tidak dipandang sebagai dasar manajemen yang baik. Jika seorang manajer telah membuat rencana yang kurang baik, komunikasi yang baik tidak akan mengimbangi kekeliruan perencanaan. Semua manajer, memerlukan penempatan komunikasi dalam perspektif yang tepat sebagai proses yang penting, yang tidak mengganti tujuan manajemen yang baik melainkan memungkinkannya membawa tujuan-tujuan apa yang baik yang dapat mereka hasilkan Hicks, 1975: 523-524. Struktur Sosial Partisipan Teknologi Tujuan 34 Universitas Sumatera Utara

2.2.5.1 Keektifan Komunikasi Organisasi

Sejumlah waktu yang besar yang disediakan dalam organisasi hanya untuk melakukan komunikasi, maka para anggota organisasi sebenarnya telah menjadi komunikator yang cakap. Sayangnya hal ini bukan keadaan yang perlu. Suatu organisasi mungkin menekankan latihan dan mengembangkan pengetahuan- pengetahuan pengelolaan yang lainnya, tetapi biasanya komunikasi akan selalu dianggap benar. Bahwa kelihatannya jika seorang individu dapat berbicara, membaca dan menulis organisasi menganggap bahwa ia dapat berkomunikasi. Akan tetapi komunikasi bukanlah hanya sekedar membaca, menulis dan berbicara melainkan pemindahan informasi dan pengertian dari seorang kepada yang lainnya. Pengaruh komunikasi terhadap produktivitas organisasi telah ditegaskan oleh sejumlah penelitian. Misalnya, suatu penelitian terhadap 27 cabang dari suatu organisasi pengepakan dan pengiriman diadakan untuk menentukan mengapa cabang-cabang telah mengalami suatu variasi yang luas di bidang produktivitas. Untuk maksud ini, data komunikasi dikumpulkan oleh suatu survey terhadap 975 karyawan pada berbagai cabang perusahaan tersebut. Tatkala data produktivitas dan komunikasi dibandingkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa prestasi yang tinggi pada berbagai cabang korelasinya cenderung positif dengan keterbukaan jalur-jalur komunikasi diantara atasan dan bawahan Hicks, 1975: 525-526.

2.2.5.2 Jaringan-Jaringan Komunikasi Dalam Organisasi

Suatu sudut penganalisaan suatu organisasi adalah untuk meninjaunya sebagai suatu jaringan komunikasi. Dalam pengertian ini, suatu peta organisasi merupakan suatu diagram arus komunikasi formal dalam organisasi. Arus informasi yang menurun dari atasan sampai bawahan dengan melalui tingkatan yang bermacam-macam dalam organisasi dan arus-arusnya yang baik dengan melalui jaringan yang sama. Informasi akan mengalir dari manager yang memimpin pada sebuah perusahaan kepada kepala bagian, dari kepala bagian kepada para mendor, dan dari mandor kepada para pekerja. Tambahan pula komunikasi yang menurun akan memanfaatkan rangkaian yang sama dalam kebalikannya Hicks, 1975: 526. 35 Universitas Sumatera Utara

