Harmoni dari sudut pandang agama Islam
1. Agama. Kata agama ini terdiri dari suku kata a, ga, dan ma.
16
2. Ugama, kata agama ini terdiri dari u, ga dan ma
17
3. IGAMA. Kata igama ini terdiri atas suku kata i, ga dan ma.
18
Dengan demikian makna dari hubungan keagaman adalah sebuah interaksi satu individu, dengan individu lain atau kelompok dalam kaitannya
menjalankan sebuah ritual, atau prosesi peribadatan dalam satu kelompok atau dengan kelompok lain. Di dalam hubungan keagamaan sangat dipengaruhi
oleh beberapa faktor, di antaranya ekonomi, sosial, politik, budaya serta peran tokoh agama itu sendiri.
Selanjutnya penulis akan memaparkan penjelasan tentang pengertian tokoh masyarakat
–yang di dalamnya mencakup tokoh agama atau pemuka agama- serta pengaruhnya dalam masyarakat. Tokoh agama atau pemuka
agama, dapat diartikan sebagai ulama, pendeta, biksu dan lain sebagainya,
16
Suku kata dari Agama adalah A mempunyai makna awang-awang atau kosong atau hampa. Ga mengandung pengertian genah atau tempat. Dan Ma adalah matahari atau cahaya atau
terang sinar, maksud dari penjelasan ini hati dan pikiran manusia yang masih kosong perlu diisi sinar suci dari Tuhan, agar menjadi terang. Sinar suci ini berupa tuntunan ajaran Tuhan untuk
mengatur perilaku manusia menjadi bersusila dna berbudhi. Lihat dari Ngurah Ngala dan Adia Wiratmadja, Murdha Agama Hindu Denpasar: PT Upada Satria, 1989, h. 5.
17
Kata dari Ugama adalah U mempunyai makna udaka, tirta atau air suci. Ga berarti geni atau api. Sedangkan Ma kependekan dari maruta yang berarti angin atau udara. Uraian tentang
penggunaan sarana air, api, udara dalam memuja Tuhan. Maksudnya agar umat manusia di dalam melakukan pemujaan terhadap Tuhan selalu mempergunakan sarana berupa air suci, api berupa
dupa, dan udara berupa mantra, bunyi-bunyian, wangi-wangian. Lihat dari Ngurah Ngala dan Adia Wiratmadja, Murdha Agama Hindu Denpasar: PT Upada Satria, 1989, h. 5.
18
Suku kata Igama adalah I bermakna Iswara atau Siwa, Ga berarti angga atau badan sarira, Ma memiliki arti amerta atau hidup. Berdasarkan pengertian ini dimaksudkan sebagai suatu
sikap manusia atas pengakuannya bahwa badan sariranya dapat hidup atas karunia dari Iswara atau Siwa Tuhan. Ngurah Ngala dan Adia Wiratmadja, Murdha Agama Hindu Denpasar: PT Upada
Satria, 1989, h. 6.
yang memiliki kontribusi dalam agamanya dan memiliki pengetahuan lebih dan dianggap lebih banyak ilmu agama oleh para pengikutnya.
19
Menurut UU Nomor 8 Tahun 1987 pasal 1 ayat 6 Tentang Protokol bahwa tokoh masyarakat, adalah seseorang yang karena kedudukan sosialnya
menerima kehormatan dari masyarakat danatau Pemerintah.
20
Sedang pengertian tokoh masyarakat menurut UU Nomor 2 Tahun 2002 pasal 39 ayat
2 Tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia bahwa bahwa tokoh masyarakat ialah pimpinan informal masyarakat yang telah terbukti menaruh
perhatian terhadap kepolisian.
21
Untuk memahami dengan baik, siapa dan apa yang menyebabkan seseorang disebut sebagai tokoh masyarakat paling tidak disebabkan oleh lima
hal yaitu: 1.
Kiprahnya di masyarakat sehingga yang bersangkutan ditokohkan oleh masyarakat yang berada dilingkungannya. Dengan ketokohannya itu, maka
masyarakat memilihnya untuk menduduki posisi-posisi penting di masyarakat mulai dari ketua RT, ketua RW, ketua organisasi kepemudaan,
ketua masjid, pemimpin organisasi kemasyarakatan yang berakar di masyarakat seperti NU, Muhammadiyah, Persis dan lain-lain.
Termasuk tokoh agama, tokoh adat, tokoh organisasi kedaerahan, tokoh lingkungan, tokoh dari suatu kawasan, tokoh keturunan darah biru, tokoh
pekerja, tokoh pergerakan. Dengan ketokohannya, ada yang mencalonkan
19
Calie Priboemi, “Tokoh Masyarakat,” artikel diakses pada 16 Mei 2016 dari http:zangpriboemi.blogspot.co.id201409tokoh-masyarakat.html
20
Undang-undang RI Nomor 8 Tahun 1987 pasal 1 ayat 6 Tentang Protokol, hal. 2.
21
Undang-undang Nomor 2 Tahun 2002 pasal 39 ayat 2 Tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia.