Harmoni dari sudut pandang Agama Kristen
yang memiliki kontribusi dalam agamanya dan memiliki pengetahuan lebih dan dianggap lebih banyak ilmu agama oleh para pengikutnya.
19
Menurut UU Nomor 8 Tahun 1987 pasal 1 ayat 6 Tentang Protokol bahwa tokoh masyarakat, adalah seseorang yang karena kedudukan sosialnya
menerima kehormatan dari masyarakat danatau Pemerintah.
20
Sedang pengertian tokoh masyarakat menurut UU Nomor 2 Tahun 2002 pasal 39 ayat
2 Tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia bahwa bahwa tokoh masyarakat ialah pimpinan informal masyarakat yang telah terbukti menaruh
perhatian terhadap kepolisian.
21
Untuk memahami dengan baik, siapa dan apa yang menyebabkan seseorang disebut sebagai tokoh masyarakat paling tidak disebabkan oleh lima
hal yaitu: 1.
Kiprahnya di masyarakat sehingga yang bersangkutan ditokohkan oleh masyarakat yang berada dilingkungannya. Dengan ketokohannya itu, maka
masyarakat memilihnya untuk menduduki posisi-posisi penting di masyarakat mulai dari ketua RT, ketua RW, ketua organisasi kepemudaan,
ketua masjid, pemimpin organisasi kemasyarakatan yang berakar di masyarakat seperti NU, Muhammadiyah, Persis dan lain-lain.
Termasuk tokoh agama, tokoh adat, tokoh organisasi kedaerahan, tokoh lingkungan, tokoh dari suatu kawasan, tokoh keturunan darah biru, tokoh
pekerja, tokoh pergerakan. Dengan ketokohannya, ada yang mencalonkan
19
Calie Priboemi, “Tokoh Masyarakat,” artikel diakses pada 16 Mei 2016 dari http:zangpriboemi.blogspot.co.id201409tokoh-masyarakat.html
20
Undang-undang RI Nomor 8 Tahun 1987 pasal 1 ayat 6 Tentang Protokol, hal. 2.
21
Undang-undang Nomor 2 Tahun 2002 pasal 39 ayat 2 Tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia.
diri dan dicalonkan oleh partai politik untuk menjadi calon anggota parlemen di semua tingkatan.
2. Memiliki kedudukan formal di pemerintahan seperti LurahWakil Lurah,
CamatWakil Camat, WalikotaWakil Walikota, GubernurWakil Gubernur dan lain-lain. Karena memiliki kedudukan, maka sering blusukan dan
bersama masyarakat yang dipimpinnya. Ketokohannya menyebabkan dihormati, dipanuti, diikuti, diteladani oleh masyarakat. Pemimpin formal
semacam ini, pada suatu waktu bisa disebut tokoh masyarakat, apakah masih memiliki jabatankedudukan atau sudah pensiuntidak lagi memiliki
kedudukan formal. 3.
Mempunyai ilmu yang tinggi dalam bidang tertentu atau dalam berbagai bidang sehingga masyarakat dan pemimpin pemerintahan dari tingkatan
paling bawah – sampai ke atas selalu meminta pandangan dan nasihat
kepadanya. Karena kepakarannya, maka yang bersangkutan diberi kedudukan dan penghormatan yang tinggi, kemudian disebut tokoh
masyarakat. 4.
Ketua partai politik yang dekat masyarakat, rajin bersilaturahim kepada masyarakat, menyediakan waktu untuk berinteraksi dengan masyarakat,
suka menolong masyarakat diminta atau tidak. Ketua partai politik seperti ini, dapat disebut sebagai tokoh masyarakat.
22
5. Usahawanpengusaha yang rendah hati, suka berzakat, berinfak dan
bersedekah, peduli kepada masyarakat, serta suka bersilaturrahim, pada
22
Calie Priboemi, “Tokoh Masyarakat,” artikel diakses pada 16 Mei 2016 dari http:zangpriboemi.blogspot.co.id201409tokoh-masyarakat.html
umumnya masyarakat menyebut yang bersangkutan sebagai tokoh masyarakat.
23
Dalam pandangan perspektif kedudukan tokoh agama yang fragmentaris
24
mempunyai tujuan dalam perdamaian. Tockary R. 2002, keberadaan tokoh agama dalam pemerintahan sebagai konstansi yang suci
dalam perspektif yang tepat. Dengan esensi keagamaan adalah hal yang independen tetapi ekspresi keagamaan yang bersifat dependen. Di mana
para tokoh agama memandang segala sesuatu dengan tulus ikhlas dan sepenuh hati dalam menetapkan pilihan yang menjadi bagian hidupnya.
Wiratmoko N.T 2008, fungsi dari peran tokoh agama sesuai tugas dan tanggung jawabnya di masyarakat. Upaya yang bersifat strategis untuk
mengembangkan suatu pola pembangunan masyarakat yang disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat, kondisi sosial budaya setempat, potensi
sumber daya alam, dan kebijakan pemerintah. John T. Sidel 2001 mengemukakan bahwa dalam kebijakan publik peran tokoh agama untuk
memberikan perhatian pada orang miskin, bersifat pemberdayaan. Norm Uphoff 2000, hal yang sangat penting kedudukan tokoh agama dalam
komponen sosial, antara lain: relasi, dan hubungan yang dapat dievaluasi dalam pengalaman nyata sesehari.
25
23
Calie Priboemi, “Tokoh Masyarakat,” artikel diakses pada 16 Mei 2016 dari http:zangpriboemi.blogspot.co.id201409tokoh-masyarakat.html
24
Fragmentaris adalah terpisah-pisah. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia. H. 191.
25
Eka, Afnan Troena dkk., “Pengaruh Peran Tiga Tungku Tokoh Pemerintah, Tokoh Adat dan Tokoh Agama dalam Gaya Kepemimpinan Terhadap Kinerja Aparat Kampung di Kota
Jayapura” artikel diakses pada 15 Mei 2016 dari httpDownload.portalgaruda.org