2.2.6 Tujuan dan Fungsi Komunikasi Organisasi

Menurut Liliweri ada 3 tujuan utama dari komunikasi organisasi yang terdiri atas tindakan koordinasi, membagi informasi information sharing dan komunikasi bertujuan untuk menampilkan perasaan dan emosi. Secara garis besar ketiga tujuan tersebut adalah sebagai berikut: Pertama, sebagai tindakan koordinasi komunikasi dalam organisasi bertujuan untuk mengkoordinasi sebagian atau keseluruhan tugas yang telah ditetapkan perunit dalam organisasi itu dan fungsi masing-masing yang melaksanakan aktivitas mereka tanpa keterkaitan satu sama lainnya tanpa sinkronisasi dan harmonisasi. Organisasi tanpa koordinasi, organisasi tanpa komunikasi artinya organisasi itu menampilkan suatu aspek individual dan bukan menggambarkan aspek administrasi yang didalamnya terdapat kerjasama. Kedua, membagi informasi information sharing salah satu tujuan komunikasi yang penting adalah menghubungkan seluruh aparatur organisasi dengan tujuan organisasi. Komunikasi mengarahkan manusia dan aktivitas mereka dalam organisasi. Sebuah informasi yang dipertukarkan mempunyai fungsi untuk membagi kemudian mengartikan informasi itu sendiri tentang tujuan organisasi, arah dari suatu tugas yang diberikan, bagaimana usaha untuk mencapai hasil dan pengambilan keputusan. Ketiga, komunikasi bertujuan untuk menampilkan perasaan dan emosi, di dalam organisasi terdapat beberapa manusia yang bekerja sendiri maupun bekerja dengan orang lain. Mereka mempunyai kebutuhan, keinginan, perasaan, emosi dan kepuasan yang harus diungkapkan kepada individu lainnya. Mereka mempunyai keinginan bahkan kebutuhan untuk menyatakan kepuasan atas pekerjaan dan prestasi yang mereka telah mereka lakukan. Begitu juga sebaliknya mereka akan mengungkapkan hasrat marah ketika mereka telah gagal dalam menyelesaikan pekerjaannya, mereka juga dapat mengungkapkan kekhawatiran dan kecemasan yang akan dihadapi baik dari diri sendiri, kelompok maupun di unit kerja. Selain itu mereka juga akan mengungkapkan bagaimana rasa kepercayaan mereka mengenai apa yang dikerjakannya Liliweri, 2004: 64-65. 36 Universitas Sumatera Utara Menurut Sendjaja 1994: 136-137 dalam suatu organisasi yang berorientasi komersial maupun sosial terdapat beberapa fungsi komunikasi dalam organisasi diantaranya adalah fungsi informatif, fungsi regulatif, fungsi persuasif dan fungsi integratif. Berikut akan dipaparkan masing-masing fungsi sebagai berikut: 1. Fungsi informatif Organisasi dipandang sebagai fungsi untuk menceritakan informasi yang terjadi terhadap orang yang terlibat didalam Organisasi. Dan dapat dipandang sebagai suatu sistem pemrosesan informasi, yang artinya seluruh anggota dalam organisasi itu mampu mempertukarkan informasi mengenai pekerjaan, diantaranya informasi tentang jaminan keamanan, jaminan sosial, asuransi kesehatan, izin cuti dan sebagainya. 2. Fungsi regulatif Fungsi regulatif ini berkaitan dengan peraturan-peraturan yang berlaku dalam suatu organisasi. Orang-orang didalamnya mempunyai gagasan, ide, pendapat, fakta serta menjual sikap organisasi yang mana sikap tentang sesuatu itu merupakan subjek layanan. Misalnya sikap bawahan untuk menjalankan ketetapan dari organisasi itu sendiri. 3. Fungsi persuasif Fungsi persuasif ini berkaitan dengan kekuasaan dan kewenangan tidak akan selalu membawa hasil sesuai yang diharapkan. Pimpinan biasanya lebih suka mempersuasikan bawahannya dari pada memberi perintah, gunanya agar lebih meningkatkan kemampuan karyawan untuk mencapai tujuan bersama lebih besar dibandingkan jika pimpinan sering memperlihatkan kekuasan dan kewenangan. 4. Fungsi integratif Setiap organisasi berusaha untuk menyediakan saluran yang memungkinkan karyawan dapat melaksanakan tugas dan pekerjaan dengan baik Sendjaja, 1994: 136-137. Condrad 1985 menyatakan bahwa terdapat fungsi khusus dalam komunikasi organisasi yaitu : 1. Membuat para karyawan melibatkan dirinya ke dalam isu-isu organisasi lalu menerjemahkannya ke dalam tindakan tertentu di bawah sebuah “komando”. Ada dua tipe fungsi komando yang dimaksud yaitu pengarahan dan feedback. 2. Membuat para karyawan menciptakan dan menangani relasi antara sesama bagi peningkatan produk organisasi. Tujuan menciptakan relasi di dalam komunikasi organisasi itu adalah untuk meningkatkan produksi organisasi. 3. Membuat para karyawan memiliki kemampuan untuk menangani atau mengambil keputusan-keputusan dalam suasana yang tidak pasti. 37 Universitas Sumatera Utara Komunikasi organisasi memilih keputusan yang komplikatif dalam organisasi Liliweri, 2004: 68.

