Berdasarkan diagram di atas maka dapat penulis jelaskan bahwa warga Desa Jungjang yang berprofesi sebagai Pegawai Negeri Sipil PNS
sebanyak 852 orang, Pegawai Swasta 1.102 orang, Petani 112 orang, Pedagang 625 orang, Wiraswasta 150 orang. Sedangkan warga yang tidak
mempunyai pekerjaan atau yang masuk ke dalam kategori serabutan sebanyak 2.436 orang. Dan lain-lain sebanyak 80 orang. Menurut data
Desa Jungjang, terdapat keluarga pra sejahtera 1.157 KK, 2.191 KK keluarga sejahtera, dan 204 KK keluarga sejahtera III plus.
13
2. Desa Arjawinangun
Kondisi ekonomi Desa Arjawinangun dapat digambarkan bahwa sekitar 14 dari jumlah total penduduk Desa Arjawinangun atau sekitar
1014 jiwa tidak mempunyai pekerjaan dan ini sangat rentan berada di bawah garis kemiskinan. Namun Desa Arjawinangun memiliki investasi
jangka panjang dalam dunia pendidikan yaitu sumber daya manusia yang masih aktip belajar di bangku sekolah sekitar 30 atau sebanyak 2.352
pelajar. Dan ini menjadi potensi kemajuan di masa yang akan datang, dengan harapan bahwa pendidikan akan mengangkat status sosial sebuah
masyarakat dan membuat mereka dapat bersaing di bidang ekonomi.
14
Pada tabel 2:3 di bawah ini penulis gambarkan mata pencaharian warga Desa Arjawinangun dalam upayanya memenuhi kebutuhan sehari-
hari sebagai berikut:
13
Dokumen Desa Jungjang , “Rencana Pembangunan Pembangunan Jangka Menengah
Desa RPJMDES Tahun 2015- 2020” , h. 9.
14
Dokumen Desa Arjawinangun, “Rencana Pembangunan Pembangunan Jangka Menengah Desa RPJMDES Tahun 2015-
2020” , h.7.
Tabel 3:3 : Mata pencaharian warga Desa Arjawinangun
No Mata Pencaharian
Jumlah 1
Petani 155 Orang
2 Buruh
498 Orang 3
Buruh Migran 390 Orang
4 Buruh Harian Lepas
697 Orang 5
Pegawai Negeri Sipil 320 Orang
6 Pengrajin
247 Orang 7
Pedagang 313 Orang
8 Peternak
44 Orang 9
Montir 22 Orang
10 TNI
10 Orang 11
POLRI 22 Orang
12 Pengusaha Kecil
15 Orang 13
Guru Swasta 35 Orang
14 Seniman Artis
2 Orang 15
Pedagang Keliling 43 Orang
16 Tukang Kayu
44 Orang 17
Tukang Batu 73 Orang
18 Tukang Cuci
27 Orang 19
Pembantu Rumah Tangga 28 Orang
20 Pengacara
1 Orang 21
Dukun Tradisional 2 Orang
22 Karyawan Swasta
464 Orang 23
Karyawan BumnBumd 53 Orang
24 Pekerja Serabutan
315 Orang 25
Perangkat Desa 10 Orang
26 Sopir
13 Orang 27
Tidak Bekerja 1014 Orang
28 Pelajar
2352 Orang 29
Ibu Rumah Tangga 2698 Orang
E. Analisa Antropologis, Sosiologis dan Historis Keadaan Desa Jungjang
dan Arjawinangun 1.
Analisa Pendekatan Antropologis
Pendekatan Antropologis seperti yang dijelaskan John Lubbock adalah mempelajari latar belakang kepercayaan, pengetahuan, norma dan
nilai-nilai ajaran agama serta tradisi keagamaan yang berkembang dan
dianut oleh masyarakat. Maka dalam penelitian ini penulis mengamati nilai-nilai ajaran agama yang disampaikan oleh Sunan Gunung Jati. Pada
faktanya Sunan Gunung Jati mengajarkan kepada warga pribumi tentang pentingnya menjaga kerukunan dan saling menghormati satu sama lain
serta penulis juga mengamati tradisi keagamaan yang menjadi budaya di Desa Jungjang dan Desa Arjawinangun seperti peringatan hari besar kedua
agama tersebut. Kemudian seperti yang dijelaskan oleh Media Zainul Bahri bahwa
pendekatan antropologis agama adalah berupaya memahami kebudayaan- kebudayaan produk manusia yang berhubungan dengan agama. Maka dari
sini penulis mengamati kebudayaan yang biasa diadakan masyarakat berkaitan dengan ritual keagamaan. Adapun temuan penulis mengenai
pendekatan ini adalah bahwa salah satu wujud kerukunan umat beragama yang dibalut dengan budaya di daerah perbatasan Jungjang dengan
Arjawinangun adalah sering diadakan peringatan mauludan dan rajaban, sedekah bumi, dan sedekah laut yang dimeriahkan oleh pertunjukan
barongsai, itu merupakan bentuk saling menghargai dari umat Islam di sana yang mengakui kebudayaan etnis Tionghoa yang menganut Agama
Kristen. 2.
Analisia Pendeketan Sosiologis
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya tentang arti dari pendekatan sosialogis di antaranya oleh pakar kerukunan yaitu Media
Zainul bahwa pendekatan sosiologis berfokus kepada masyarakat yang
memahami dan mempraktikkan agama; bagaimana pengaruh masyarakat terhadap agama dan pengaruh agama terhadap masyarakat. Dalam temuan
penulis di lapangan, dapat digambarkan bahwa empat aspek yang penulis tinjau yaitu ekonomi, sosial, politik dan budaya menggambarkan bahwa
tidak ada pengaruh agama terhadap empat aspek tersebut yang mengarah pada tindakan diskriminatif yang dilakukan oleh salah satu agama di
perbatasan Desa Jungjang dan Arjawinangun, agama tidak menjadi alasan mereka bertindak rasis dan mengucilkan salah satu penganut agama.
Interaksi mereka berjalan normal meskipun di tengah perbedaan ideologi. Adapun pendapat Keith A. Robert yang memfokuskan pendekatan
sosiologis terhadap perilaku kelompok-kelompok keagamaan yang menjadi pranata-pranata sosial, maka dalam penelitian penulis ditemukan
fakta bahwa adanya kepatuhan yang ditunjukkan oleh para pengikut jemaat terhadap tokoh agama yang mereka hormati. Kepatuhan tersebut
dimanfaatkan dengan baik oleh kedua tokoh agama di sana dengan mencontohkan hidup rukun kemudian mengarahkan warganya untuk hidup
toleran dan saling menghormati satu dengan yang lainnya.
3. Analisa Pendekatan Historis
Menulis suatu
sejarah menurut
Media Zainul
berarti merekonstruksi suatu episode atau kejadian masa lalu untuk dihadirkan
masa kini, untuk dipertanyakan, dilihat relevansi dan kepentingannya dengan masa kini. Dalam pendekatan historis ini, penulis menemukan 2
fakta unik mengenai kerukunan yang terjadi di perbatasan Desa Jungjang