2.3 Kegagalan Penggunaan Komunikasi

Dalam hal ini ada beberapa yang cenderung menyebabkan kegagalan dalam penggunaan komunikasi Hicks, 1975: 541-542, yaitu: 1. Dogmatis Kita telah memperhatikan bahwa pengertian seseorang untuk melekatkan persepsinya adalah ditentukan oleh apa yang diketahuinya. Meskipun seseorang itu selalu berusaha menambah pengetahuannya, memiliki berbagai pendapat, sikap dan kepercayaannya. Dengan kata lain seseorang menarik kesimpulan dan menentukan posisinya mengenai pokok masalah tertentu dalam lingkungannya. Ironisnya pada saat pendapat, sikap dan kepercayaan ini diwujudkan, hal-hal tersebut dapat menghambat seseorang dari penerimaan komunikasi yang akurat. Hal ini dikarenakan kita cenderung untuk tidak memperdulikan atau menolak dalam hal penerimaan informasi tambahan yang bertentangan dengan posisi kita yang pertama. Sebagai contoh, seorang manager yang telah membentuk dan mempromosikan dengan kuat secara seksama kedudukan pabriknya yang baru mungkin menolak untuk mempertimbangkan sekalipun saran-saran untuk mengadakan perubahan. 2. Stereotip Factor lain yang menyebabkan kegagalan komunikasi adalah stereotip, dalam ekspektasi menentukan isi komunikasi. Dalam hal ini pertimbangan dibuat secara kategori dan dengan demikian maka jasa-jasa yang tidak memadai dapat diadakan di antara proyek-proyek atau kejadian-kejadian mengenai hal apa yang telah dikomunikasikan. Sebagai contoh, seorang warga kota senior dapat pengetahui adanya sekelompok mahasiswa yang dilibatkan dalam suatu masalah yang menyulitkan, dari kejadian ini disimpulkannya bahwa kaum muda masa sekarang adalah kurang disiplin dan suka menentang. Atau kita dapat menjadi dewasa dengan meniru ketaatan sekitar kelompok kebudayaan tertentu yang mencegah kita bertindak untuk mengetahui seorang anggota dari kelompok

Dokumen yang terkait

Peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS dengan penggunaan media pemutaran film di kelas V MI Miftahul Hidayah Kota Bekasi

2 124 132

Mengedepankan Komunitas Film Independen.

0 1 2

komunikasi dan filmstudi tentang makna

0 0 15

WADAH KOMUNITAS FILM INDEPENDEN DI JAKARTA

0 2 161

Distorsi Komunikasi Komunitas Film Sumatera Utara (Kofi Sumut) (Studi Deskriptif Kualitatif Gangguan Komunikasi Organisasi Pada Komunitas Film Sumatera Utara Selama Produksi Sampai Dengan Pemutaran Perdana Film “Omnibus Bohong”)

0 0 36

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Paradigma Kajian - Distorsi Komunikasi Komunitas Film Sumatera Utara (Kofi Sumut) (Studi Deskriptif Kualitatif Gangguan Komunikasi Organisasi Pada Komunitas Film Sumatera Utara Selama Produksi Sampai Dengan Pemutaran Perdana Film

0 0 30

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah - Distorsi Komunikasi Komunitas Film Sumatera Utara (Kofi Sumut) (Studi Deskriptif Kualitatif Gangguan Komunikasi Organisasi Pada Komunitas Film Sumatera Utara Selama Produksi Sampai Dengan Pemutaran Perdana Film “Omn

0 0 7

Distorsi Komunikasi Komunitas Film Sumatera Utara (Kofi Sumut) (Studi Deskriptif Kualitatif Gangguan Komunikasi Organisasi Pada Komunitas Film Sumatera Utara Selama Produksi Sampai Dengan Pemutaran Perdana Film “Omnibus Bohong”)

0 0 15

Pola Komunikasi Komunitas Solo Runners (Studi Deskriptif Kualitatif Pola Komunikasi Komunitas Solo Runners)

1 2 16

PERENCANAAN KOMUNIKASI PADA KARYA DAKWAH KOMUNITAS FILM MAKER MUSLIM - FISIP Untirta Repository

0 0 247